Anda di halaman 1dari 3

Tatalaksana Pengobatan

Pengobatan dapat dilakukan dengan rute oral atau rektal, atau dengan kombinasi telah
terbukti efektif. Bagaimana pun tidak ada studi acak yang membandingkan efektivitas satu
dengan yang lain. Pendekatan oral tidak invasif dan memberikan rasa kekuatan untuk anak,
tetapi kepatuhan terhadap rejimen pengobatan oral mungkin menjadi masalah. Pengobatan
dengan rute rektal lebih cepat tetapi invasif.

1. Polietilen glikol + elektrolit, sebagai lini pertama


2. Ditambahkan dengan stimulant laksatif jika polietilen+elektrolit tidak dapat
menyembuhkan setelah 2 minggu
3. Gantikan stimulant laksatif tunggal atau kombinasi dengan osmotic laksatif seperti
lactulose jika tidak toleran dengan polietilen glikol+elektrolit.

PILIHAN TERAPI
1. Terapi Farmakologi
Pencahar pembentuk massa feses
MoA : meringankan konstipasi dengan cara meningkatkan massa feses yang merangsang
peristaltik. Efeknya baru terlihat dalam beberapa hari, oleh karena itu pasien perlu diberitahu
akan hal ini.
Metilselulosa juga bekerja sebagai pelunak feses.
1. Isphagula Sekam
Dosis: 1 sachet sehari dalam 1 gelas air dalam dosis terbagi 1-3 kali sehari sebelum
atau sesudah makan; Anak. di atas 6 tahun, setengah dosis dewasa atau kurang.
Merk dagang : Mulax (Dosis anak 2-12 tahun : granul. 1 level- sendok 5ml 1-2 kali sehari,
sebaiknya pada saat makan)
Laksan Stimulan
MoA : Pencahar stimulan bekerja dengan cara meningkatkan motilitas usus dan sering kali
menyebabkan kram perut. Tidak boleh digunakan pada obstruksi usus. Penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan diare dan efek terkait seperti hipokalemia.
1. Bisakodil
Dosis: oral: untuk konstipasi, 5-10 mg malam hari; kadang-kadang perlu dinaikkan
menjadi 15-20 mg; anak-anak, di bawah 10 tahun 5 mg.
Rektum: dalam supositoria untuk konstipasi, 10 mg pada pagi hari; anak-anak di
bawah 10 tahun 5 mg.
Merk dagang: dulcolax, custodiol, indo obat pencahar
2. Gliserol
Dosis : bentuk suppositoria 1 gram.
Merk dagang: fleet glycerin suppositoria
3. Na Dokusat
Dosis: oral, konstipasi sampai dengan 500 mg sehari dalam dosis terbagi.
Merk dagang: Laxatab
4. Na Pikosulfat
Dosis: dewasa, 5-15 mg malam hari; anak-anak 2-5 tahun 2,5 mg, 5-10 tahun 2,5-5
mg
Merk dagang: Laxoberon
Pelunak Feses
MoA: melumas dan melunakan feses
1. Paraffin cair
Dosis; 10 mL pada malam hari bila perlu Saran: tidak boleh digunakan sebelum tidur
Merk dagang: Laksadin, Garulax
Pencahar Osmotik
MoA: Pencahar osmotik bekerja dengan cara menahan cairan dalam usus secara osmosis atau
dengan mengubah penyebaran air dalam feses.
1. Garam magnesium (garam Inggris)
Dosis: magnesium hidroksida: jika perlu 2-4 g sebagai 8% suspensi dalam air;
magnesium sulfat: 5-10 g dengan segelas air penuh sebelum makan pagi atau pada
saat perut kosong (bekerja dalam 2-4 jam)
Merk dagang: -
2. Laktulosa
Tidak untuk pasien yang intoleransi laktosa
Dosis: konstipasi, mula-mula 10 g dua kali sehari kemudian disesuaikan menurut
kebutuhan pasien; anak-anak di bawah 1 tahun 1,5 g dalam 25 mL larutan, 1-5 tahun
3 g dalam 5 mL larutan, 5-10 tahun 2 kali sehari.
Merk dagang : costipen, dulcolactol, duphalac
3. Macrogol (polietilenglikol)
Tidak untuk mengatasi impaksi fekal pada anak < 5 tahun dan konstipasi kronis pada
anak <2 tahun
Dosis: Konstipasi kronis: Anak 12-18 tahun= 1-3 sachet sehari pada dosis terbagi
selama 2 minggu, dosis penjagaan: 1-2 sachet sehari
Merk dagang: Movicol, Laxido

2. Terapi Non-Farmakologi

Pengobatan rumatan yang harus diberikan paling sedikit 2 minggu, bahkan kadang -
kadang sampai 1 sampai 3 bulan. Pengobatan rumatan ini bertujuan mencegah tinja supaya
tidak keras dan memutuskan sesuatu yang membuat anak menahan tinjanya. Pengobatan
rumatan dilakukan dengan cara memberikan cairan yang cukup paling tidak 1 liter sehari,
pemberian serat yang cukup, pijatan di perut searah dengan jarum jam untuk merangsang
gerakan usus besar, toilet training serta obat pencahar yang aman diberikan jangka panjang.
Berikanlah buah buahan selain pisang dan apel, berikanlah susu dengan takaran yang sesuai,
sambil dilakukan massage diperut dengan minyak telon atau baby oil dari arah kanan bawah
ke kanan atas dilanjutkan ke kiri atas lalu kiri bawah, secara rutin 15 kali sehari. Toilet
training akan mengembangkan refleks gastrokolik dan selanjutnya akan membangkitkan
refleks defekasi. Sebagian besar anak telah siap memulai toilet training pada usia 18 bulan
hingga 3 tahun. Toilet training dilakukan dengan cara anak diminta duduk sebentar sekitar 3-
5 menit di toilet atau mainan yang berbentuk tolit, 15 menit setelah makan pagi atau siang.
Pada awalnya anak tidak ditargetkan untuk berhajat saat toilet training, karena hal itu malah
akan membuat stres si anak, yang penting adalah anak bisa duduk dulu sebentar, dan
dilakukan secara teratur setiap hari. Salah satu cara untuk tetap mejaga kepatuhan terapi
adalah menstimulasi anak yang telah berhasil dalam kegiatan ini dengan pemberian hadiah

Anda mungkin juga menyukai