A. MERKURI, Hg+2
S ifat umum :
− Biasanya berada dalam bentuk sebagai nitrat, perklorat dan juga dalam bentuk-
bentuk klorida, sianida yang larut.
− Dalam larutan, sedikit terhidrolisis, oleh karena itu perlu penambahan seedikit
asam.
− Sebagai senyawa yang tidak berwarna.
− Urutan kelarutan dari berbagai macam senyawa Hg+2 yang tak larut sebagai
berikut :
− HgBr2 > Hg (NCS)2 > HgSO4 > HgO > HgI2 > HgS
− Urutan kestabilan berbagai senyawa kompleks dari Hg+2 sebagai berikut :
− [HgCl4]-2 > [Hg(NCS)4]-2 > [HgBr4]-2 > [HgI4]-2 > [Hg(CN)4]-2 > [HgS2]-2
− Senyawa Hg+2 mudah direduksi oleh suatu reduktor sampai tereduksi menjadi
logam.
reduksi reduksi
Hg+2 Hg2+2 Hg↓
1
− Tidak larut dalam basa alkali dan (NH4)2S, tetapi larut dalam kelebihan ion
sulfidanya (berasal dari Na2S/K2S).
HgS + S-2 [HgS2]-2
− Dapat diendapkan lagi dalamNH4+ atau asam.
2. Dengan ion HIDROKSIDA; dapat memberikan endapan kuning dari HgO.
Hg+2 + 2OH‾ Hg (OH)2↓ HgO↓ + H2O
Kuning
Reaksi ini adalah reaksi karakteristik antara Hg 2+2 dan Hg+2 S
ifat :
− Larut dalam asam
− Tidak larut dalam kelebihan basa.
3. Dengan AMONIA (NH4OH); memberikan endapan putih yang strukturnya tak
menentu.
HgCl2 + 2NH3 HgNH2Cl↓ + NH4 + Cl‾
Putih
Tetapi dengan adanya ion NO3-, terjadi basa MILLON
2Hg+2 + 4NH3 + H2O + NO3- Hg2N(NO3) . H2O↓ + NH4+ atau
HgO.Hg(NH2)NO3↓ putih
S ifat :
- Endapan larut dalam kelebihan NH3/NH4+
4. Dengan ion KLORIDA; tidak memberikan endapan tetapi terjadi komplek yang
stabil pada kelebihan pereaksi.
Hg+2 + 4Cl‾ [HgCl4]-2
5. Dengan ion IODIDA; dapat memberikan endapan merah dari HgI2 yang segera
larut dalam kelebihan pereaksi.
Hg+2 + 2I‾ HgI2↓ merah
HgI2 + 2I‾ [HgI4]-2 , K2HgI4 = pereaksi Nesler
Sedangkan dengan ion bromida, memberikan reaksi yang sama dengan hasil
endapan HgBr2, kuning.
6. Dengan ion SIANIDA; tidak memberi endapan tetapi langsung membentuk
kompleks yang stabil.
Hg+2 + 4CN‾ [Hg (CN)4]-2
7. Dengan ion KARBONAT; memberikan endapan coklat kemerahan dari HgCO3
.HgO (garam rangkap).
4Hg+2 + 4CO -2
3 HgCO3 . HgO↓ + 3CO2
Coklat kemerahan
8. Dengan senyawa Etilendiamin (en) berlebihan; dapat memberi endapan violet-
biru gelap apabila ada ion Cu +2 serta ion I‾ yang berlebihan, dalam suasana
amoniakal/netral.
Hg+2 + 4I‾ [HgI4]-2
Cu (en)2+2 + [HgI4]-2 [Cu (en)2] [HgI4] ↓ violet biru gelap
Reaksi semacam ini juga sensitif terhadap ion-Cd+2.
Catatan: [Cu (en)2]+2 = termasuk senyawa Organometalik.
9. Dengan ion TIOSIANAT; memberikan endapan putih dari Hg(NCS) 2 yang segera
larut dalam kelebihan pereaksi. (volume harus sama).
Hg+2 + 2NCS‾ Hg (NCS)2↓ putih
Hg (NCS)2 + 2NCS‾
[Hg (NCS)4]-2
S ifat
:
- Jika ada senyawa Co-asetat, akan terbentuk endapan kristalin berwarna
biru-gelap (sensitifitas 0,5 gram)
Co+2 + [Hg (NCS)4]-2 Co [Hg (NCS)4] ↓ biru-gelap
10. Dengan suatu “Reduktor”; dapat memberikan endapan berturut-turut putih
(Hg2Cl2) yang kemudian berubah menjadi hitam karena terjadi logam Hg.
2Hg+2 + Cl‾ + Sn2+ Hg2Cl2 ↓ + Cl‾ + Sn4+
putih
Hg2Cl2 + Sn2+ Hg↓ + Sn2+ + 2 Cl‾
hitam
B. KADMIUM, Cd+2
S ifat umum :
- Memiliki banyak persamaan sifat dengan Hg+2
- Dalm larutan tidak mudah terhidrolisis, sehingga tidak perlu penambahan
asam.
- Sifat-sifat tertentu dari Cd+2 hampir sama dengan Cu+2, sehingga untuk
memisahkan kedua ion tersebut sulit.
- Urutan kelarutan dari berbagai senyawa Cd yang tidak larut adalah sedbagai
berikut :
CdC2O4> Cd (CN)2> Cd(OH)2> CdCO3> Cds
- Dapat juga membentuk kompleks seperti Hg+2, tetapi umumnya kurang stabil,
dengan urutan kestabilan kompleksnya sebagai berikut :
[CdCl3]‾ > [CdI4] ‾2> [Cd(NH3)4]+2> [Cd(CN)4] ‾2
C. TEMBAGA, Cu2+
S ifat umum :
− Sebagai ion, memiliki persamaan sifatdengan ion - Cd+2 jika dibandingkan
dengan ion Ag+.
− Dengan reduktor memiliki persamaan dengan ion - Ag+.
− Dalam larutan pada suasana alkalis bertindak sebagai ion - Cu+, sedangkan
dalam suasana asam sebagai ion - Cu+2.
− Ion - Cu+ mudah dioksidasi menjadi Cu+2, tetapi juga dapat mengalami auto-
oksidasi : 2 Cu+ Cu + Cu+2.
− Sebagai bentuk garam anhidrousnya Cu+2 berwarna putih, tetapi yang
mengandung air kristal biru.
− Garam-garam Cu yang larut antara lain dari :
AsO‾, Br‾, Cl‾, ClO4‾, CrO4‾, MnO4‾, SO4‾, NO2‾, & NO3.
− Urutan kelarutan dari berbagai senyawa Cu yang tidak larut sebagai berikut :
CuC2O4 > CuCO3 >Cu(OH)2 > CuS
− Urutan kestabilan berbagai senyawa kompleks dari Cu sebagai berikut :
[Cu(C2O4)2] -2> [Cu(NH3)4] +2> [CuCl4] -2
− Ion-ion/anion-anion I‾ dan CN‾ dapat mereduksi
Cu+2 Cu + secara kuantitatif.
S ifat :
− Tidak larut dalam H2SO4 encer panas (hal ini merupakan perbedaan
dengan Cds).
− Larut dalam HnO3 dengan mudah (encer panas).
3CuS + 8H+ + 2NO3‾ 3Cu+2 + 2NO↗ + 4H2O + 3S
− Larut dalam larutan alkali sianida.
2 CuS + 8CN ‾ 2[Cu(CN)3]-2 + 2S-2 + 2(CN)2↗
− Endapan CuS tidak akan terjadi jika dalam larutannya terdapat ion -CN‾
( merupakan perbedaan dengan ion/kation Cd+2 ).
− Endapan CuS tidak larut dalam alkali.
2. Dengan ion HIDROKSIDA; memberikan endapan biru muda gelatin dari
Cu(OH)2 yang dalam mendidihan selanjutnya berubah menjadi hitam dari
CuO.
Cu+2 + 2OH ‾ Cu(OH)2↓ CuO↓ + H2O
biru muda gelatin hitam
S ifat :
- Endapan larut dalam asam-asam lemah.
- Pengendapan Cu(OH)2 sukar terjadi dengan adanya pengaruh ion
pengompleks seperti : tartrat dan sitrat.
3. Dengan AMONIA (NH4OH); secara pelan-pelan akan terjadi endapan biru
pucat dari CuSO4 .Cu(OH)2↓ dan segera larut dalam kelebihan pereaksi.
Cu+2 + SO4-2 + NH3 + 2H2O CuSO4.Cu(OH) ↓
2 + NH 4+
biru pucat
CuSO4 .Cu(OH)2 + 8NH3 2[Cu(NH3)4]+2 + SO -2 +42OH ‾
Cu(OH)2 + 4 NH3 [Cu(NH3)4]+2 + 2OH ‾
S ifat :
- Reaksi ini sangat sensitif meskipun konsentrasinya kecil.
- Adanya ion – Ni+ dapat memberi reaksi yang sama (serupa).
4. Dengan ion KLORIDA/ion BROMIDA; tidak memberi endapan, tetapi dengan
ion IODIDA memberi endapan putih dari CuI.
2Cu+2 + 4I ‾ 2CuI↓ + I2
S ifat :
- Reaksinya dapat berjalan secara kuantitatif, sehingga dapat dipakai untuk
identifikasi terhadap Cu.
5. Dengan ion SIANIDA; mula-mula terbentuk Cu(CN) 2 yang berwarna kuning,
kemudian terurai menjadi CuCN dan larut dalam kelebihan pereaksi (terjadi
senyawa kompleks dari Cu)
Cu+2 + 2CN ‾ Cu(CN)2↓ + (CN)2↗
Cu(CN)2 + 6 CN ‾ 2[Cu(CN)3]-2 + (CN)2↗
Gas sianogen
6. Dengan ion TIOSIANAT; dapat memberikan larutan yang berwarna hijau tua,
jika dalam larutan terdapat pyridin (py) berlebihan akan terbentuk endapan
hijau kekuningan.
Cu+2 + 2py + 2NCS‾ [Cu(py)2(NCS) 2] ↓
7. Dengan ion HEKSASIANOFERAT (II); memberikan endapan coklat kemerahan
yang sangat sukar larut dari Cu2[Fe(CN)6]
Cu+2 + [Fe(CN)6]-4 Cu2[Fe(CN)6] ↓
S ifat :
- Tidak larut dalam asam encer, tetepi larut dalam amoniak.
- Reaksi tersebut cukup positif dan berguna untuk identifikasi Cu +2 yang
bercampur dengan Cd+2.
8. Deengan ion KARBONAT; memberikan endapan biru kehijauan yang
komposisinya tak tentu. Jika pereaksi berlebihan dapat membentuk endapan
kristalin biru keputihan dari 3CuCO3.3Cu(OH)2 . H2O.
6 Cu+2 + 3CO3-2 + 2H2O 3[CuCO3. 3Cu(OH) 2]. H 2O↓
S ifat :
- Mudah larut dalam asam encer/amonia.
9. Dengan “Reduktor”; bila reduktornya SnCl2 dapat terjadi reduksi membentuk
endapan CuCl berwarna putih.
Cu+2 + Sn+2 + Cl‾ CuCl ↓ + Sn+4
Putih
Bila reduktornya : Zn, Fe, atau Sn, dapat terjadi reduksi dengan membentuk
logam Cu yang berwarna merah kemerahan.
Cu+2 +
Zn Cu + Zn +2
Fe hitam/ Fe+2
Sn merah Sn+2
Serbuk
10
TUGAS – 3
1 Hg2+
2 Pb2+
3 Bi3+
4 Cu2+
5 Cd2+
11