Anda di halaman 1dari 21

Program Studi

S1 Farmasi

Ferry Effendi M.Farm, Apt


ferrye_apt@yahoo.com
1
I. Hubungan Farmakognosi dengan Obat

Perkataan Farmakognosi berasal dari bahasa yunani


“Pharmacognosy“ Yaitu :
Pharmacon yang berarti Obat
Gignosco yang berarti Ilmu Pengetahuan.

Jadi Farmakognosi adalah :


Pengetahuan Tentang Obat.

Perkataan Farmakognosi mula-mula diperkenalkan oleh C.A Seydler


pada tahun 1815 dalam bukunya “Analecta Pharmacognostica”

2
Farmakognosi sangat dekat dengan pengetahuan tentang
botani dan kimia dari tanaman.

Maka pada awal abad ke-20 farmakognosi melingkupi pengetahuan


yang berkaitan dengan segi botaninya, yaitu deskripsi dan identifikasi
dari:
 Bentuk tanaman atau dalam bentuk serbuk,
 Asal usul,
 Budidaya,
 Pemungutan hasil,
 Penyimpanan dan perdagangan.

3
Tetapi dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan
yang pesat dan juga pengetahuan tentang biogenese
metabolit sekunder dari tanaman obat, maka farmakognosi
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Fitokimia.

4
Dewasa ini Farmakognosi dianggap sebagai bagian dari
biofarmasi dan mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan fitokimia, biokimia dan kimia sintesis sehingga ruang
lingkup farmakognosi menjadi sangat luas seperti diuraikan
dalam definisi Fluckiger yaitu :

Penggunaan secara serentak berbagai macam


cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh
segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

5
Walaupun Farmakognosi terutama mempelajari
tentang obat yang berasal dari alam, tetapi termasuk
didalamnya adalah : serat-serat yang berasal dari alam
maupun dibuat secara sintetik yang digunakan dalam
pembedahan, juga tanaman beracun dan halusinogen,
bahan kasar untuk pembuatan kontraseptif, alergen
herbisida dan insektisida.
Beberapa macam bahan yang digunakan dalam farmasi
seperti :
 Zat penambah rasa,
 Pensuspensi,
 Disintegran,
 Media penyaring dan sebagainya.
6
Tujuan pembangunan kesehatan mencakup antara lain : meningkatkan dan
mendekatkan pelayan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah baik di desa
maupun di kota.

Pembangunan dibidang obat dilaksanakan dengan tujuan :

1. Penyediaan obat dalam jenis dan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan nyata
masyarakat aman, berkhasiat dan dengan mutu yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan, tersebar merata serta terjangkau oleh masyakat luas

2. Melindungi masyarakat dari kesalahgunaan atau penyalahgunaan obat, yang dapat


merugikan atau membahayakan kesehatan, keselamatan atau keamanan rakyat.

3. Memanfaatkan potensi nasional dibidang obat untuk menunjang pembangunan


dibidang ekonomi dan menuju kemandirian dibidang obat.

7
Pemanfaatan obat tradisional sebaik-baiknya dapat dimanfaatkan
terutama di desa atau pemukiman yang tidak terjangkau oleh puskesmas
hal ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Obat tradisional dapat diperoleh tanpa R/ dokter.


2. Obat tradisional dapat diramu sendiri
3. Bahan baku obat tradisional tidak perlu di import
4. Tanaman obat dapat ditanam dipekarangan sendiri.

8
Obat tradisional indonesia telah berabad-abad lamanya
dipergunakan secara luas oleh masyarakat indonesia, meskipun
demikian hingga kini masih banyak bahan bakunya yang belum
memiliki persyaratan resmi.

Untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat dari


obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu, maka
perlu diterbitkan buku yang khusus memuat persyaratan dan cara
pemeriksaan mutu simplisia.
Penyusunan buku tersebut diberi nama Materia Medika
Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI.

9
Mengingat bahwa obat tradisional dibuat dan dipakai oleh
semua lapisan masyarakat maka MMI tidak hanya memuat
persyaratan resmi simplisia, tetapi juga memuat keterangan-
keterangan lain yang dirasa perlu, misalnya
• Nama daerah,
• Gambar mikroskopik irisan dan
• Serbuk simplisia serta foto berwarna simplisia.

10
Untuk menyusun persyaratan simplisia perlu dilakukan penelitian
di laboratorium dan penelitian ini harus dlakukan dengan cermat
sehingga memerlukan banyak waktu oleh sebab itu tidaklah
mungkin untuk sekaligus menerbitkan persyaratan simplisia yang
dipakai sehingga MMI terdiri dari beberapa Jilid dan saat ini telah
terbit sebanyak 6 jilid.

11
• MMI JILID I, DEPKES RI, 1977
• MMI JILID II, DEPKES RI, 1978
• MMI JILID III, DEPKES RI, 1979
• MMI JILID IV, DEPKES RI, 1980
• MMI JILID V, DEPKES RI 1989
• MMI JILID VI, DEPKES RI 1995

Didalam buku MMI tersebut adalah


persyaratan simplisia yang dipakai dalam
perusahaan obat tradisional.
12
 FARMAKOGNOSI : Ilmu yang mempelajari pengetahuan dan
pengenalan obat-obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat
aktifnya begitupula yang berasal dari mineral dan hewan.

 OBAT TRADISIONAL : Obat yang bersal dari tumbuh-tumbuhan,


hewan atau sediaan galeniknya atau campuran dari bahan-bahan
tersebut yang belum memiliki data klinis dan dipergunakan dalam
usaha pengobatan berdasarkan pengalaman.

 SIMPLISIA : Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat


yang belum mengalami pengolahan apaun juga dan kecuali
dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.
13
 SIMPLISIA NABATI : Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman.

 SIMPLISIA HEWANI : Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian


hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan
belum berupa zat kimia murni.

 SIMPLISIA MINERAL : Simplisia yang berupa bahan mineral yang


belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
berupa zat kimia murni.

14
CARA PEMBERIAN TATANAMA :
Nama Simplisia ditulis dengan menyebutkan genus
atau species dari tanaman diikuti nama bagian tanaman
yang digunakan.
Contoh :
Genus :
Nama Tanaman : Cinchona succirubra
Bagian Tanaman : kulit batang
Nama Simplisia : Cinchona Cortex

Species :
Nama Tanaman : Atropa belladonae
Bagian Tanaman : Daun
Nama Simplisia : Belladonae Folium

15
Nama simplisia yang berupa Amylum, Oleum, Vaccinum, Serum :
Nama genus atau species ditempatkan dibelakang.
Contoh :
Oleum ricini ( Nama Tanaman : Ricinus communis )

Amylum maydis ( Nama Tanaman : Zea mays )

16
• SYARAT BAKU DAN BERLAKUNYA SYARAT BAKU

Syarat baku : Semua paparan yang tertera dalam persyaratan simplisia,


berlaku untuk simplisia yang digunakan dalam pengobatan tidak berlaku untuk
keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama.

• KEMURNIAN SIMPLISIA
Bebas dari bahan-bahan organik asingatau bahan-bahan asing yang tidak
berbahaya ataupun yang ditambahkan atau dicampurkan pada umumnya
tidak merugikan

17
• PENGAWETAN
Simplisia nabati yang diperbolehkan diawetkan dengan
penambahan kloroform, karbon tetraklorida atau bahan pengawet
lain yang cocok, yang mudah menguap, dan tidak meninggalkan
sisa

• REAKSI IDENTIFIKASI
Dilakukan reaksi warna untuk pemastian identifikasi dan kemurnian
simplisia, dari hasilpenyarian zat berkhasiat terhadap hasil
mikrosublimasi atau langsung terhadap irisan atu serbuk simplisia.

18
• PERSYARATAN AIR
Kecuali dinyatakan lain yang dimaksud dengan air adalah air suling
atau Aqua Demineralisatae.

• PENIMBANGAN DAN PENGUKURAN


Harus dilakukan penimbangan dan pengukuran secara seksama.

19

• WADAH DAN BUNGKUS


Tidak boleh mempengaruhi bahan yang
disimpan didalamnya baik secara kimia maupun
fisika yang dapat mengakibatkan perubahan
potensi, mutu atau kemurnian.
Wadah tertutup baik : melindungi zat asing dari
udara
Wadah tertutup rapat : melindungi zat asing dari
lengas

•PENYIMPANAN SIMPLISIA
Higroskopis, terlindung dari cahaya, pada suhu
kamar, tempat sejuk dan dingin.

20
• ETIKET
Pada wadah simplisia harus tertera etiket menyebutkan nama
latin simplisia dan nama indonesia simplisia

• PEMBUATAN SERBUK SIMPLISIA


Dihaluskan menjadi serbuk 4/18

21

Anda mungkin juga menyukai