Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Klien Resiko Bunuh Diri

Tn. B berusia 35 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta bernama PT. Bagindo. Status
menikah, tapi belum memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah,
akibatnya sebagian besar para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),
termasuk salah satunya Tn. B. Akibatnya kondisi keuangan Tn. B memburuk, sehingga
membuat istrinya meminta cerai karena Tn. B tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada
istrinya. Dan Tn. B pun menjadi putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri.

Tgl MRS                                : 26 Februari 2021

Tgl Pengkajian                      : 27 Februari 2021

Ruang                                     : Mawar

A.    Pengkajian

1.      Identitas Klien

Nama Lengkap            : Tn. B

Usia                             : 45 tahun

Jenis Kelamin              : Laki-laki

Status               : Kawin

Alamat                        : Kombos Timur

2.      Alasan Masuk

Klien dibawa kerumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi rumah pasien

3.      Faktor Predisposisi

Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh perusahaan tempat


ia bekerja dan di tinggal oleh istrinya. Ada anggota keluarga yang juga mengalami gangguan
jiwa.
4.      Faktor Presipitasi

Klien mengatakan hidupnya tak berguna lagi dan lebih baik mati saja

Masalah Keperawatan:

a. Resiko bunuh diri


b. Risiko perilaku kekerasan
c. Harga diri rendah

5.     Pemeriksaan Fisik

Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tanggan, BB pasien menurun
dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit. N:
80x/mnt, TD 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg dan TB 170cm.

6.      Konsep diri

a. Gambaran diri

Klien merasa tidak ada yang ia sukai lagi dari dirinya.

b. Identitas

Klien sudah menikah mempunyai seorang istri.

c. Peran Diri

Klien adalah kepala rumah tangga tetapi belum memiliki anak

d. Ideal Diri

Klien menyatakan bahwa kalau nanti sudah pulang/sembuh klien bingung harus


mendapat pekerjaan dimana untuk menghidupi keluarga dan bagaimana
membangun keluarganya seperti dulu.

7.      Harga diri

Klien Agresif, bermusuhan, implisif, depresi dan jarang berinteraksi dengan orang lain.


8.      Hubungan Sosial

Menurut klien orang yang paling dekat dengannya adalah Tn. M teman sekamar yg satu
agama. Klien adalah orang yang kurang perduli dengan lingkungannya, klien sering diam,
menyendiri, murung dan tak bergairah, jarang berkomunikasi dan slalu bermusuhan dengan
teman yang lain, sangat sensitive.

9.  Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : pasien percaya akan adanya Tuhan tetapi dia sering mempersalahkan
Tuhan atas hal yang menimpanya.

b. Kegiatan ibadah : Klien mengaku jarang beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

10.  Status Mental

a. Penampilan:

pada penampilan fisik: Tidak rapi, mandi dan berpakaian harus di suruh, rambut


tidak pernah tersisir rapi dan sedikit bau, Perubahan kehilangan fungsi, tak berdaya
seperti tidak intrest, kurang mendengarkan.

b. Pembicaraan:

Klien hanya mau bicara bila ditanya oleh perawat, jawaban yang diberikan pendek,
afek datar, lambat dengan suara yang pelan, tanpa kontak mata dengan lawan bicara
kadang tajam, terkadang terjadi blocking.

c. Aktivitas Motorik:

Klien lebih banyak murung dan tak bergairah, serta malas melakukan aktivitas

d. Interaksi selama wawancara:

Kontak mata kurang, afek datar, klien jarang memandang lawan bicara saat


berkomunikasi.

e. Memori

Klien kesulitan dalam berfikir rasional, penurunan kognitif.


11.  Mekanisme Koping

Mal adaptif : Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan
support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya, klien tidak mau
melakukan aktifitas.

12.  Pohon masalah


Resiko mencederai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan

Resiko Bunuh Diri

Harga Diri Rendah

13.  Analisa data

Diagnosa Data mayor Data minor


Resiko Subyektif: Subyektif:
Bunuh Diri a. Mengatakan hidupnya tak a. Mengatakan ada yang
berguna lagi menyuruh bunuh diri
b. Mengatakan Ingin mati b. Mengatakan lebih
c. Mengatakan pernah mencoba baek mati saja
bunuh diri c. Mengatakan sudah
d. Menyatakan ancaman bunuh bosan hidup
diri
Obyektif:
Obyektif:               a. Perubahan kebiasaan
a. Ekspresi murung hidup
b. Tak bergairah b. Perubahan perangai
c. Ada bekas percobaan bunuh
diri
Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji

1.      Perilaku bunuh diri

DS: menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.

DO: ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuh diri.

2.      Koping maladaptif

DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

ANALISIS KASUS

RISIKO TUM : Kriteria Evaluasi : Rencana Tindakan :


BUNUH Klien tidak 1. Ekspresi wajah
Bina hubungan saling
DIRI mencederai diri bersahabat,
percaya dengan
sendiri menunjukkan
menggunakan prinsip
TUK 1 rasa senang,
komunikasi terapeutik :
Klien dapat membina 2. ada kontak
1. Sapa klien
hubungan saling mata,
dengan nama
percaya. 3. mau berjabat
baik verbal
tangan,
maupun non
4. mau
verbal.
menyebutkan
2. Perkenalkan diri
nama,
dengan sopan.
5. mau menjawab
3. Tanyakan nama
salam,
lengkap klien dan
6. mau duduk
nama panggilan
berdampingan
yang disukai
dengan
klien.
perawat,
4. Jelaskan tujuan
7. mau
pertemuan.
mengutarakan
5. Jujur dan
masalah yang menepati janji.
dihadapi 6. Tunjukkan sikap
empati dan
menerima klien
apa adanya.
7. Berikan perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
TUK 2 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan :
Klien dapat Klien dapat terlindung 1.      Jauhkan klien dari
terlindung dari dari perilaku bunuh benda-benda yang dapat
perlaku bunuh diri diri membahayakan.
2.      Tempatkan klien
diruangan yang tenang
dan selalu terlihat oleh
perawat.
3.      Awasi klien secara
ketat setiap saat
TUK 3 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan :
Klien dapat Klien dapat 1. Dengarkan
mengekspresikan mengekspresikan keluhan yang
perasaannya perasaannya dirasakan klien.
2. Bersikap empati
untuk
meningkatkan
ungkapan
keraguan,
ketakutan dan
keputusasaan.
3. Beri waktu dan
kesempatan
untuk
menceritakan arti
penderitaannya.
4. Beri dukungan
pada tindakan
atau ucapan klien
yang
menunjukkan
keinginan untuk
hidup.
TUK 4 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan :
Klien dapat Klien dapat 1. Bantu untuk
meningkatkan harga meningkatkan harga memahami
diri dirinya bahwa klien
dapat mengatasi
keputusasaannya.
2. Kaji dan
kerahkan
sumber-sumber
internal individu.
3. Bantu
mengidentifikasi
sumber-sumber
harapan (misal :
hubungan antar
sesama,
keyakinan, hal-
hal untuk
diselesaikan).
TUK 5 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan
Klien dapat Klien dapat
1. Ajarkan
menggunakan koping menggunakan koping
mengidentifikasi
yang adaptif, yang adaptif
pengalaman-
pengalaman yang
menyenangkan.
2. Bantu untuk
mengenali hal-
hal yang ia cintai
dan yang ia
sayangi dan
pentingnya
terhadap
kehidupan orang
lain.
3. Beri dorongan
untuk berbagi
keprihatinan pada
orang lain.
TUK 6 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan:
Klien dapat Klien dapat
1. Kaji dan
menggunakan menggunakan
manfaatkan
dukungan sosial, dukungan sosial.
sumber-sumber
eksternal
individu.
2. Kaji sistem
pendukung
keyakinan yang
dimiliki klien.
3. Lakukan rujukan
sesuai indikasi
(pemuka agama).

TUK 7 Kriteria evaluasi : Rencana Tindakan :


Klien dapat Klien dapat 1. Diskusikan
menggunakan obat menggunakan obat tentang obat
dengan benar dan dengan tepat (nama, dosis,
tepat, frekuensi, efek
dan efek samping
minum obat).
2. Bantu
menggunakan
obat dengan
prinsip 5 benar.
3. Anjurkan
membicarakan
efek dan efek
samping yang
dirasakan oleh
klien.
4. Beri
reinforcement
positif bila
menggunakan
obat dengan
benar.

14.  Rencana Tindakan Keperawatan untuk pasien resiko bunuh diri

Pasien: 1.  Klien dapat membina Tindakan:


1. Tujuan hubungan saling percaya a. Perkenalkan diri
umum: dengan klien 
Klien tidak b. Tanggapi pembicaraan
mencederai klien dengan sabar dan
diri. tidak menyangkal.
2. Tujuan c. Bicara dengan tegas,
khusus jelas, dan jujur.
d. Bersifat hangat dan
bersahabat.
e. Temani klien saat
keinginan mencederai
diri meningkat.
2.   Klien dapat terlindung 1. Tindakan:
dari perilaku bunuh diri a. Jauhkan klien dari
benda-benda yang
dapat
membahayakan
(pisau, silet,
gunting, tali, kaca,
dan lain-lain).
b. Tempatkan klien di
ruangan yang
tenang dan selalu
terlihat oleh
perawat.
c. Awasi klien secara
ketat setiap saat.
3.      Klien dapat Tindakan:
mengekspresikan a. Dengarkan keluhan
perasaannya yang dirasakan.
b. Bersikap empati untuk
meningkatkan
ungkapan keraguan,
ketakutan dan
keputusasaan.
c. Beri dorongan untuk
mengungkapkan
mengapa dan
bagaimana harapannya.
d. Beri waktu dan
kesempatan untuk
menceritakan
arti  penderitaan,
kematian,  dan
lain-lain.
e. Beri dukungan pada
tindakan atau ucapan
klien yang
menunjukkan
keinginan untuk hidup.
4.      Klien dapat Tindakan:
meningkatkan harga diri a. Bantu untuk
memahami bahwa
klien dapat mengatasi
keputusasaannya.
b. Kaji dan kerahkan
sumber-sumber
internal individu.
c. Bantu mengidentifikasi
sumber-sumber
harapan (misal:
hubungan antar
sesama, keyakinan,
hal-hal untuk
diselesaikan).

5.      Klien dapat Tindakan:


menggunakan koping yang a. Ajarkan untuk
adaptif mengidentifikasi
pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan  setiap hari
(misal : berjalan-jalan,
membaca buku
favorit, menulis surat dll.).
b. Bantu untuk mengenali hal-hal
yang ia cintai dan yang ia
sayang, danpentingnya
terhadap kehidupan orang lain,
mengesampingkan tentang
kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi
keprihatinan pada orang lain
yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit
yang sama dan telah
mempunyai pengalaman
positif dalam mengatasi
masalah tersebut dengan
koping yang efektif.
6.      Klien dapat Tindakan:
menggunakan dukungan a. Kaji dan manfaatkan
sosial sumber-sumber ekstemal
individu (orang-orang
terdekat, tim pelayanan
kesehatan, kelompok
pendukung, agama yang
dianut).
b. Kaji sistem pendukung
keyakinan (nilai, pengalaman
masa lalu, aktivitas
keagamaan, kepercayaan
agama).
c. Lakukan rujukan sesuai
indikasi (misal :
konseling  pemuka agama).

7.      Klien dapat Tindakan:


menggunakan obat dengan a. Diskusikan tentang
benar dan tepat obat (nama, dosis,
frekuensi, efek dan
efek samping minum
obat).
b. Bantu menggunakan
obat dengan prinsip 5
benar (benar pasien,
obat, dosis, cara,
waktu).
c. Anjurkan
membicarakan efek
dan efek samping yang
dirasakan.
d. Beri reinforcement
positif bila
menggunakan obat
dengan benar.

CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

N TGL/JAM DX TINDAKAN EVALUASI


O KEPERAWATAN
1. 27/02/2021 Resiko Bunuh Diri Sp I Pasien S:
PK.10.00 a. Membina hubungan Klien
WIB saling percaya dengan mengatakan
klien sudah mencoba
belajar
b. Mengidentifikasi benda-
berkenalan
benda yang dapat namun masih
membahayakan pasien enggan untuk
dilakukan
c. Mengamankan benda-
benda yang dapat
O:
membahayakan pasien. Klien aktif dan
d. Melakukan kontrak memperhatikan
selama latihan
treatment
berkenalan
e. Mengajarkan cara dengan perawat
mengendalikan dorongan
bunuh diri A:
Klien sudah
Sp II Pasien
tahu cara
berkenalan
a. Mengidentisifikasi aspek dengan
positif pasien menyebutkan
nama,asal,hobi
b. Mendorong pasien untuk
berfikir positif terhadap
diri sendiri
c. Mendorong pasien untuk P:
Lanjutkan
menghargai diri sebagai
berkenalan
individu yang berharga dengan orang
lain.

Sp III Pasien
a. Mengidentisifikasi pola
koping yang biasa
diterapkan pasien
b. Menilai pola koping yng
biasa dilakukan
c. Mengidentifikasi pola
koping yang konstruktif
d. Mendorong pasien
memilih pola koping yang
konstruktif
e. Menganjurkan pasien
menerapkan pola koping
konstruktif dalam
kegiatan harian

Sp IV Pasien
a. Membuat rencana masa
depan yang realistis
bersama pasien
b. Mengidentifikasi cara
mencapai rencana masa
depan yang realistis
c. Memberi dorongan pasien
melakukan kehiatan
dalam rangka meraih
masa depan yang realistis
DAFTAR PUSTAKA

Captain. 2008. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih bahasa
oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

Fitria, Nita. 2012. Prinsip Dasar Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) revisi 2012. Jakarta: Salemba
Medika.

Keliat, B.A. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna. 2009.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
NANDA. (2012). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-
2014. Philadelphia: NANDA International.

Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Videbeck,

Sheila L. 2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Wilkinson, J.M., & Ahern N.R..2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosa
NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi kesembilan. Jakarta: EGC Yosep,
I. 2010.Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai