Anda di halaman 1dari 14

1.

20 istilah Penting Dalam Statistika

A. Sampling adalah cara pengumpulan data dan yang diselidiki adalah sebuah sempel dari sebuah
populasi.
B. Data adalah rincian dari sejumlah informasi numerik.
C. Datum adalah berdasarkan kenyataan tanggal, hari, dan bulan.
D. Frekwensi adalah jumlah persekon dari fenomena periodik.
E. Distribusi frekwensi adalah pengelompokan data kedalam beberapa kategori yang menunjukkan
banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan kedalam dua atau
lebih kategori.
F. Histogram adalam diagram balok, karena frekwensi yang disajikan berbentuk balok.
G. Polygon adalah grafik dengan menggunakan garis.
H. Median adalah titik tengah dari semua nilai data yang telah diurutkan dari nilai yang terkecil ke yang
terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar ke yang terkecil.
I. Modus adalah suatu nilai pengamatan yang palinh sering muncul.
J. Rata-rata adalah merupakan nilai yang diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai data dan
membaginya dengan jumlah data.
K. Indikator adalah segala sesuatu yang menunjukkan sebuah cirri tertentu.
L. Generalisasi adalah suatu hal yang berkaitan dalam pembentukan sebuah gagasan atau simpulan
umum dari suatu kejadian.
M. Analisis adalah proses menganalisa sebuah data yang ada.
N. Hipotesis adalah suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, merupakan kemungkinan
jawaban atau masalah dari sebuah penelitian.
O. Proposisi adalah bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau
pengertian (kalimat dalam logika).
P. Teori adalah perangkat dari preposisi yang mempunyai korelasi yang telah terbukti.
Q. Signifikan adalah bermakna, penting.
R. Random adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel,
pemilihan itu dilakukan sedemikian rupa sehingga pada setiap elemen tersebut mendapat
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sempel.
S. Estimasi adalah perencanaan dari sebuah data.
T. Statistik Parametik adalah bagian dari statistik yang parameter dari populasinya mengikuti suatu
distribusi tertentu, seperti distribusi normal, dan memiliki varians yang homogen.
2. Perbedaan Data Kualitatif dan Data Kuantitatif

Data Kualitatif

Data kualitatif atau disebut juga data naratif, adalah data dalam penelitian yang menjelaskan
suatu fenomena berdasarkan hal-hal yang umumnya tidak dapat dihitung. Oleh karena itu, data
ini disebut data kualitatif karena berdasarkan kualitas dari suatu objek atau fenomena.

Karena kualitas umumnya tidak mampu dijelaskan dalam bentuk angka dan statistik maka data
kualitatif umumnya disajikan dengan menggunakan penjelasan deskriptif.

Data kualitatif mampu menggambarkan objek penelitian secara detail dengan uraian yang tidak
dapat dijelaskan secara numerik. Oleh karena itu, meskipun tidak dapat diukur secara pasti,
masih banyak peneliti yang memanfaatkan data kualitatif dalam penelitiannya.

Sayangnya, karena dijelaskan dengan kata-kata dan bukan angka yang mutlak, data jenis ini
seringkali bersifat relatif. Selain itu, data kualitatif juga sangat bergantung pada objektivitas
pengamat. Jika pengamat bersifat subjektif, bisa saja data yang didapatkan kurang akurat.

Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat diukur, dihitung, serta dapat
dideskripsikan dengan menggunakan angka. Umumnya, data seperti ini digunakan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang jelas dan sudah ada instrumen ukurnya.

Biasanya data kuantitatif diperoleh ketika melakukan penelitian yang bersifat statistik.
Penelitian seperti ini mengumpulkan banyak data yang kemudian akan dianalisis menggunakan
analisis statistika untuk menginterpretasi data tersebut menjadi sebuah statistik.

Berbeda dengan data kualitatif yang relatif, data kuantitatif lebih mutlak nilainya karena jelas
ditunjukkan dengan angka. Oleh karena itu, kualitas data kuantitatif tidak terlalu banyak
dipengaruhi oleh subjektivitas pengamat.
Namun, karena data kuantitatif sangat bergantung pada angka dan data-data terukur lainnya,
akurasi data tersebutlah yang mempengaruhi kualitas penelitian kuantitatif.

Oleh karena itu, dalam menggunakan data kualitatif, harus sangat diperhatikan kaidah
sampling, populasi, dan metode-metode statistika lainnya untuk menjamin akurasi data yang
didapatkan.

A. Perbedaan Data Kualitatif dan Data Kuantitatif

Ketika peneliti hendak melakukan aktivitas ilmiah, ia harus mampu memilih metode penelitian
secara tepat sehingga hasil yang didapat pun sesuai. Data kualitatif dan data kuantitatif
memerlukan metode penelitian yang cukup berbeda, sehingga peneliti harus paham betul data
yang digunakan seperti apa dan bagaimana cara mengolahnya.

Berikut ini adalah perbedaan paling signifikan antara data kualitatif dengan data kuantitatif.

Metode Penelitian

Perbedaan pertama antara kedua jenis data ini adalah metode penelitian yang digunakan.
Kedua jenis data ini berasal dari dan digunakan oleh dua jenis penelitian yang cukup berbeda.

Sebuah data dihasilkan oleh suatu penelitian dengan menggunakan metode serta analisis
tertentu berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Kedua jenis data ini dihasilkan
oleh metode penelitian dan analisis data yang cukup berbeda.

Data kualitatif umumnya dihasilkan oleh penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Pada
penelitian kualitatif, data didapat dari proses induktif yaitu metode berpikir yang berangkat dari
premis khusus menuju kaidah umum.

Penelitian kualitatif berfokus pada penjabaran dan mendeskripsikan suatu fenomena


berdasarkan aspek kualitas nya yang umumnya tidak dapat diukur dengan ukuran baku.

Sementara itu, data kuantitatif dihasilkan dari penelitian yang menggunakan metode
kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif, data didapat dari proses deduktif—induktif, bergantung
pada hasil yang diinginkan peneliti.
Penelitian kuantitatif fokus pada data terukur yang nantinya akan dipakai untuk menarik
kesimpulan dan memberikan penilaian terhadap objek yang diteliti tersebut.

Objek yang Diteliti

Selain itu, objek yang diteliti juga akan sangat mempengaruhi jenis data apa yang akan
dihasilkan.

Data kualitatif umumnya dihasilkan ketika peneliti hendak memfokuskan pada suatu objek
penelitian. Data kualitatif akan merekam dan mendeskripsikan semua jenis fenomena yang
berkaitan dengan objek penelitian.

Itulah mengapa data kualitatif kurang tepat jika didapatkan dari penelitian yang melibatkan
lebih dari satu objek, karena menyebabkan cakupan data terlalu luas.

Terkadang, generalisasi yang dilakukan ketika menganalisis suatu fenomena yang luas dengan
data kualitatif juga dapat menghilangkan informasi, sehingga menurunkan tingkat kepercayaan
penelitian.

Data kuantitatif bisa didapatkan ketika peneliti hendak memfokuskan pada lebih dari satu objek
penelitian, atau satu objek penelitian yang memiliki banyak objek lain didalamnya.

Berbeda dengan metode kualitatif yang turut mendeskripsikan proses pemerolehan data, pada
metode kuantitatif hanya berorientasi pada hasil data. Dengan demikian, data kuantitatif bisa
diperoleh dengan melibatkan lebih dari satu fokus penelitian.

Meskipun begitu, data kualitatif yang akurat juga dapat dihasilkan dari penelitian kualitatif
terhadap banyak objek. Namun, harus dilakukan langkah-langkah khusus seperti segmentasi
objek penelitian untuk mengurangi generalisasi dalam penelitian tersebut.

Wujud Data
Karena metode penelitian yang digunakan berbeda, otomatis data yang dihasilkan pun
berbeda. Metode kualitatif menghasilkan data kualitatif, dan metode kuantitatif menghasilkan
data kuantitatif.

Kedua jenis data ini memiliki wujud data yang berbeda pula. Wujud data yang berbeda
menyebabkan penyajian data hasil penelitian kualitatif berbeda dengan data hasil penelitian
kuantitatif.

Wujud data kualitatif adalah informasi verbal dan deskriptif mengenai suatu objek. Informasi ini
umumnya disajikan dalam bentuk uraian, deskripsi, interpretasi, serta penilaian atas fenomena
dan proses selama penelitian dilakukan.

Karena data kualitatif tidak melibatkan data numerik yang bisa dihitung, maka tidak
membutuhkan sajian tambahan seperti grafik, diagram, dan alat interpretasi statistik lainnya.

Sementara itu, wujud data kuantitatif adalah informasi numerik yang dapat dihitung dan
dikuantifikasi. Data ini lebih bersifat pasti karena disimbolkan dengan angka atau rumus-rumus
tertentu.

Penyajian data kuantitatif dapat berupa jumlah angka, statistik yang dijelaskan dalam tabel,
diagram, kurva, dan sebagainya. Data kuesioner yang berupa penilaian dengan poin dalam
sebuah penelitian juga tergolong data kuantitatif.

Tujuan Penggunaan Data

Data kualitatif dan data kuantitatif mempunyai tujuan penggunaan yang relatif berbeda
meskipun tujuan utamanya tetap untuk menggambarkan suatu permasalahan yang diteliti.

Data kualitatif umumnya dipakai untuk mendeskripsikan dan menafsirkan fenomena pada
objek penelitian yang dipilih. Data kualitatif bisa menggunakan metodologi yang bervariasi,
karena ada banyak cara untuk menginterpretasikan data yang bersifat deskriptif.
Biasanya, data kualitatif ditujukan untuk menjelaskan secara detail kualitas-kualitas tidak
terukur yang ada pada sebuah objek. Contohnya adalah emosi pengendara yang terjebak
kemacetan.

Sedangkan, data kuantitatif dipakai guna menguji sebuah teori yang sebelumnya telah
dirancang dalam bentuk hipotesis sementara. Oleh karena itu, data yang disajikan pun berupa
statistik dan fakta yang mendukung kebenaran teori.

Biasanya, data kuantitatif dipakai untuk mengukur suatu fenomena berdasarkan standar-
standar yang sudah ada. Contohnya adalah durasi pengendara terjebak dalam kemacetan, atau
indeks kemacetan di suatu kawasan perkotaan.

Orientasi Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai orientasi, baik dari segi data maupun
temuan lainnya. Orientasi ini bertujuan untuk membingkai, akan kearah mana fokus dari
penelitian tersebut.

Pada penelitian kualitatif, orientasinya adalah pada proses dan eksplorasi data. Itulah mengapa
hasil penelitian kualitatif juga mendeskripsikan dan menjabarkan proses yang dilalui. Data
digunakan sebagai titik tolak untuk menjelaskan proses penelitian hingga sampai pada hasil.

Eksploratif disini bermaksud bahwa umumnya, hal-hal yang diteliti secara kuantitatif umumnya
belum memiliki standar baku apapun yang dapat dijadikan landasan.

Oleh karena itu, penelitian ini umumnya berorientasi pada proses penelitiannya dan bagaimana
bisa membentuk landasan teori baru untuk penelitian-penelitian kedepannya.

Pada penelitian kuantitatif, orientasi penelitian berfokus pada hasil yang didapatkan. Tanpa
terlalu mengindahkan bagaimana proses untuk mendapatkan data, hasil akhir adalah fokus
utama.

Data pada penelitian kuantitasi dijadikan sebagai titik tolak untuk penarikan kesimpulan
penelitian tersebut, apakah sudah sesuai atau belum dengan hipotesis yang disebutkan diawal.
Oleh karena itu, penelitian kuantitatif berorientasi pada pembuktian, validasi, dan
memberikan konklusi kepada suatu permasalahan secara absolut dengan data-data yang valid
secara ilmu statistika.

Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan seperangkat instrumen pembantu yang digunakan dalam


proses pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta penyajian data. Kedua jenis data
ini memiliki instrumen penelitian yang berbeda pula.

Pada penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri dan catatan-catatan
serta observasi yang dibuatnya. Hal ini terjadi karena umumnya data yang dihasilkan adalah
data deskriptif dan penggambaran mengenai suatu hal.

Beberapa instrumen pendukung lain yang kerap digunakan misalnya tabel pengumpul data,
tabel analisis data, hasil rekaman wawancara, serta foto-foto observasi wilayah.

Sementara itu, pada penelitian kuantitatif, instrumen yang digunakan lebih bervariasi,
tergantung pada data statistik seperti apa yang ingin didapatkan. Pada umumnya peneliti
menggunakan angket atau kuesioner untuk mengumpulkan data.

Setelah itu, ketika memasuki tahap analisis data, akan lebih banyak lagi instrumen pembantu
yang dipakai guna memudahkan pengolahan data sesuai dengan kaidah statistika.

B. Contoh Data Kualitatif dan Data Kuantitatif

Contoh Data Kualitatif

Data kualitatif akan disajikan dalam bentuk uraian deskriptif, sehingga data utuhnya berupa
deskripsi kata-kata yang menceritakan fenomena seputar objek.
Contoh data kualitatif misalnya pada penelitian yang mengkaji dampak perilaku buang sampah
ke sungai. Penelitian tersebut tergolong kualitatif karena membahas objek secara deskriptif
analitis.

Data kualitatif yang diperoleh dari penelitian tersebut bisa berupa faktor yang menyebabkan
masyarakat buang sampah ke sungai, bagaimana dampak perilaku tersebut terhadap
keseimbangan ekosistem sungai ditinjau dari keberlangsungan hidup biota sungai, potensi
bencana akibat sampah, dan siapa saja yang terdampak kebiasaan buruk tersebut.

Contoh lainnya adalah penelitian yang mengkaji mengenai kemacetan di ibu kota Jakarta.


Penelitian ini bisa dianggap kualitatif maupun kuantitatif, tergantung data apa yang digunakan
dan fokus penelitiannya.

Jika penelitian ini berfokus pada perilaku pengendara yang menyebabkan kemacetan atau
dampak emosional dari kemacetan terhadap para pengendara. Maka, penelitian ini dapat
dibilang sebagai penelitian kualitatif.

Hal ini dikarenakan data yang digunakan, yaitu deskripsi emosional dan deskripsi karakteristik
mengendarai kendaraan, adalah data yang bersifat deskriptif kualitatif.

Contoh Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka dan disajikan sesuai dengan kaidah statistik.
Berikut ini adalah beberapa contoh-contoh penelitian yang memanfaatkan data kuantitatif.

Contoh data kuantitatif misalnya pada penelitian yang membahas tentang tinggi badan rata-
rata pemain voli di Indonesia. Penelitian ini memanfaatkan data kuantitatif karena yang diteliti
adalah tinggi badan, sebuah variabel yang dapat diukur.

Berdasarkan hasil penelitian itu nanti akan diketahui berapa tinggi badan rata-rata pemain voli
yang ada di Indonesia, bisa mengambil sampel pria atau wanita, rentang umur berapa,
tergantung fokus peneliti. Hasil dari penelitian ini juga termasuk kedalam data kualitatif.
Contoh lain, misalnya penelitian mengenai profil guru yang ada pada sekolah negri di suatu
Kabupaten. Penelitian ini memanfaatkan data kuantitatif karena meneliti mengenai angka-
angka pasti yaitu jumlah guru, jenis kelamin, mata pelajaran, dan pendidikan terakhir.

Data tersebut tergolong kuantitatif karena ada angka atau penggolongan mutlak yang sudah
terstandarisasi. Penyajian datanya bisa bermacam-macam, contohnya adalah menggunakan
tabel yang mengklasifikasikan guru berdasarkan usia, jenis kelamin, atau berdasarkan mata
pelajaran yang diampu.

Data ini juga dapat ditampilkan dengan menggunakan grafik atau pie chart yang menjelaskan
mengenai proporsi guru yang merupakan lulusan S1 atau S2, guru yang berjenis kelamin pria
atau wanita.

Intinya, banyak sekali cara untuk menampilkan data-data statistik yang dihasilkan dalam
penelitian kuantitatif ini. Semuanya bergantung pada kebutuhan dan tujuan akhir
penelitiannya. Tetapi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa data yang digunakan adalah data
kuantitatif.

Itulah pengertian data kualitatif dan data kuantitatif beserta perbedaan dan contohnya. Baik
data kualitatif maupun data kuantitatif, keduanya mempunyai karakteristik masing-masing yang
tidak bisa dibandingkan satu sama lain.

Keduanya bisa bisa dipergunakan sesuai kepentingan peneliti. Bahkan ada kalanya kedua data
ini dikombinasikan pada metode penelitian kualitatif-kuantitatif.
3. Perbedaan Data Diskrit dan Data Kontinyu

Data diskrit dan data kontinyu merupakan salah satu contoh dari data kuntitatif karena data
yang diperoleh berupa angka

Perbedaannya adalah

Data diskrit yaitu data yang diperoleh dari hasil menghitung

Contohnya

 Data nilai ulangan matematika


 Data jumlah penduduk
 Data penjualan suatu barang
 Data gaji karyawan
 Data persentase pekerjaan tertentu pada orang tua siswa
 Data jumlah kelahiran bayi dari tahun ke tahun pada daerah tertentu
 Data jumlah suara pada pemilihan umum
 dan sebagainya.

Data kontinyu yaitu data yang diperoleh dari hasil mengukur

Contohnya  

 Data berat badan siswa (diukur dengan timbangan)


 Data tinggi badan siswa (diukur dengan pita meteran)
 Data suhu badan (diukur dengan thermometer)
 Data ketebalan buku  
 dan sebagainya

4. Perbedaan Data Nominal dan Data Ordinal


A. Data Nominal

Apa itu data nominal? Menurut Moh. Nazir, data nominal ialah ukuran paling sederhana
dimana angka yang diberikan terhadap objek memiliki arti sebagai label saja, dan tidak
menunjukan tingkatan apapun.

Data dengan jenis nominal ini bertujuan untuk membedakan data pada kelompok yang bersifat
kualitatif. Sedangkan di dalam ilmu statistika, data nominal adalah data dengan level
pengukuran yang paling rendah.

Adapun ciri-ciri dari data nominal yaitu, hanya memiliki atribut, nama, ataupun diskrit. Data
nominal disebut juga dengan data diskrit yang tidak memiliki urutan.

Yaitu apabila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan pada semua anggota set diberikan
angka, maka set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.

Contoh Data Nominal

Adapun contoh dari data nominal adalah sebagai berikut:

 Mengelompokan ekstrakulikuler pada suatu SMA dari bidang olahraga. Data ekskul
dikategorikan menjadi “futsal” yang diwakili dengan huruf A, kemudian “voli” yang
diwakili dengan huruf B, dan “basket” diwakili oleh huruf C.
 Di dalam sebuah pondok pesantren, antara santriwan dan santriwati asramanya
dipisahkan dengan berisi simbol A2, sedangkan untuk santriwati adalah B2.
 Pengelompokan komplek rumah pada suatu perumahan, misal dari sebelah “utara” A,
“barat” adalah komplek B, “selatan” adalah komplek C, dan bagian “timur” adalah
komplek D.
 Data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa
dikategorikan menjadi ‘laki-laki’ yang diwakli dengan angka 1, dan ‘perempuan’ diwakili
dengan angka 2. Konsekuensi dari data nominal tersebut adalah, tidak mungkin
seseorang memiliki dua kategori sekaligus, dan angka yang digunakan di sini hanya
sebagai kode/simbol saja, sehingga tidak bisa dilakukan operasi matematika.
 Di dalam sebuah gedung bioskop para penonton diberikan no kursi duduk yang berbeda
agar tidak terjadi perebutan kursi.

Ciri Data Nominal

Berikut ini adalah beberapa ciri mengenai data nominal:

1. Tidak dapat dilakukan operasi matematika (X, +, -, :). Misal, tidak mungkin 3-2=1
(Wiraswasta dikurangi pegawa swasta = pegawai negri).
2. Posisi data setara.

B. Data Ordinal

Apa itu data ordinal? Data ordinal adalah, data yang didapatkan dengan cara klasifikasi atau
kategorisasi.

Sedangkan di dalam ilmu statistika, data dengan jenis ordinal memiliki level pengukuran yang
lebih tinggi dibandingkan dengan data nominal. Selain itu ia juga termasuk ke dalam data
kualitatif.

Apabila di dalam data nominal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara, maka pada
data ordinal terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatannya.
Adapun angka yang diberikan di dalam data ordinal juga mengandung beberapa tingkatan, hal
tersebut berfungsi untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah hingga urutan yang paling
tinggi, atau sebaliknya.

Contoh Data Ordinal

Berikut ini adalah beberapa contoh data ordinal:

 Penghitungan suara pada sebuah pemilu. Misal total suara partai Gerindra 60%, partai
Demokrat 30%, dan partai Golkar 20%, maka suara tertinggi di pegang oleh partai
Gerindra sebagai peringkat pertama, sehingga menjadi pemenang dalam pemilu
tersebut.
 Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi ‘SD’ yang wakili dengan angka
1, ‘SMP’ yang diwakili dengan angka 2, ‘SMA’ yang diwakili dengan angka 3, ‘Diploma’
yang diwakili dengan angka 4, dan ‘Sarjana’ yang diwakili dengan angka 5. Sama halnya
dengan data nominal, meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak bisa
untuk dilakukan operasi matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai simbol/kode
saja. Pada contoh di atas tingkat tertinggi adalah ‘Sarjana’ dan terendah adalah ‘SD’
(Sarjana>Diploma>SMA>SMP>SD).
 Pada sebuah survei, terdapat hasil bahwa pelajar di Jawa Barat 67% mengaku pernah
mengalami seks pranikah, sedangkan pelajar di Jawa Timur hampir 84% pernah
mengalami seks pranikah, dalam contoh ini maka Jawa Timur memegang angka tertinggi
pada survei.
 Suatu peringkat atau ranking disebuah kelas misalnya Hasan ranking 1, dan Ahmad
ranking 2, maka Hasan lebih pandai daripada Ahmad.
 Pada tingkatan beladiri Taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk, misalnya dari
tahap pertama sabuk putih, kuning, hijau, biru, merah, dan yang terakhir adalah hitam.

Ciri Data Ordinal

1. Tidak dapat dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 2+3=5 (yang berarti sangat
puas ditambah puas = cukup puas).
2. Posisi data tidak setara.

Sumber Referensi

ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA - Kedai_Pendidikan (kedaididik.blogspot.com)

Data Kualitatif dan Kuantitatif: Pengertian, Perbedaan, serta Contohnya - Insan Pelajar

apa perbedaan data diskrit dan kontinyu ? beserta contohnya - Brainly.co.id

√ [Lengkap] Pengertian dan Contoh Data Ordinal, Nominal, Interval, Rasio (trifaris.net)

Anda mungkin juga menyukai