Makalah Toksikologi Logam Berat 4 PDF Free
Makalah Toksikologi Logam Berat 4 PDF Free
Disusun Oleh :
Putri Wulansari (201310410311083)
Achmad Hadi Latif
(2013104103110) Refany
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan bahan yang karena sifat atau
konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahluk hidup lain. Menurut data dari Environmental Protection Agency (EPA)
tahun 1997, yang menyusun ”top-20” B3 antara lain: Arsenic, Lead, Mercury, Vinyl
chloride, Benzene, Polychlorinated Biphenyls (PCBs), Kadmium, Benzo(a)pyrene,
Benzo(b)fluoranthene, Polycyclic Aromatic Hydrocarbons, Chloroform, Aroclor
1254, DDT, Aroclor 1260, Trichloroethylene, Chromium (hexa valent),
Dibenz[a,h]anthracene, Dieldrin, Hexachlorobutadiene, Chlordane. Beberapa
diantaranya merupakan logam berat, antara lain Arsenic (As), Lead (Pb), Mercury
(Hg), Kadmium (Cd) dan Chromium (Cr) (Sudarmaji, 2006). Logam-logam berat
tersebut dalam konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia bila
ditemukan di dalam lingkungan, baik di dalam air, tanah maupun udara.
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan sebagai
logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang membentuk
kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti H2AsO4 (Ismunandar, 2004).
Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya berpindah menuju air atau tanah yang
dibawa oleh debu, hujan, atau awan. Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di
perairan dan akhirnya akan mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya
digunakan sebagai pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan
sebagai pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
Arsen (As) dialam ditemukan berupa mineral, antara lain arsenopirit, nikolit,
orpiment, enargit, dan lain-lain. Demi keperluan industry mineral, Arsen (As)
dipanaskan terlebih dahulu sehingga As berkondensasi menjadi bentuk padat. Arsen
(As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai hasil sampingan
dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah berupa bijih, yaitu
arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari air tanah. Arsen (As)
merupakan unsur kerak bumi yang berjumlah besar, yaitu menempati urutan kedua
puluh dari unsur kerak bumi, sehingga sangat besar kemungkinannya mencemari air
tanah dan air minum. Jutaan manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah
terjadi di Bangladesh, India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm.
Kosentrasi yang lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil
pelapukan batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-
rata 5-6 ppm.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu arsen?
2. Bagaimana Mekanisme kerja dari arsen yang menimbulkan efek toksik?
3. Bagaimana penatalaksanaan pada pesien keracunan arsen ?
4. Bagaimana efek-efek yang ditimbulkan oleh arsen?
5. Apa antidotum pada pasien keracunan Tetrahydrogestrinone (THG) ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian arsen.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari arsen
3. Untuk mengetahui penatalaksaan terhadap pasien keracunan arsen
4. Untuk mengetahui efek-efek yang ditimbulkan arsen beserta dengan mekanismenya
5. Untuk mengetahui antidotum pada pasien keracunan arsen?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal
(steel-grey). Senyawa arsen didalam alam berada dalam 3 bentuk: Arsen trichlorida
(AsCl3) berupa cairan berminyak, Arsen trioksida (As2O3, arsen putih) berupa kristal
putih dan berupa gas arsine (AsH3). Lewisite, yang sering disebut sebagai gas perang,
merupakan salah satu turunan gas arsine. Pada umumnya arsen tidak berbau, tetapi
beberapa senyawanya dapat mengeluarkan bau bawang putih. Racun arsen pada
umumnya mudah larut dalam air, khususnya dalam air panas .
Arsen merupakan unsur dari komponen obat sejak dahulu kala. Senyawa arsen
trioksida misalnya pernah digunakan sebagai tonikum, yaitu dengan dosis 3 x 1-2 mg.
Dalam jangka panjang, penggunaan tonikum ini ternyata telah menyebabkan timbulnya
gejala intoksikasi arsen kronis. Arsen juga pernah digunakan sebagai obat untuk berbagai
infeksi parasit, seperti protozoa, cacing, amoeba, spirocheta dan tripanosoma, tetapi
kemudian tidak lagi digunakan karena ditemukannya obat lain yang lebih aman. Arsen
dalam dosis kecil sampai saat ini juga masih digunakan sebagai obat pada resep
homeopathi .
Bermacam-macam bentuk senyawa kimia dari arsen ini yaitu sebagai berikut ;
1. Arsen triokasida (As2O3), ialah bentuk garam inorganic dan bentuk trivial dari
asam arsenat (H4AsO4) berwarna putih dan padat seperti gula.
2. Arsen pentaoksida (As2O5)
3. Arsenat (misalnya : PbHAsO4), ialah bentuk garam dari asam arsenat,
merupakan senyawa arsen yang banyak dijumpai di alam dan bersifat kurang
toksik.
4. Arsen organic, arsen berikatan kovalen dengan rantai karbon alifatik atau
struktur cincin, dimana arsen terikat dalam bentuk trivalent ataupun
pentavalen. Bentuk senyawa arsen ini kurang toksin dibandingkan dengan
bentuk senyawa arsen inorganic trivalent.
Bentuk senyawa arsen yang paling beracun ialah gas arsin (AsH3), yang
terbentuk bila asam bereaksi dengan arsenat yang mengandung logam lain.
Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat
ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam maupun pusat
tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah sedikit atau komponen
arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut seperti ikan laut) biasanya tidak
beracun (tidak toksik). Arsen dapat dalam bentuk inorganik bervalensi tiga dan
bervalensi lima. Bentuk inorganik arsen bervalensi tiga adalah arsenik trioksid, sodium
arsenik, dan arsenik triklorida. Sedangkan bentuk inorganik arsen bervalensi lima adalah
arsenik pentosida, asam arsenik, dan arsenat (Pb arsenat, Ca arsenat). Arsen bervalensi
tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup potensial untuk menimbulkan
terjadinya keracunan akut.
Karakteristik Arsen
Arsen berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air
di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain (Wijanto, 2005).
Arsen secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan fosfor, dan
sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan juga
beracun. Ketika dipanaskan, arsen akan cepat teroksidasi menjadi oksida arsen, yang
berbau seperti bau bawang putih. Arsen dan beberapa senyawa arsen juga dapat langsung
tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu. Zat
dasar arsen ditemukan dalam dua bentuk padat yang berwarna kuning dan metalik,
dengan berat jenis 1,97 dan 5,73.
WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen dalam air tanah sebesar 50 ppb.
Air tanah biasa digunakan sebagai sumber air minum bagi kelangsungan hidup manusia.
Salah satu akibat yang merugikan dari arsen adalah apabila dalam air minum
mengandung unsur arsen melebihi nilai ambang batas, yaitu bila kadarnya melebihi 10
ppb dalam air minum. Gejala keracunan kronis yang ditimbulkannya pada tubuh
manusia berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau melanoma serta
kanker usus.
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila
melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri,
mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah
merah dan putih, gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan
ginjal (Wijanto, 2005). Berikut ini adalah implikasi klinik akibat tercemar oleh arsen :
1. Mata
Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata
pada bagian perifer sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
2. Kulit
Adanya kulit yang berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit
(hiperkeratosis), timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai
efek pencetus kanker (carcinogenic).
3. Darah
Efeknya menyebabkan kegagalan fungsi sum-sum tulang dan terjadinya
pancytopenia (yaitu menurunnya jumlah sel darah perifer).
4. Liver
Paparan arsen yang cukup lama (paparan kronis) pada liver akan menyebabkan
efek yang signifikan, berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT,
SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver cirrhosis (jaringan hati berubah
menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
5. Ginjal
Arsen akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia
dan kerusakan jaringan).
6. Saluran pernapasan
Paparan arsen pada saluran pernafasan akan menyebabkan timbulnya laryngitis
(infeksi laryng), bronchitis (infeksi bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker
paru.
7. Pembuluh darah
Logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat
mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal
hypertention (hipertensi oleh karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan
penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit bu rger).
8. Sistem Reproduksi
Efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat
bayi waktu dilahirkan, lazim disebut efek malformasi.
9. Sistem Immunologi
Efek pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh/ penurunan
kekebalan, akibatnya peka terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi
virus.
10. Sistem Sel
Efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitokondria dalam inti sel sehingga
menyebabkan turunnya energi sel dan sel dapat mati.
11. Gastrointestinal (Saluran Pencernaan)
Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta nyeri perut, mual
(nausea) dan muntah (vomiting).
A. Kesimpulan
1. Arsen merupakan logam berat dengan valensi 3 atau 5, dan berwarna metal (steel-
grey).
2. Toksisitas senyawa arsenik dan sangat bervariasi. Bentuk organik tampaknya
memiliki toksisitas yang lebih rendah daripada bentuk arsenik anorganik.
3. Cara pencegahan paparan arsen dengan menggunakan alat proteksi diri dan
melakukkan surveilance medis.
B. Saran
Untuk menghindari terjadinya keracunan akibat paparan arsen melalui udara, air,
tanah, biota dan kegiatan industry maka yang harus dilakukan adalah menggunakan alat
proteksi diri seperti memakai masker, sarung tangan, kacamata dll saat berada di
lingkungan kerja yang berhubungan dengan pertambangan. Selain itu melakukkan
surveilance medis setiap tahun secara rutin. Ini ditujukan agar tidak terjadinya keracunan
akibat paparan Arsen.
DAFTAR PUSTAKA