Kelompok 3 - Imbalan Kerja - Pelaporan Akuntansi Keuangan PDF
Kelompok 3 - Imbalan Kerja - Pelaporan Akuntansi Keuangan PDF
Disusun Oleh:
Kelompok 3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat-Nya, serta
shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad S.A.W sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tema “ Imbalan Kerja PSAK 24 Revisi
2013”
Kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya lengkap dan baik, oleh karena itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih, terutama kelompok kami yang telah bekerja
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
2.6 Keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24alan Kerja ...... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan harus mampu menghasilkan produk
dan jasa yang berkualitas agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta mampu
menghasilkan laba yang optimal. Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan tentu
2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa setiap perusahaan dalam berbagai industri akan
mencantumkan akun kewajiban imbalan kerja. Selain imbalan dalam bentuk gaji, perusahaan
juga perlu membayar biaya lain untuk karyawannya seperti tunjangan, dana pensiun dan
merupakan timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan
oleh tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24,2013: Perusahaan harus
menerapkan akuntansi mengenai imbalan kerja (imbalan pasca kerja), karena imbalan pasca
kerja merupakan bagian dari keuangan dalam pembiayaan operasional dan harus
kerja serta mensyaratkan perusahaan untuk mengakui sebagai liabilitas, jika tenaga kerja
telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan
dimasa depan, dan mengakui sebagai beban, jika perusahaan menikmati manfaat ekonomi
yang dihasilkan dari jasa yang diberikan oleh tenaga kerja yang memperoleh imbalan kerja
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
6. Apa keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK 24?
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis membuat tujuan penulisan sebagai
berikut:
6. Untuk mengetahui keterkaitan profesi auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan PSAK
24.
2
BAB II
PEMBAHASAN
(UKK) Nomor 13 Tahun 2003, dimana imbalan-imbalan di UKK tersebut dapat diatur lebih
lanjut di Peraturan Perusahaan (PP) atau di Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
perusahaan dan serikat pekerja dan tentu saja merujuk kepada ketentuan di UKK. Salah satu
ketentuan di UKK adalah ketentuan mengenai imbalan pasca kerja, yaitu imbalan yang harus
diberikan perusahaan kepada karyawan ketika karyawan sudah berhenti bekerja atau disebut
pascakerja (setelah kerja). Alasan karyawan berhenti bekerja disini mencangkup beberapa
alasan berikut diantaranya, karena karyawan terlibat tindak pidana, karyawan melakukan
kesalahan yang berat, karyawan memasuki usia pensiun, karyawan meninggal dunia,
mengalami kerugian dan alasan lainnya yang termasuk imbalan yang dibayarkan ketika
setiap perusahaan dalam berbagai industri akan mencantumkan akun kewajiban imbalan
kerja. Selain imbalan dalam bentuk gaji, perusahaan juga perlu membayar biaya lain untuk
karyawannya seperti tunjangan, dana pensiun dan lainnya yang dapat meningkatkan
pensiun dan sebagainya dalam laporan keuangan diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Standar Akuntansi Keuangan 24 (PSAK 24) Revisi 2013 mengenai imbalan kerja yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015. Perubahan tersebut mempengaruhi pengukuran,
3
penyajian dan pengungkapan imbalan pascakerja. Perusahaan harus menghitung ulang
liabilitas imbalan pasca kerja berdasarkan standar baru. Dampak perubahan ini akan
Reporting Standards (IFRS) dan dibahas dalam International Accounting Standards (IAS) 19
mengenai Employee Benefit (imbalan kerja) yang mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Januari
2012. Pada tahun 2008 Indonesia mulai melakukan penyelarasan dengan International
yaitu membuat standar baru dengan mempertimbangkan keadaan yang berlaku. IFRS
merupakan standar pencatatan dan pelaporan akuntansi yang berlaku secara internasional
yang dibuat oleh International Accounting Standar Boards (IASB) tahun 2001 dengan tujuan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) imbalan kerja adalah seluruh bentuk
pemberian dari entitas atas jasa yang diberikan oleh pekerja. Imbalan kerja merupakan
timbal balik yang diberikan perusahaan dalam pertukaran atas jasa yang diberikan oleh
tenaga kerja atau untuk pemutusan hubungan kerja (PSAK 24, 2013: paragraf 8).
Berdasarkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan jenis-jenis imbalan antara lain :
Imbalan kerja jangka pendek adalah kewajiban imbalan kerja (selain pesangon
pemutusan kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah
4
ii. Cuti berimbalan, seperti cuti tahunan dan cuti sakit.
iv. Imbalan non-moneter untuk pekerja, seperti imbalan kesehatan, rumah, mobil dan
barang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi.
i. Imbalan pensiun.
ii. Imbalan pasca kerja lain seperti asuransi jiwa dan perawatan kesehatan pasca kerja.
iii. Perjanjian yang dibuat entitas untuk memberikan imbalan pasca kerja sesuai
Dalam program iuran pasti: Kewajiban Bank terbatas pada jumlah yang disepakati
sebagai iuran pada entitas (dana) terpisah. Jadi, jumlah imbalan pascakerja yang diterima
pekerja tergantung jumlah iuran yang dibayarkan Bank (dan mungkin juga boleh pekerja)
kepada program imbalan pascakerja atau perusahaan asuransi, ditambah hasil investasi
iuran tersebut, dan akibatnya, risiko aktuarial (yaitu imbalan yang diterima lebih kecil
daripada yang diperkirakan) dan risiko investasi (yaitu aset yang diinvestasikan tidak
Dalam program manfaat pasti: Kewajiban Bank adalah menyediakan imbalan yang
dijanjikan kepada pekerja maupun mantan pekerja dan risiko aktuarial dan risiko investasi
5
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya (other long-term employe benefits)
Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah kewajiban imbalan kerja (selain
imbalan pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo
iv. Bagi hasil dan bonus yang terutang 12 (dua belas) bulan atau lebih.
v. Kompensasi yang ditunda yang dibayarkan 12 (dua belas) bulan atau lebih.
Pesangon pemutusan kerja adalah kewajiban imbalan kerja yang terutang akibat:
a. Memberhentikan seorang atau lebih pekerja sebelum mencapai usia pensiun normal
diri secara sukarela (golden shake hand). Imbalan ini dimasukkan kedalam pernyataan
PSAK 24, jika dan hanya jika perusahaan sudah memiliki rencana secara jelas dan
serta mensyaratkan perusahaan untuk mengakui sebagai liabilitas, jika tenaga kerja telah
memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan kerja yang akan dibayarkan di masa
depan dan mengakui sebagai beban, jika perusahaan menikmati manfaat ekonomi yang
dihasilkan dari jasa yang berhak memperoleh imbalan kerja (PSAK 24 Revisi 2013: 1).
6
2.4 Prinsip-Prinsip Akuntansi Imbalan Kerja
2. Beban diakui sejalan dengan masa kerja pekerja. Kewajiban yang diakui di Neraca
merupakan akumulasi selisih antara beban yang diakui pada setiap periode akuntansi
dengan iuran dan atau pembayaran imbalan pada setiap periode akuntansi yang
bersangkutan.
3. PSAK 24 (2013) sebagaimana PSAK 24 (2010) juga mengatur perlakuan akuntansi untuk
7
iii. Alasan tidak tersedianya
informasi memadai
iv. Jika surplus atau defisit
dari program tersebut
dapat mempengaruhi
jumlah iuran masa depan,
mengungkapan ditambah
dengan:
a. Jumlah informasi yang
tersedia mengenai surplus atau
deficit
b. Basis yang digunakan dalam
menentukan surplus atau
defisit
c. Implikasi terhadap entitas
jika ada
Pengungkapan Dihapus Pengungkapan atas informasi
liabilitas kontinjensi
Panduan Panduan menentukan kapan Belum diatur
Pengakuan dan mengakui, dan bagaimana
Pengukuran mengukur
Pengukuran dan • Menghapus opsi pengakuan • Memperkenankan entitas untuk
Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial memilih opsi pengakuan keuntungan
dengan pendekatan koridor dan dan kerugian aktuarial dengan
pendekatan koridor
sebaliknya mensyaratkan
pengakuan segera melalui
penghasilan komprehensif lain
• Perubahan pengaturan mengenai
bunga neto atas kewajiban (aset)
imbalan pasti neto, biaya jasa lalu,
dan modifikasi pengungka pan,
imbalan kerja jangka pendek, dan
pesangon.
Pihak yang terkait dalam proses perhitungan beban imbalan kerja PSAK 24 adalah
auditor, terutama eksternal auditor (Kantor Akuntan Publik-KAP). Seperti yang telah
diketahui setiap perusahaan akan menyusun laporan keuangan di akhir tahun buku, maka
pihak KAP akan melakukan audit perusahaan. Pada proses audit tersebut lah hasil laporan
8
PSAK 24 yang telah dihitung akan di cek validasinya. Apakah sudah sesuai dengan PSAK 24
auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian PSAK 24. Artinya, semua
akun di laporan keuangan adalah wajar, bebas dari salah saji material kecuali salah satu akun
sehubungan dengan PSAK 24, karena perusahaan tidak mengikuti Standar Akuntansi
mengukur beban imbalan kerja secara on going concern, terdapat faktor-faktor yang tidak
pasti (uncertainty). Jika dikaitkan dengan imbalan pascakerja (pensiun, meninggal dunia,
disability dan mengundurkan diri, maka dapat dicontohkan dengan faktor berikut:
1. Apakah semua karyawan disuatu perusahaan akan tetap bekerja sampai dengan usia
pensiun?
dunia, sakit berkepanjangan atau cacat. Berapakah besarnya peluang dari kemungkinan-
kemungkinan tersebut?
3. Dalam dunia kerja sudah menjadi hal yang lumrah pekerja mengundurkan diri, untuk
Dalam PSAK 24 telah diatur tata cara perhitungan beban imbalan kerja yang
aktuaria. Aktuaria adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan kombinasi dari ilmu
9
statistic, matematika dan ekonomi yang digunakan untuk memperkirakan suatu nilai dengan
data dan asumsi yang telah ditentukan. Di Indonesia, pengungkapan imbalan kerja PSAK 24
biasanya dihitung oleh seorang aktuaris yang bekerja di konsultan aktuaris, yaitu konsultan
Ketentuan yang ada pada UU No.13/2003 tetap dipakai seperti yang diuraikan
sebagai berikut:
Pensiun, psl 167 = 2 Pesangon + 1 Penghargaan Masa Kerja (PMK) +Uang Penggantian
Meninggal Dunia, psl 166 = 2 Pesangon + 1 PMK+ UPH Karyawan mengundurkan diri,
Diberhentikan karena:
2. Pekerja melakukan tindak pidana sehingga ditahan oleh yang berwajib, psl 160 = 1
PMK + UPH3.
3. Pekerja melakukan pelang-garan atas perjanjian kerja bersama, psl 161 = 1 Pesangon
+ 1 PMK + UPH
4. Perubahan status hukum perusahaan akibat merger, psl 163 = 2 Pesangon + 1 PMK +
UPH
5. Perusahaan tutup karenarugi secara terus menerus, psl 164 = 1 Pesangon + 1 PMK +
UPH
10
2.8 Implementasi PSAK 24 revisi 2013 di PT Telkom
Narasumber : Nurcholis Feri Ahmadi sebagai Assistant Vice Presedent dari Accounting and
Sesuai dengan PSAK 24, pada PT Telkom ada komponen yang sifatnya jangka pendek
dan jangka panjang. Jangka pendek seperti gaji, bonus, THR yang sifatnya jangka pendek,
sesuai PSAK langsung dibebankan sekaligus pada tahun berjalan. Kemudian PT Telkom
11
juga memiliki imbalan yang bersifat jangka panjang yaitu pascakerja berupa pensiun,
imbalan kesehatan pascakerja bagi pensiunan dan keluarganya yang masih memenuhi
syarat untuk mendapatkan benefit kesehatan. Selain itu juga terdapat imbalan pascakerja
jangka panjang lainnya untuk pekerja yang memiliki masa kerja tertentu mendapatkan
imbalan cuti. Ketika pekerja mencapai masa pensiun, mereka akan mendapat benefit-
benefit tertentu.
BPJS?
Kepesertaan BPJS merupakan hal yang wajib akan tetapi pada PT Telkom kesehatannya
dikelola oleh yayasan kesehatan, setelah itu yayasan kesehatan yang berhubungan dengan
BPJS. Tapi premi BPJS tetap dibayar oleh PT Telkom, kemudian BPJS memberikan
kapitasi pada yayasan kesehatan dan kapitasi tersebut dikelola oleh Yayasan
kesehatan.Mungkin bisa jadi tidak cukup karena benefitnya Telkom lebih tinggi dari
BPJS, BPJS ada batasan-batasan paling tinggi kelas satu, di Telkom bisa lebih tinggi dari
itu. Sisa kekurangan dari yang di cover BPJS akan dikelola oleh yayasan kesehatan.
3. Apakah pengelolaan dana imbalan PT Telkom dikelola oleh satu entitas tertentu
Dana pensiun Telkom dikelola oleh lembaga dana pensiun Telkom, itu menjadi salah satu
program imbalan kerja Telkom. Imbalan kesehatan pascakerja itu yang mengatur
kesehatan para pensiunan dan para istri atau suami yang ditinggalkan pensiunan Telkom
dan anak-anaknya yang masih memenuhi syarat. Namun itu diberikan untuk karyawan
Telkom yang direkrut pada tahun tertentu yaitu terakhir tahun 1996, yang dikelola
pensiun yang dikelola oleh perusahaan asuransi. Ada beberapa entitas yang mengelola
dana imbalan pascakerja jangka panjang Telkom. Jadi PT Telkom dalam pengelolaan dana
12
imbalan pascakerja jangka panjang dikelola oleh beberapa entitas diluar Telkom.Dalam
PSAK 24, apabila dana pensiunan dikelola oleh internal Telkom, itu bukan bagian dari
plan asset. Plan asset adalah aset yang dipisahkan yang dikhusukan untuk program pensiun
yang harus dikelola secara terpisah. Jadi apabila dana pensiun tersebut dimasukkan dalam
balance sheet PT Telkom itu merupakan ivestasi biasa sesuai denganPSAK 50, 55. Jadi
dana pensiun ada liabitinya yang dihitung dengan aktuaria, ada pula plan asset nya yang
4. Dalam PSAK 24 terdapat dua jenis program imbalan pascakerja yaitu iuran pasti
Pada PT Telkom terdapat dua program tersebut, untuk karyawan yang direkrut
sebelum2002 itu yang mengikuti imbalan pasti dan diikutkan di dana pensiun. Jadi peserta
yang diikutkan dalam dana pensiun Telkom adalah peserta yang ikut imbalan pasti.
Karyawan yang direkrut setelah 2002 itu mengikuti program iuran pasti. Perbedaan
imbalan pastidan iuran pasti apabila iuran pasti berarti iurannya yang pasti, yang
dibayarkan oleh Telkom menjadi kewajiban jangka pendek yang diakui pada periode
berjalan, jika imbalan pasti adalah manfaat atau imbalannya yang pasti, jadi nanti ketika
ketika pensiun misalnya, karyawan akan mendapatkan sejumlah uang tertentu sekaligus
sekian.Dampaknya apa yang akan didapat setelah nanti karyawan pensiun menjadi beban
PT Telkom secara bertahap sepanjang pekerja memberikan jasa pada PT Telkom. Setiap
akhir periode PT Telkom harus melakukan valuasi berapa kewajiban imbalan yang
dimiliki PT Telkom. Seiring bertambahnya usia kerja atau masa service pekerja terhadap
PT Telkom, berarti benefit yang akan diterima pekerja akan bertambah, jadi di present
value kan kemudian dihitung dengan aktuaria. Sebenarnya PSAK 24, tidak mewajibkan
memakai aktuaria sepanjang kita yakin kita bisa menghitung. Pada PT Telkom, untuk
13
efektifitas digunakan aktuaria. Sehingga saat usia pekerja sudah 56, kewajiban atau provisi
tersebut sudah terbentuk 100%, ketika nanti pensiun tinggal bayar. Selama bersifat umum,
provisi harus dihitung berapa benefitnya yang dihitung dengan metode project unit credit,
yaitu metode untuk menghitung berapa kewajiban atau benefit obligation pada tanggal
tertentu. Jadi, program imbalan pasti adalah program yang manfaatnya sudah pasti, artinya
pekerja dapat menghitung manfaat di masa depan dengan menggunakan formula tertentu.
Sedangkan iuran pasti, imbalan untuk para pekerja setiap periodenya sudah pasti, dan
kewajiban perusahaan akan hilang ketika iuran tersebut dibayarkan, hal ini diluar Undang-
yang dibuat sebelumnya dengan kenyataannya. Keuntungan atau kerugian aktuaria bisa
dibilang sesuatu hal yang pasti, karena hampir tidak pernah terjadi jumlah yang sama
revisi 2013, ada perubahan pengakuan gain or loss aktuaria. Gain or loss aktuaria pada
revisi 2013 diakui pada OCI. Sehingga tidak mempengaruhi akun net income. Sebelum
revisi 2013, pengakuan gain or loss aktuaria diakui dengan metode koridor dikalikan
Pensiun dini bersifat sukarela kita over kepada karyawan yang memenuhi persyaratan dan
mendaftar untuk mengikuti pensiun dini. Jadi tetap diestimasi ketika menghitung aktuari
kira-kira berapa yang akan mengundurkan diri secara sukarela artinya masuk sebagai salah
satu asumsi untuk menghitung imbalan pascakerja untuk sifatnya jangka panjang. Tapi
untuk yang pensiun dini ada benefit tambahan yang diberikan pada saat itu yang terjadi
14
diluar estimasi yang sudah ditentukan maka akan ada tambahan beban yang terjadi ditahun
berjalan karena adanya tambahan benefit yang diberikan kepada perusahaan. Presentase
yang mengambil pensiun dini merupakan salah satu asumsi dalam perhitungan aktuaria
jangka panjang. Karena saat menghitung aktuari terdapat banyak asumsi yang digunakan
termasuk asumsi mortalitas, tingkat diskonto, serta asumsi presentase karyawan yang akan
PT Telkom adalah perusahaan yang listing baik di bursa efek Indonesia maupun bursa
efek New York, pada bursa New York PT Telkom menyiapkan laporan keuangan versi
IFRS full, di bursa Indonesia menyiapkan laporan keuangan versi PSAK. Pada
IFRS,PSAK yang setara PSAK 24 adalah IAS 19 itu sudah efektif berlaku sejak tahun
2013, pada waktu itu PT Telkom sudah menerapkan PSAK yang setara PSAK 24 di
laporan keuangan IFRS jadi relatif perhitungannya sebenarnya asumsi, benefit dan lain-
PT Telkom telah menerapkan PSAK 24 revisi 2013 yang setara IAS 19 pada pembuatan
laporan keuangan versi IFRS pada tahun 2013.Perubahan PSAK revisi 2013 mensyaratkan
retrospektif, untuk tahun 2015 kemarin PT Telkom menyiapkan laporan keuangan 2015
dan komparasi dengan tahun 2014 ditambah dengan saldo awal neraca pada 1 januari
2014, PT Telkom pada laporan keuangan 2015 juga menjelaskan dampak apa saja yang
terjadi akibat adanya restatement laporan keuangan karena penerapan PSAK 24 setelah
retrospektif.
15
8. Apakah PT Telkom menerapkan multi pemberi kerja?
PT Telkom tidak menerapkan multi pemberi kerja. Pada PT Telkom, program imbalan
pascakerja jangka panjang, atau bersifat tertutup, hanya untuk karyawan PT Telkom,tidak
16
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Akuntansi Imbalan kerja mencakup 4 hal, yakni imbalan kerja jangka pendek,
imbalan pascakerja, imbalan kerja jangka panjang lain, serta pesangon. Imbalan kerja jangka
pendek adalah imbalan kerja yang diharapkan penyelesaiannya kurang dari dua belas
bulan,sedangkan imbalan pascakerja adalah imbalan jangka panjang yang diberikan kepada
pekerja yang sudah pensiun atau mengundurkan diri sebelum pensiun, imbalan kerja jangka
Panjang lain adalah imbalan kerja yang penyelesaiannya lebih dari 12 bulan, sedangkan
pesangon adalah manfaat yang diberikan kepada karyawan yang secara sukarela
mengundurkan diridari entitas pemberi kerja. Imbalan kerja diatur dalam PSAK 24 revisi
diefektifkan di Indonesia dan mulai disesuaikan setelah IAS 19 di terbitkan pada tahun
2013.PT Telkom memiliki entitas pengelola dana pensiun sendiri yang mana jenis
programnya adalah iuran pasti untuk karyawan yang direkrut setelah tahun 2002.
perusahaan yang taat pada aturan PSAK sehingga penerapan imbalan kerja di PT Telkom pun
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang PSAK 24 Imbalan Kerja ini sebaiknya penyusun
kedepannya menyajikan dengan beberapa data laporan keuangan atau wawancara dari lebih
satu perusahaan sehingga dapat melihat perbandingan yang lebih nyata pada penerapan
17
PSAK 24. Pencarian informasi mengenai narasumber sebaiknya dilakukan dari jauh hari
18
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Martin Prastowo dan Firmansyah, Amrie (2018). “Pengungkapan Pengelolaan Imbalan
Kerja di Indonesia”. Akuntansi Politeknik Keuangan Negara STAN. Tangerang
Selatan. https://scholar.google.co.id.
Keuangan LSM. (2016). PSAK 24 mengenai imbalan kerja. http://keuanganlsm.com/psak-24-
mengenai-imbalan-kerja.
https://www.academia.edu/11475264/Imbalan_Kerja_Rev diakses pada 2 oktober pukul20.15
Laporan Keuangan PT Telkom tahun 2015 diakses di http://www.telkom.co.id/laporan-
keuangan.
Martani, Dwi. (2014). PPT PSAK 24 Imbalan Kerja revisi 2013
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/2014/11/06/psak-24-imbalan-kerja-revisi-2013.
Martani. (2014). Dampak Perubahan PSAK 24 Revisi tahun 2013
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/11/DAMPAK-PERUBAHAN-
PSAK-24-REVISI-2013.
Sukma, Ryza Evylia (2017). “Evaluasi Penerapan Perlakuann Akuntansi PSAK 24 Imbalan
Kerja Khususnya Imbalan Pasca Bekerja”. Fakultas Ekonomi Universitas
Nusantara PGRI. Kediri. https://scholar.google.co.id.
Witjaksono, Armanto dan Ariyanto, Stefanus dan Lesmana, Theresia (2014). “Analisis
Dampak Penerapan PSAK 24 Tahun 2013”. Fakultas Ekonomi dan
Komunikasi, Universitas Bina Nusantara. Jakarta. https://scholar.google.co.id.
iv