Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP TEORI KEPERAWATAN KELUARGA CALGARY

Disusun Oleh :

MULIANI INDAH SARI


1801022

STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR


PRODI S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah memberikan kami waktu maupun pikirannya dalam menyelesaikan
makalah ini. Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi
para pembacanya.
Karena keterbatasan kemampuan pengetahuan pengalaman penyusun, tentu saja masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, penyusun
mengucapkan banyak terimakasih terhadap semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini. Terimakasih

Makassar, 17 Maret 2021


BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, atau
adopsi, serta berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran sosial masing-
masing suami dan istri, ibu dan ayah, putra dan anak perempuan, saudara laki-laki dan
perempuan; dan menciptakan serta mempertahankan budaya bersama. Saat ini, Biro Sensus
A.S. mendefinisikan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang hidup bersama yang terkait
dengan kelahiran, pernikahan, atau adopsi (Tillman & oNam, 2008). Kesehatan keluarga
adalah keadaan dinamis yang berubah dari kesejahteraan, yang meliputi faktor biologis,
psikologis, spiritual, sosiologis, dan budaya dari anggota individu dan seluruh sistem
keluarga .(Joanna dkk.2010)
Proses keperawatan merupakan suatu proses untuk memecahkan masalah yang
digunakan kepada individu, keluarga dan kelompok atau komunitas. Salah satu aspek penting
dalam keperawatan adalah aspek keluarga. Keluarga bersama kelompok dan juga komunitas
adalah klien yang secara empiris bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kesehatan
keluarga mempunyai hubungan yang erat.
Proses keperawatan dimulai dari pengkajian untuk memperoleh data dan
mengidentifikasi suatu masalah yang terjadi dalam sebuah keluarga. Dalam makalah ini akan
dipaparkan mengenai pengkajian struktural keluarga dengan menggunakan model pengkajian
keluarga dengan menggunakan model dan konsep pengkajian Calgary atau yang sering
dikenal dengan istilah The Calgary Family Assessment Model (CFAM).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep pengkajian Calgary yang sering disebut dengan istilah
Calgary Family Asessment Model (CFAM)
2. Untuk mengetahui tentang intervensi Calgary yang sering disebut dengan istilah Calgary
Family intervention Model (CFIM)
3. Mahasiswa mengetahui tentang konsep keluarga
4. Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep teori calgary dengan kasus keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistic yang menempatkan keluarga
dan komponennya sebagai focus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
(Depkes,2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai focus
pelayanandan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi. Dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di
keluarga dan sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan
dan sector lain di komunitas (Depkes RI, 2010).
Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam,yaitu tujuan umum dan khusus.
tujuan umum dari keperawatan keluarga adalah memandirikan keluarga dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. tujuan khusus dari keperawatan keluarga
adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
mampu menangani masalah berikut ini.
1. Mengenal masalah kesehatan yang di hadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga.
Contohnya,apakah keluarga mengerti tentang pengertian dan gejala kencing manis
yang di derita anggota keluarganya?
2. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota
keluarga ke pelayanan kesehatan. Contohnya, segera memutuskan untuk
memeriksakan anggota keluarga yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet
DN, memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan control ke
perlayan ke sehatan.
4. Memodifikasi lingkungan yang kondusif.
Kemampuan keluarga dalam mengatur lingkungan, sehingga mampu
mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap
anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan
psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga yang sakit.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan
anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga
memanfaatkan puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lain untuk anggota
keluarganya yang sakit.

B. CFAM
Pengkajian CFAM (Calgary Family Asessment Model) terdiri dari struktural,
perkembangan dan fungsional. The Calgary Family Assessment Model (CFAM)
merupakan pengkajian yang menyeluruh, system kerangka kerja multidimensional,
sibernetika, komunikatif dan merubah teori dasar. CFAM merupakan konsep yang
menggunakan 3 kategori pengkajian (structural, developmental, fungsional) dan dari tiap
cabang diagram mempunyai banyak subkategori.
CFAM (Calgary Family Assessment Model) menurut Wright dan Leahey (2009)
memadukan teori keperawatan dengan konsep terapi keluarga yang didasarkan pada teori
sistem, sibernetika, teori perubahan, teori komunikasi, dan biologi pengakuan. Mengikuti
konsep dari teori sistem umum dan teori sistem keluarga menyusun teori kerangka kerja
untuk model ini (Wright & Leahy, 2009):
1. Sistem keluarga adalah bagian dari sistem supras yang lebih besar dan juga terdiri dari
banyak subsistem.
2. Keluarga secara keseluruhan lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya.
3. Perubahan dalam satu anggota keluarga mempengaruhi semua anggota keluarga.
4. Keluarga mampu menciptakan keseimbangan di antara kedua perubahan dan stabilitas.
5. Perilaku anggota keluarga paling baik dipahami dari perspektif melingkar dari
kausalitas linier.
Sibernetika adalah ilmu komunikasi dan teori kontrol; oleh karena itu, sibernetik
berbeda dari teori sistem. Teori sistem membantu mengubah fokus lensa konseptual
seseorang dari pihak ke keseluruhan. Sebaliknya, Sibernetika mengubah fokus dari isi
pokok ke bentuk. Wright dan Leahey (2009) menarik dua hal yang bermanfaat dari
konsep teori sibernetika:
1. Keluarga memiliki kemampuan mengatur diri sendiri.
2. Proses umpan balik dapat terjadi secara bersamaan pada beberapa tingkat sistem
dengan keluarga.
Teori komunikasi dalam model ini didasarkan pada karya Watzlawick dan
rekannya (1967, 1974). Komunikasi mewakili cara individu berinteraksi satu sama lain.
Konsep yang diturunkan dari teori komunikasi yang digunakan dalam CFAM adalah
sebagai berikut (Wright & Leahey, 2009):
1. Semua komunikasi nonverbal memiliki makna.
2. Semua komunikasi memiliki dua jalur utama untuk menyebar: digital (verbal) dan
analog (nonverbal).
3. Hubungan dyadic memiliki berbagai tingkatan simetri dan saling melengkapi.
4. Semua komunikasi memiliki dua tingkatan: konten dan hubungan.
Membantu keluarga untuk berubah adalah inti dari semua intervensi keperawatan
keluarga. Keluarga butuh keseimbangan antara perubahan dan stabilitas. Diperlukan
perubahan untuk membuat segalanya lebih baik, dan stabilitas diperlukan untuk
mempertahankan beberapa persamaan susunan. Sejumlah konsep dari teori perubahan
penting bagi pendekatan keperawatan keluarga (Wright & Leahey, 2009):
1. Perubahan tergantung pada persepsi masalah:
2. Perubahan ditentukan oleh struktur.
3. Perubahan tergantung pada konteks.
4. Perubahan tergantung pada tujuan perkembangan pengobatan.
5. Memahami sendiri tidak menyebabkan perubahan.
6. Perubahan tidak harus terjadi secara merata disemua anggota keluarga.
7. Memfasilitasi perubahan adalah tanggung jawab perawat.
8. Perubahan terjadi dengan cara mencocokkan hubungan antara intervensi perawat dan
bio-psiko-sosial-spiritual struktur anggota keluarga.
9. Perubahan bisa merupakan hasil dari segudang penyebab.
Penilaian pertanyaan yang menyertai model tersebut dikelompokkan ke dalam
tiga kategori utama: (1) struktural, (2) perkembangan, dan (3) fungsional. Perawat
memeriksa komponen struktural keluarga untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini:
Siapa yang ada di keluarga? Apakah yang hubungan antara anggota keluarga? Apakah
yang konteks keluarga? Struktur termasuk komposisi keluarga, jenis kelamin, orientasi
seksual, urutan pangkat, subsistem, dan batas-batas sistem keluarga. Selain wawancara
dan observasi, strategi yang juga direkomendasikan untuk menilai struktur ialah
genogram dan ecomap.
Kategori penilaian utama kedua di Pendekatan Calgary adalah pengembangan
keluarga, yang meliputi penilaian tahapan keluarga, tugas, dan lampiran. Sebagai contoh,
perawat mungkin bertanya, “Di mana ada keluarga dalam siklus kehidupan keluarga?
"Memahami tahap keluarga memungkinkan perawat menilai dan melakukan intervensi
dengan cara yang lebih terarah, spesifik, dan bermakna. Tidak ada instrumen aktual untuk
menilai pengembangan, tetapi perawat dapat menggunakan tugas perkembangan sebagai
pedoman.
Area ketiga untuk penilaian dalam CFAM adalah fungsi keluarga. Fungsi keluarga
mencerminkan bagaimana individu sebenarnya berperilaku dalam hubungan satu sama
lain (Wright & Leahey, 2009, hlm. 116). Aspek fungsi keluarga termasuk kegiatan
kehidupan sehari-hari, seperti makan, tidur, persiapan makan, dan perawatan kesehatan,
juga komunikasi emosional, verbal dan nonverbal, komunikasi sirkuler, pemecahan
masalah, peran, pengaruh dan kekuasaan, kepercayaan, dan aliansi serta koalisi. Wright
dan Leahey menunjukkan bahwa perawat dapat menilai di ketiga bidang (yaitu struktural,
pengembangan, fungsional) untuk tampilan makro keluarga, atau mereka dapat
menggunakan bagian manapun dari pendekatan untuk penilaian mikro.Wright dan
Leahey (2009) mengembangkan pendamping model untuk CFAM, CFIM. Intervensi ini
menyediakan strategi konkret dimana perawat dapat mempromosikan, meningkatkan, dan
mempertahankan fungsi keluarga yang efektif seperti keluarga berfungsi dalam kognitif,
afektif, dan domain perilaku.
Kekuatan Penilaian Intervensi Model Calgary adalah konsep yang
menggabungkan banyak teori aspek dalam bekerja dengan keluarga. Kekuatan
Pendekatan ini juga kelemahannya kecuali perawat berpengetahuan luas tentang model
dan intervensi, sulit untuk diimplementasikan dalam pengaturan perawatan akut.
Intervensi keluarga perlu disesuaikan untuk setiap keluarga individu, dengan
pertimbangan struktur, fungsi, dan proses keluarga. Perawat keluarga berfungsi sebagai
perawat katalis untuk proses penilaian, intervensi, dan evaluasi proses perawatan keluarga.

C. CFIM
Calgary Family Intervention Model (CFIM) merupakan intervensi yang sesuai
dalam upaya mengubah domain kognitif, afektif dan perilaku dari permasalahan
fungsional keluarga termasuk yang dialami salah satu anggota keluarga (individu).
Perubahan pada satu individu dapat berpengaruh pada anggota yang lain (Wright &
Leahey,2009).

D. Model Pengkajian dan Model Intervensi Keluarga Calgary


Model kedua dari keperawatan keluarga sistem terpadu adalah model pengkajian
keluarga Calgary (CFAM, Calgary Family Assesment Model) dan Model Intervensi
keluraga Calgary (CFIM, Calgary Family Intervention Model), yang dikembangkan oleh
Wright dan Leahey serta rekan (Wright dan Leahey,2000; Wright, Watson, & Bell,1996).
Model keperawatan sistem keluarga Calgary memadukan berbagai teori dari teori sistem
umum, sibernetika, teori komunikasi, dan teori berubah. Model keperawatan sistem
keluarga Calgary lebih banyak diinformasikan oleh teori dan pendekatan terapi keluarga,
khususnya teori pemahaman biologi milik Maturana dan Varela, teori pikiran Gregory
Bateson, serta pendekatan konstruktivis dan naratif (White & Epson, 1990; Wright,
Watson, & Bell, 1996).
Teori dan ide ini dipadukan menjadi paradigma atau perspektif keperawatan yang
berfokus pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan. CFAM menekankan
identifikasi kekuatan dan sumber keluarga. Strategi intervensi direncanakan dengan
pengenalan yang kuat bahwa keluarga harus dan wajib memutuskan strategi intervensi
mana yang terbaik untuk mereka. Strategi tersebut dirancanguntuk membantu keluarga
memberdayakan dirinya sendiri. Model pengkajian dan intervensi berdasarkan pada
pengamatan praktik klinik yang seksama dan penelitian klinis kulitatif.
Model ini mempunyai dasar pemikiran yang multidimensial yang dalam
pengkajiannya terdiri dari : domain structural, perkembangan dan fungsional keluarga.
1. PENGKAJIAN STRUKTURAL
1. Internal
Siapa yang ada dalam keluarga dan bagaimana mereka berhubungan
b. Komposisi Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji dalam kategori ini adalah anggota keluarga dan
tipe keluarga, kepemilikan keluarga tentang anggotanya, perubahan dalam
komposisi keluarga. Ada 5 hal penting dalam konsep keluarga, antara lain:
1. Keluarga adalah system atau unit
2. Anggotanya bisa saling berhubungan atau tidak, dan bisa tinggal bersama-
sama atau tidak.
3. Terdapat anak atau tidak
4. Memiliki komitmen dan ikatan diantara anggota keluarga untuk
pencapaian tujuab masa depan.
5. Fungsi dari unit caregiving meliputi proteksi, pemenuhan kebutuhan
makan, dan sosialisasi dari anggota.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin berhubungan dengan suatu kepercayaan atau harapan mengenai
perilaku dan pengalaman pria atau wanita. Kepercayaan tersebut berkembang
karena budaya, agama, dan pengaruh keluarga. Pengkajian subkategori ini
termasuk pandangan keluarga terhadap maskulinitas dan feminitas.
d. Orientasi seksual
Berhubungan dengan adanya perilaku heteroseksual, gay, lesbian, biseksual.
e. Urutan dalam keluarga
Posisi anak dalam keluarga. Poin penting dalam pengkajian subkategori ini
adalh urutan kelahiran dan jarak kelahiran.

f. Subsistem
Subsikategori ini digunakan untuk membeli atau menandai tingkat system
diferensiasi keluarga. Keluarga menjalankan fungsinya melalui subsistem
yang dimiliki.
g. Batasan
Sub kategori ini berhubungan dengan peraturan “mendefenisikan siapa yang
terlibat atau termasuk dan berapa banyak”. System dan sub system keluarga
memiliki batasan, yang funsinya untuk melindungi proses deferensiasi dari
system atau sub system.
2. Eksternal
b. Keluarga bessar
Yang termasuk keluarga besar itu adlah keluarga asli dan keluarga generasi
sekarang. Pegkajian dalam subkategori ini termasuk pentingnya keluarga inti
dan pengaruhnya.
c. System yang lebih luas
Kelompok atau organisasi yang mempengartuhi keluarga (pekerjaan, sekolah,
agen social, teman-teman), subkategori ini mangacu pada agen-agen social dan
persoalan yang memiliki hubungan berarti dengan keluarga, meliputi, system
kerja, dan untuk beberapa keluarga mencakup keselamatan atau kesejahteraan
umum, keselamatan anak, perawatan perkembangan, dan klinik pengobatan
untuk klien yang di rawat jalan.
3. Konteks
Konteks menjalankan keadaan secara utuh atau latar belakang yang
relevan terhadap beberapa kejadian atau kepribadian. Masing-masing system
keluarga berkumpul dengan system luar seperti tetangga, kelas soaial, daerah dan
Negara yang akan mempengaruhi system keluarga.
a. Etnis
Menjelaskan asal keluarga yang merupakan kombinasi dari kebudayaan, ras
dan agama. Etnis menjelaskan secara umum dari kesadaran dan ketidak sadaran
proses yang dilakukan oleh komunitas yang ada di sekelilingnya (Mc
Goldrick,1988a).
b. Ras
Ras dipengaruhi oleh diri individu dan identifikasi kelompok. Hal ini
merupakan perluasan yang terdiri dari berbagai variable seperti kelas , agama,
dan etnisitas.
c. Kelas social
Kategori ini berbentuk dari pendidikan yang dicapai, penghasilan, dan
pekerjaan. Pengelompokkan kelas social berdasarkannnilai, gaya hidup, dan
perilaku yang berpengaruh pada interaksi keluarga.
d. Agama dan spiritualitas
Mempengaruhi nilai dan praktek perawatan kesehatan. Pengkajian untuk
subkategori ini meliputi pengaruh agama dan aspek spiritual terhadap perilaku
kesehatan.
e. Lingkungan
Factor lingungan seperti area bersidat pribadi, akses menuju sekolah, pelayanan
kesehatan, rekreasi dan transport umum yang mempengaruhi fungsi keluarga.
4. Struktur alat pengkajian
Genogram dan ecomap adalah dua alat yang sangat membantu perawat dalam
menjelaskan struktur keluarga baik internal maupun eksternal.
a. Genogram
Genogram adalah diagram susunan keluarga. Bagan genogram
menggambarkan hubungan genetic. Menggambarkan kurang lebihnya 3
generasi. Anggota keluarga digambarkan dengan gambar garis horizontal.
Anak digambarkan dengan garis vertical, kemudian setiap individu diberikan
symbol sesuai jenis kelamin. Dalam bentuk siklus harus dicantumkan nama
dan usia. Jika dalam keluarga ada yang meninggal (pria/wanita) digambarkan
gasir pada sudut simbols.
b. Ecomap
Ecomap adalah diagram kotak keluarga dengan lingkungan. Tujuan ecomap
adalah untuk menunjukkan hubungan yang lebih besar. Ecomap menunjukkan
sebuah gambaran dari keluarga dalam situsnya. Menggambarkan perhatian
penting atau konflik hubungan antar keluarga dan lingkungan. Genogram dan
ecomap dapat digunakan dalam semua setting perawatan kesehatan untuk
meningkatkan keperdulian perawat pada seluruh keluarga dan interaksi
keluarganya dengan system yang lebih besar dan keluarga besarnya (extended
familinya).

1. Pengkajian Perkembangan
Untuk memenuhi struktur keluarga, perawat perlu memahami siklus
perkembangan kehidupan dari masing-masing keluarga. Seperti apa yang telah
dijelaskan sebelumnya, pengkajian developmental terdiri dari tahapan, tugas, dan
kasih saying/ikatan dalam keluarga.
2. Pengkajian fungsional
Pengkajian fungsional lebih focus terhadap bagaimana individu
menjalanihubngan satu dengan yang lainnya.
a. Instrumental
Kegiatan sehari-hari, aspek keluarga dalam proses ini mengenai aktivitas rutin
seperti makan, tidur, memasak, melakukan pengobatan, mengganti pakaian,
mandi dan sebagainya. Untuk keluarga dengan masalah kesehatan, ini adalah
masalah yang sangat penting.
b. Ekspresif
Emotional communication, menunjukkkan rentang dan tipe emosi atau
perasaan yang di ekspresikan atau ditunjuukkan atau keduanya. Pada
umumnya keluarga mengekpresikan perasaannya dari senag, sedih sampai
marah
Penilaian keluarga berdasarkan model Calgary telah memungkinkan untuk
mengenal keluarga dan meningkatkan aspek-aspek penting dari struktur, pengembangan,
dan fungsi mereka. Salah satu potensi besar perawatan di rumah adalah kemampuan
untuk memberikan dukungan kepada keluarga, sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka,
membantu mereka mengatasi dampak penyakit serius, seperti kanker payudara, untuk
meminimalkan penderitaan.

E. Model Intervensi Keluarga Calgary (CFIM)


Suatu tonggak lain dalam mengembangkan dan menguraikan intervensi
keperawatan adalah Calgary Family Intervantion Model (CFIM) oleh Wright dan Leahey
(2000). CFIM adalah suatu kerangka terorganisir untuk mengidentifikasikan hubungan
antara keluarga dan perawat yang membantu terjadinya perubahan dan dimulainya
penyembuhan. Khususnya modelini menekankan hubungan perawat – keluarga dengan
memfokuskan pada pertemuan antara fungsi anggota keluarga dan intervensi yang
diberikan oleh perawat. CFIM berfokus pada peningkatan, perbaikan, dan pemeliharaan
fungsi keluarga yang efektif dalam tiga domain: kognitif (berpikir), afektif (emosi), dan
perilaku (tindakan).
Dengan menggunakan model ini, perawat perlu menentukan domain fungsi
keluarga yang perlu berubah dan selanjutnya menentukan intervensi yang paling tepat
yang menjadi target untuk domain tersebut. Secara kolaboratif, perawat mencari input
dari keluarga tentang intervensi apa yang paling bermanfaat. Sebagai contoh, jika
masalah sudah diidentifikasi adalah kurangnya informasi, perawat dapat menentukan
bahwa domain fungsi keluarga yang perlu diubah adalah domain kognitif. Dengan
menawarkan intervensi (seperti memberikan informasi), perawat dapat membantu
keluarga belajar cara yang lebih baik dalam mengatasi masalah. Apabila masalahnya
adalah kurang olahraga, perawat dapat menetapkan bahwa domain perilaku yang perlu
berubah dan intervensi yang ditawarkan adalah intervensi yang dapat mengubah pola
latihan/olahraga (perilaku) keluarga. Akan tetapi, ada suatu situasi ketika terdapat lebih
dari satu domain yang perlu berubah atau jika satu intervensi dapat lebih memengaruhi
perubahan dari pada satu domain fungsi keluarga. Hal ini tidak mengejutkan karena
perubahan pada satu bagian (fungsi keluarga) akan memengaruhi perubahan pada yang
lain.
Untuk dapat menentukan ketepatan antara domain yang perlu diubah dan
intervensi yang dipilih, perawat mungkin perlu untuk mencoba beberapa intervensi.
Catat keterampilan khusus yang perawat gunakan untuk menerapkan intervensi
“Dukungan Pemberi Asuhan”. Setelah melakukan pengkajian dan membahas bersama
permasalahan keluarga, perawat keluarga dan anggota keluarga perlu memutuskan
apakah ada indikasi untuk intervensi keluarga. Criteria untuk membuat keputusan ini
meliputi minat dan motivasi keluarga untuk menerima bantuan dan mengatasi masalah
tersebut, tingkat fungsi keluarga, tingkat keterampilan perawat, dan sumber yang tersedia
(Wright 7 Leahey, 2000). Selain untuk perawatan promotif dan preventif kesehatan rutin,
Wright dan Leahey menyarankan bahwa intervensi keperawatan keluarga mungkin
diperlukan jika:
1. Anggota keluarga mengalami suatu penyakit yang menimbulkan gangguan yang nyata
terhadap anggota keluarga lain.
2. Anggota keluarga menyebabkan gejala atau masalah individu.
3. Perbaikan pada satu anggota keluarga menimbulkan gejala atau gangguan pada
anggota keluarga yang lain.
4. Anggota keluarga untuk pertama kali didiagnosis menderita penyakit.
5. Kondisi anggota keluarga terganggu secara nyata .
6. Anak atau remaja mengalami konteks masalah emosi, perilaku, atau fisik dalam
konteks penyakit anggota keluarga.
7. Anggota keluarga yang mengalami penyakit kronik pindah dari rumah sakit atau pusat
rehabilitasi ke komunitas.
8. Pasien yang mengalami penyakit kronik meninggal dunia.
BAB III
ANALISA KASUS
A. Kasus:
Didesa kayangan terdapat satu keluarga, Tn.N (35 th) dan istrinya Ny.A (32 th)
mereka memiliki dua orang anak An.D ( 7 th) dan An.S (3 th). Anak pertama nya
sekarang sekarang kelas 2 SD dan anak keduanya belum sekolah, 2 hari terakhir anak
kedua Ny.A menderita diare ini salah satunya faktor penyebabnya karena keadaan
lingkungan yang kurang bersih. Namun karena kurangnya pengetahuan untuk
penanganan pertama diare pada anaknya, Ny.A hanya memberikan obat bebas yang
dijual diwarung karena Ny.A juga jarang bersosialisasi dengan warga sekitar
B. Keterkaitan Teori dan Kasus
Pengkajian keluarga Calgary komponen struktural terdiri dari: jumlah anggota
keluarga inti, jenis kelamin, urutan posisi anak, batasan keluarga, keluarga besar, sistem
lebih luas, agama, penghasilan. Jumlah anggota keluarga inti sebagian besar. Anggota
keluarga inti berjumlah 4 orang (ayah, ibu, dan anak), dalam hal ini jenis kelamin anak
tidak mempengaruhi terjadinya diare pada anak, batasan keluarga dan keluarga besar
dalam melakukan dan memberikan penanganan pertama pada anak tidak ada aturan
apapun sehingga orang tua memberikan penanganan pertama pada anak dengan
memberikan obat bebas saja. Dari sistem yang lebih luas yaitu antara keluarga dengan
lingkungan sekitarnya keluarga kurang bersosialosasi dan anak pertamanya yang sudah
bersekolah disebuah SD dan dalam lingkungan sekolah anak tampak baik dalam
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
intervensi CFIM mempunyai manfaat dalam peningkatan perilaku kesehatan
keluarga. Intervensi yang di gunakan untuk meningkatkan Pengetahuan tentang diare
akan membuat anak dan keluarga mengerti sehingga termotivasi untuk berusaha
mencegah penyakit tersebut. Perubahan dalam keluarga pada domain kognitif menurut
teori Calgary akan mempengaruhi pada domain yang lainnya. Sikap dan tindakan bisa
diperantarai oleh pengetahuan, hal ini memungkinkan terjadi peningkatan sikap respoden
karena sudah mendapatkan pengetahuan atau sudah mengetahui cara untuk memberikan
penanganan pertama pada anak yang mengalami diare, hal ini juga bisa membuat orang
tua untuk membersihkan lingkungannya agar ligkungan bersih dan menghindari
terjadinya penyebaran penyakit. Dalam hal penanganan pertama pada anak yang terkena
diare adalah pengetahuan dari anggota keluarga, yqng mana pengetahuan ini tidak hanya
didapatkan dari promosi kesehatan yang diberikan oleh perawat komunitas namun
pengetahuan atau informasi bisa didapat dari berbagai macam sosial media seperti tv, dari
lingkungan dan sebagainya. Setelah mendapatkan pengetahuan selanjutnya CFIM yaitu
intervensi yang dilakukan adalah untuk merubah sikap keluarga atau masyarakat yang
mana bisa dilakukan dengan menceritakan pengalaman sakit melalui komunikasi
terapeutik serta memberi dukungan/motivasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan dimulai dari pengkajian untuk memperoleh data dan
mengidentifikasi suatu masalah yang terjadi dalam sebuah keluarga. Dalam makalah ini
akan dipaparkan mengenai pengkajian struktural keluarga dengan menggunakan model
pengkajian keluarga dengan menggunakan model dan konsep pengkajian Calgary atau
yang sering dikenal dengan istilah The Calgary Family Assessment Model (CFAM).
Pengkajian CFAM (Calgary Family Asessment Model) terdiri dari struktural,
perkembangan dan fungsional. The Calgary Family Assessment Model (CFAM)
merupakan pengkajian yang menyeluruh, system kerangka kerja multidimensional,
sibernetika, komunikatif dan merubah teori dasar. CFAM merupakan konsep yang
menggunakan 3 kategori pengkajian (structural, developmental, fungsional) dan dari tiap
cabang diagram mempunyai banyak subkategori.
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M, Vicky R. Bowden dan Elaine G. Jones. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga: Riset, Teori& Praktik. Ed.5. Jakarta: EGC.
Kaakinen, Joanna Rowe, dkk. 2010. Family health care nursing : theory, practice, and research.
4th ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.
Wright M, L. M. (2009). Nurses And Families A Guide To Family Assessment And Intervention
(2 ed.). Philadelphia: Davis Company

Anda mungkin juga menyukai