FILM, SASTRA
Archetype, Anima/Animus,
Ekstrovert/Introvert
Anas Ahmadi
PSIKOLOGI JUNGIAN, FILM, SASTRA
Archetype, Anima/Animus, Ekstrovert/introvert
Penulis
Anas Ahmadi
Editor
Nuria Reny
Desain Sampul
Galang M. Damar Sejati
Lay out
Alek Subairi
Cetakan pertama, April 2019
Penerbit
Temalitera
Anggota IKAPI (201/JTI/2018)
Jln. Palem Kartika 1-03 Perum Japan Asri
Sooko, Mojokerto
Web: temalitera.com, email: temalitera@gmail.com
telp. 085231586507
Surabaya, 2019
Penyusun
MOTTO ............................................................................iii
KATA PENGANTAR ..............................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................ ix
DAFTAR TABEL ...................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................ xi
183
00:12:08,308 --> 00:12:09,767
Tempat tidur.
184
00:12:10,868 --> 00:12:12,103
Uang.
Masa Kuliah
Jung secara pribadi mengungkapkan bahwa dirinya
merasa bahwa keluarganya dari sisi finansial tidak begitu
mewah. Karena itu, dia ingin berkuliah di kampus yang
menurutnya sesuai dengan finansial keluarga. Tampaknya,
Jung tidak ingin membebani orang tuanya, terutama sang
ayah. Namun, sang ayahlah yang tampaknya ingin anaknya
berkuliah di tempat yang prestisius dan mahal (dalam hal
ini versi Jung), Universitas Basel. Di kampus itu, ternyata
sang ayah meminta keringanan untuk biaya kuliah dan
ternyata keringanan tersebut diterima oleh pihak kampus.
Tentunya, hal ini membuat Jung merasa bahagia dan juga
malu (Jung, 1989) ketika hal tersebut terjadi. Kebahagiaan
tersebut muncul ketika dia diterima di Universitas Basel dan
Karya-karya Jung
Narasi Pascakematian
Stephens (2016) memperkuat pemikiran Jung tentang
konsepsi kematian. Dalam studi yang dilakukan oleh
Stephens tersebut Jung sudah menunjukkan narasi yang
berkait dengan kematian yang muncul dalam mimpi-
mimpinya. Munculnya mimpi tentang kematian: bertemu
dengan orang mati, berbicara dengan orang mati, ataupun
melihat orang mati, dalam kehidupan Jung muncul rentang
1911–1912. Hal tersebut menjadi penanda fase kehidupan
Jung dalam kaitannya dengan konteks ketidaksadaran
dalam kaitannya dengan kematian.
Menyoal kematian, Jung memang sejak kecil sudah
mengalami banyak eksperimentasi dengan fakta kematian.
Hall & Norbdby (1973) memberikan gambaran yang jelas
bahwa pada masa kecil Jung sudah sering bergesekan dengan
fakta kematian, mulai dari fakta kematian nelayan yang
tenggelam, orang yang mati karena banjir, dan kemuraman-
Shadow
Shadow adalah sisi gelap manusia bersumber dari
archetype yang bersifat alamiah, naluriah, dan instinktif
kebinatangan yang berdiam dalam diri manusia melalui
sebuah proses pentransformasian (Jung, 1948) yang sangat
panjang. Karena berkait dengan sisi gelap, Carter & Seifert
(2013) menegaskan bahwa shadow dalam pandangan
Jung –sebagai sebuah archetype-- merupakan sisi terburuk
manusia sebab berkait dengan instinksi purba yang
sebenarnya dalam konteks idea masih sangat jauh dari
konsep tertinggi. Dalam artian, shadow adalah sesuatu
yang negatif yang terdapat dalam diri manusia. Manusia
Penipu
Archetype penipu bisa ditemukan dalam mitologi dan
cerita rakyat (Jung, 1953). Archetype penipu banyak
muncul dalam mitologi dan cerita rakyat sebab penipu
merupakan karakter yang berada di antara dua oposisi,
yakni tokoh yang baik dan tokoh yang buruk. Penipu yang
muncul dalam mitologi merupakan keseimbangan dalam
sebuah mitologi. Begitu juga dalam kehidupan, penipu juga
muncul di antara kebaikan dan keburukan. Penipu pada
suatu ketika akan berwajah baik sebab dia menginginkan
sesuatu dan penipu akan berwajah buruk sebab dia juga
menginginkan sesuatu. Dalam Mahabaratha, sosok yang
menjadi penipu –dalam konteks antropologi stukturalnya
Levi-Strauss hal itu disebut dengan tokoh liminal sebab
dia berada di tengah, tetapi dia adalah sosok yang bukan
menjadi mediator, tetapi provokator. Tokoh jenis ini diwakili
oleh Sengkuni –sosok yang menimbulkan prahara antara
keluarga Kurawa dan keluarga Pandawa yang pada akhirnya
menyebabkan terjadinya peperangan di antara keluarga
besar tersebut. Pada akhirnya juga, Sengkuni sebagai sosok
penipu akhirnya mati di tangan Pandawa.
11 Guru spiritual adalah sosok guru yang dianggap mampu dan mumpuni
di bidang spiritualitas. Untuk kategori guru spiritual ini sebenarnya
bisa dipilah menjadi dua, yakni guru spiritual kategori agama dan
guru spiritual kategori dukun.
Gambar 18: Sabina Spielrein yang akan dieksekusi oleh tentara Nazi
(Sumber: The Soul Keeper, 2002)
Gambar 19: Mr. Saito dan Dom Cobb yang berada dalam mimpi
(Sumber: Inception, 2010)
Rujukan Website
https://mbtitraininginstitute.myersbriggs.org, diakses 20
Februari 2019
http://philemonfoundation.org, diakses 21 Februari 2019
https://speakingofjung.com/jung, diakses 22 Februari 2019
https://www.carl-jung.net/timeline.html. diakses 23
Februari 2019
http://oaks.nvg.org/jung-timeline.html#r, diakses 24
Februari 2019
https://www.freud-museum.at/de/veranstaltung/Russian_ ,
diakses 25 Februari 2019.
Nama :
Anas Ahmadi, S.Pd.,M.Pd.
NIP/NIDN :
198005112008121001/0011058005
Pangkat/Golongan :
IIId/Penata Tk.1
Jabatan Fungsional :
Lektor
ORCID ID :
orcid.org/0000-0003-2583-2703
Scopus ID 57201349400
:
Sinta ID :
5991463
TTL :
Sidoarjo, 11 Mei 1980
NPWP :
25.514.077.4-617.000
Pekerjaan :
Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Surabaya
Alamat Rumah : Perum. Kota Baru Driyorejo, Granit
Kumala I/12, Gresik
Alamat Kantor : Jur. Bahasa dan Sastra Indonesia,
FBS, Univ. Negeri Surabaya
Telepon/e-mail : 081357827429/anasahmadi@unesa.
ac.id
Status : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S-3 di Universitas Negeri Malang (UM)
Pengalaman Penelitian
2018 Tipikal Manusia Biofilia dan Nekrofilia dalam
Novel Indonesia:PerspektifEcopsychologi (Hibah
Penelitian Disertasi Doktor)
2017 Pengembangan Creative Writing Berbasis Integrative
Writing Model (IWM) Berbantuan Myers-Briggs
Type Indicator (MBTI) untuk Menunjang Literacy
Competence dan Mendukung Millenium Development
Goals (MDGs). Penelitian Produl Terapan (DRPM).
2017 Pengembangan Keterampilan Menulis Berbasis
Psychowriting untuk Menunjang Literacy Competence
tahun ke-2. Hibah Kompetensi (DRPM).
2016 Pengembangan Keterampilan Menulis Berbasis
Psychowriting untuk Menunjang Literacy Compe-
tence. Hibah Kompetensi (DRPM).
Keanggotaan Profesi
2016 Himpunan Sarjana Kesusastraaan (HISKI).
2016 Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI)
Pengalaman Mengajar
2008—sekarang Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Universitas Negeri Surabaya
2014—sekarang Poltekkes Surabaya
2011—2012 Akademi Farmasi Surabaya
2010—2011 IAIN Surabaya
2006—2010 IKIP Widyadarma Surabaya
2006—2015 STKIP PGRI Sampang
2006—2015 Universitas Terbuka (UT)
2004—2008 Universitas Dr. Sutomo
2007—2009 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
(Umsida)
2004—2005 SMP Muhammadiyah Sidoarjo
2004—2004 SD Al Azhar Surabaya
2004—2006 LBB IPIEMS Surabaya
2003—2004 LBB Prisma Sidoarjo