Perangkap Dinasti Politik Dalam Konsolidasi Demokrasi
Perangkap Dinasti Politik Dalam Konsolidasi Demokrasi
KONSOLIDASI DEMOKRASI
Alim Bathoro1
Absract
besarnya memiliki setidaknya 9 orang yang transparansi dari semua proses politik tertekan
memimpin di masing masing “kerajaannya”. oleh dinasti politik. Oleh karena itu wajar
Seperti dirinya sendiri yang memimpin Banten, bilamana munculnya dinasti politik dianggap
suami menjadi anggota DPR, anak menjadi membahayakan kelangsungan demokrasi di
anggota DPD, menantu menjadi anggota Indonesia.
DPRD Kota Serang, adik menjadi anggota
DPRD Banten, Adik tiri mejadi wakil wali kota B. PERMASALAHAN
Serang, ibu tiri menjadi anggota DPRD Konsolidasi demokrasi membutuhkan
Kabupaten Pandeglang, Ibu tirinya yang satu lagi lingkungan demokrasi yang mendukung.
menjadi anggota DPRD kota Serang, dan adik Munculnya fenomena dinasti politik akan
iparnya Airin menjadi WalikotaTangerang Selatan. mengancam fase transisi demokrasi menuju
Di tingkat pusat, muncul isu bahwa Ani konsolidasi demokrasi
Yudhoyono, istri presiden Susilo Bambang
Yudoyono kemungkinan akan menjadi calon C. METODE PENELITIAN
presiden dari Partai Demokrat, pada tahun Penulisan artikel ini menggunakan metode
2014. Meskipun SBY sejak jauh hari meng- penelitian kualitatif untuk menganalisis
atakan tidak akan mengembangkan demokrasi fenomena perangkap dinasti politik dalam
clientilsm. Namun beberapa orang tidak konsolidasi demokrasi di Indonesia.
percaya akan hal ini, karena sebagian orang
justru percaya adanya skenario pencalonan D. KERANGKA TEORI
kerabat dekat SBY adalah realitas Partai Dalam kajian akademik, demokrasi
Demokrat yang tidak terbantahkan. Dan menurut Schumpeter (dalam Huntington 1991
belakangan santer muncul nama adik ipar SBY : 5) adalah sebuah metode yang memiliki
yang kini menjadi KASAD Jend. TNI Pramono prosedur kelembagaan untuk mencapai
Edhi Wibowo dalam bursa Calon Presiden RI keputusan politik dimana individu memperoleh
2014. Dan bagaimanapun juga, hal ini kekuasaan untuk membuat keputusan politik
mengemuka lantaran hingga saat ini, Partai melalui kompetisi merebut suara rakyat dalam
Demokrat belum memiliki calon presiden yang pemilu.
sekelas SBY. Sementara itu, konsolidasi demokrasi
Di dunia internasional, hal serupa juga menurut Diamond (2000) adalah pembiasaan
terjadi. Mendiang mantan Perdana Menteri norma-norma , prosedur-prosedur dan
Pakistan Benazir Bhutto adalah politikus yang harapan-harapan tentang demokrasi kedalam
mewarisi bakat ayahnya, Ali Bhutto. Selanjutnya, perilaku aktor-aktor politik. Proses tersebut
Bilawal pun terjun ke dunia politik. Bahkan, dilalui dengan fase transisi demokrasi terlebih
suami Benazir, Asif Ali Zardari, kini menjadi dahulu yang menandai beralihnya sistem politik
Presiden Pakistan. Demikian juga di Philipina, di sebuah negara dari otoriter ke demokrasi.
Presiden Benigno Aquino jr adalah anak dari Namun, dalam kasus di Indonesia transisi
mendiang Corazon Aquino, Presiden Philipina demokrasi yang ada hingga saat ini relatif
selepas genggaman rezim Marcos. belum berhasil membawa masyarakat seperti
Kenyataan di atas adalah sebuah trend yang yang dikategorikan oleh diamond. Pendek kata
menarik untuk dikaji. Boleh jadi sebagian kekuataan konsolidasi demokrasi sangat
orang menganggap wajar hal tersebut muncul, ditentukan bagaimana seluruh elemen
namun sebagaian lagi menganggap hal itu masyarakat dapat memilih wakil rakyat dan
distorsi atau tekanan terhadap demokrasi. kepala negara atau daerah terbebas dari
Demokrasi yang pada dasarnya, menuntut tekanan. Berbeda dengan masa orde baru
Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 115 - 125 117
yang tekanan itu berupa ancaman fisik dan Dinasti politik dalam dunia politik modern
mental. Saat ini tekanan pada masyarakat bisa dikenal sebagai elit politik yang berbasiskan
berupa sebuah pencitraan yang penuh dengan pertalian darah atau perkawinan sehingga
kepura-puraan. Hal ini tampak dari munculnya sebagian pengamat politik menyebutnya
para artis yang tiba-tiba menjadi tokoh politik sebagai oligarkhi politik. Dalam konteks
tidak melalui rekrutmen yang sewajarnya, yakni Indonesia, kelompok elit adalah kelompok yang
berjenjang, bertahap dan melalui mekanisme memiliki kemampuan untuk yang mem-
penilaian, mereka tiba-tiba saja melampui pengaruhi proses pembuatan keputusan
proses tersebut dan langsung menjadi tokoh politik. Sehingga mereka kadang relatif mudah
politik. Dengan demikian sejatinya popularitas di menjangkau kekuasaan atau berta-rung
luar prestasi politik (keartisan) mendongkrak suara merperebutkan kekuasaan. Sebelum
sehingga mereka melenggang dengan cepat ke munculnya gejala dinasti politik, kelompok elit
parlemen atau jabatan politik yang lain. tersebut diasosiasikan elit partai politik, elit
Fenomena yang sama terjadi dalam pada militer dan polisi, elit pengusaha atau pemodal,
lingkungan keluarga besar seorang tokoh elit agama, elit preman atau mafia, elit artis,
politik. Popularitas sang tokoh telah membawa serta elit Aktifis.
sanak familinya menjadi orang yang dikenal Menurut Pareto dalam Varma (2007 : 206)
ditengah masyarakat. Sepak terjangnya diikuti yang disebut dengan kelompok elit adalah
masyarakat, sehingga manakala sang tokoh sekelompok kecil individu yang memiliki
tidak bisa lagi menjadi pejabat karena usia, kualitas-kualitas terbaik, yang dapat menjang-
masa jabatan, ataupun tutup usia. Maka sosok kau pusat kekuasaan sosial politik. Elit merupa-
di lingkaran tokoh tersebut dianggap mumpuni kan orang-orang yang berhasil, yang mampu
menggantikannya. menduduki jabatan tinggi dalam lapisan
Studi yang dilakukan Agustino(2010)di masyarakat. Pareto meyakini bahwa elit yang
Provinsi Banten, menurut Agustino proses tersebar pada sektor pekerjaan yang berbeda
transisi menuju demokrasi di Indonesia dengan itu umumnya berasal dari kelas yang sama.
studi Provinsi Banten ditemukan dinamika Yakni orang-orang yang kaya dan pandai. Ia
politik yang fluktuatif. Bahkan, atas kedina- menggolongkan masyarakat kedalam dua
mikaan politik Banten tersebut tidak mengarah kelas, lapisan atas (elite) dan lapisan bawah
pada tumbuhnya sistem demokrasi yang (non-elite). Lapisan atas atau kelas elit terbagi
modern, sebab logika politik kekeluargaan dalam dua kelompok, yakni elit yang meme-
telah menjadi rasionalitas elit politik Banten rintah (governing elite) dan elit yang tidak
yang pada akhirnya membawa pada tumbuh memerintah (non-governing elite). Sementara
dan berkembannya dinasti politik di Banten. Gaetano Mosca menyebutkan bahwa di setiap
Menurut Marcus Mietzner (2009), dalam masyarakat yang berbentuk apapun senantiasa
paper yang berjudul Indonesia’s 2009 muncul dua kelas, yaitu kelas yang memerintah
Elections: Populisme, Dynasties and the dan kelas yang diperintah. Kelas yang meme-
Consolidation of the Party System, menilai rintah memiliki jumlah yang sedikit, memegang
bahwa kecenderungan politik dinasti cukup semua fungsi politik, monopoli kekuasaan dan
menguat dalam politik kontemporer Indonesia. menikmati keuntungan- keuntungan yang
Praktik politik dinasti menurutnya tidak sehat didapatnya dari kekuasaan, yang kadang-
bagi demokrasi. Antara lain karena kontrol kadang bersifat legal, arbitrer, dan menggu-
terhadap pemerintah yang diperlukan dalam nakan kekerasan.
demokrasi, misalnya checks and balances, Mosca dalam Varma (2007: 204) meneliti
menjadi lemah. komposisi elit lebih dekat lagi dengan
118 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik
mengenali peran ‘kekuatan sosial’ tertentu. belakangan muncul varian lain dari elit politik,
Mosca mengenalkan konsep ‘sub elite’ yang dimana elit politik ini berbasis kekeluargaan.
merupakan kelas menengah dari para pega- Kenyataan tersebut cenderung akan
wai negeri sipil, para manajer industri, ilmuwan memupuk munculnya dinasti-dinasti politik di
dan mahasiswa. Kelas menengah ini diang- tingkat pusat atau lokal.
gapnya sebagai elemen vital dalam mengatur Oleh karenanya, kedekatan politik keluarga
masyarakat. Menurutnya stabilitas politik inilah yang kemudian menguatkan jaringan
ditentukan oleh lapisan kelompok menengah politik. Menurut Turner ( dalam Fadhillah :
ini. Menurut Pareto, antara governing elitedan 2007) suatu jaringan mempunyai pengaruh
non-governing elite senantiasa berebut penting terhadap dinamika jaringan tersebut.
kesempatan untuk mendapatkan porsi ke- Dan, hal tersebut berdampak terhadap tertutup-
kuasaan sehingga terjadilah sirkulasi elite. nya rekrutmen politik.
Setiap elite yang memerintah, hanya dapat Akhirnya manakala hal itu terjadi, maka
bertahan apabila secara kontinuitas mem- dikhawatirkan menjadi budaya politik di
peroleh dukungan dari masyarakat bawah. Indonesia sehingga dikhawatirkan akan
Akan tetapi sirkulasi elite akan tetap berjalan menganggu demokratisasi secara keselu-
karena secara individual baik elite keturunan ruhan. Karena menurut Chilcote (2003) budaya
maupun elite yang diangkat atau ditunjuk akan politik merupakan serangkaian keyakinan,
mengalami kemunduran sesuai dengan waktu simbol-simbol. Yang melatarbelakangi situasi
dan sebab-sebab biologis. di mana suatu peristiwa politik terjadi. Bila sudah
Kekuasaan elite menurut Mosca adalah begitu, persoalan konsolidasi demo-krasi di
sebagai akibat sifat-sifat yang tak terbantahkan Indonesia boleh jadi hanya sekedar mimpi.
dari watak sosial manusia. Selanjutnya
dikatakan, bahwa kelas politik yang tidak E. HASIL DAN PEMBAHASAN
adaptatif dengan zaman tidak akan bisa Pertanyaan mendasar adalah mengapa
mempertahankan diri. Sementara elite lain political dinasti tersebut muncul ditengah
akan terbentuk dari kalangan yang diperintah, transisi demokrasi yang sedang berlangsung.
dan dengan perjalanan waktu akan meng- Dan, seberapa besar dinasti politik menganggu
ambil alih kekuasaan meskipun dengan konslidasi demokrasi. Dan bagaimana
kekerasan. Sistem demokrasi, menurut Mosca solusinya agar demokratisasi di Indonesia
tidak memiliki dasar substantif sebagai berlangsung wajar.
kekuasaan mayoritas, bahkan dianggap Proses demokrasi yang wajar menurut
sebagai penyebab kemerosotan elite. Oleh Robert A Dahl (dalam Gaffar : 2000) dalam
karenanya semua kelompok penguasa harus karyanya “Dilemma of Pluralist Democracy”
mempertahankan sistem pewarisan secara mengemukakan beberapa kriteria yang mesti
turun temurun agar tetap dapat memanipulasi terwujud dalam suatu sistem demokratis yang
kekuasaannya. Akan tetapi Mosca juga terkonsolidasi. Pertama, pengontrolan terha-
menyadari, bahwa rekruitmen dari kelas dap keputusan pemerintah mengenai kebi-
mayoritas sangat dibutuhkan demi stabilitas jakan secara konstitusional diberikan kepada
organisasi politik. para pejabat yang terpilih. Kedua, melalui
Setelah berlangsung tiga kali pemilu dalam pemilihan yang teliti dan jujur para pejabat
masa reformasi, ada fenomena yang menarik dipilih tanpa paksaan. Ketiga, semua orang
kalau di dalam teori politik kontemporer elit dewasa secara praktis mempunyai hak untuk
biasanya berdasar golongan, misalnya militer, memilih dalam pemilihan pejabat pemerin-
partai, birokrasi dan sebagainya. Maka tahan.
Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 115 - 125 119
Keempat, semua orang dewasa secara maka setiap masyarakat yang memilih telah
praktis juga mempunyai juga hak untuk memperoleh haknya berpartisipasi dalam
mencalonkan diri pada jabatan-jabatan dalam demokrasi, yang pada akhirnya nanti partisipasi
pemerintahan, meskipun pembatasan usia politik tersebut akan meningkatkan kesadaran
untuk menduduki jabatan politik mungkin lebih politik.
ketat ketimbang hak pilihnya. Kelima, rakyat Studi yang dilakukan Nankyung Choi dari
mempunyai hak untuk menyuarakan pendapat S. Rajaratnam Scholl of International Studies
tanpa ancaman hukum yang berat mengenai Nanyang Technological University, mengung-
berbagai persoalan politik pada tataran yang kapkan ditengah liberalisasi politik, justru
lebih luas, termasuk mengkritisi para pejabat, fenomena politik uang yang lebih menonjol
system pemerintahan, ideology yang berlaku ketimbang penguatan system politik. Lebih
dan tatanan sosio-ekonomi. Keenam, rakyat jauh Choi mengatakan :
mempunyai hak untuk mendapatkan sumber- More specially, both within and outside the
sumber informasi alternative yang ada dan shell of formally democratic political instutions,
dilindungi oleh hukum. Ketujuh, dalam we have observed the emergence of decen-
meningkatkan hak-hak rakyat, warga Negara tralized money politics. Money politics has
mempunayi hak dan kebebasan untuk mem- emerged as a key issue in local politics in post-
bentuk suatu lembaga atau organisasi- soeharto.
organisasi yang relatif independen, termasuk Sekalipun, Choi hanya berkomentar ihwal
membentuk berbagai partai politik dan politik lokal, namun sebagian pihak melihat
perkumpulan yang independen. Pemikran politik uang adalah kecenderungan yang terjadi
Robert A dahl ini menunjukkan tentang indikator di level nasional. Politik uang adalah salah
sebuah democratic political order sebagai satu dampak dari eksisnya elit politik yang ada
kerangka acuan dan tidaknya perwujudan disebabkan mereka memiliki sumber daya
demokrasi dalam suatu pemerintahan negara. ekonomi yang lebih. Dengan demikian sebuah
Seluruh proses demokrasi, yang dimaknai dinasti politik akan menguatkan perannya
dengan demokrasi prosedural berupa pemilu dengan sumber daya ekonomi yang dimilikinya
, pemilu presiden, dan pemilukada. Awalnya agar kepentingan-kepentingan keluarga yang
diniatkan agar masyarakat dapat memilih telah dimiliki tidak beralih ke orang lain.
sendiri pemimpin yang dia inginkan tanpa ada Menurut Puskapol UI dalam penelitiannya
tekanan. Dengan demikian, seorang politisi Tahun 2010 menyimpulkan kinerja parpol
yang duduk di parlemen, presiden, Gubernur, terutama dalam rekrutmen politik masih di
bupati dan walikota memiliki legitimasi yang warnai oleh pola instan dan kedekatan politik.
kuat karena ia dipilih langsung. Dan, tentunya Selain itu menurut Direktur Eksekutif Puskapol
legitimasi ini adalah modal politik yang sangat UI, Sri Budi Eko Wardhani memaparkan kajian
besar yang diperlukan dalam menjalankan tentang caleg perempuan yang juga menun-
pemerintahan. Selain dari itu, terpilihnya jukkan kecenderungan yang sama, yakni 82
seseorang melalui pemilu akan melahirkan persen anggota keluarga terlibat di partai yang
pemerintah yang akuntabel karena ia dipilih sama dengan calon perempuan terpilih
oleh masyarakat. Dengan demikian, peme- tersebut. Secara umum anggota perempuan
rintahan itu, mudah mewujudkan mekanisme terpilih di DPRD provinsi tersebut memiliki
checks and balances karena memiliki modal suami yang terlibat di parpol yang sama [94
politik yang kuat sehingga kestabilan sebuah persen]. Sementara caleg perempuan tepilih
pemerintahan dengan sendirinya terjaga. Dan lainnya memiliki orang tua [69 persen], saudara
yang jelas ketika pemilihan langsung dilakukan kandung [89 persen], dan anak [87 persen] yang
120 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik
terlibat di partai yang sama. bahwa keluarga tersebut adalah keluarga kaya
Menurut Ikrar Nusa Bakti dalam Kolom dan berpendidikan yang memang ingin
Seputar Indonesia 1 juni 2010, ada beberapa membangun daerahnya. Persoalan akan
faktor penyebab munculnya fenomena adanya muncul jika ternyata bangunan dinasti politik
istri-istri bupati yang maju untuk mem- itu amat dipaksakan karena kepala daerah
perebutkan jabatan publik di daerah. Pertama, biasanya juga pimpinan daerah dari partai
para bupati yang masih menjabat dianggap politik yang kuat di daerah tersebut.
berhasil oleh masyarakat setempat, seperti Dalam perpektif sosiologi, suatu hubungan
dalam kasus di Kabupaten Bantul atau di Kediri, karena kedekatan ini sering disamakan dengan
namun kedua bupati tersebut tidak dapat ikut patron-klien, yang biasanya akan diperkuat
pilkada karena masa jabatannya sudah dua menjadi sebuah jaringan politik. Menurut
kali. Karena itu, masyarakat menginginkan agar Usman (dalam Fadhillah, 2007), suatu jaringan
istri bupati maju dalam pilkada dengan asumsi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe
bila istri mantan bupati menang, berarti mantan hubungan antar aktor yang terjalin dalam
bupati akan berada di belakang istrinya sebagai masyarakat merupakan suatu bentuk jaringan
“sang penuntun”. Jika masa bakti lima tahun atau the building block of network.
istrinya selesai, mantan bupati pun akan maju Motivasi jaringan keluarga dalam politik
lagi karena tidak dilarang oleh undang-undang. menurut Hajrianto Yassin Thohari dalam Kolom
Kedua, istri pertama dan istri kedua bupati Gatra 19 Januari 2011 karena secara psiko-
sama-sama maju untuk membuktikan siapa politik, keluarga penguasa selalu memiliki self-
dari keduanya yang memiliki legitimasi di mata confident yang tinggi. Pasalnya, mereka
rakyat di daerahnya.Motif politiknya bisa adu terlahir dari keluarga kerajaan atau penguasa.
popularitas atau jago siapa yang dapat Sehingga pastilah merasa menjadi putra dan
memenangi pertarungan tersebut. Ketiga, putri yang sebenar-benarnya. Istri dan anak-
pembentukan dinasti politik baru di dae- anak raja hidup di istana . Mereka merasa
rah.Pada tahap awal suami yang maju, tahap dilahirkan sebagai orang istimewa dan
kedua istrinya,dan tahap ketiga adalah salah diistimewakan kerana kedudukan ayahnya.
seorang anak dari pasangan tersebut. Maka, mereka kemudian ingin mengulang dan
Bangunan dinasti politik ini akan kokoh jika melangenggkan keistimewaan itu untuk
masyarakat setempat menilai secara jujur selama-lamanya
Tabel 1 : Caleg dalam Pemilu 2009 dan Hubugan dengan Tokoh Politik Nasional
parlemen. Manakala parleman diwarnai oleh tokoh politik nasional dan daerah memiliki
dinasti politik maka keadaan akan semakin suram. keinginan untuk menguatkan pengaruhnya di
Pengaruh dinasti politik sangat relevan parlemen. Tabel 2 berikut akan menjelaskan
dalam rekrutmen anggota legislatif, sebagian hubungan tersebut.
Tabel 2. Prediksi Kerabat Birokrat sebagai Anggota DPR & DPD RI per 2009-2014
Data tersebut adalah data menjelang periode yang telah lalu saja produktivitas DPR
pemilu 2009, dari data tersebut maka kita bisa RI dalam membuat Undang Undang tidak
melihat bagaimana upaya dinasti politik terlalu mengembirakan, dalam tabel berikut
berupaya mempengaruhi parlemen. Dalam akan menjelaskan.
Dari tabel 3 diatas jelas terlihat menurunnya tersebut dikuasai oleh dinasti-dinasti politik,
partisipasi masyarakat ketika pemilu di masa maka boleh jadi penurunanya lebih dahsyat.
reformasi. Menurut Soebagio (2009), penu- Dengan demikian, fenomena dinasti politik
runan partisipasi politik dari tahun ke tahun di harus segera mungkin dicegah, baik dengan
masa reformasi, salah satunya disebabkan pendidikan politik kepada masyarakat ataupun
kuatnya pengaruh elit politik di parlemen. melalui perundang-undangan
Sehingga kebijakan yang dilahirkan, lebih
mengedepankan kepentingan elit politik F. KESIMPULAN
daripada kepentingan masyarakat. Sekalipun demokrasi mengedepankan
Yang pasti, jika dengan elit politik saja kesamaan hak, sejatinya demokrasi memang
pengaruhnya demikian kuat terhadap menu- dirancang oleh para pengagasnya simultan
runnya partisipasi politik. Apalagi, bila elit politik dengan ekonomi liberal. Artinya, di negara-
124 Perangkap Dinasti Politik dalam Konsolidasi Politik
negara perintis demokrasi di barat, kesejah- segala pertarungan politik. Untuk mendapat-kan
teraan sudah terasa, sehingga muncullah klas kader yang baik mutlak adanya rekrutmen partai
menengah yang independen, yang pada yang terbuka dan plural, oleh karena itu disinilah
gilirannya mendukung demokrasi dengan dibutuhkan pendidikan politik dan sosialisasi politik
sendirinya. Dan, resikonya apabila kesiapan yang mumpuni sehingga anggota masyarakat
klas menengah belum merata, maka terjadi tertarik menjadi anggota partai politik.
deviasi, seperti munculnya fenomena dinasti Apabila, dinasti politik tidak mampu
politik. Dinasti Politik muncul lantaran belum dicegah, maka kejadian di Philipina bisa jadi
adanya klas menengah yang mumpuni. muncul di Indonesia, yakni munculnya dinasti
Oleh karenanya, memunculkan klas politik yang berasal dari tuan-tuan tanah atau
menengah yang independen adalah tugas orang-orang kaya lama. Di Philipina seperti
yang segera dituntaskan oleh sistem politik yang dituturkan Ikrar (2010) demokrasi justru
Indonesia. Baik, itu dari segi rekrutmen partai menguatkan orang-orang kaya lama. Dan
politik, pendidikan politik masyarakat, dan apabila bangsa ini tidak waspada, maka bisa
perundang-undangan. Agar dimasa datang, jadi hal tersebut terjadi di negeri kita. Oleh
keberadaan dinasti politik dapat dikritisi oleh karena itu, kemunculan klas menengah yang
kelompok yang secara politik memiliki kesa- kritis adalah sarana ampuh menguatkan
daran yang tinggi, sekaligus dari segi ekonomi demokratisasi. Hanya saja, klas menengah
mereka tidak mudah dipengaruhi. hanya dapat muncul manakala pendidikan dan
Apapun, demokrasi adalah pilihan yang lapangan kerja relative tersedia. Dan, ini
mungkin, agar masyarakat mendapat hak-hak adalah pekerjaan rumah semua elemen
kemanusiaannya. Akan tetapi kita perlu menata masyarakat yang menginginkan klas men-
ulang konsolidasi demokrasi yang sedang engah kritis menjadi the ruling class di negeri
berlangsung, dan itu mau tak mau kita harus ini. Tapi, apabila hal ini tidak dipedulikan maka,
berupaya menumbuhkan klas menengah yang boleh jadi the ruling class adalah golongan
cukup banyak, baik dari segi kuantitas maupun status quo yang dapat memunculkan konflik
kualitas. Selanjutnya, perlu dicermati juga sosial setiap saat.
peraturan yang ada sehingga mampu meng- Yang pasti, jauh lebih berbahaya lagi
urangi kemunculan politik dinasti, berikutnya manakala dinasti politik menjadi budaya politik.
perlunya rekrutmen kepemimpinan nasional Yang mana justru akan menguatkan sebagian
dan yang kokoh, dan hal itu dapat terjadi kecil warga masyarakat dan menjadikan
manakala ada kaderisasi yang kuat di dalam sebagian besar yang lain menjadi kaum
partai-partai sehingga muncul calon-calon marjinal dikarenakan tidak memiliki bargaining
pemimpin untuk sanggup berkompetisi dalam position dalam pengambilan keputusan politik.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo & Mohammad Agus Yusoff, 2010, Chilcote, Ronald H, 2003. Teori Perbandingan
Pilkada dan Pemekaran Daerah dalam Politik : Penelusuran Paradigma,
Demokrasi Lokal di Indonesia : Local terjemahan dari buku Theories of
Strongmen dan Roving Bandits, Jurnal Comperatives Politics The Search for a
Jebat: Malaysian Journal of History, Freedom oleh Haris Munandar, Raja
politics & Strategic Studies Volume 37 Grafindo Persada, Jakarta.
th 2010, p 86-104 Choi, Nankyung, 2007. Local Elections and
Jurnal FISIP UMRAH Vol. 2, No. 2, 2011 : 115 - 125 125
Democracy in Indonesia : The Riau Sundhaussen, Ulf, 1986, Politik Militer
Archipelago, dalam Journal of Contem- Indonesia 1945-1967, Jakarta, LP3ES
porary Asia Volume 37 No 3 August 2007 Surbakti, Ramlan,2010. Memahami Ilmu
, p 326-345 Politik, Jakarta, Gramedia.
Diamond, L & Plattner MF, 2000, Hubungan Varma, SP, 2007, Teori Politik Modern, Jakarta,
Sipil-Militer dan Konsolidasi Demokrasi, Rajawali Press
Jakarta, Raja Grafindo Persada
Fadhilah, Amir, 2007. Budaya Politik: Studi
Kasus Kyai Pesantran di Kabupaten Majalah, surat kabar, dan berita online
Pekalongan, Jurnal Al Qalam, Vol. 24. Puskapol UI, Kantor Berita Antara, 16
No 1 Januari-April 2007, hal 38-54. Desember 2010
Gaffar, Afan, 2000. Politik Indonesia Menuju Ikrar Nusa Bhakti, Polemik Istri Pejabat Maju
Transisi Menuju Demokrasi, Yogyakarta, Pilkada, Seputar Indonesia, 1 juni 2010
Pustaka Pelajar. Thohari, Hajrianto Yassin, Politik Dinasti atau
Huntington, SP, 1991, Gelombang Dinasti politik, Gatra, 19 Januari 2011.
Demokratisasi ketiga, Jakarta, PT Tanuwidjaja, Sunny, Politik dan Keluarga,
Intermasa www.csis.or.id, 28 Sep 2011, 20: 22 wib
Soebagio, 2009, Distorsi dalam Transisi Supriyanto, Bagus, www.beritasatu.com,
Demokrasi di Indonesia, Jurnal Kamis, 16 Desember 2010 | 17:06 WIB
Makara, Sosial Humaniora Vol 13 No 2 Taufik,Politik Dinasti, Pojok Jurnalisme, 25/07/
Desember 2009 p 111-116 2010 at 7:14 pm