Anda di halaman 1dari 9

CONTOH KASUS

ASKEP DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Tn.M usia 37 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat di bangsal abimanyu, klien
masuk rumah sakit pada tanggal 1 Mei 2020. Tanda dan gejala yang dialami pada Tn.M dengan
harga diri rendah adalah merasa malu jika diajak berkenalan dengan orang lain, merasa minder
jika bertemu orang lain, dan perasaan pesimis. Tn.M merasa malu dan minder karena dianggap
orang stress, klien merasa selalu merepotkan kedua orang tuanya, senang menyendiri. Alasan
masuk Tn.M yaitu sering diejek oleh saudaranya dan teman- temannya, karena kemampuannya
berbicara yang sulit dimengerti, sehingga pasien sering merasa malu dan khawatir untuk bertemu
dengan orang lain.
Tn M dulu bekerja dipabrik dan di PHK. Akibat PHK tersebut Tn M mengalami
gangguan jiwa dan dirawat di RSJ Lawang. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena
klien tidak rutin meminum obat dan tidak kontrol. Penyebab putus obat yang dialami klien
adalah ekonomi keluarga yang kurang mampu untuk mencukupi biaya perawatan dan
pengobatan klien.
Berikut data hasil pengkajian terhadap Tn. M :

1. Identitas klien
Nama : Tn.M
Umur : 37 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Alamat : Jl. Merbabu 8 Malang
2. Alasan masuk
Pasien mengatakan sering diejek oleh saudaranya dan teman - temannya karena
kemampuannya bicara yang sulit dimengerti, sehingga pasien sering merasa malu dan
khawatir untuk bertemu dengan orang lain.
3. Faktor predisposisi dan faktor presipitasi
a. Faktor predisposisi
Klien sudah 1x dirawat dirumah sakit jiwa disebabkan karena putus obat sebab
dirinya dianggap tidak normal dalam berbicara, pengobatan sebelumnya kurang
berhasil karena klien tidak rutin meminum obat dan tidak kontrol, ekonomi keluarga
yang kurang mampu untuk mencukupi biaya perawatan dan pengobatan klien.
Sekarang gangguan jiwa klien kambuh disebabkan karena putus obat. Adanya
anggota klien yang mengalami gangguan jiwa yaitu bapak dari pasien.
b. Faktor presipitasi
Karena klien di PHK
4. Pemeriksaan fisik
TTV :
Nadi : 84x/menit
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 18x/menit
Suhu : 36 ˚C
Ukur :
TB : 165 cm
BB : 55 kg
Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik.
5. Psikososial
a. Genogram

: perempuan
: laki - laki

: klien

: tinggal serumah

b. Konsep diri
1) Gambaran diri : Klien menyukai semua bagian tubuhnya
2) Identitas diri :
3) Klien bernama Tn. M , 37 tahun, beragama islam, jenis kelamin laki laki, asal
malang.
4) Peran : Klien mengatakan sebagai tulang punggung keluarga
5) Ideal diri : Klien berharap agar cepat sembuh dan cepat pulang. Karena klirn
ingin segera mencari uang agar dapat membahagiakan keluarga.
6) Harga diri : Selama dirumah klien merasa malu jika diajak berkenalan dengan
orang lain
c. Hubungan sosial
Klien mengatakan orang terdekat dengannya adalah ibu kandungnya, klien tidak mau
bergaul dengan masyarakat karena merasa malu dan minder jika bertemu orang lain,
klien mengatakan tidak butuh orang lain.
d. Spiritual
Klien beragama islam tetapi jarang sholat. Sehari klien biasanya hanya sholat dhuhur dan
magrib
6. Status mental
a. Penampilan
Klien terlihat tidak rapi, jarang mandi, jarang menggosok gigi, memakai baju sering di
dobel dobel
b. Pembicaraan
Cara berbicara terbata bata, nada suara sedikit kasar, pandangan mata tidak fokus / sering
menunduk
c. Aktifitas motorik
Klien terlihat gelisah, mondar mandir, jika diajak berkenalan dengan orang lain
pandangan mata selalu menunduk
d. Alam perasaan
Klien mengatakan perasaannya sedih karena ingin cepat sembuh dan bisa pulang.
e. Afek
Afek klien datar, labil / emosi sedikit kalau ditanya.
f. Interaksi selama wawancara
Saat berinteraksi dengan klien, klien selalu menundukkan kepala ke bawah, pandangan
mata tidak fokus
g. Persepsi
Klien mengatakan kadang dalam pengucapan klien mengalami masalah, berbicara kurang
jelas.
h. Proses pikir
Saat wawancara perkataan klien berbelit belit tapi sampai pada tujuan.
i. Isi pikir dan waham
Klien tidak pernah memiliki pikiran yang aneh aneh.
j. Tingkat kesadaran dan disorientasi
Sadar penuh, klien mengalami disorientasi tempat dan waktu, saat ditanya nama ruangan
tanggal dan hari, klien tidak bisa menjawab.
k. Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang. Saat ditanya tanggal masuk
rumah sakit dan siapa yang membawa ke rumah sakit jiwa. Klien tidak bisa menjawab.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung, tetapi tidak mampu berkonsentrasi lama.
m. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sederhana setelah diberi penjelasan dari perawat,
misalnya cuci tangan dulu sebelum makan.
n. Daya tilik diri
Klien sadar bahwa dirinya telah berbuat sering menyendiri dan merasa pandangan hidup
yang tidak berguna.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Klien makan 3 kali sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit, klien mampu
makan secara mandiri dan klien selalu mencuci piringnya sendiri selesai makan.
b. BAB / BAK
Klien mampu melakukan BAB / BAK sendiri
c. Mandi
Klien membutuhkan bantuan minimal untuk dimotivasi saat mandi terkadang klien lupa
kalau mandi tidak pakai sabun dan jarang gosok gigi.

d. Berpakaian / berhias
Klien membutuhkan bantuan minimal dalam berpakaian karena klien harus dimotivasi
untuk mengganti pakaian sehabis mandi.
e. Istirahat dan tidur
Klien tidur siang selama 1 – 2 jam, tidur malam selama 7-8 jam tidak ada aktivitas
khusus sebelum atau sesudah tidur.
f. Penggunaan obat
Klien mampu minum obatnya sendiri, klien diberi obat 2 kali sehari
g. Pemeliharaan kesehatan dan sistem pendukung
Setelah pulang nanti klien berusaha untuk rutin meminum obat dan rutin kontrol, klien
mendapat dukungan penuh dari keluarga.
h. Aktifitas didalam rumah
Saat dirumah sakit klien selalu mencuci piring setelah makan.
i. Aktivitas diluar rumah
Saat dirumah sakit selalu mengikuti rehabilitasi karena sudah mendapat ijin dokter, klien
mengatakan jika sudah pulang ke rumah klien akan bekerja.

8. Mekanisme koping
Klien mengatakan jika ada masalah klien lebih senang menyendiri. ( maladaptif)
9. Masalah psikososial dan lingkungan
 Klien mengatakan setelah putus obat klien jarang keluar rumah dan minder bila bertemu
dengan orang lain.
 Masalah dengan keuangan / ekonomi.
 Masalah pekerjaan.
10. Pengetahuan tentang penyakit jiwa
Klien tidak mengetahui tentang penyakit jiwa dan pengobatan
11. Aspek medik
Riwayat dahulu dengan retardasi mental
Terapi : Risperidene 2 x 2 mg
Clormomazil 1 x 100 mg

12. Faktor masalah keperawatan


 Gangguan konsep diri : harga diri rendah
 Isolasi sosial : menarik diri
 Halusinasi : pendengaran
13. Analisa data

DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


DS :
- Klien merasa malu dan minder karena Harga diri rendah
dianggap orang stress
- Klien selalu merasa merepotkan orang
tuanya
DO :
- Malu
- Minder
- Sering menyendiri

DS :
- Klien merasa tidak butuh orang lain Isolasi sosial
- Klien merasa bahwa diri sendiri itu
lebih berguna
DO :
- Sering menyendiri
- Tidak mau berinteraksi dengan
oranglain
- Menjauh bila didekati
14. Rencana / intervensi keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
Harga diri rendah klien dapat Ekspresi wajah Bina hubungan saling
melakukan bersahabat percaya dengan
hubungan sosial menunjukkan rasa mengungkapkan prinsip
secara bertahab senang, ada kontak komunikasi terapeutik.
mata, mau berjabat a. Sapa klien dengan
tangan, mau ramah baik verbal
menjawab salam, maupun non verbal
klien mau duduk b. Perkenalkan diri
berdampingan dengan sopan
dengan perawat, c. Tanyakan nama
mau mengutarakan lengkap klien dan
masalah yang nama panggilan
dihadapi yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukkan sifat
empati dari
menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian
kepada klien dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien
h. Diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki kilen

Klien dapat Klien menilai  Diskusikan


membina kemampuan yang kemampuan dan
hubungan sosial dapat digunakan aspek positif yang
saling percaya dimiliki klien
 Setiap bertemu klien
hindarkan dari
memberi nilai
negatif
 Utamakan memberi
pujian yang realistik

Klien dapat Klien melakukan  Diskusikan dengan


menilai kegiatan sesuai klien kemampuan
kemampuan yang kondisi sakit dan yang masih dapat
digunakan kemampuannya dgunakan selama
sakit
 Diskusikan
kemampuan yang
dapat dianjurkan
pengguna

Klien dapat Klien  Beri kesempatan


melakukan memanfaatkan kepada klien untuk
kegiatan sesuai sistem pendukung mencoba kegiatan
kondisi sakit yang ada di yang telah
keluarga direncanakan

 Beri pujian atas


keberhasilan klien

 Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan di
rumah

 Beri pendidikan
Klien Klien kesehatan pada
memanfaatkan mengidentifikasi keluarga tentang
sistem pendukung kemampuan dan cara merawat klien
yang ada di aspek positif yang dengan harga diri
keluarga dimilik : rendah kronik
 Kemampuan
 Bantu keluarga
yang dimiliki
memberikan
klien
dukungan selama
 Aspek positif
klien dirawat
keluarga
 Aspek positif
 Bantu keluarga
lingkungan
menyiapkan
yang dimiliki
lingkungan dirumah
klien

Anda mungkin juga menyukai