Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

IMBALAN KERJA (EMPLOYEE BENEFITS)


PSAK 24 REVISI 2013
Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah Pelaporan Akuntansi Keuangan

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Amelia Oktadiniyati (2016120070)

2. Esthi Ningtyas Safitri (2016120067)

3. Oki Al Ichsani (2016121348)

4. Winda Widiyanti (2016120161)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

TANGERANG SELATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya, serta

shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “ Imbalan Kerja PSAK 24 Revisi

2013”

Maksud kami dalam menyampaikan makalah ini sebagai pembelajaran , menambah

pengetahuan serta mampu memperluas wawasan kepada pembaca maupun penulis.

Kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya lengkap dan baik, oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih, terutama kelompok kami yang telah bekerja

untuk menyusun makalah ini dari awal sampai akhir.

Tangerang Selatan, 6 Maret 2020

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................ Error! Bookmark not defined.

2.1 Cakupan dari PSAK 24 ................................................. Error! Bookmark not defined.

2.2 Ruang Lingkup Imbalan Kerja ....................................................................................... 4

2.3 Tujuan PSAK 24 ........................................................................................................... 6

2.4 Prinsip-prinsip Akuntansi Imbalan Kerja ....................................................................... 7

2.5 Perbedaan PSAK 24 (2010) dengan PSAK 24 (2013) ................................................... 7

2.6 Keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24alan Kerja ...... 8

2.7 Contoh perhitungan imbalan Kerja .............................................................................. 10

2.8 Implementasi PSAK 24 revisi 2013 di PT Telkom ..................................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 17

3.2 Saran ............................................................................................................................ 17

Daftar Pustaka ........................................................................................................................ iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu menghasilkan produk

dan jasa yang berkualitas agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta mampu

menghasilkan laba yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan tentu

membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan operasionalnya. Undang-Undang Nomor 13 tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa setiap perusahaan dalam berbagai industri akan

mencantumkan akun kewajiban imbalan kerja. Selain imbalan dalam bentuk gaji, perusahaan

juga perlu membayar biaya lain untuk karyawannya seperti tunjangan, dana pensiun dan

lainnya yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup karyawannya. Imbalan kerja

merupakan timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan

oleh tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24,2013: Perusahaan harus

menerapkan akuntansi mengenai imbalan kerja (imbalan pasca kerja), karena imbalan pasca

kerja merupakan bagian dari keuangan dalam pembiayaan operasional dan harus

diungkapkan secara transparan dalam laporan keuangan. PSAK 24 berisi bagaimna

perusahaan harus melakukan pengakuan, pengukuran, pengungkapan imbalan pasca kerja.

PSAK 24 bertujuan untuk mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan pasca

kerja serta mensyaratkan perusahaan untuk mengakui sebagai liabilitas, jika tenaga kerja

telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan

dimasa depan, dan mengakui sebagai beban, jika perusahaan menikmati manfaat ekonomi

yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh tenaga kerja yang memperoleh imbalan kerja

(PSAK 24, 2013).

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana cakupan dari PSAK 24?

2. Bagaimana ruang lingkup imbalan kerja ?

3. Apa tujuan dari PSAK 24?

4. Apa prinsip-prinsip PSAK 24?

5. Apa perbedaan PSAK 24 (2010) dengan PSAK 24 (2013)?

6. Apa keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24?

7. Bagaimana perhitungan imbalan kerja?

8. Bagaimana implementasi PSAK 24 revisi 2013 di PT Telkom?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat tujuan penulisan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui cakupan dari PSAK 24.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup imbalan kerja.

3. Untuk mengetahui tujuan PSAK 24.

4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip PSAK 24.

5. Untuk mengetahui perbedaan PSAK 24 (2010) dengan PSAK 24 (2013).

6. Untuk mengetahui keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK

24.

7. Untuk mengetahui perhitungan imbalan kerja.

8. Untuk mengetahui implementasi PSAK 24 revisi 2013 di PT Telkom.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Cakupan dari PSAK 24

Semua perusahaan di Indonesia wajib mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan

(UKK) Nomor 13 Tahun 2003, dimana imbalan-imbalan di UKK tersebut dapat diatur lebih

lanjut di Peraturan Perusahaan (PP) atau di Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara

perusahaan dan serikat pekerja dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UKK. Salah satu

ketentuan di UKK adalah ketentuan mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan yang harus

diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti bekerja atau disebut

pascakerja (setelah kerja). Alasan karyawan berhenti bekerja disini mencangkup beberapa

alasan berikut diantaranya, karena karyawan terlibat tindak pidana, karyawan melakukan

kesalahan yang berat, karyawan memasuki usia pensiun, karyawan meninggal dunia,

karyawan sakit berkepanjangan, karyawan mengundurkan diri, perusahaan pailit, perusahaan

mengalami kerugian dan alasan lainnya yang termasuk imbalan yang dibayarkan ketika

karyawan sudah tidak aktif lagi bekerja.

Dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa

setiap perusahaan dalam berbagai industri akan mencantumkan akun kewajiban imbalan

kerja. Selain imbalan dalam bentuk gaji, perusahaan juga perlu membayar biaya lain untuk

karyawannya seperti tunjangan, dana pensiun dan lainnya yang dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup karyawannya. Pembahasan dan penyajian mengenai tunjangan, dana

pensiun dan sebagainya dalam laporan keuangan diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) yang merupakan pedoman semua praktek akuntansi.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) telah menerbitkan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan 24 (PSAK 24) Revisi 2013 mengenai imbalan kerja yang

berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015. Perubahan tersebut mempengaruhi pengukuran,

3
penyajian dan pengungkapan imbalan pascakerja. Perusahaan harus menghitung ulang

liabilitas imbalan pasca kerja berdasarkan standar baru. Dampak perubahan ini akan

mempengaruhi penyajian nilai ekuitas dan liabilitas dalam laporan keuangan.

PSAK 24 merupakan standar akuntansi yang mengacu pada International Financial

Reporting Standards (IFRS) dan dibahas dalam International Accounting Standards (IAS) 19

mengenai Employee Benefit (imbalan kerja) yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari

2012. Pada tahun 2008 Indonesia mulai melakukan penyelarasan dengan International

Financial Reporting Standards (IFRS) yang kemudian dilakukan konvergensi ke PSAK,

yaitu membuat standar baru dengan mempertimbangkan keadaan yang berlaku. IFRS

merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional

yang dibuat oleh International Accounting Standar Boards (IASB) tahun 2001 dengan tujuan

untuk mengembangkan suatu standar akuntansi dapat dimengerti, diperbandingkan, dan

diterima secara internasional.

2.2 Ruang Lingkup Imbalan Kerja (Employee Benefits)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) imbalan kerja adalah seluruh bentuk

pemberian dari entitas atas jasa yang diberikan oleh pekerja. Imbalan kerja merupakan

timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh

tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24, 2013: paragraf 8).

Berdasarkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan jenis-jenis imbalan antara lain :

1. Imbalan kerja jangka pendek (short-term employee benefits)

Imbalan kerja jangka pendek adalah kewajiban imbalan kerja (selain pesangon

pemutusan kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

akhir periode pekerja memberikan jasanya.

Contoh imbalan kerja jangka pendek mencakup hal-hal seperti:

i. Upah, gaji dan iuran jaminan sosial.

4
ii. Cuti berimbalan, seperti cuti tahunan dan cuti sakit.

iii. Bagi laba dan bonus terutang.

iv. Imbalan non-moneter untuk pekerja, seperti imbalan kesehatan, rumah, mobil dan

barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi.

2. Imbalan pascakerja (post-employment benefits)

Imbalan pascakerja adalah kewajiban imbalan kerja (selain pesangon pemutusan

kerja) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.

Contoh imbalan pascakerja:

i. Imbalan pensiun.

ii. Imbalan pasca kerja lain seperti asuransi jiwa dan perawatan kesehatan pasca kerja.

iii. Perjanjian yang dibuat entitas untuk memberikan imbalan pasca kerja sesuai

dengan yang diperjanjikan.

Program imbalan pascakerja dapat diklasifikasikan sebagai program iuran pasti

atau program manfaat pasti.

Dalam program iuran pasti: Kewajiban Bank terbatas pada jumlah yang disepakati

sebagai iuran pada entitas (dana) terpisah. Jadi, jumlah imbalan pascakerja yang diterima

pekerja tergantung jumlah iuran yang dibayarkan Bank (dan mungkin juga boleh pekerja)

kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah hasil investasi

iuran tersebut, dan akibatnya, risiko aktuarial (yaitu imbalan yang diterima lebih kecil

daripada yang diperkirakan) dan risiko investasi (yaitu aset yang diinvestasikan tidak

cukup untuk memenuhi imbalan yang diperkirakan) ditanggung pekerja

Dalam program manfaat pasti: Kewajiban Bank adalah menyediakan imbalan yang

dijanjikan kepada pekerja maupun mantan pekerja dan risiko aktuarial dan risiko investasi

menjadi tanggungan Bank.

5
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya (other long-term employe benefits)

Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah kewajiban imbalan kerja (selain

imbalan pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo

dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah pekerja memberikan jasanya.

Contoh imbalan kerja jangka panjang lainnya:

i. Kompensasi cuti jangka panjang, seperti cuti pengabdian.

ii. Imbalan pengabdian.

iii. Imbalan cacat jangka panjang.

iv. Bagi hasil dan bonus yang terutang 12 (dua belas) bulan atau lebih.

v. Kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 (dua belas) bulan atau lebih.

4. Pesangon Pemutusan Kerja

Pesangon pemutusan kerja adalah kewajiban imbalan kerja yang terutang akibat:

a. Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun normal

b. Menawarkan pesangon PHK untuk pekerja yang menerima penawaran pengunduran

diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini dimasukkan kedalam pernyataan

PSAK 24, jika dan hanya jika perusahaan sudah memiliki rencana secara jelas dan

detail untuk melakukan PKK dan kecil kemungkinan untuk membatalkannya.

2.3 Tujuan PSAK 24

PSAK 24 bertujuan untuk mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja

serta mensyaratkan perusahaan untuk mengakui sebagai liabilitas, jika tenaga kerja telah

memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa

depan dan mengakui sebagai beban, jika perusahaan menikmati manfaat ekonomi yang

dihasilkan dari jasa yang berhak memperoleh imbalan kerja (PSAK 24 Revisi 2013: 1).

6
2.4 Prinsip-Prinsip Akuntansi Imbalan Kerja

1. Menganut konsep berkelanjutan (on-going concern), bukan terminantion atau liquidation.

Pengukuran dan pengungkapan beban mempertimbangkan faktor-faktor perkiraan

menyangkut keadaan di masa mendatang, seperti kenaikan upah, pembayaran imbalan,

peluang terjadinya suatu kejadian dan lain-lain.

2. Beban diakui sejalan dengan masa kerja pekerja. Kewajiban yang diakui di Neraca

merupakan akumulasi selisih antara beban yang diakui pada setiap periode akuntansi

dengan iuran dan atau pembayaran imbalan pada setiap periode akuntansi yang

bersangkutan.

3. PSAK 24 (2013) sebagaimana PSAK 24 (2010) juga mengatur perlakuan akuntansi untuk

imbalan pascakerja, yang lazimnya meminta perusahaan melakukan pencadangan biaya

yang kerap mengakibatkan dampak negatif terhadap laporan keuangan perusahaan.

2.5 Perbedaan PSAK 24 (2010) dengan PSAK 24 (2013)

Perihal PSAK 24 (2010) PSAK 24 (2013)


Definisi Dikelompokan berdasarkan: Tidak dikelompokkan
1.Definisi imbalan kerja
2.Definisi terkait dengan
klasifikasi program
3. Definisi terkait dengan liabilitas
(aset) imbalan pasti neto
4. Definisi terkait dengan biaya
Imbalan pasca Menambahkan contoh: Imbalan Imbalan purnakarya seperti pension
kerja purnakarya yaitu pensiun dan
pembayaran sekaligus atas
purnakarya
Program multi Jika informasi memadai tidak Jika informasi memadai tidak tersedia
pemberi kerja tersedia dalam menerapkan dalam menerapkan akuntansi imbalan
akuntansi imbalan pasti untuk pasti untuk program imbalan pasti
program imbalan pasti multipemberi kerja, maka entitas
multipembe ri kerja, maka entitas: mengungkapkan:
mengungka pkan informasi yang ii. Fakta bahwa program
disyaratkan oleh paragraph 148. tersebut merupakan
program imbalan pasti

7
iii. Alasan tidak tersedianya
informasi memadai
iv. Jika surplus atau defisit
dari program tersebut
dapat mempengaruhi
jumlah iuran masa depan,
mengungkapan ditambah
dengan:
a. Jumlah informasi yang
tersedia mengenai surplus atau
deficit
b. Basis yang digunakan dalam
menentukan surplus atau
defisit
c. Implikasi terhadap entitas
jika ada
Pengungkapan Dihapus Pengungkapan atas informasi
liabilitas kontinjensi
Panduan Panduan menentukan kapan Belum diatur
Pengakuan dan mengakui, dan bagaimana
Pengukuran mengukur
Pengukuran dan • Menghapus opsi pengakuan • Memperkenankan entitas untuk
Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial memilih opsi pengakuan keuntungan
dengan pendekatan koridor dan dan kerugian aktuarial dengan
pendekatan koridor
sebaliknya mensyaratkan
pengakuan segera melalui
penghasilan komprehensif lain
• Perubahan pengaturan mengenai
bunga neto atas kewajiban (aset)
imbalan pasti neto, biaya jasa lalu,
dan modifikasi pengungka pan,
imbalan kerja jangka pendek, dan
pesangon.

2.6 Keterkaitan Profesi Auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24

Pihak yang terkait dalam proses perhitungan beban imbalan kerja PSAK 24 adalah

auditor, terutama eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik-KAP). Seperti yang telah

diketahui setiap perusahaan akan menyusun laporan keuangan di akhir tahun buku, maka

pihak KAP akan melakukan audit perusahaan. Pada proses audit tersebut lah hasil laporan

8
PSAK 24 yang telah dihitung akan di cek validasinya. Apakah sudah sesuai dengan PSAK 24

yang dikeluarkan oleh DSAK-IAI atau belum.

Penerapan PSAK 24 dianjurkan kepada perusahaan, jika tidak diterapkan maka

auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian PSAK 24. Artinya, semua

akun di laporan keuangan adalah wajar, bebas dari salah saji material kecuali salah satu akun

sehubungan dengan PSAK 24, karena perusahaan tidak mengikuti Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) yang berlaku di Indonesia

Penerapan dari PSAK 24 mengacu kepada keadaan on going concern, untuk

mengukur beban imbalan kerja secara on going concern, terdapat faktor-faktor yang tidak

pasti (uncertainty). Jika dikaitkan dengan imbalan pascakerja (pensiun, meninggal dunia,

disability dan mengundurkan diri, maka dapat dicontohkan dengan faktor berikut:

1. Apakah semua karyawan disuatu perusahaan akan tetap bekerja sampai dengan usia

pensiun?

2. Dalam rentang usia seorang pekerja, pasti ada kemungkinan-kemungkinan meninggal

dunia, sakit berkepanjangan atau cacat. Berapakah besarnya peluang dari kemungkinan-

kemungkinan tersebut?

3. Dalam dunia kerja sudah menjadi hal yang lumrah pekerja mengundurkan diri, untuk

menghitung kemungkinan beban imbalan pascakerja dari mengundurkan diri. Berapa

besar kemungkinan pekerja mengundurkan diri?

4. Berapakah gaji seorang pekerja ketika memasuki usia pensiun?

5. Dan faktor-faktor lain yang tidak pasti.

Dalam PSAK 24 telah diatur tata cara perhitungan beban imbalan kerja yang

terdapat unsur ketidakpastian yaitu dengan menggunakan ilmu pengetahuan bernama

aktuaria. Aktuaria adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan kombinasi dari ilmu

9
statistic, matematika dan ekonomi yang digunakan untuk memperkirakan suatu nilai dengan

data dan asumsi yang telah ditentukan. Di Indonesia, pengungkapan imbalan kerja PSAK 24

biasanya dihitung oleh seorang aktuaris yang bekerja di konsultan aktuaris, yaitu konsultan

yang melakukan konsultasi dalam bidang aktuaria.

2.7 Contoh Perhitungan PSAK 24: Imbalan Kerja

Ketentuan yang ada pada UU No.13/2003 tetap dipakai seperti yang diuraikan

sebagai berikut:

Pensiun, psl 167 = 2 Pesangon + 1 Penghargaan Masa Kerja (PMK) +Uang Penggantian

Hak (UPH) sebesar 15%

Meninggal Dunia, psl 166 = 2 Pesangon + 1 PMK+ UPH Karyawan mengundurkan diri,

psl 162 UPH

Diberhentikan karena:

1. Pekerja melakukan kesalahan, psl 158 = UPH

2. Pekerja melakukan tindak pidana sehingga ditahan oleh yang berwajib, psl 160 = 1

PMK + UPH3.

3. Pekerja melakukan pelang-garan atas perjanjian kerja bersama, psl 161 = 1 Pesangon

+ 1 PMK + UPH

4. Perubahan status hukum perusahaan akibat merger, psl 163 = 2 Pesangon + 1 PMK +

UPH

5. Perusahaan tutup karenarugi secara terus menerus, psl 164 = 1 Pesangon + 1 PMK +

UPH

6. Perusahaan melakukan efisiensi, psl 164 = 2 Pesangon + 1 PMK + UPH

7. Perusahaan pailit, psl 165 = 1 Pesangon + 1 PMK + UPH

8. Sakit berkepanjangan, psl 172 = 2 Pesangon + 2 PMK + UPH

10
2.8 Implementasi PSAK 24 revisi 2013 di PT Telkom

Narasumber : Nurcholis Feri Ahmadi sebagai Assistant Vice Presedent dari Accounting and

Budget Policy PT Telkom

1. Apa saja yang termasuk imbalan kerja pada PT Telkom?

Sesuai dengan PSAK 24, pada PT Telkom ada komponen yang sifatnya jangka pendek

dan jangka panjang. Jangka pendek seperti gaji, bonus, THR yang sifatnya jangka pendek,

sesuai PSAK langsung dibebankan sekaligus pada tahun berjalan. Kemudian PT Telkom

11
juga memiliki imbalan yang bersifat jangka panjang yaitu pascakerja berupa pensiun,

imbalan kesehatan pascakerja bagi pensiunan dan keluarganya yang masih memenuhi

syarat untuk mendapatkan benefit kesehatan. Selain itu juga terdapat imbalan pascakerja

jangka panjang lainnya untuk pekerja yang memiliki masa kerja tertentu mendapatkan

imbalan cuti. Ketika pekerja mencapai masa pensiun, mereka akan mendapat benefit-

benefit tertentu.

2. Apakah imbalan kesehatan yang diberikan PT Telkom berbeda dengan program

BPJS?

Kepesertaan BPJS merupakan hal yang wajib akan tetapi pada PT Telkom kesehatannya

dikelola oleh yayasan kesehatan, setelah itu yayasan kesehatan yang berhubungan dengan

BPJS. Tapi premi BPJS tetap dibayar oleh PT Telkom, kemudian BPJS memberikan

kapitasi pada yayasan kesehatan dan kapitasi tersebut dikelola oleh Yayasan

kesehatan.Mungkin bisa jadi tidak cukup karena benefitnya Telkom lebih tinggi dari

BPJS, BPJS ada batasan-batasan paling tinggi kelas satu, di Telkom bisa lebih tinggi dari

itu. Sisa kekurangan dari yang di cover BPJS akan dikelola oleh yayasan kesehatan.

3. Apakah pengelolaan dana imbalan PT Telkom dikelola oleh satu entitas tertentu

atau PTTelkom bekerja sama dengan salah satu perusahaan asuransi?

Dana pensiun Telkom dikelola oleh lembaga dana pensiun Telkom, itu menjadi salah satu

program imbalan kerja Telkom. Imbalan kesehatan pascakerja itu yang mengatur

kesehatan para pensiunan dan para istri atau suami yang ditinggalkan pensiunan Telkom

dan anak-anaknya yang masih memenuhi syarat. Namun itu diberikan untuk karyawan

Telkom yang direkrut pada tahun tertentu yaitu terakhir tahun 1996, yang dikelola

olehentitas tersendiri. Pada anak perusahaan Telkom, di PT Telkomsel terdapat program

pensiun yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Ada beberapa entitas yang mengelola

dana imbalan pascakerja jangka panjang Telkom. Jadi PT Telkom dalam pengelolaan dana

12
imbalan pascakerja jangka panjang dikelola oleh beberapa entitas diluar Telkom.Dalam

PSAK 24, apabila dana pensiunan dikelola oleh internal Telkom, itu bukan bagian dari

plan asset. Plan asset adalah aset yang dipisahkan yang dikhusukan untuk program pensiun

yang harus dikelola secara terpisah. Jadi apabila dana pensiun tersebut dimasukkan dalam

balance sheet PT Telkom itu merupakan ivestasi biasa sesuai denganPSAK 50, 55. Jadi

dana pensiun ada liabitinya yang dihitung dengan aktuaria, ada pula plan asset nya yang

dikelola secara terpisah.

4. Dalam PSAK 24 terdapat dua jenis program imbalan pascakerja yaitu iuran pasti

danimbalan pasti, bagaimana penerapannya pada PT Telkom?

Pada PT Telkom terdapat dua program tersebut, untuk karyawan yang direkrut

sebelum2002 itu yang mengikuti imbalan pasti dan diikutkan di dana pensiun. Jadi peserta

yang diikutkan dalam dana pensiun Telkom adalah peserta yang ikut imbalan pasti.

Karyawan yang direkrut setelah 2002 itu mengikuti program iuran pasti. Perbedaan

imbalan pastidan iuran pasti apabila iuran pasti berarti iurannya yang pasti, yang

dibayarkan oleh Telkom menjadi kewajiban jangka pendek yang diakui pada periode

berjalan, jika imbalan pasti adalah manfaat atau imbalannya yang pasti, jadi nanti ketika

pensiun,diperjanjikan imbalan atau manfaat dengan formula-formula tertentu. Jadi nanti

ketika pensiun misalnya, karyawan akan mendapatkan sejumlah uang tertentu sekaligus

sekian.Dampaknya apa yang akan didapat setelah nanti karyawan pensiun menjadi beban

PT Telkom secara bertahap sepanjang pekerja memberikan jasa pada PT Telkom. Setiap

akhir periode PT Telkom harus melakukan valuasi berapa kewajiban imbalan yang

dimiliki PT Telkom. Seiring bertambahnya usia kerja atau masa service pekerja terhadap

PT Telkom, berarti benefit yang akan diterima pekerja akan bertambah, jadi di present

value kan kemudian dihitung dengan aktuaria. Sebenarnya PSAK 24, tidak mewajibkan

memakai aktuaria sepanjang kita yakin kita bisa menghitung. Pada PT Telkom, untuk

13
efektifitas digunakan aktuaria. Sehingga saat usia pekerja sudah 56, kewajiban atau provisi

tersebut sudah terbentuk 100%, ketika nanti pensiun tinggal bayar. Selama bersifat umum,

provisi harus dihitung berapa benefitnya yang dihitung dengan metode project unit credit,

yaitu metode untuk menghitung berapa kewajiban atau benefit obligation pada tanggal

tertentu. Jadi, program imbalan pasti adalah program yang manfaatnya sudah pasti, artinya

pekerja dapat menghitung manfaat di masa depan dengan menggunakan formula tertentu.

Sedangkan iuran pasti, imbalan untuk para pekerja setiap periodenya sudah pasti, dan

kewajiban perusahaan akan hilang ketika iuran tersebut dibayarkan, hal ini diluar Undang-

Undang No.13 Tahun 2003.

5. Apakah tahun 2015 PT Telkom mendapatkan keuntungan atau kerugian aktuaria?

Keuntungan atau kerugiaan akturia bukan merupakan sesuatu yang bisa

diestimasi.Keuntungan atau kerugian aktuaria timbul akibat perbedaan antara estimasi

yang dibuat sebelumnya dengan kenyataannya. Keuntungan atau kerugian aktuaria bisa

dibilang sesuatu hal yang pasti, karena hampir tidak pernah terjadi jumlah yang sama

padaestimasi yang dibuat sebelumnya dengan kenyataannya. Dengan perubahan PSAK

revisi 2013, ada perubahan pengakuan gain or loss aktuaria. Gain or loss aktuaria pada

revisi 2013 diakui pada OCI. Sehingga tidak mempengaruhi akun net income. Sebelum

revisi 2013, pengakuan gain or loss aktuaria diakui dengan metode koridor dikalikan

presentase dan selisihnya baru diakui pada OCI.

6. Bagaimana program pensiun dini yang diadakan oleh PT Telkom?

Pensiun dini bersifat sukarela kita over kepada karyawan yang memenuhi persyaratan dan

mendaftar untuk mengikuti pensiun dini. Jadi tetap diestimasi ketika menghitung aktuari

kira-kira berapa yang akan mengundurkan diri secara sukarela artinya masuk sebagai salah

satu asumsi untuk menghitung imbalan pascakerja untuk sifatnya jangka panjang. Tapi

untuk yang pensiun dini ada benefit tambahan yang diberikan pada saat itu yang terjadi

14
diluar estimasi yang sudah ditentukan maka akan ada tambahan beban yang terjadi ditahun

berjalan karena adanya tambahan benefit yang diberikan kepada perusahaan. Presentase

yang mengambil pensiun dini merupakan salah satu asumsi dalam perhitungan aktuaria

jangka panjang. Karena saat menghitung aktuari terdapat banyak asumsi yang digunakan

termasuk asumsi mortalitas, tingkat diskonto, serta asumsi presentase karyawan yang akan

resign sebelum masa pensiun.

7. Perubahan PSAK 24 revisi 2013 bersifat retrospektif, apakah dampak perubahan

padalaporan keuangan PT Telkom akibat adanya revisi PSAK 24 tahun 2013?

PT Telkom adalah perusahaan yang listing baik di bursa efek Indonesia maupun bursa

efek New York, pada bursa New York PT Telkom menyiapkan laporan keuangan versi

IFRS full, di bursa Indonesia menyiapkan laporan keuangan versi PSAK. Pada

IFRS,PSAK yang setara PSAK 24 adalah IAS 19 itu sudah efektif berlaku sejak tahun

2013, pada waktu itu PT Telkom sudah menerapkan PSAK yang setara PSAK 24 di

laporan keuangan IFRS jadi relatif perhitungannya sebenarnya asumsi, benefit dan lain-

lainnya sama tinggal kapan mulai diterapkan perubahan-perubahannya. Secara substantif

PT Telkom telah menerapkan PSAK 24 revisi 2013 yang setara IAS 19 pada pembuatan

laporan keuangan versi IFRS pada tahun 2013.Perubahan PSAK revisi 2013 mensyaratkan

retrospektif, untuk tahun 2015 kemarin PT Telkom menyiapkan laporan keuangan 2015

dan komparasi dengan tahun 2014 ditambah dengan saldo awal neraca pada 1 januari

2014, PT Telkom pada laporan keuangan 2015 juga menjelaskan dampak apa saja yang

terjadi akibat adanya restatement laporan keuangan karena penerapan PSAK 24 setelah

retrospektif.

15
8. Apakah PT Telkom menerapkan multi pemberi kerja?

PT Telkom tidak menerapkan multi pemberi kerja. Pada PT Telkom, program imbalan

pascakerja jangka panjang, atau bersifat tertutup, hanya untuk karyawan PT Telkom,tidak

membuka institusi lain untuk ikut.

16
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Akuntansi Imbalan kerja mencakup 4 hal, yakni imbalan kerja jangka pendek,

imbalan pascakerja, imbalan kerja jangka panjang lain, serta pesangon. Imbalan kerja jangka

pendek adalah imbalan kerja yang diharapkan penyelesaiannya kurang dari dua belas

bulan,sedangkan imbalan pascakerja adalah imbalan jangka panjang yang diberikan kepada

pekerja yang sudah pensiun atau mengundurkan diri sebelum pensiun, imbalan kerja jangka

Panjang lain adalah imbalan kerja yang penyelesaiannya lebih dari 12 bulan, sedangkan

pesangon adalah manfaat yang diberikan kepada karyawan yang secara sukarela

mengundurkan diridari entitas pemberi kerja. Imbalan kerja diatur dalam PSAK 24 revisi

2013 yang mulai diefektifkan pada tanggal 1 Januari 2015.

Perusahaan Telkom menerapkan PSAK 24 tentang imbalan kerja mulai tanggal

diefektifkan di Indonesia dan mulai disesuaikan setelah IAS 19 di terbitkan pada tahun

2013.PT Telkom memiliki entitas pengelola dana pensiun sendiri yang mana jenis

programnya adalah iuran pasti untuk karyawan yang direkrut setelah tahun 2002.

Berdasarkan penuturan AVP Accounting and Budget Policy PT Telkom merupakan

perusahaan yang taat pada aturan PSAK sehingga penerapan imbalan kerja di PT Telkom pun

terukur dengan jelas dan pasti.

4.2 Saran

Dalam pembuatan makalah tentang PSAK 24 Imbalan Kerja ini sebaiknya penyusun

kedepannya menyajikan dengan beberapa data laporan keuangan atau wawancara dari lebih

satu perusahaan sehingga dapat melihat perbandingan yang lebih nyata pada penerapan

17
PSAK 24. Pencarian informasi mengenai narasumber sebaiknya dilakukan dari jauh hari

sehingga penyusun dapat menyelesaikan perampungan makalah lebih efektif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Martin Prastowo dan Firmansyah, Amrie (2018). “Pengungkapan Pengelolaan Imbalan
Kerja di Indonesia”. Akuntansi Politeknik Keuangan Negara STAN. Tangerang
Selatan. https://scholar.google.co.id.
Keuangan LSM. (2016). PSAK 24 mengenai imbalan kerja. http://keuanganlsm.com/psak-24-
mengenai-imbalan-kerja.
https://www.academia.edu/11475264/Imbalan_Kerja_Rev diakses pada 2 oktober pukul20.15
Laporan Keuangan PT Telkom tahun 2015 diakses di http://www.telkom.co.id/laporan-
keuangan.
Martani, Dwi. (2014). PPT PSAK 24 Imbalan Kerja revisi 2013
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2014/11/06/psak-24-imbalan-kerja-revisi-2013.
Martani. (2014). Dampak Perubahan PSAK 24 Revisi tahun 2013
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/11/DAMPAK-PERUBAHAN-
PSAK-24-REVISI-2013.
Sukma, Ryza Evylia (2017). “Evaluasi Penerapan Perlakuann Akuntansi PSAK 24 Imbalan
Kerja Khususnya Imbalan Pasca Bekerja”. Fakultas Ekonomi Universitas
Nusantara PGRI. Kediri. https://scholar.google.co.id.
Witjaksono, Armanto dan Ariyanto, Stefanus dan Lesmana, Theresia (2014). “Analisis
Dampak Penerapan PSAK 24 Tahun 2013”. Fakultas Ekonomi dan
Komunikasi, Universitas Bina Nusantara. Jakarta. https://scholar.google.co.id.

iv

Anda mungkin juga menyukai