disusun oleh:
Christyowati Dwi Ariesta
42200448
Karya tulis ilmiah dengan judul “Bunuh Diri Pada Depresi Berat”
disusun melalui studi literatur dengan sumber yang diambil dari berbagai
artikel, jurnal, serta text book.
III. PEMBAHASAN
A. Bunuh Diri
B. Depresi
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiraan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya rasa mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas.
“Saya lihat anda tampak sedang stress, apakah ada yang ingin anda
ceritakan?”
“Hal-hal apa yang anda sukai? Apakah sampai saat ini anda masih
melakukannya?”
G. Tindak Lanjut
Pasien yang membahayakan dirinya atau orang lain harus dirawat di
rumah sakit. Penerimaan akan dirinya memiliki depresi berat tanpa
keinginan bunuh diri aktif dan berpotensi membunuh secara tidak
sengaja juga harus dipertimbangkan. Pasien dapat dipulangkan apabila
sudah dianggap berisiko rendah untuk melukai diri sendiri. Pasien
dinyatakan berisiko rendah dan berpotensi dapat dipulangkan adalah
saat memiliki dukungan keluarga yang kuat. Saat pemulangan pasien,
perawat rumah atau keluarga disediakan daftar periksa yang mencakup
kepatuhan minum obat-obatan, aktivitas sehari-hari, tindak lanjut
perawatan kesehatan psikiatri, dan pendidikan maupun keuangan secara
khusus.
Daftar Pustaka
Chang, B., Gitlin, D., dan Patel, R. 2011. The Depressed Patient and Suicidal
Patient in The Emergency Departement: Evidence-Based Management
and Treatment Strategies.
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Info Datin Situasi dan Pencegahan
Bunuh Diri. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Kuo, D.C., Tran, M., Shah, A.A., dan Matorin, A. 2015. Depression and the
Suicidal Patient. Emergency Medical Clinical 33:765-778.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5207238/depresi-meningkat-selama-
pandemi-dokter-jiwa-ungkap-penyebabnya diakses pada tanggal 6
Januari 2020.