Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (IKGM-P)

KEDOKTERAN KELUARGA

Annisa Aulia Rahmah, S.KG


1931111320048

Pembimbing: drg. Isnur Hatta, MAP

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI (IKGM-P) PSPDG


FKG ULM

KEDOKTERAN KELUARGA

Annisa Aulia Rahmah, S.KG


1931111320048

Telah dipresentasikan pada:


Hari : ...........................
Tanggal : ...........................

Dan disetujui oleh:

Pembimbing,

drg. Isnur Hatta, MAP


NIP. 19680609 199303 1 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya


sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kedokteran Gigi Keluarga tepat
pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas dari Praktek Belajar
Lapangan II (PBL II) Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Profesi.
Terimakasih saya ucapkan kepada drg. Isnur Hatta, MAP selaku dosen
pengampu yang sudah memberikan arahan dan bimbingan pada pembuatan laporan
ini, dan rekan Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang telah berperan aktif dalam
pembuatan laporan dan semua pihak yang turut membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis sangat menyadari laporan ini masih terdapat kekurangan. Penulis
berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan

November, 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB 1 Pendahuluan............................................................................................. 1
BAB 2 ................................................................................................................. 3
2.1. Dokter Keluarga ................................................................................. 3
2.2. Dokter Gigi Keluarga ......................................................................... 6
BAB 3 ............................................................................................................... 10
3.1. Data Pasien dan Keluarga ................................................................. 10
3.2. Hasil Eksplorasi ............................................................................... 10
3.3. Diagnosis ......................................................................................... 11
3.4. Rencana Intervensi ........................................................................... 11
BAB 4 ............................................................................................................... 13
BAB 5 ............................................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Distribusi Hasil Pemeriksaan DMF-T Keluarga ……………………11

Tabel 4.1. Rencana Kegiatan Intervensi Dokter Keluarga ……………………..13

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut mempunyai peran vital bagi kesehatan secara
keseluruhan. Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum memahami pola
pikir ini. Akibatnya, sebagian masyarakat masih banyak yang tidak
memeriksakan giginya ke dokter gigi, kecuali jika sudah merasa sakit. Banyak
pula masyarakat yang enggan ke dokter gigi karena biaya perawatan yang
cukup mahal. Hal ini sesuai dengan pernyataan WHO, Regional Office for
South-East Asia melalui Regional Oral Health Strategy 2013–2020, bahwa
penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit termahal keempat untuk diobati
dan seringkali memerlukan pembiayaan secara out of pocket yang tinggi, Akan
tetapi kenyataannya pelayanan kesehatan gigi merupakan pelayanan kesehatan
dasar (Dewanto, 2014).
Pelayanan kesehatan gigi di Indonesia berkembang dengan tujuan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dicapai atau dicakup oleh semua
kalangan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan akses
pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah program kedokteran gigi keluarga.
Program kedokteran gigi keluarga ini diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Indonesia No. 1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga (Kemenkes RI, 2005).
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga atau Praktek Dokter Gigi Keluarga
adalah pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bersifat paripurna (promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif) dan berkesinambungan dengan
mempertimbangkan dinamika keluarga dalam layanannya, sehingga
pelayanannya tidak dibatasi oleh golongan umur, jenis, kelamin, maupun suku.
Tujuan dari pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah terselesaikannya
masalah kesehatan gigi keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif,
sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota
keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Kemenkes RI, 2007).

1
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Laporan ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi mengenai kedokteran
gigi keluarga
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui ruang lingkup kedokteran gigi keluarga
2) Mengetahui perencanaan dan pelaksanaan praktik kedokteran gigi keluarga
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Akademis
1) Hasil laporan bisa digunakan sebagai referensi ilmu kedokteran gigi
masyarakat
2) Sebagai bahan referensi dan pedoman pembelajaran perencanaan dan
pelaksanaan praktik kedokteran gigi keluarga
1.3.2. Manfaat Praktis
1) Hasil laporan dapat digunakan sebagai referensi pandukan pelaksanaan
kedokteran gigi keluarga

2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Dokter Keluarga
2.1.1. Pengertian
Pelaksana pelayanan dokter keluarga kita kenal dengan dokter keluarga
(Family doctor, family physician). Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
mendefinisikan dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada
keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif,
tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. Dokter keluarga
adalah setiap dokter yang mengabdikan dirinya dalam bidang profesi
kedokteran maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan khusus di bidang kedokteran keluarga yang mempunyai
wewenang untuk menjalankan praktek dokter keluarga.
Pelayanan Kedokteran Keluarga
Pelayanan kedokteran keluarga merupakan pelayanan kesehatan/asuhan
medis yang didukung oleh pengetahuan kedokteran terkini secara menyeluruh
(holistik), paripurna (komprehensif), terpadu, berkesinambungan untuk
menyelesaikan semua keluhan dari pengguna jasa/pasien sebagai komponen
keluarganya dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan
kemampuan sosialnya.
2.1.2. Tujuan
Tujuan pelayanan kedokteran keluarga adalah terselesaikannya masalah
kesehatan keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif, sehat sejahtera
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup
produktif secara sosial dan ekonomi.
2.1.3. Manfaat
Manfaat pelayanan kedokteran keluarga adalah;
1. Meningkatnya status kesehatan keluarga dengan peningkatan kesehatan
fisik, mental dan sosial seluruh anggota keluarga

3
2. Meningkatnya peran serta setiap anggota keluarga khususnya penanggung
jawab keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan dirinya, sosial
maupun lingkungan keluarganya
3. Adanya kemampuan keluarga untuk mengatasi permasalahannya.

2.1.4. Karakteristik Dokter Keluarga


Karakteristik pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan
kesehatan/asuhan medik yang:
- Didukung oleh pengetahuan kedokteran mutakhir;
- Dilakukan secara paripurna (comprehensive), terpadu (integrated),
menyeluruh (holistic), berkesinambungan (sustainable);
- Terhadap semua keluhan dan pengguna jasa pelayanan kesehatan (PJPK)
sebagai komponen keluarganya;
- Dengan tidak memandang umur, jenis kelamin dan sesuai dengan
kemampuan yang ada
2.1.5. Praktik Dokter Keluarga
Terlepas dari masih ditemukannya perbedaan pendapat tentang
kedudukan dan peranan dokter keluarga dalam sistem pelayanan kesehatan,
pada saat ini telah ditemukan banyak bentuk praktek dokter keluarga. Bentuk
praktek dokter keluarga yang dimaksud secara umum dapat dibedakan atas tiga
macam:
1. Pelayanan dokter keluarga sebagai bagian dari pelayanan rumah sakit
(hospital based)
Pada bentuk pelayanan dokter keluarga diselenggarakan di rumah
sakit. Untuk ini dibentuklah suatu unit khusus yang diserahkan tanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga. Unit khusus ini
dikenal dengan nama bagian dokter keluarga (departement of family
medicine), semua pasien baru yang berkunjung ke rumah sakit, diwajibkan
melalui bagian khusus ini. Apabila pasien tersebut ternyata membutuhkan
pelayanan spesialistis, baru kemudian dirujuk kebagian lain yang ada
dirumah sakit.

4
2. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga
(family clinic)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut
dengan nama klinik dokter keluarga (family clinic/center). Pada dasarnya
klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik keluarga mandiri
(free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit
tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar
negeri klinik dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu
tujuannya adalah untuk menopang pelayanan dan juga penghasilan rumah
sakit.
Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik
mandiri atau hanya merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya
klinik dokter keluarga tersebut menjalin hubungan kerja sama yang erat
dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan pelayanan rawat inap akan
dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama tersebut. Klinik
dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice)
atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk
klinik dokter keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter
keluarga yang dikelola secara berkelompok. Biasanya merupakan
gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.
Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem
manajemen yang sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam
klinik dokter keluarga tersebut secara bersama-sama membeli dan
memakai alat- alat praktek yang sama. Untuk kemudian menyelenggarakan
pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen
keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang
sama pula.
3. Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan melalui praktek dokter keluarga
(family practice)
Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga adalah praktek dokter keluarga. Pada dasarnya bentuk pelayanan

5
dokter keluarga ini sama dengan pelayanan dokter keluarga yang
diselenggarakan melalui klinik dokter keluarga. Disini para dokter yang
menyelenggarakan praktek, menerapkan prinsip-prinsip pelayanan dokter
keluarga pada pelayanan kedokteran yang diselenggarakanya. Praktek
dokter keluarga tersebut dapat dibedakan pula atas dua macam. Pertama,
praktek dokter keluarga yang diselenggarakan sendiri (solo practice).
Kedua praktek dokter keluarga yang diselenggarakan secara berkelompok
(group practice).

2.2. Dokter Gigi Keluarga


2.2.1. Pengertian
Dokter Gigi Keluarga adalah dokter gigi yang mempunyai pengetahuan,
sikap, dan perilaku profesional dalam menjaga dan memelihara kesehatan gigi
dari keluarga binaannya dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan
kesehatan gigi dasar paripurna dengan pendekatan holistik dan kesisteman serta
proaktif dalam antisipasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga yang memilihnya sebagai mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi.
Pelayanan kedokteran gigi keluarga
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga atau Praktek Dokter Gigi Keluarga
adalah pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bersifat paripurna (promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif) dan sinambung dengan mempertimbangkan
dinamika keluarga dalam layanannya, sehingga pelayanannya tidak dibatasi
oleh golongan umur, jenis, kelamin, maupun sistem organ.
2.2.2. Tujuan
Tujuan pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah terselesaikannya
masalah kesehatan gigi keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif,
sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota
keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
2.2.3. Manfaat
1. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan layanan kesehatan gigi.
Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi
yang dapat dipenuhi pelbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien

6
beserta segenap anggota keluarganya. Dimana setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang berbeda.
2. Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Pada pelayanan ini tersedia semua jenis pelayanan kedokteran gigi,
yang menyebabkan pemanfaatan pelayanan akan lebih mudah dilakukan.
3. Biaya kesehatan akan lebih terkendali.
Diselenggarakan secara terpadu, menyebabkan kemungkinan
terjadinya tumpang tindih pelayanan kedokteran gigi sangat berkurang.
4. Mutu pelayanan akan lebih meningkat.
Perhatian utama pelayanan ini adalah pada klien sebagai manusia
seutuhnya, serta pendekatan bersifat holistik, sehingga mampu
menyelesaikan pelbagai masalah kesehatan yang ditemukan, dengan
demikian penerima dan pemberi pelayanan akan merasa lebih puas.
5. Bagi penyelenggara pelayanan: Kedokteran gigi keluarga merupakan
alternatif lahan praktek dan penghasilan. Ada kepastian biaya pelayanan
kesehatan gigi sehingga dokter gigi keluarga dapat merencanakan
pelayanan kesehatan pesertanya.
2.2.4. Karakteristik Dokter Gigi Keluarga
1. Berorientasi pada pencegahan penyakit serta pemeliharaan kesehatan.
2. Memanfaatkan pendekatan menyeluruh, berorientasi pada pasien dan
keluarganya dalam menyelenggarakan setiap pelayanan kesehatan.
3. Mempunyai kemampuan dan keterampilan diagnosa, serta kemampuan
merujuk yang handal disertai pengetahuan epidemiologi untuk menemukan
pola penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat, dan juga
dapat mengelola pelbagai penyakit gigi mulut secara komprehensif.
4. Dokter gigi keluarga memiliki pengetahuan tentang hubungan timbal balik
faktor biologis, sosial dan emosional dengan penyakit yang di hadapi, serta
menguasai teknik pemecahan masalah untuk mengatasi pelbagai penyakit
gigi dan mulut.
2.2.5. Praktik Dokter Gigi Keluarga
Pelayanan dokter gigi keluarga dapat berkembang dari beberapa model,
yaitu:

7
1. Dokter gigi keluarga praktik perorangan/Praktek solo
Pelayanan dokter gigi keluarga yang dikembangkan atas inisiatif
dokter gigi dan perawat gigi dan sesuai dengan standar perijinan yang telah
ditetapkan, serta memiliki sertifikat bahwa telah mengikuti melalui Program
Pendidikan Kedokteran Gigi Keluarga (PKGK) atau melalui diklat khusus
untuk melatih dokter gigi menjadi dokter gigi keluarga sesuai kompetensi
yang diharapkan.
2. Dokter gigi keluarga praktik berkelompok
Dokter gigi keluarga beserta tim yang melaksanakan praktik untuk
pelayanan keluarga binaannya sebagai mitra kerja tergabung dalam sistem
pelayanan dokter keluarga/dokter gigi keluarga sehingga standar klinik dan
asuransi kesehatan yang digunakan sesuai dengan konsep dokter gigi
keluarga.
Ruang Lingkup Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilaksanakan dengan pola pelayanan
berlapis melalui sistem rujukan berjenjang (Level of Care) dengan pendekatan
Primary Health Care. Tujuan pelayanan ini untuk memberikan pelayanan yang
menyeluruh dengan tingkat-tingkat pelayanan yang dikaitkan dengan sumber
daya yang ada di masyarakat.
Upaya tersebut diatas dimaksudkan untuk menjaga fungsi gigi dan mulut
sebagai bagian dari sistem pencernaan yang sangat penting untuk kesehatan
seseorang, sebagai bagian dari sistem bicara, dan sebagai bagian dari
pembentukan estetika wajah. Disamping itu, menjaga kondisi gigi dan mulut
agar tidak menjadi sumber penyakit (focal infection) bagi organ lainnya, dan
untuk deteksi dini penyakit sistemik yang bermanifestasi di dalam rongga mulut.

1. Ruang lingkup kerja dokter gigi :


a. Pelayanan Darurat / Basic Emergency Care yang terdiri dari:
1) Basic Life Support Pertolongan pertama pada keadaan darurat dan
gawat darurat untuk selanjutnya dilakukan rujukan bila diperlukan
2) Mengurangi rasa sakit dan atau eliminasi infeksi/pertolongan
pertama pada gigi/mulut karena penyakit/ cedera.

8
3) Reposisi dislokasi sendi rahang
4) Replantasi gigi
5) Penyesuaian oklusi (akut)
b. Pelayanan Pencegahan / Preventive Care yang terdiri dari:
1) Pendidikan kesehatan gigi (individu/kelompok)
2) Menghilangkan kebiasaan jelek/buruk
3) Tindakan perlindungan khusus
4) Tindakan penanganan dini (early detection & prompt treatment)
5) Memberi advokasi untuk menanggulangi kelainan saliva dan
masalah nutrisi gizi/diet.
c. Pelayanan Medik Gigi Dasar/Simple Care meliputi:
1) Tumpatan gigi (glassionomer/komposit resin/tumpatan kombinasi
(open/ closed sandwich)
2) Ekstraksi gigi (gigi sulung persistensi/gigi tetap karena penyakit/
keperluan orthodonti/ pencabutan serial (gigi sulung)
3) Perawatan pulpa (pulp capping/ pulpotomi/ perawatan saluran akar
gigi anterior)
4) Perawatan/pengobatan abses
5) Penanganan dry socket
6) Mengobati ulkus rekuren (aphtosa)
7) Pengelolaan halitosis
d. Pelayanan Medik Gigi Khusus/Moderate Care meliputi
1) Konservasi gigi
2) Pedodonsi
3) Periodonsia
4) Bedah mulut
5) Orthodonti
6) Prostodonsia
7) Oral medicine

9
BAB 3
ANALISIS REKAM MEDIS DOKTER KELUARGA
3.1. Data Pasien dan Keluarga
AA dan RA merupakan saudara kandung dan anak dari ayah HN dan ibu S.
keadaan tempat tinggal keluarga merupakan lingkungan yang sehat dan keluarga
berasal dari golongan ekonomi kelas menengah. Pekerjaan AA merupakan
wiraswasta dan RA adalah seorang mahasiswa di perguruan tinggi Banjarmasin.
3.1.1. Data Keluarga
Jumlah anggota keluarga yag diperiksa adalah 2 orang. Keluarga tinggal
di Jl. Kampung Melayu No.5, Banjarmasin.
3.1.2. Data Anggota Keluarga
1. Nama : AA
Usia : 25
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Wiraswasta

2. Nama : RA
Usia : 21
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum Menikah
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa

3.2. Hasil Eksplorasi


a. Anak AA
D = 5; M = 2; F= 5
Total = 12

10
b. Anak RA
D = 3; M = 1; F= 1
Total = 5
Jumlah D + M + F
Rerata DMF − T =
Jumlah orang yang diperiksa
17
Rerata DMF − T = 2

Rerata DMF-T = 8,5 (Sangat Tinggi)

Tabel 3. 1. Distribusi Hasil Pemeriksaan DMF-T Keluarga

DMF-T Jumlah Proporsi (%)


Decay 8 47,05
Missing 3 17,65
Filling 6 35,3
Total 17 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa angka karies pada


keluarga masih tergolong tinggi (47,05%)

3.3. Diagnosis
a. Anak AA
1) Pulpitis reversible pada gigi 17, 12, 11, 22, dan 27
2) Periodontitis apikalis kronis pada gigi 16
b. Anak RA
1) Pulpitis reversible pada gigi 37, 16, dan 47

3.4. Rencana Intervensi


1) Pulpitis reversible
a. Melakukan tumpatan pada gigi 17, 12, 11, 22, dan 27 pada anak AA dan
tumpatan pada gigi 37, 16, dan 47 pada anak RA.
b. Memberikan edukasi tentang penyebab gigi berlubang, prosesnya, dan
bahayanya jika dibiarkan.
c. Memberikan edukasi tentang pemilihan diet makanan sehat.

11
d. Memberikan edukasi serta membina bagaimana cara menyikat gigi yang
benar, kapan dan frekuensi menyikat gigi yang benar.
e. Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien untuk rutin
memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
2) Periodontitis Apikalis Kronis
a. Melakukan perawatan berupa tindakan pencabutan sisa akar pada gigi
16 pada anak AA
b. Memberikan edukasi tentang bahaya dan resiko apabila ada sisa akar
gigi yang dibiarkan.
c. Memberikan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut serta dampaknya apabila dibiarkan
d. Memberikan edukasi dan motivasi kepada pasien untuk rutin
memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

12
BAB 4
RENCANA KEGIATAN INTERVENSI DOKTER KELUARGA

Tabel 4.1. Rencana Kegiatan Intervensi Dokter Keluarga


Rencana Tujuan Indikator Metode Anggaran
No Tempat/Lokasi Waktu Sasaran Target Metode PJ
Kegiatan Kegiatan Keberhasilan evaluasi Dana
1. Melakukan Mengembalikan Praktek Dokter Kamis, 3 Anak AA 100% Tell Show Do • Penumpatan Kontrol 1 Dokter Rp 1.500.000,-
perawatan kuratif fungsi gigi geligi Gigi Keluarga November dan RA semua gigi minggu setelah gigi
pada anggota anak AA dan RA 2020 karies pada dilakukan
keluarga anak AA dan penumpatan
RA dan pencabutan
• Pencabutan
sisa akar pada
anak AA
2. Melakukan Mengetahui Rumah • Hari: Anggota 100% • Anamesa • Mendapatkan Melakukan Dokter Rp 100.000,-
pemeriksaan gigi kondisi kesehatan kediaman Minggu, keluarga dengan gambaran kontrol 6 bulan gigi
dan mulut gigi dan mulut Keluarga 5 menggunakan status sekali ke dokter
anggota keluarga anggota keluarga Desember metode kesehatan gigi gigi
2020 wawancara dan mulut
• Pukul • Pemeriksaan anggota
10.00- klinis gigi dan keluarga
selesai mulut dengan • Mendapatkan
observasi informasi
menggunakan kebiasaan
instrumen yang
diagnostik mempengaruhi
dasar kesehatan gigi
dan mulut

13
anggota
keluarga
3. Melakukan Meningkatkan Rumah • Hari: Anggota 100% • Penyuluhan / • Keluarga • Hasil Dokter Rp. 250.000,-
edukasi kepada pengetahuan Kediaman Minggu, keluarga promosi paham dan pemeriksaan gigi
anggota keluarga kepada anggota Keluarga 5 kesehatan merasa gigi dan
tentang keluarga tentang; Desember menggunakan menjaga mulut setelah
kesehatan gigi • Pentingnya 2020 media video, kesehatan gigi edukasi
dan mulut menjaga Pukul dan booklet dan mulut hal • Melakukan
kesehatan gigi 10.00- • Demonstrasi yang penting cara
dan mulut selesai cara • Keluarga menyikat
• Cara menjaga menyikat gigi paham bahwa gigi yang
kebersihan menggunakan mencegah benar
dan kesehatan alat peraga terjadinya • Melakukan
gigi dan mulut phantom dan penyakit gigi pola hidup
• Proses sikat gigi dan mulut bersih dan
perjalanan lebih baik sehat
penyakit gigi daripada
dan mulut mengobati
• Pemilihan diet
makanan
sehat guna
mencegah
terjadinya
penyakit gigi
dan mulut

14
BAB 5
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga atau Praktek Dokter Gigi Keluarga
adalah pelayanan kedokteran gigi keluarga yang bersifat paripurna (promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif) dan sinambung dengan mempertimbangkan
dinamika keluarga dalam layanannya, sehingga pelayanannya tidak dibatasi
oleh golongan umur, jenis, kelamin, maupun suku.
Tujuan dari pelayanan kedokteran gigi keluarga adalah terselesaikannya
masalah kesehatan gigi keluarga dan terciptanya keluarga yang partisipatif,
sehat sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap anggota
keluarga hidup produktif secara sosial dan ekonomi

5.2. Saran
a. Perlu adanya sistem kedokteran gigi keluarga yang terpadu agar
pelaksanaannya bisa terus berjalan
b. Perlu adanya promosi dan pemberian motivasi kepada masyarakat mengenai
kedokteran gigi keluarga untuk mencapai kesertaan masyarakat dalam
program kedokteran gigi keluarga

15
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini MT, Novitasari A, Setiawan MR. Buku Ajar Kedokteran Keluarga.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang; 2015.
Dewanto I. Penetapan Dokter Gigi Layanan Primer di Indonesia. Majalah
Kedokteran Gigi. Desember 2014; 21(2): 109-116
Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1415/MENKES/SK/X/2005 tentang Kebijakan Pelayanan Kedokteran Gigi
Keluarga. Jakarta: 2005
Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi
Keluarga. Jakarta: 2007.

16

Anda mungkin juga menyukai