Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengujian Bahan
di Laboratorium Bahan Bangunan
Mata Kuliah:
Praktikum Pengujian Bahan Bangunan
Dosen Pengampu:
Elviana, S.Pd., M.Eng
Disusun oleh:
Ahmad Ilham Arrozi (20540141020)
Agus Bukhori Susilo (20540141025)
Bayu Nova Febriansyah (20540144005)
Abdulloh Rahman (20540144008)
Kelompok 3
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR ALAM
2021
2|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, supaya
laporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kelompok 3
ii |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Penulis
Kelompok 3
iii |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
A. PENDAHULUAN..............................................................................................1
1. Latar Belakang...............................................................................................1
2. Tujuan.............................................................................................................1
B. KAJIAN TEORI................................................................................................2
1. Definisi dan deskripsi umum tentang pengujian.........................................2
2. Jenis-jenis dan spesifikasi bahan yang digunakan......................................3
3. Standar bahan, alat dan pengujian..............................................................4
C. METODE PENGUJIAN...................................................................................6
1. Alat dan Bahan...............................................................................................6
a. Peralatan Pengujian.......................................................................................6
b. Metode Pengambilan Sampel.....................................................................12
c. Persiapan dan Spesifikasi Benda Uji..........................................................12
2. Langkah Kerja..............................................................................................12
a. Menjelaskan kondisi pengujian dan setting peralatan uji...........................12
b. Menjelaskan cara pengujian, dilengkapi flow chart dan gambar................13
D. HASIL PENGUJIAN......................................................................................20
1. Pelaporan hasil pengujian...........................................................................20
2. Analisis data..................................................................................................20
E. PEMBAHASAN...............................................................................................22
F. KESIMPULAN................................................................................................23
G. KESULITAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM.........................................24
H. SARAN-SARAN..............................................................................................25
I. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26
J. LAMPIRAN......................................................................................................27
Kelompok 3
iv |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Ayakan…………………………………………………………………
6
Gambar 2.
Splitter……………………………………………………………….....7
Gambar 3. Timbangan Ketelitian 0,1 gr…………………………………….
……...7
Gambar 4. Panci……………………………………………………………….
…...8
Gambar 5. Oven…………………………………………………………….
……...8
Gambar 6. Kerucut Abrams dan Penumbuknya……………………………….
…...9
Gambar 7. Sarung Tangan…………………………………………………….…...9
Gambar 8. Desiccator…………………………………………………..…….
…..10
Gambar 9. Cetok…………………………………………………………….……
11
Gambar 10. Pasir………..………………………………………………………..11
Gambar 11. Menuangkan pasir ke dalam Splitter…………………….….………29
Gambar 12. Mengayak pasir……………………………………..…..…….
……..29
Gambar 14. Menimbang pasir….…………………………………….…….
……..29
Gambar 13. Merendam pasir dalam ember…..…………………………….….
….29
Gambar 15. Meniriskan pasir……………………………………...….…….
…….30
Gambar 16. Memasukkan pasir ke dalam kerucut Abrams…………….…….
…...30
Gambar 17. Menambahkan pasir ke dalam kerucut Abrams…..……….…….
…...30
Gambar 18. Menambahkan pasir sampai penuh…………..…..……….…….
…...30
Gambar 19. Menambahkan pasir sampai melebihi kerucut Abrams………..……
31
Kelompok 3
v|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
vi |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
DAFTAR TABEL
Kelompok 3
vii |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di Indonesia penggunaan beton sebagai bahan konstruksi masih
belum banyak digunakan mengingat harganya yang masih relatif mahal.
Akan tetapi jika melihat pemakaian beton polimer yang dapat diaplikasikan
untuk pemakaian anti korosif lantai misalnya perlu dipikirkan tanpa
mempertimbangkan harga yang dikeluarkan. Beton semakin tak tergantikan
dalam dunia konstruksi.
Untuk mendapatkan kualitas beton yang diisyaratkan maka
pelaksanaan pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai
dengan prosedur SNI. Kuat tekan beton pada umur ke-28 hari harus sesuai
dengan SNI. Faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah kehalusan
dan kadar air pada material pasir yang digunakan dalam campuran beton.
Pasir merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan untuk
campuran beton dan perekat semen. Pasir alam adalah pasir yang diperoleh
langsung dari alam. Pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir laut,
bekas rawa dan ada juga dari pasir galian.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengujian kadar air pasir SSD yaitu:
1). Untuk mengetahui besarnya kadar air SSD yang ada di pasir alam
sebagai sampel uji.
Kelompok 3
1|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
2). Untuk memperoleh angka presentase dari kadar air SSD yang dikandung
oleh agregat.
B. KAJIAN TEORI
1. Definisi dan deskripsi umum tentang pengujian
Pengujian adalah percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu seperti
ketulenan, kecakapan, ketahanan, dan sebagainya. Pengujian bahan adalah
pengujian suatu material untuk mengetahui kualitas material itu, sifat
mekanik, cacat, dan lain-lain suatu material. Kadar air agregat adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan
agregat dalam keadaan yang kering (SNI 03–1971–1990). Kadar air agregat
dipengaruhi oleh besar jumlah air yang terkandung pada pori-pori agregat,
semakin besar selisih antara agregat semula dengan agregat setelah kering
oven maka semakin besar kadar air agregat maka banyak pula air yang
dikandung oleh pori-pori agregat tersebut dan sebaliknya sehingga dapat
sesuai untuk campuran beton.
Pasir merupakan salah satu material untuk membuat beton, dalam
merancang adukan beton pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka
atau Saturated surface and dry (SSD). Pasir SSD merupakan pasir yang
dalam dalamnya jenuh air, tapi mukanya kering. Pada pelaksanaan di
lapangan untuk membuat jumlah adukan yang banyak, pasir tidak mungkin
dibuat dalam keadaan SSD, sehingga harus diketahui kadar air pasir alam
dan kadar air SSD. Bilamana kadar air pasir SSD lebih besar dari pasir
alam, maka dalam adukan beton jumlah air harus ditambah dan sebaliknya.
Pasir alam adalah pasir yang belum dilakukan pengendalian masih apa
adanya seperti di alam.
Keadaan kandungan air untuk menghitung jumlah air dalam agregat
terbagi atas 4, yaitu:
1. Kering tungku adalah kondisi ageregat benar-benar tidak berair
secara penuh akan menyerap air.
Kelompok 3
2|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
3|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
alam dan kadar air SSD terlebih dahulu. Nilai kadar air ini digunakan
untuk koreksi takaran air dalam adukan beton yang sesuai dengan kondisi
lapangan. Kadar air yang dikandung agregat dapat mempengaruhi kuat
tekan beton. Dalam praktikum dianjurkan menggunakan agregat yang
kondisi SSD karena memenuhi standart dan sangat banyak dijumpai di
lapangan daripada menggunakan agregat yang dalam kondisi kering
tungku.
Kelompok 3
4|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
d). Pengaduk, terbuat dari logam atau spatula dengan ukuran yang
memadai sesuai ukuran benda uji.
Di bawah ini adalah tabel Standar Pengujian Agregat Halus menurut SNI
2847-2013 (2013: 25).
Kelompok 3
5|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
C. METODE PENGUJIAN
Agar dalam proses pelaksanaan praktikum pengujian kadar air pasir alam
dapat berjalan dengan baik dan dapat mendapatkan hasil yang maksimal, maka
diperlukan peralatan dan bahan pengujian serta langkah kerja yang sesuai
dengan standar pengujian. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan praktikum.
1. Alat dan Bahan
a. Peralatan Pengujian
(1). Ayakan pasir 4,8 mm
Alat yang digunakan untuk memisahkan bagian yang tidak
diinginkan berdasarkan ukurannya seperti pasir dari kerikil yang
memiliki ukuran lebih dari 4,8 mm. Ayakan pasir ditunjukkan
pada Gambar 1.
Gambar 1. Ayakan
(Sumber: https://id.wikipedia.org/, 2020)
(2). Splitter
Alat yang digunakan untuk memisahkan agregat halus menjadi
dua bagian agar ketika akan diayak agregat tersebut tidak terlalu
banyak. Ketika bahan akan digunakan sebagai pengujian, dapat
menggunakan salah satu agregat halus di Splitter tersebut. Splitter
ditunjukkan pada Gambar 2.
Kelompok 3
6|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Gambar 2. Splitter
(Sumber: https://www.indiamart.com/, 2021)
(4). Panci
Bentuk wadah ini berbentuk lingkaran. Dalam praktikum ini
digunakan sebagai tempat untuk menampung butiran agregat.
Kelompok 3
7|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Gambar 4. Panci
(Sumber: https://distributor, 2020)
(5). Oven
Alat yang digunakan untuk memanaskan atau mengeringkan
agregat agar agregat menjadi kering mutlak atau oven. Alat ini
digunakan untuk mengeringkan agregat selama 24 jam hingga
menjadi konstan dan dengan suhu 105°C. Penggunaan oven
pemanas harus berhati-hati seperti contoh saat memasukan benda
uji kedalam oven haruslah menggunakan sarung tangan untuk
mengurangi risiko kecelakan disaat praktikum kerja. Oven
ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Oven
Kelompok 3
8|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
9|
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
(8). Desiccator
Alat laboratorium yang digunakan sebagai wadah yang terbuat
dari kaca untuk mendinginkan pasir setelah keluar dari oven.
Desiccator ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Desiccator
(Sumber: https://www.calpaclab.com/, 2021)
(9). Cetok
Cetok adalah alat utama tukang batu berupa sendok adukan yang
terbuat dari lempengan logam dan kayu sebagai pegangan, cetok
sering digunakan untuk pekerjaan pasangan batu bata, cor beton,
plesteran, acian dan sejenisnya. Bentuknya ada yang agak bulat,
Kelompok 3
10 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
dan ada juga yang agak lonjong, yang bulat biasa digunakan
untuk sendok adukan. Alat ini digunakan untuk mengaduk atau
mengambil pasir. Cetok ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Cetok
(Sumber: https://www.lazada.co.id/, 2021)
Bahan
(1). Pasir sebanyak 2000 gram
Bahan yang digunakan untuk pengujian kadar air. Bahan uji yang
digunakan adalah agregat halus. Agregat halus adalah butiran
halus yang memiliki kehalusan sebesar 2 mm sampai 5 mm.
Menurut SNI 02-6820-2002, agregat halus adalah agregat dengan
besar butir maksimum 4,75 mm. Bahan uji yang digunakan
adalah dalam kondisi lapangan bukan dalam kondisi SSD. Pasir
alam ditunjukkan pada Gambar 9.
Kelompok 3
11 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
2. Langkah Kerja
a. Menjelaskan kondisi pengujian dan setting peralatan uji
Praktikum pengujian ini dilakukan di laboratorium Jurusan
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik UNY.
Dilakukan dengan suasana yang kondusif, peralatan dan bahan yang
memadai, memiliki standar K3, ruangan yang cukup dan juga dibimbing
dan dalam pengawasan oleh dosen yang mengampu mata kuliah
Pengujian Bahan Bangunan.
Peralatan pengujian yang digunakan untuk praktikum tentunya juga
harus disetting terlebih dahulu, berikut ini setting peralatan untuk
pengujian.
a). Timbangan dengan ketelitian 0,1%
Cara menyetting timbangan digital yaitu timbangan diletakkan di
tempat yang rata dan kokoh, kemudian timbangan dinyalakan dengan
menekan tombol on, lalu tunggu angka yang tertulis di layar menjadi
nol, timbangan dapat digunakan untuk menimbang bahan uji, setelah
selesai digunakan timbangan dimatikan dengan menekan tombol off.
Kelompok 3
12 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
13 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
14 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
15 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
16 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
17 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
18 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
19 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
D. HASIL PENGUJIAN
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh data sebagai berikut.
1. Pelaporan hasil pengujian
Tanggal : 24 Februari 2021
Waktu : 07.30 WIB
Tempat : Laboratorium Bahan Bangunan JPTSP
Cuaca : Cerah
Hasil Uji :
Tabel 3. Hasil Pengujian Kadar Air Pasir SSD
Pengujian Berat Pasir Sebelum Berat Pasir Kering Oven
Ke : dioven A (gram) B (gram)
1 200 182,1
2 200 178,9
2. Analisis data
( A−B)
Kadar air pasir SSD = x 100 %
B
A = Berat pasir SSD sebelum dioven (gram)
B = Berat pasir SSD setelah dioven (gram)
( A−B )
Kadar air pasir SSD = x 100 % =
B
Kelompok 3
20 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
( A−B)
Kadar air pasir SSD = x 100 % =
B
(200−178,9) 21,1
x 100 % = x 100 %
178,9 178,9
= 11,79 %
(P 1+ P2)
Rata-rata kadar air pasir SSD =
2
P1 = Kadar Air Pasir SSD Pengujian ke-1 P2 = Kadar Air Pasir SSD
Pengujian ke-2
(P 1+ P2)
Rata-rata kadar air pasir SSD =
2
(9,83+11,79 )
=
2
21,62
=
2
= 10,81
Kelompok 3
21 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
E. PEMBAHASAN
Agregat yang diambil untuk pengujian praktikum adalah agregat yang
berasal dari laboratorium yang dibawa masuk ke dalam karena diletakkan di
luar laboratorium, lalu diuji sebagai sampel penelitian. Dikarenakan agregat
yang di luar merupakan perwakilan dari agregat yang biasa digunakan di
lapangan.
Berdasarkan dari hasil praktikum pengujian kadar air pasir SSD tersebut,
didapat bahwa berat benda uji agregat halus setelah dikeringkan di dalam oven
selama 24 jam lebih ringan dibandingkan dengan berat benda uji sebelum
dikeringkan. Benda uji tersebut masih mengandung kadar air yang menambah
berat benda uji itu sendiri.
Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase kadar air SSD yang terkandung
dalam pengujian pertama adalah 9,83% dan pada pengujian kedua adalah
11,79%. Nilai rata-rata kadar air SSD yang diperoleh adalah 10,81%. Jadi,
pada agregat ini memenuhi standar dan layak untuk dipakai dalam campuran
adukan beton.
Berdasarkan pembahasan di atas dan telah diperoleh hasil dapat
dikatakan bahwa agregat halus yang telah diuji dalam keadaan SSD atau kering
oven, ini berarti pasir yang di dalamnya terdapat jenuh air, tetapi mukanya
kering. Sehingga dalam pelaksanaan di lapangan perlu mengurangi air dari
nilai jumlah air yang dibutuhkan. Ketika sudah dapat mengetahui jumlah air
yang harus digunakan, maka kita dapat menentukan perbandingan FAS yang
akan berpengaruh pada kuat tekan beton. Semakin besar FAS maka kekuatan
beton semakin kecil dan sebaliknya.
Kemudian apabila agregat mengalami pengurangan air yang dibutuhkan
dalam pembuatan campuran beton diharapkan dapat sama dengan beton yang
memiliki kadar air yang normal, sehingga menghasilkan kuat tekan yang sesuai
dengan yang direncanakan. Setelah mengetahui kadar air maka nilai dari kadar
air memiliki hubungan dalam perencanaan mix design beton dan uji slump
yang dilakukan dalam pelaksanaan pengujian slump.
Kelompok 3
22 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
F. KESIMPULAN
Dari pengujian kadar air pasir SSD yang telah dilakukan ditarik
kesimpulan, nilai rata-rata kadar air pasir SSD yang diperoleh adalah 10,81%.
Berdasarkan pembahasan di atas dan telah diperoleh hasil dapat dikatakan
bahwa agregat halus yang telah diuji dalam keadaan SSD atau kering oven, ini
berarti pasir yang di dalamnya terdapat jenuh air, tetapi mukanya kering.
Sehingga dalam pelaksanaan di lapangan perlu mengurangi air dari nilai
jumlah air yang dibutuhkan.
Dari perumusan pencarian kadar air dinyatakan bahwa kadar air
berbanding lurus berat kandungan air suatu agregat dan berbanding terbalik
terhadap berat agregat dalam kondisi semula atau kondisi kering tungku.
Sehingga makin besar nilai dari berat kandungan air agregat maka semakin
besar nilai dari kadar air. Sebaliknya, jika semakin kecil berat kandungan air
dalam agregat maka semakin kecil juga kadar air yang diperolehnya. Nilai
kadar air sangat penting untuk menentukan jumlah air dalam perancangan mix
design beton.
Kelompok 3
23 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
24 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
H. SARAN-SARAN
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka dapat dipaparkan saran
sebagai berikut.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kadar air SSD yang
terkandung pada agregat halus pasir dengan cara pengeringan. Kadar air
agregat adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam agregat
dengan berat agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk
koreksi takaran air dalam adukan beton yang sesuai dengan kondisi lapangan.
Bagi penguji, laporan pengujian kadar air pasir SSD ini dapat digunakan
untuk pegangan dalam pengujian untuk menentukan kadar air agregat dan
untuk data pengujian selanjutnya. Dan bagi masyarakat, laporan pengujian
kadar air pasir SSD ini dapat digunakan sebagai informasi untuk menambah
pengetahuan tentang pentingnya mengetahui kadar air agregat halus sebagai
salah satu material untuk pembuatan campuran beton yang berstandart.
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki laporan dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca tentang pembahasan laporan di atas.
Kelompok 3
25 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
I. DAFTAR PUSTAKA
Adin, A., dkk. (1990). Metode Pengujian Kadar Air Agregat. Diakses dari
Badan Standardisasi Nasional, Situs Web http://www.ocw.upj.ac.id/
Badan Standarisasi Nasional (2008). SNI No. 1970: 2008 Cara uji berat jenis
dan penyerapan air agregat halus: Jakarta : BSN
Isneini, M., 2009. Kerusakan dan Perkuatan Struktur Beton Bertulang. Jurnal
Rekayasa, (Online), Vol. 13, No. 3, (https://www.neliti.com/, diakses
pada 3 Maret 2021).
Kelompok 3
26 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
J. LAMPIRAN
Kelompok 3
27 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
28 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
29 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Kelompok 3
30 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Gambar 21. Pasir yang masih basah Gambar 22. Mengangin-anginkan pasir
(Sumber : (Sumber :
https://youtu.be/OtDvL_CEwXE, https://youtu.be/OtDvL_CEwXE,
2021) 2021)
Kelompok 3
31 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Gambar 23. Mengangkat kerucut Gambar 24. Pasir yang sudah SSD
Abrams
(Sumber :
(Sumber : https://youtu.be/OtDvL_CEwXE,
https://youtu.be/OtDvL_CEwXE, 2021)
2021)
Kelompok 3
32 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
Gambar 29. Mencatat dalam Lab Gambar 30. Menghitung kadar air SSD
Sheet
(Sumber :
(Sumber : https://youtu.be/OtDvL_CEwXE,
https://youtu.be/OtDvL_CEwXE, 2021)
2021)
Kelompok 3
33 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
No Dok. : 1/ JSA
No Rev. : 1
JOB SAFETY ANALYSIS
Tgl Rilis : 03-Mar-21
Hal 1 dari
No. JSA : 001/ JSA/ II/ 2021 Terbit : 03-Mar-21
Nama Pekerjaan : Pengujian Kadar Air Pasir Alam Departemen : Security
Pengawas : Kimin Triyono, S.Pd Pelaksana :
APD : 1. Masker 1. 20540141003 - Pandid Wan
2. Sarung Tangan 2. 20540141010 - Anggi Dwi
3. Kacamata Lab 3. 20540141011 - Afi Afilia
4. Sepatu safety 4. 20540144007 - Hafizh R. S
5. Wearpack 5. 20540144018 - Naufal Rofi
Penanggung
No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian
Jawab
1. Menuangkan pasir Debu pasir dapat Menggunakan
dalam splitter, ambil masuk ke mata kacamata Lab dan
pasir pada salah satu dan terhirup saat masker. Naufal
tempat di splitter. menuangkan pasir
ke dalam splitter.
2. Mengayak pasir Debu pasir dapat Menggunakan
dengan ayakan 4,8 masuk ke mata kacamata Lab dan
Naufal
mm. dan terhirup saat masker.
mengayak pasir.
3. Menimbang pasir Debu pasir dapat Menggunakan
lebih kurang 200 gr masuk ke mata kacamata Lab dan
Naufal
sebanyak dua kali dan terhirup saat masker.
(dua kali pengujian). menimbang pasir.
4. Masukkan pasir Apabila tangan Menggunakan Naufal
dalam oven, selama mengenai oven sarung tangan tahan
24 jam dengan suhu dapat panas dan berhati-
105 derajat celcius. menyebabkan luka hati saat
bakar dan ketika mencolokkan kabel
menghubungkan oven ke stop kontak
oven dengan arus dan menggunakan
listrik berpotensi sepatu safety.
Kelompok 3
34 |
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN KADAR AIR PASIR SSD
menyebabkan
konsleting.
5. Dinginkan pasir Desiccator terbuat Menggunakan
dalam desiccator dari bahan yang pakaian safety atau
beberapa saat (lebih mudah pecah, wearpack, kacamata
kurang 5 menit). apabila pecah Lab, masker dan Naufal
bahan tersebut sepatu safety.
dapat melukai
kulit.
6. Timbang pasir Debu pasir dapat Menggunakan
(misalnya B gram). masuk ke mata kacamata Lab dan
Naufal
dan terhirup saat masker.
menimbang pasir.
7. Hitung kadar air pasir
- - Naufal
alam.
Kelompok 3
35 |