Proses Berarsitektur Dalam Telaah Antrop
Proses Berarsitektur Dalam Telaah Antrop
Mashuri
Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitektur- Universitas Tadulako
Abstrak
Salah satu wujud kebudayaan adalah benda fisik atau artifak. Karya arsitektur sebagai artefak merupakan
wujud akhir yang timbul akibat adanya gagasan dan tindakan dalam suatu kebudayaan. Gambaran
hubungan antara kebudayaan dengan arsitektur adalah perkembangan gaya dalam dunia arsitektur itu
sendiri. Perbedaan gaya dalam karya arsitektur yang terjadi antar daerah dan waktu disebabkan karena
adanya perbedaan rumusan bentuk estetika masing-masing. Perbedaan dalam rumusan bentuk estetika,
sekaligus akan menggambarkan kondisi pengalaman yang diterima oleh masyarakat.Perkembangan
arsitektur yang ada di dunia saat ini merupakan manifetasi dari evolusi kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan dalam wujud fisik merupakan gagasan yang abstrak selalu dipengaruhi oleh
bagian terluar dari lingkaran konsentris pengalaman masing-masing individunya
kerangka kebudayaan (Koentjaraningrat, maupun pengalaman kolektif yang dialami
2005). kelompok masyarakat tertentu. Pengalaman
ini meliputi: pengembangan kepercayaan
terhadap kekuasaan dan kekuatan yang lebih
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DALAM
tinggi; hubungan sosial dengan orang atau
SISTEM NILAI KEBUDAYAAN
kelompok lain; ekspresi kepribadian
Apabila dilihat dari proses yang terjadi,
individual kepada lingkungan masyarakat di
maka tahap gagasan merupakan awal
sekitarnya; mengupas makna-makna yang
terjadinya proses ber-arsitektur tersebut.
dapat diterima oleh lingkungan (Mulder,
Proses diawali oleh gagasan melalui tindakan
1975, dalam Koentjaraningrat, 2005).
hingga akhirnya terbentuk hasil karya fisik.
Manifestasi dari pengalaman ini adalah
Sehingga sedikit perubahan yang terjadi pada
“rumusan ideologi estetika masyarakat”.
tahap gagasan berarti akan terjadi perubahan
pula pada karya akhirnya. Namun demikian,
keberadaan konsep estetika sebagai wujud
Pengalaman yang berbeda-beda antar Oleh karena itu, “karya arsitektur” dalam
individu akan menghasilkan perbedaan dalam sebuah masyarakat dapat menjadi alat untuk
rumusan bentuk estetika masing-masing. membaca kondisi pengalaman dan sistem
Dalam sebuah kelompok masyarakat, nilai kebudayaan dalam masyarakat tersebut.
perbedaan rumusan bentuk estetika Sebaliknya, gagasan mengenai setting
tercermin dalam sistem nilai kebudayaannya. perilaku dalam masyarakat merupakan hasil
Hal ini yang akan menentukan munculnya dialog dari perilaku sebagai tindakan dan
berbagai gaya dalam arsitektur. Perbedaan desain sebagai artifak kebudayaan. Sebagai
gaya dalam karya arsitektur yang terjadi antar contoh gambaran hubungan antara
daerah dan waktu disebabkan karena adanya kebudayaan dengan arsitektur adalah
perbedaan rumusan bentuk estetika masing- perkembangan gaya dalam dunia arsitektur
masing. Perbedaan dalam rumusan bentuk itu sendiri.
estetika, sekaligus akan menggambarkan
kondisi pengalaman yang diterima oleh
masyarakat.
55
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 2 September 2010
Pada perkembangannya Arsitektur Yunani Gambar 4. Katedral Lichfield, Inggris. Gaya arsitektur
kuno mulai meninggalkan tahapan mitologi dan Gothic.. (Sumber: Fletcher, 2004)
menuju tahap filsafat ilmu. Pada masa ini ilmu
ukur menjadi penting dalam menentukan Era Renaissance merupakan masa peralihan
bentuk dan proporsi bangunan. Rumus dari zaman pertengahan ke zaman modern.
matematis berperan penting dalam Arsitektur Renaissance menggambarkan
menentukan nilai estetika sebuah bangunan. perjuangan lepas dari doktrin gereja. Ornamen-
Keindahan pada era ini tersirat dalam ornamen organis muncul sebagai bagian dari
penggunaan proporsi golden section dan keindahan bangunan. Cahaya masih menjadi
pemanfaatan efek distorsi mata untuk bagian dari keindahan bangunan, namun unsur-
menciptakan kemegahan dan keindahan unsur duniawi juga muncul dalam bentuk
bangunan-bangunan utamanya. detail-detail yang indah. Detail yang bersifat
56
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako
Jurnal “ ruang “ VOLUME 2 NOMOR 2 September 2010
duniawi pada era pertengahan sangat dibatasi. makna tunggal. Pada era post-modern ini
Kemunculan detail ini dilandasi oleh ideologi filsafat strukturalisme hingga post-
untuk melepaskan diri dari doktrin gereja strukturalisme menjadi landasan ideologis nilai-
(Moffet, 2003). nilai budaya masyarakatnya (Ikhwanuddin,
2005).
perkembangan filsafat ilmu, filsafat agama dan 4. Moffet, M., Fazio, M., and Wodehouse,L.,
filsafat alam masing-masing wilayah ini 2003, A World History of Architecture,
memang berbeda. Dalam kasus era modern Laurence King Publishing Ltd, London
5. Sumalyo, Yulianto., 2003. Arsitektur
dan post-modern meski ditemukan berbagai
Modern Akhir Abad IX dan Abad XX,
macam gaya arsitektur yang muncul, namun Gadjahmada University Press, Yogyakarta
memiliki landasan ideologis yang sama.
Sehingga kemunculan berbagai gaya ini dalam
telaah antropologi budaya hanya merupakan
perubahan pada dua wujud lingkaran terluar
pada kerangka kebudayaan Koentjaraningrat,
sehingga tidak menyentuh perubahan pada
taraf ideologi dan konsepnya.
KESIMPULAN
1. Telaah Arsitektur sebagai sebuah wujud
kebudayaan dapat dilakukan melalui
keempat wujud kebudayaan, yakni: nilai-
nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial,
dan kebudayaan fisik.
2. Karya arsitektur sebagai sebuah wujud
kebudayaan yang secara nyata dapat
dilihat, disentuh, dan dirasakan dapat
dipahami sebagai sebuah artefak. Artefak
merupakan wujud akhir yang timbul akibat
adanya gagasan dan tindakan dalam suatu
kebudayaan (wujud fisiknya).
3. Perbedaan gaya dalam karya arsitektur
yang terjadi antar daerah dan waktu
disebabkan karena adanya perbedaan
rumusan bentuk estetika masing-masing.
Perbedaan dalam rumusan bentuk estetika,
sekaligus akan menggambarkan kondisi
pengalaman yang diterima oleh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fletcher, B.S., 2004. A History of
Architecture, 20th edition, Architectural
Press, London
2. Ikhwanuddin, 2005. Menggali Pemikiran
Posmodernisme dalam Arsitektur,
Gadjahmada University Press, Yogyakarta
3. Koentjaranigrat, 2005. Pengantar Ilmu
Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta.
58
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako