Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN


RESIKO BUNUH DIRI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Jiwa


Program Profesi Ners Angkatan X I

Disusun Oleh :

AJENG SINTA NURYANI

KHGD 21061

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN X

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

Tahun Ajaran 2020-2021


RESIKO BUNUH DIRI

A. Definisi

Resiko bunuh diri adalah resio untuk menciderai diri sendiri yang dapat
mengancam kehidupan. Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena
merupakan perilaku untuk mengakhiri kehidupannya (Stuart, 2006) Bunuh diri
adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan.Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2008).Bunuh diri adalah
pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Isaacs, 2004).

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


a. Penyebab Bunuh Diri
1. Faktor genetik dan teori biologi
Faktor genetik mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri pada
keturunannya. Disamping itu adanya penurunan serotonin dapat menyebabkan
depresi yang berkontribusi terjadinya resiko buuh diri.
2. Teori sosiologi
Emile Durkheim membagi bunuh diri dalam 3 kategori yaitu : Egoistik
(orang yang tidak terintegrasi pada kelompok sosial) , atruistik (Melakukan
bunuh diri untuk kebaikan masyarakat) dan anomik ( Bunuh diri karena
kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan
stressor).
3. Teori psikologi
Sigmund Freud dan Karl Menninger meyakini bahwa bunuh diri
merupakan hasil dari marah yang diarahkan pada diri sendiri.
4. Penyebab lain :
a. Adanya harapan yang tidak dapat di capai
b. Merupakan jalan untuk mengakhiri keputusasaan dan
ketidakberdayaan
c. Cara untuk meminta bantuan
d. Sebuah tindakan untuk menyelesaikan masalah

Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadi resiko bunuh diri ada 2


faktor, yaitu:

1. Faktor predisposisi (faktor resiko)

Menurut Stuart (2005), faktor predisposisi yang menunjang perilaku resiko


bunuh diri antara lain:

a. Diagnostik Psikiatrik

Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri, mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa.Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.

b. Sifat kepribadian

Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh
diri adalah rasa bermusuhan, impulsif dan depresi.

c. Lingkungan psikososial

Seseorang dengan pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial,


kejadian-kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan atau
perceraian, kehilangan yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan
faktor penting yang berhubungan dengan bunuh diri.
d. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor 


resiko penting untuk prilaku destruktif.

e. Faktor biokimia

Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan


depominersik menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif
diri.

2. Faktor Presipitasi

Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang


memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum,
kehilangan pekerjaan, atau ancaman pengurungan. Faktor pencetus seseorang
melakukan percobaan bunuh diri adalah:

a. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan


interpersonal/gagal melakukan hubungan yang berarti.
b. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
c. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada
diri sendiri.
d. Cara untuk mengakhiri keputusan.

C. Data yang Perlu dikaji


Data yang perlu dikumpulkan saat pengkajian :
1. Riwayat masa lalu :
a. Riwayat percobaan bunuh diri dan mutilasi diri
b. Riwayat keluarga terhadap bunuh diri
c. Riwayat gangguan mood, penyalahgunaan NAPZA dan skizofrenia
d. Riwayat penyakit fisik yang kronik, nyeri kronik.
e. Klien yang memiliki riwayat gangguan kepribadian boderline,
paranoid, antisosial, gangguan persepsi sensori, gangguan proses pikir,
dlsb
f. Klien yang sedang mengalami kehilangan dan proses berduka.
2. Symptom yang menyertainya
a. Apakah klien mengalami :
a) Ide bunuh diri
b) Ancaman bunuh diri
c) Percobaan bunuh diri
d) Sindrom mencederai diri sendiri yang disengaja
b. Derajat yang tinggi terhadap keputusasaan, ketidakberdayaan dan
anhedonia dimana hal ini merupakan faktor krusial terkait dengan
resiko bunuh diri.
3. Bila individu menyatakan memiliki rencana bagaimana untuk membunuh
diri mereka sendiri. Perlu dilakukan penkajian lebih mendalam lagi
diantaranya :
a. Cari tahu rencana apa yang sudah di rencanakan
b. Menentukan seberapa jauh klien sudah melakukan aksinya atau
perencanaan untuk melakukan aksinya yang sesuai dengan rencananya.
c. Menentukan seberapa banyak waktu yang di pakai pasien untuk
merencanakan dan mengagas akan bunuh diri
d. Menentukan bagaiamana metoda yang mematikan itu mampu diakses
oleh klien.
e. Hal – hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan pengkajian
tentang riwayat kesehatan mental klien yang mengalami resiko bunuh
diri :
f. Menciptakan hubungan saling percaya yang terapeutik
g. Memilih tempat yang tenang dan menjaga privasi klien
h. Mempertahankan ketenangan, suara yang tidak mengancam dan
mendorong komunikasi terbuka.
i. Menentukan keluhan utama klien dengan menggunakan kata – kata
yang dimengerti klien
j. Mendiskuiskan gangguan jiwa sebelumnya dan riwayat pengobatannya
k. Mendaptakan data tentang demografi dan social ekonomi
l. Mendiskusikan keyakinan budaya dan keagamaan
m. Peroleh riwayat penyakit fisik klien

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada perilaku percobaab bunuh diri:

a.     Resiko bunuh diri

b.    Harga diri rendah

c.     Koping yang tak efektif

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tg
l
No Dx  Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawata
n

Risiko Tujuan : Klien tidak 1. Setelah…..× 1. Bina hubungan


Bunuh Diri melakukan interaksi klien saling percaya
percobaan bunuh menunjukan tanda- dengan
diri tanda percaya kepada menggunakan
perawat : prinsip komunikasi
terapeutik :
a.   Ekspresi wajah
SP 1 : Klien dapat
bersahabat - Sapa klien
membina hubungan
dengan ramah
saling percaya b.  Menunjukan rasa
baik verbal
senang
maupun
c.  Ada kontak mata nonverbal
- Perkenalkan
d. Mau berjabat tangan
nama, nama
e. mau menyebutkan panggilan dan
nama tujuan perawat
berkenalan
f.Mau menjawab salam
- Tanyakan nama
g. Mau duduk lengkap dan
berdampingan dengan nama penggilan
perawat yang disukai
klien
Bersedia
- Buat kontrak
mengungkapkan
yang jelas
masalah yang dihadapi
- Tunjukan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
- Tunjukan sikap
empati dan
menerima apa
adanya
- Beri perhatian
kepada klien dan
masalah yang
dihadapi klien
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi  perasaa
n klien

SP 2 : Klien dapat 2. Setelah…..× 2. Bantu klien


mengenal  penyeba interaksi klien mengungkapkan
b resiko perilaku menceritakan penyebab perasaan yang
bunuh diri perilaku bunuh diri menyebabkan klien
yang dilakukannya : mempunyai ide serta
melakukan
- Menceritakan
percobaan bunuh
penyebab klien
diri :
melakukan
percobaan bunuh - Motivasi klien
diri untuk
menceritakan
penyebab klien
mempunyai ide
bunuh diri
- Dengarkan tanpa
menyela atau
memberi
penilaian setiap
ungkapan
perasaan klien

SP 3 : Klien dapat 3. Setelah…..× 3. Bantu klien


mengidentifikasi interaksi klien mengungkapkan
tanda-tanda perilaku menceritakan tanda- tanda-tanda perilaku
bunuh diri tanda saat klien bunuh diri yang
berkeinginan untuk dialaminya :
bunuh diri :
- Motivasi klien
- Tanda Sosial : menceritakan
klien mengancam kondisi
akan melakukan emosionalnya
bunuh diri dan - Motivasi klien
klien melakukan menceritakan
hal yang tidak kondisi
biasa dilakukan
klien sosialnya
- Tanda Fisik : klien
mencederi diri
sendiri seperti
menyayat nadi,
minum obat sampai
over dosis, dlsb,
tatapan mata klien
tampak
menerawang eperti
memikirkan
sesuatu
-  Tanda Emosional :
klien menjadi
penyendiri,
pemurung,
dan  pemarah

SP 4 : klien dapat 3. Setelah…..× 4. Diskusikan


mengidentifikasi interaksi klien dengan klien
perilaku percobaan menjelaskan  : percobaan bunuh
bunuh diri yang - Perasaan saat diri yang
pernah dilakukan melakukan bunuh dilakukannya selama
diri ini :
-  Efektivitas
- Motivasi klien
percobaan yang
menceritakan
dilakukan
tindakan apa saja
- Tindakan yang
yang sudah
sudah pernah
pernah dilakukan
dilakkan untuk
untuk mengakhiri
mengakhiri hidup
hidup
- Motivasi klien
menceritakan
perasaan setelah
tindakan tersebut
- Diskusikan
apakah dengan
tindakan tersebut
masalah yang
dialami klien
teratasi

SP 5 : Klien dapat 5. Setelah…..× 5. Diskusikan


mengidentifikasi interaksi klien dengan klien akibat
akibat tindakan menjelaskan  akibat negatif cara yang
yang sudah tindakannya : dilakukan pada :
dilakukan untuk
- Diri sendiri - Diri sendiri
bunuh diri
- Orang lain - Orang lain
- Lingkungan - Lingkungan

SP 6 : Klien dapat 6. Setelah…..× 6. Diskusikan


mengidentifikasi interaksi klien : dengan klien :
cara konstruktif
-   Menjelaskan cara - Apakah klien
untuk
yang sehat untuk mau
menghilangkan
menghilangkan mempelajari
keinginannya untuk
keinginan bunuh diri cara baru untuk
bunuh diri
menghilangkan
keinginannya
tanpa
melakukan
tindakan
destruktif
terhadap dirinya
-  Jelaskan
berbagai
alternatif yang
dapat dilakukan
jika keinginan
bunuh diri
muncul
- Jelaskan cara-
cara sehat untuk
menghilangkan
keinginan untuk
bunuh diri :
melakukan hobi
klien, berdoa,
minta bantuan
orang lain jika
muncul
keinginan
bunuh diri, dan
TAK

SP 7 : Klien dapat 7. Setelah…..× 7.1.  Diskusikan cara


mendemonstrsikan interaksi klien yang akan dipilih
cara mengontrol memperagakan cara dan anjurkan klien
keinginan untuk mengontrol perilaku memilih cara yang
bunuh diri destruktif terhadap diri mungkin sesuai
sendiri : dengan kondisi klien

 Fisik : Melakukan 7.2 Bantu klien jika


hobi klien, ikut TAK klien kesulitan untuk
melakukan apa yang
  Verbal :
Mengungkapkan sudah dipilihnya
perasaan yang
membuatnya ingin
bunuh diri pada orang
lain tanpa menyakiti
diri sendiri

  Spiritual : Berdoa
sesuai agama

SP 8 : Klien 8. Setelah…..× 8.1 Diskusikan


mendapat dukungan interaksi keluarga : pentingnya peran
keluarga untuk serta keluarga
 Menjelaskan cara
mengontrol perilaku sebagai pendukung
merawat klien dengan
bunuh diri klien untuk
resiko bunuh diri
mengatasi perilaku
Mengungkapkan rasa bunuh diri
puas dalam merawat
8.2 Diskusikan
klien
potensi keluarga
untuk membantu
klien mengatasi
perilaku bunuh diri

8.3 Jelaskan
pengertian,
penyebab, akibat,
dan cara merawat
klien resiko bunuh
diri yang dapat
dilakukan keluarga

8.4  Peragakan cara
merawat klien

8.5 Beri kesempatan


keluarga untuk
memperagakan
ulang

8.6 Beri pujian pada


keluarga setelah
peragaan

8.7 Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang dilatih

SP 9 : KLien 9.1 Setelah…..× 9.1 Jelaskan pada


menggunakan obat interaksi klien klien  :
sesuai program menjelaskan :
- Manfaat minum
yang telah
- Manfaat obat
ditetapkan
minumobat -  Kerugian tidak
-  Kerugian tidak minum obat
minum obat -  Nama obat
- Nama obat -  Bentuk dan
- Bentuk dan warna warna obat
obat - Dosis yang
- Dosis yang diberikan
diberikan - Waktu
-   Waktu pemakaian pemakaian
- Cara pemakaian - Cara pemakaian
- Efek yang
Efek yang dirasakan
dirasakan
9.2 Setelah…..×
interaksi 9.2 Anjurkan klien :

klien menggunakan Minta dan


obat sesuai program menggunakan obat
tepat waktu

  Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa

Beri pujian   

terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat

SP 1 Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri

ORIENTASI

Salam terapeutik  : Selamat pagi mbak, Apakah benar ini Dea Anggraini. Ohh,


senang dipanggil apa ? Ohh Dea. Baiklah Dea, perkenalkan nama saya
adalah Indrayani, saya biasa dipanggil Suster Iin, saya bertugas pada shift pagi
mulai pukul 08.00-14.00.

Evaluasi dan validasi  : Bagaimana perasaan Dea hari ini? Saya akan selalu


menemani Dea disini mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang
menggantikan saya untuk menemani Dea selama dirawat di rumah sakit ini.
Kontrak   : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan
selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak
sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan
berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang mbak?

KERJA

Bagaimana perasaan Dea setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana


tersebut Dea merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Dea kehilangan
kepercayaan diri? Apakah Dea merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada
orang lain? Apakah  Dea sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi?
Apakah Dea berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau
berharap Dea mati? Apakah Dea mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya?

Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk
melindungi klien.

Baiklah tampaknya Dea memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan


untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Yuki untuk memastikan
tidak ada benda-benda yang membahayakan Dea.

Nah, karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk


mengakhiri hidup Dea, maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri.

Apakah yang akan Dea lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya
setuju. Dea harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk
membantu Dea. Saya percaya Dea dapat melakukannya.

TERMINASI

Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang selama ini ?

Coba ibu sebutkan cara tersebut ?


Dea, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan
harga diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Dea bersedia bercakap-cakap
lagi? mau berapa lama?

Dea, mau dimana tempatnya?

SP 2 Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI

Selamat pagi Dea, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana
perasaan Dea saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik,
sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas
pemberian Tuhan yang masih Dea miliki. Mau berapa lama? Dimana?

KERJA

Apa saja dalam hidup Dea yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih
dan rugi kalau Dea meninggal. Coba Dea ceritakan hal-hal yang baik dalam
kehidupan Dea. Keadaan yang bagaimana yang membuat Dea merasa puas?
Bagus. Ternyata kehidupan Dea masih ada yang baik yang patut Dea syukuri.
Coba Dea sebutkan kegiatan apa yang masih dapat Dea lakukan selama ini.
Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.

TERMINASI

Bagaimana perasaan Dea setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali


apa-apa saja yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan ucapkan hal-hal
yang baik dalam kehidupan Dea jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan.
Bagus Dea. Coba Dea ingat lagi hal-hal lain yang masih Dea miliki dan perlu di
syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan
baik. Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak
terkendali segera hubungi saya ya!

SP 3 Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan


masalah pada pasien isyarat bunuh diri
ORIENTASI

Selamat pagi Yuki.

Bagaimana perasaan Yuki hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?

Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!

Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah Yuki
selama ini. Mau berapa lama Yuki? Mau disini saja?

KERJA

Coba ceritakan situasi yang membuat Yuki ingin bunuh diri. Selain bunuh diri
apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Yuki. Nah, sekarang coba
kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara
tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan!
Menurut Yuki cara yang mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan Yuki.
Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan Yuki ketika mau
bunuh diri dengan cara tersebut.

TERMINASI

Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Yuki, setelah kita bercakap-cakap?

Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Yuki gunakan. Coba Yuki
melatih  cara yang Yuki pilih tadi.

Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk
membahas pengalaman Yuki menggunakan cara yang Yuki pilih.
DAFTAR PUSTAKA

CAPTAIN, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy,


Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing,
8ed. Philadelphia : Elsevier Mosby.
Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St Louis:
Mosby.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor

Captain, C, ( 2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy,


Volume 6(3), May/June 2008, p 46–53. Philadelphia : Elsevier
Mosby.

Kaplan and Saddock (2005). Comprehensive textbook of Psychiatry. St


Louis:  Mosby.

Stuart, GW and Laraia (2005). Principles and practice of psychiatric nursing, 8ed.


Philadelphia : Elsevier Mosby.

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai