Anda di halaman 1dari 81

1.

Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan Demam , flu disertai dengan kekuningan dan
marah-marah kepada perawat triase UGD karena merasa diperlakukan tidak layak atau sangat lambat dalam
penanganan. Pasien tersebut sudah menunggu di UGD selama 35 menit dan melihat perawat sibuk dengan
pasien lain dan lebih mendahulukan pasien gawat kecelkaan yang baru datang. Perawat pun kemudian
menjelaskan bahwa pasien yang masuk ke UGD akan diprioritaaskan berdasarkan tingkat keparahan kegawatan
dan kondisi yang mengancam jiwa?
Apakah prinsip etik yang telah dilakukan perawat?
a. Justice
b. Veracity
c. Autonomy
d. Beneficience
e. Non-maleficence
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. Justice
Rasional :
Rasional A : adil dalam pemberian pelayanan kegawatdaruratan sesuai dengan tingkat kegawatan pasien
Rasional B : jujur dalam penyampaian informasi kepada pasien
Rasional C : menghargai hak-hak pasien
Rasional D : asas manfaat dalam pemberian pelayanan kesehatan
Rasional E : tidak melakukan tindakan yang dapat mencederai pasien
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

2. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnose medis Sindrom coroner
akut (SKA). Ketika perawat melakukan tindakan observasi TTV terhadap pasien tersebut, pasien tiba-tiba
mengeluh nyeri dada yang sangat hebat kemudian terjadi henti jantung. Perawat berencana akan melakkukan
tindakan RJP namun keluarga menolak dan keberatan terhadap tindakan RJP meskipun sudah diberikan
penjelasan. Keluarga mengatakan bahwa pasien ingin meninggal dengan tentram dan tenang sendirian.
Apakah dilemma etik yang terjadi oleh perawat tersebut?
a. Authonomy dan beneficience
b. Beneficience dan justice
c. Justice dan nonmaleficience
d. Nonmaleficience dan fidelity
e. Fidelity dan authonomy
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. authonomy dan beneficience
Rasional :
Rasional A : dilemma antara hak keluarga pasien dalam pengambilan keputusan dan asas manfaat dari
tindakan terhadap pasien bila segera dilakukan
Rasional B : dilemma antara pelanggaran asas manfaat dan asas keadilan
Rasional C : dilema antara asas keadilan dan resiko/dampak terhadap pasien
Rasional D : dilema antara risiko terhadap pasien dan komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik
Rasional E : dilemma antara komitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan pelanggaran
terhadap hak-hak pasien.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
3. Seorang perawat yang sedang bertugas di UGD mendapat 5 kunjungan pasien secara beruntun dengan waktu
yang hamper sama. Pasien pertama, seorang kakek yang mengeluh sesak nafas: kedua, pasien perempuan
dengan riwayat penyakit ACS mengalami nyeri dada yang menyebar sampai ke leher dan lengan kiri; ketiga,
seorang anak balita dengan keluahan demam dengan suhu 40 derajat celcius dan beberapa kali mengalami
kejang tonik klonik; pasien keempat dan kelima , sepadang suami istri yang mengalami kecelakaan laulintas
dimana sang suami mengalami fraktur terbuka pada mid shaft tibia dan fibula kiri, sedangkan istri mengalami
trauma kepala dan tampak hasil GCS yaitu apatis.
Manakah pasien yang perlu mendapatlan pertolongan prioritas pertama?
a. Pasien pertama
b. Pasien kedua
c. Pasien ketiga
d. Pasien keempat
e. Pasien kelima
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. pasien ketiga
Rasional :
Rasional A : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengatasi sesak nafas pasien
Rasional B : kriteria triase emergency, dengan respong time 10-15 menit
Rasional C : kriteria triase emergency, dengan respon time segera karena bersiko sumbatan jalan nafas
karena spasme airway dan hiperventilasi akibat kejang.
Rasional D : kriteria traiage urgent, dengan respn time < 30 menit untuk mengatasi perdarahan akibat
fraktur dan risiko syok
Rasional E : kriteria triage urgent, dengan respon time < 30 menit untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat
keparahan trauma kepala, serta penanganannya.
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
4. Seorang pasien perempuan berusia 37 tahun datang ke UGD diantar menggunakan mobil dengan keluahan nyeri
kepala dan tidak bisa tidur datau insomnia. Pasien tapak tidak tenang, mondar-mandir di depan loket triase dan
memarahi perawat triase karena merasa lambat dilayani. Pasien ternyata memiliki riwayat terkahir masuk RS
jiwa yaitu sekitar 1 tahun yang lalu, pasien sering mendengar suara-suara yang tidak jelas dan pernah dirawat di
fasilitas kesehatan jiwa sebanyak 5 kali dirawat.
Apakah kategori triase yang sesuai untuk pasien tersebut?
a. Resusitasi
b. Emergency
c. Urgent
d. Semi-urgent
e. Non-urgent
Pembahasan :
Jawaban : C. urgent
Rasional A : resusitasi, perlu tindakan resusitasi segera karena beresiko kematian
Rasional B : emergency, perlu tindakan penanganan darurat Karen beresiko mengancam nyawa dengan
respon time 10-15 menit.
Rasional C : urgent, perlu tindakan penanganan degera sehubungan dengan kondisi atau situasional urgency
(resiko mengamuk). Respon time < 30 menit
Rasional D : kriteria triage semi urgent, tidak gawat dan tidak darurat, respn time 60 menit
Rasional E : kriteria triage non urgent atau flase triase . respon time bisa sampai 2 jam atau bisa diarahkan
untuk berobat ke poli rawat jalan
5. Dalam keadaan bencana gempa bumi dilombok yang lalu ditemukan korban remaja laki-laki. Pada saat initial
assessment ditemukan jejas pada kepala dan paha kiri, airway paten, tetapi korban idak bernapas serta nadi
karotis tidak teraba.
Apakah warna kategori triase unuk korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. hitam
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.

6. Seorang petugas triase bencana tsunami menemukan seorang korban laki-laki dewasa dengan fraktur tertutup
pada lengan atas serta terdapat vulnus laserasi dan perdarahan pada dahinya akibat tertimpa reruntuhan plafon
rumahnya. Hasil initial assessment pasien tampak sada dan dapat berjalan sendiri.
Apakah warna kategori triase korban tersebut?
a. Merah
b. Biru
c. Hijau
d. Hitam
e. Kuning
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. hijau
Rasional :
Rasional A : merah, bernapas tapi tidak sadar, frekuensi nadi >30 x/menit atau < 10x/menit, CRT > 2 detik,
tidak bisa mengikui perintah sederhana.
Rasional B : biru, tidak digunakan dalam triage bencana
Rasional C : hijau, masih bisa berjalan meskipun ada luka-luka
Rasional D : hitam, tidak ada pernafasan meskipun sete;ah airway dibuka
Rasional E : kuning, kondisi-kondisi selain diatas
Referensi :
Curtis, K., Ramsden, C., & Frienship, J., (Eds). (2010). Emergency And Trauma Nursing. Philadelphia : Mosby.
7. Soerang laki-laki korban kecelakaan berusia 40 tahun tampak tidak sadarkan diri dan dicurigai terkena serangan
jantung. Pada initial assemnet korban tidak berespon terhadap nyeri disternum dan dan dilakukan palpasi nadi
karotis tetapi tidak teraba.
Apakah tindakan yang wajib dan harus dilakukan oleh penolong korban selanjutnya?
a. Melakukan kompresi dada 30 x
b. Melakukan bantuan ventilasi 2 x
c. Melihat, dengar dan rasa pernapasan pasien
d. Mebukan airway dengan head tilt chin lift
e. Mereposisi tangan dan memeriksa kembali nadi karotis selama 10 detik
Pembahasan :
Kunci jawaban : a. melakukan kompresi dada 30 x
Rasional :
Rasional A : dilakukan bila pasien tidak ada respon, tidak teraba nadi dan tidak bernapas
Rasional B : dilakukan pada pasien henti nafas tetapi masih teraba nadi
Rasional C : dilakukan untuk mengevaluasi pernafasan
Rasional D : dilakukan untuk membuka jalan nafas pada pasien henti nafas atau setelah tindakan kompresi.
Rasional E : dilakukan untuk mengevaluasi nadi setelah 5 siklus atau 2 menit.
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
8. Perawat melakukan bantuan hidup dasar (BHD) kepada seorang pasien laki-laki yang mengalami henti jantung.
Setelah dilakukan 5 siklus, serta dilakukan evaluasi dan saat ini sudah teraba ada denyutan nadi karotis.
Bagaimanakan tindakan yang wajib dilakukan oleh perawat tersebut selanjutnya?
a. Memastikan patensi airway
b. Melakukan pemeriksaan pernapasan
c. Membaringkan pasien ke posisi pemulihan
d. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 6 detik
e. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (30:2)
Pembahasan :
Jawaban : B. melakukan pemeriksaan pernapasan
Rasional
Rasional A : dilakukan setelah tindakan kompresi 30 x
Rasional B : dilakukan saat evaluasi bersamaan dengan pengecekan nadi
Rasional C : dilkakukan pada pasien yang sudah teraba nadi dan bernapas spontan tetapi belum sadar
Rasional D : dilakukan pada pasien yang sudah teraba nadi tetapi belum bernapas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
9. Seorang perempuan berusia 28 tahun sedang hamil dirumah makan padang mengalami sumbatan total saluran
pernapasan akibat tersedak pempek kapal selam. Korban sadar, terlihat pucat dan juga cemas serta memegang
Apakah teknik pertolongan pertama yang paling tepat untuk menolong wanita hamil tersebut?
a. Back blow
b. Chest thrust
c. Abdominal thrust
d. Finger cross & sweep
e. Resusitasi jantung paru
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. chest thrust
Rasional :
Rasional A : dilakukan pada anak-anak dan bayi
Rasional B : dilkakukan pada korban ibu hamil atasu obesitasi yang masih sadar
Rasional C : dilakukan pada korban yang masih sadar
Rasional D : dilakukan untuk membuka dan membersihkan jalan nafas
Rasional E : dilakukan pada pasien henti jantung
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
10. Seorang ners prehospital mendapatkan korban dengan keadaan trauma multiple. Korban tampak tidak sadar,
tampak rinorhea dan masih ada peregerakan dinding dada serta usaha untuk bernafas
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut?
a. Melakukan suction
b. Memanggil bantuan
c. Memasang semi rigis cervical collar
d. Membuka airway dengan teknik jaw trust
e. Memasang oro-pharingeal airway (OPA)
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. memasang semi rigid cervical collar
Rasional A : dilakukan setelah stabilisasi cervical untuk membersihkan airway
Rasional B : dilakukan dalam BHD awam, bukan oleh petugas prehospital/ambulance
Rasional C : dugaan cedera cervical melekat pada korban multiple trauma, sehingga stabilisasi leher adalah
tindakan utam dan pertama sebelum melakukan tindakan penanganan yang lain ke korban.
Rasional D : tindakan untuk membuka airway sehingga memudahkan ventilasi paien dengan penurunan
kesadaran.
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
11. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluahan nyeri hebat pada dada tembus ke
belakang, hasil pengkajian didapatkan pasien tidak sadar, tampak apneu dan nadi tidak teraba. RJP langsung
diinisiasi oleh tim resusitasi dan dipasang bedsite monitoring dengan gambaran asystole :
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Memberikan injeksi IV adrenalin 1 mg
b. Melanjutkan RJP sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan flat protocol
Rasional :
Rasional : A. diberikan setelah siklus ketiga RJP
Rasional : B. dilakukan pada pasien henti napas dan henti jantung
Rasional : C. dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien sehingga dapat
diinterpretasikan kejadian asistol dengan tepat
Rasional : D. dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan tindakan kompresi
Rasional E : dilakukan untuk gelombang shockable (VF dan Pulseless VT)
Referesnsi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
12. Seorang anak berusi 7 tahun diantar keluarganya ke UGD setelah mengalami tenggelam di kolam renang dan
mengalami henti nafas. Orang tua anak mengatakan anakanya masih terlihat bernafas dan masih teraba nadi
saat sebelum sampai RS. Setelah 5 siklus RJP dilakukan evaluasi dan masih belum teraba denyutan nadi karotis.
Selanjutnya tim memasnag airway definitive dengan ETT dan berhasil dilakukan.
Apakah tindakan perawat yang dilakukan selanjutnya pada kasus tersebut?
a. Melakukan tindakan defibrilasi 2 jole/kg BB
b. Melanjutkan pemberian ventilasi saja setiap 3 detik
c. Melanjutkan pemberian kompresi dan ventilasi (15:2)
d. Melanjutkan pemeberian kompresi dan ventilasi (30:2)
e. Melanjtukan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20x/menit
Pembahasan :
Kunci jawaban : E. melanjutkan kompresi 100-120x/menit dan ventilasi 20 x/menit
Rasional :
Rasional A : dilakukan apabila sudah terpasang monitoring EKG dan gelaombang EKG Shockabel
Rasional B : dilakukan pada pasien teraba nadi tapi belum bernapas
Rasional C : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 2 penolong
Rasionla D : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung oleh 1 penolong
Rasional E : dilakukan pada anak atau bayi yang mengalami henti jantung dan telah terpasang airway
definitive (ETT atau LMA)
Referensi :
American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association guidelines up-
date for CPR and ECC,
13. Seorang pasien laki-laki berusia 17 tahun diantar ke UGD Rumah sakit dengan mobil setelah mengalami cedera
kepala serius akibat kecelakaan bermotor akibat begal dimalam hari. Hasil pengkajian didaptkan pasien tampak
sadar tetapi mudah tertidur, membuka mata bila dipanggil, bicara tidak koheren dan meracau sendiri dan masih
dapat melokalisir adanya nyeri.
Berapakah GCS pasien tersebut ?
a. 9
b. 10
c. 11
d. 12
e. 13
Pembahasan : kunci jawaban : D. 12
Rasional D : E3 M5 V4
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
14. Seorang pasien laki-laki berusia 24 tahun diantar keluarganya dengan menggunakan ambulance ke UGD setelah
mengalami cedera kapitis akibat kecelakaan lalulintas. Hasil pemeriksaan penunjang CT scan didapatkan pasien
didiagnosa edema serebral dan segera direncanakan untuk osmoterapi IV dengan Manitol 20% 0,5 gr/kg BB/6
jam
Apakah tindakan yang wajib dilakukan perawat sebelum pemberian obat tersebut?
a. Mengukur frekuensi nadi
b. Mengukur tekanan darah
c. Mngukur saturasi oksigen
d. Memonitor status kesadaran
e. Mengukur frekuesni napas
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. mengukur tekanan darah
Rasional :
Rasional A : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Rasional B : pemeberian obat diuretic dapat menurunkan tekanan darah
Rasional C : bila ada tanda-tanda syock hipovolemik
Rasional D : bila ada tanda tanda syock hipovolemik
Rasional E : setelah pemberian diuretic untuk mengidentifikasi komplikasi
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby
15. Seorang perempuan berusia 32 tahun diantar ke UGD setelah mengalami kebakaran rumah dan mengalami luka
bakar serius derajat II B didaerah dada sampai perut dan kedua tangan 40 menit yang lalu. Diketahui BB pasien
50 kg dan TB 163 cm.
Berapakah resusitasi cairan dalam 8 jam pertama berdasarkan rumus perkland baxter?
a. 1800 ml
b. 2700 ml
c. 3600 ml
d. 5400 ml
e. 7200 ml
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. 3600 ml
Rasional : total body surface area (TBSA) = 9% x 4 = 36 % (dada, perut, dan kedua tangan masing masing 9%)
Total resusitasi cairan selam 24 jam pertama menurut formula parkland bexter
= 4 x BB x TBSA = 4 x 50 x 36 = 7200 ml
Untuk 8 jam pertama diberika ½, 16 jam selanjutnya ½. Jadi 7200 ml x ½ = 3600 ml
Referensi :
Curtis., Ramsden, C., & Friendship.,J., (eds). (2010). Emergency and trauma nursing. Philadelphia : mosby

16. Seorang laki-laki berusia 57 tahun diruangan CVCU terpasang bedsite monitoring, tiba-tiba pasien mengalami
penurunan kesadaran dan gambaran pada monitor EKG atrial takikardi hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD :
100/60 mmHg (via bedsite monitoring) frekuensi Nadi : 60 palpasi.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan selanjutnya?
a. Memberika injeksi IV, amiodaron 300 mg
b. Melanjutkan rjp sampai 5 siklus
c. Melakukan flat line protocol
d. Memeriksa nadi karotis
e. Melakkukan dc shock
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. memeriksa nadi karotis
Rasional :
Rasional A : IV. Amiodaron 300 mg diberika pada pasien henti jantung dengan gelombang shockable setelah
tindakan DC Shock
Rasional B : RJP dilakukan pada pasien henti nafas dan henti jantung
Rasional C : flat line protocol dilakukan untuk memastikan elektroda monitoring terpasang baik pada pasien
sehingga dapat diinterpretasikan asystole dengan cepat
Rasional D : pemeriksaan nadi karotis dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi henti jantung dan kebutuhan
tindakan kompresi.
Rasional E : DC shock dilakukan pada pasien henti jantung dengan gambaran EKG gelombang shoc-able (VF
& Pulseless VT)
Referensi : American heart association (AHA). (2015). Highlights of the 2015 American heart Association
guidelines up-date for CPR and ECC,
17. Seorang laki-laki berusia 37 tahun diantar ke UGD karena kesadran menurun, pasien mempunyai riawayat DM.
hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nafas 26 x/menit ireguler, frekuensi nadi 93
x/menit, frekuensi nafas 21 x/menit. Hasil pemeriksaan penunjang didaptkan Gula darah 70 mg%, terpasang O2
6 liter/menit melalui masker, terpasang infus NaCl 0,9% 21 tetes/menit, advice dokter pemberian glucose 10%
IV, akral dingin dan diaphoresis.
Apakah indicator utama evaluasi perawat pada pasien setelah tindakan diatas?
a. Turgor kulit
b. Tekanan darah
c. Frekuensi nadi
d. Tingkat kesadaran
e. Perabaan extermitas
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. tingkat kesadaran
Rasional :
Pasien DM yang diberikan glukosa 10 % harus dievaluasi responnya, dengan prioritas indicator evaluasinya
adalah tingkat kesadaran karena jika keadaan gula darah pasien membaik maka suplay glukosa ke otak
optimal, sehingga pasien akan meningkat tingkat kesadarannya.
Referensi :
Paula Kristanty (2011) Askep Gawat Darurat
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), pedoman keperawatan Emergency.
18. Seorang perempuan berusia 37 tahun diantar ke UGD dengan kondisi kesadran delirium, nafas dangkal berbau
aseton, dan diaphoresis. Hasil anamnesis didaptkan ada riwayat DM sejak 3 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi nafas 27 x/menit dangkal. Sudah
dipasang infus Nacl 0,9 % dan Oksigen 3 l/menit. Hasil pemeriksaan penunjang Gula darah sewaktu 300 gr %.
Apakah tindakan kolaborasi selanjutnya pada pasien diatas?
a. Cek aseton urin
b. Berikan insulin
c. Konsul diet DM
d. Periksa lab elektrolit
e. Cek analisa gas darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. berikan insulin
Rasional :
Pasien DM dengan gula darah tinggi harus segera diberikan insulin untuk mencegah kerusakan sel lebih
lanjut oleh karenanya Option B merupakan kuci jawaban utamanya
Referensi :
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
19. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD dengan keluhan pusing dan mata bekunag-kunang setelah
terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg, Frekuensi nadi 92
x/menit, Frekuensi Nafas 29 x/menit, Suhu 38°C. pasien tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, sianosis
nafas lambat dan dalam tetapi nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.
Apakah tindakan perawat selanjutnya pada pasien diatas ?
a. Berikan oksigen masker 6 l/menit
b. Ventilasi ambubag O2 10 liter
c. Posisikan kepala Jaw trust
d. Lakukan primary survey
e. Pasang oksimetri
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. ventilasi ambubag O2 10 liter
Rasional :
Pasien mengalami keracunan CO2 yang keluar dari knalpot mobil dalam garasi tertutup sehingga gangguan
ventilasi. Tindakannya adalah lakukan ventilasi oksigen dosis tinggi dengan ambubag. Jadi pilihan kunci
jawaban adalah B ( ventilasi dengan ambubag O2 10 liter).
Referensi :
BTCLS (2012) Ambulan 118 dan Hipgabi (2016)
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011) pedoman keperawatan Emergency

20. Seorang laki-laki berusia 51 tahun diantar ke UGD denga keluhan nyeri ulu hati, perut tampak membesar dank
eras, mata kuning, muntah darah kurang lebih 200 cc berwarna gelap dan banyak stolsel, perut masih tampak
kembung dan mual. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan TD : 110/70 mmHg, frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi
napas 26 x/menit, pasien terpasang infus asering 8 jam/kolf.
Apakah tindakan prioritas perawat pada pasien diatas?
a. Rencanakan transfuse darah
b. Pasang NGT bilas lambung
c. Kumur kumur air hangat
d. Monitor bilirubin darah
e. Cek lab: Hb, golongan darah
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. pasang NGT bilas lambung
Rasional :
Dengan pemasangan NGT maka bilas lambung dapat segera dilakukan akibat banyak stolsel untuk
mengeluarkan bekuan darah dalam lambung yang menumpuk jika dibiarkan berakibat distensi lambung
menggangu pernafasan dan dapat meningkatkan amonika yang toksik dalam tubuh.
Referensi :
Susan B. Stillwell (2011). Pedoman Keperawatan kritis hal 242
Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011), Pedoman keperawatan Emergency
21. Seorang anak perempuan berusia 21 bulan dibawa orang tuanya ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan BAB cair
lebih dari 11 kali sehari. Hasil pengkajian didapatkan ubun-ubun teraba cekung, turgor kulit jelek/tidak elastis.
Pemeriksaan fisik didapatkan Frekuensi Nadi : 115 x/menit, frekuensi nafas : 34 x/menit, suhu 37,8°C.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
a. Beri larutan rehidrasi oral sedikit tapi sering
b. Observasi intake dan output cairan
c. Kaji toleransi pemberian makanan
d. Beri cairan parenteral
e. Timbang BB
Pembahasan :
Kunci jawaban : D. beri cairan parenteral
Rasional :
rehidrasi harus segera dilakukan pada kasus diatas namun lebih utama dengan pemberian parenteral.
Referensi :
Hockenberry & Wilson D (2011). Essential of pediatric nursing. Missoury: Mos-by
Herdman, T.,& Kamitsuru, S.(Ed).(2014). NANDA International: Nursing Diagnoses : Definitions &
classification, 2015-2017. Oxford: Willy Blackwell
22. Seorang perempuan berusia 34 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran, hasil pengkajian
CAB palpasi nadi carotis tidak teraba,. Hasil Pemeriksaan fisik didapatkan TD 0/0 mmHg, Mulut tampak sianosis
dan luka, dan segera dilakukan RJP.
Apakah langkah pertama yang dilakukan pada kasus diatas?
a. Berikan rangsang kesadaran
b. Kompresi 30x, ventilasi 2x
c. Lakukan bagging/ambubag
d. Rawat luka daerah mulut
e. Berikan posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. kompresi 30x, ventilasi 2x
Rasional :
Pasien mengalami cardiac arrest yang ditandai dengan tidak teraba palpasi nadi pada arteri besar seperti nadi
carotis, femoral, artinya jantung sudah tidak bekerja dan tidak ada hembusaan nafas paru juga tidak bekerja. Bila
jantung sudah tidak mampu memmompakan darah ke seluruh tubuh, maka seluruh organ mengalami kerusakan
bahkan kematian karena itu harus segera dilakukan kompresi agar jantung dapat terangsang untuk berkontraksi
yang diikuti dengan ventilasi agar paru expansi sehingga terjadi inspirasi.
Referensi :
BTCLS Ambulance 118 (2015)
Pamela s, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan emergency
23. Seorang laki-laki berusia 22 tahun diantar ke UGD Karen jatuh dengan leher terbentur benda tumpul, pasien
tampak lemah kesakitan daerah leher terutama ketika digerakkan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60
mmHg, Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, hasil pemeriksaan penunjang rontgen pasien
dinyatakan fraktur cervical 3-4 harus immobilisasi.
Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Berikan posisi supine
b. Pasang neckcollar
c. Kompres dingin
d. Ganjal 2 bantal
e. Tanpa bantal
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. (pasang neck collar)
Rasional :
Pemasangan collar neck bertujuan untuk segera mengimobilisasikan daerah cervical agar dislokasi tulang
cervical dapt dicegah
Referensi :
Knell (2011) Asuhan Keperawatan Ortophedi Pamela S, Kidd, Patty Ann (2011). Pedoman keperawatan
emergency hal 385.
24. Seorang perempuan berusia 41 tahun diantar ke UGD dengan keluhan penuruan kesadaran dan diaphoresis
setelah pulang dari olahraga malam. Hasil pengkajia didaptkan pasien mempunyai riwayat MCI. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan nadi carotis teraba kecil dan lambat, TD: 60/60 mmHg, Frekuensi Nafas 30 x/menit
dangkal, bibir tampak sianosis. Apakah tindakan yang tepat pada pasien diatas?
a. Siapkan alat bantuan jalan nafas
b. Posisi extensi head tilt, chin lift
c. Berikan oksigen masker
d. Pasang mayo tube
e. Beri posisi recovery
Pembahasan :
Kunci jawaban : B. posisi extensi head till, chin lift
Rasional :
Melakukan posisi extensi head tilt chin lift merupakan langkah paling pertama dilakukan untu membebaskan
jalan nafas pasien.
Referensi :
Pamela S, kidd, patty Ann (2011). Pedoman Keperawatan Emergency
25. Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun ditemukan tersedak saat makan bakso. Anak tersebut terlihat memegang
leher, wajah memerah dan berangsur ianosis. Anda adalah perawat yang sedang berada ditempat tersebut
diluar jam dinas.
Apakah tindkan yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memastikan makanan menyumbat faring atau laring
b. Langsung melaksanakan cricotyroidetomi
c. Melakukan hemlich maneuver
d. Membuka jalan nafas
e. Memberika oksigen
Pembahasan :
Kunci jawaban : C. melakukan hemlich maneuver
Rasional :
Hemlich maneuver merupakan tindakan yang tepat untuk usia anak 7 tahun

26. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil pengkajian henti
napas dan henti jantung. Perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya?
A. Memberikan ventilasi 2 kali
B. Mengecek arteri karotis
C. Membuka jalan napas
D. Menyiapkan AED
E. Memasang infus
Jawaban C. Membuka jalan napas
Pembahasan
Data Fokus perawat melakukan kompresi dada 30 kali. Ingat prosedural RJP mulai dari CAB. Kompresi dada-Buka
dan bebaskan jalan napas-memberikan ventilasi 2 kali tiap 6 detik.

27. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat kecelakaan lalu
lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata, kata-
kata tidak tepat dan tangan menjauhi sumber stimulus nyeri.
Berapakah skor GCS pada kasus tersebut?
A. E2V4M3
B. E2V3M3
C. E2V3M4
D. E1V3M4
E. E3V3M4
Jawaban C. E2V3M4
E = Saat diberikan rangsangan nyeri pasien membuka mata = 2
V = Saat diberikan rangsangan nyeri kata-kata tidak tepat = 3
M = Saat diberikan rangsangan nyeri tangan menjauhi sumber stimulus nyeri = 4
Penilaian Glasgow Coma Scale
Eye (E4) Verbal (V5) Motorik (M6)
4 = Membuka mata 5 = Orientasi bagus 6 = Mengikuti perintah
spontan 4= Bingung, berbicara mengacau 5 = Melokalisir nyeri
3= Membuka mata (sering bertanya berulang-ulang, 4 = Menghindari nyeri
dengan rangsangan Disorientasi) 3 = Fleksi abnormal / postur
suara 3 = kata-kata tidak jelas dekortikasi
2 = Membuka mata 2 = Mengerang/menggumam 2 = Ekstensi abnormal /
dengan rangsangan nyeri (suara tanpa arti/tidak jelas) postur deserebrasi
1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon 1 = Tidak ada respon
28. Seorang perawat yang bertugas di ruang ICU menangani 1 pasien total care post stroke. Perawat
kontrak waktu untuk mengganti cairan infus pasien yang akan habis. Tiba-tiba perawat
ditugaskan untuk membawa pasien rujukan ke RS lain. Saat perawat sudah pergi, keluarga
pasien mencarinya karena cairan infus sudah habis dan darah mengalir ke selang infus. Apakah
prinsip etik yang dilanggar pada kasus tersebut?
a. Fidelity dan non malaficience
b. Veracity dan confidentiality
c. Veracity dan confidentiality
d. Veracity dan confidentiality
e. Fidelity dan justice
Jawaban A. Fidelity dan non malaficience
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah perawat kontrak waktu kepada pasien dan keluarga pasien
untuk mengganti cairan infus pasien tetapi tidak datang. Maka perawat melanggar prinsip
Fidelity karena tidak menepati janji (setia) kepada pasien. Prinsip etik kedua yang dilanggar oleh
perawat adalah Non Malaficience karena pasien telah dirugikan atau dibuat tidak nyaman
karena darah pasien mengalir ke selang infus.
29. Seorang perempuan usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, luka bakar derajat III pada wajah,
leher, dada, abdomen, kedua tangan, sulit bernapas, keluar lendir berwarna hitam, retraksi
sternum dan bunyi napas stridor. TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 32 x/mnt, frekuensi nadi 116
x/mnt, suhu 36,2 oC dan SpO2 83%. Perawat melakukan penghisapan lendir dan memberikan
bantuan oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9% dan sabun luka
b. Menyiram luka dengan air dingin minimal 20 menit
c. Menutup luka dengan kassa steril
d. Memasang endotracheal (ETT)
e. Memberikan cairan infus
Jawaban D. Memasang endotrakeal (ETT)
Pembahasan : Data focus yang mendukung GCS 8, terdengar bunyi napas tambahan yakni bunyi
stridor dan frekuensi napas 32x/mnt. Bunyi stridor adalah bunyi napas tambahan/sumbatan
jalan nafas akibat edema pada jalan nafas atas. Maka tindakan yang tepat adalah memasang ETT
(Endotracheal tube) agar jalan nafas paten/bebas. Ketika pasien mengalami gangguan airway
(jalan nafas), maka harus segera membebaskan jalan nafas pasien. Tindakan lainnya boleh
dilakukan setelah airway pasien tertangani.
30. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1 jam yang
lalu. Pasien riwayat tumor otak. Hasil pengkajian kesadaran delirium, mulut kering, tangan
mengalami tremor, tiba-tiba kejang dan pola napas Biot.TD 140/70 mmHg, frekuensi nadi 60
x/mnt, frekuensi napas 28 x/mnt, suhu 38 oC dan SpO2 80%. Hasil pemeriksaan Lab AGD pH 7,50,
PaO2 58 mmHg, PCO2 28 mmHg, HCO3 23 mEq/L. Apakah masalah keperawatan prioritas pada
kasus tersebut?
a. Hipertermia
b. Pola napas tidak efektif
c. Gangguan pertukaran gas
d. Kekurangan volume cairan
e. Risiko perfusi serebral tidak efektif
Jawaban C. Gangguan pertukaran gas
Pembahasan
Data fokus sesak napas, frekuensi napas 28 x/mnt dan data yang paling utama adalah nilai PCO 2
yang abnormal (menurun). Hal ini menunjukkan pasien mengalami alkalosis respiratorik. Maka
jawaban yang tepat adalah gangguan pertukaran gas. Memang pilihan jawaban lainnya
potensial untuk dipilih sebagai jawabannya karena datanya terdapat pada kasus. Namun
masalah keperawatan gangguan pertukaran gas lebih mengancam nyawa dibandingkan dengan
masalah keperawatan lainnya. Sehingga yang harus diprioritaskan adalah gangguan pertukaran
gas.
31. Seorang perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi luka bakar akibat ledakan
kompor gas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 8, sulit bernapas, retraksi intercostal,
luka bakar pada leher, kepala, dada, abdomen, kerusakan pada seluruh lapisan kulit, bunyi
napas stridor, CRT >3 detik, dan SpO 2 80%. TD 90/50 mmHg, frekuensi nadi 130 x/mnt, frekuensi
napas 32 x/mnt, dan suhu 38 oC. Hasil laboratorium AGD pH 7,28, PaO2 56 mmHg, PCO2 52
mmHg, HCO3 29 mEq/L, BE -2 mEq/L. Apakah interpretasi hasil AGD pada kasus tersebut?
a. Asidosis metabolik
b. Alkalosis metabolik
c. Asidosis respiratorik
d. Alkalosis respiratorik
e. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Pembahasan
Data focus pH 7,28 = pH yang <7,35 menandakan Asidosis. PCO 2 52 = pH menurun dan PCO 2
meningkat diinterpretasikan sebagai Asisdosis Respiratorik. PCO2 dan HCO3 meningkat berarti
terkompensasi

Nilai gas darah arteri atau Arterial Blood Gas (ABG) berguna untuk mengkaji status pernapasan
dan keseimbangan asam basa; ABG adalah pengukuran pertukaran gas secara sistemik. Dengan
membandingkan pH, PaCO2 dan HCO3, kemampuan tubuh untuk mengkompensasi
keseimbangan asam basa, dapat dikaji; nilai PO2 yang mengindikasikan ada tidaknya
hipoksemia.
Nilai Normal AGD
PH 7,35 – 7,45
PCO2 35 – 45 mmhg
HCO3 21 – 28 mEq / L
BE -2 s/d 2
Menginterpretasikan nilai ABG melibatkan 3 langkah :
- Langkah 1 : Kaji pH untuk menentukan ada asidosis atau alkalosis
- Langkah 2 : Kaji PaCO2 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
apakah karena pernapasan (respiratorik) atau metabolik. Jika nilai pH dan PaCO2 bergerak
ke arah berlawanan (pH meningkat dan PCO2 menurun atau pH menurun dan PaCO2
meningkat), ketidakseimbangan terjadi secara alamiah karena pernapasan (Respiratorik)
- Langkah 3 : Kaji HCO3 untuk menentukan penyebab dari ketidakseimbangan asam basa
adalah metabolik. Jika pH dan HCO3 berpindah ke arah yang sama (pH meningkat dan HCO3
meningkat, atau pH menurun dan HCO3 menurun), ketidakseimbangan terjadi secara
alamiah karena metabolik.
Ketika terjadi ketidakseimbangan asam basa, tubuh akan berusaha untuk mengkompensasi dan
membuat pH menjadi normal. Hasil dari upaya ini bisa jadi tidak terkompensasi, terkompensasi
sebagian, atau terkompensasi penuh.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Disorder PH Primer Respon Kompensasi
Asidosis HCO3 PCO2
Metabolik
Alkalosis HCO3 PCO2
Metabolik
Asidosis PCO2 HCO3
Respiratorik
Alkalosis PCO2 HCO3
Respiratorik
Catatan :
- Murni : PCO2 dan HCO3 ada yang normal
- Terkompensasi penuh : PH normal
- Terkompensasi sebagian : Tidak ada yang normal
32. Seorang laki-laki usia 45 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran. Hasil
pengkajian henti nafas dan henti jantung. Perawat melakukan resusitasi jantung paru selama 10
siklus. Saat dievaluasi, arteri karotis teraba tapi belum bernapas spontan. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan DC shock
b. Melanjutkan kompresi dada
c. Memberikan ventilasi 2 kali
d. Melakukan recovery position
e. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Jawaban E. Memberikan ventilasi 10 x/mnt

Pembahasan : data fokus yang mendukung adalah saat dievaluasi arteri karotis teraba. Hal ini
menandakan jantung sudah berdenyut dan data yang kedua adalah belum bernapas spontan
menandakan kebutuhan oksigenasi pasien belum terpenuhi. Ketika arteri karotis sudah teraba
dan pasien belum bernafas spontan, tindakan yang dilakukan adalah memberikan ventilasi
(bantuan oksigen) 10 x/mnt atau 1 kali setiap 6 detik. Pilihan A tidak tepat. DC Shock dilakukan
ketika pasien mengalami ventrikel takikardia tanpa nadi dan ventrikel fibrilasi. Pilihan B tidak
tepat juga. Indikasi dilakukan kompresi dada adalah ketika nadi tidak teraba (henti jantung) dan
tidak ada pengembangan dada (henti nafas). Pilihan C juga kurang tepat. Karena kebutuhan
oksigen pasien tidak cukup ketika hanya diberikan ventilasi 2 kali. Pilihan D tidak tepat pula.
Karena indikasi melakukan recovery position ketika kondisi pasien sudah stabil.

33. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi penurunan kesadaran akibat
kecelakaan lalu lintas sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 10, sesak napas, pucat,
fraktur tertutup pada 1/3 tibia fibula dan nampak lendir yang banyak pada mulut. Perawat
melakukan suction. TD 130/70 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu
37 oC dan SpO2 90%. Apakah yang perlu dievaluasi dari tindakan perawat pada kasus tersebut?
a. Bunyi napas
b. Tekanan darah
c. Frekuensi napas
d. Saturasi oksigen
e. Tingkat kesadaran

Jawaban A. Bunyi napas

Pembahasan

Data fokus yang menunjang perawat melakukan suction. Indikasi dilakukan suction adalah ketika
muncul bunyi napas abnormal pada pasien yakni tidak mampu mengeluarkan lendir secara
spontan, banyak lendir pada jalan nafas atas dan terdengar bunyi nafas gurgling. Maka yang
harus dievaluasi setelah melakukan suction adalah bunyi nafas pasien apakah masih terdengar
bunyi nafas gurgling atau sudah hilang

34. Seorang laki-laki usia 24 tahun dibawa ke UGD dengan kondisi perdarahan pada abdomen akibat
luka tusuk sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian, kesadaran apatis, membran mukosa pucat,
akral dingin dan CRT 5 detik. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/mnt dan frekuensi napas 24
x/mnt. Perawat melakukan bebat tekan pada luka dan memberikan posisi modified
Trendelemburg. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menjahit luka
b. Memasang kateter
c. Memberikan oksigen
d. Memberikan posisi semifowler
e. Memberikan infus cairan 2 line

Jawaban E. Memberikan infus cairan 2 line

Pembahasan

Data fokus yang membran mukosa pucat, akral dingin, CRT 5 detik, TD 90/60 mmHg dan
frekuensi nadi 110 x/mnt. Hal ini menunjukkan pasien mengalami risiko syok hipovolemik akibat
kurang volume cairan. Pada kasus di atas perawat sudah melakukan bebat tekan sebagai
tindakan awal untuk mengontrol perdarahan dan memberikan posisi modified Trendelemburg.
Maka tindakan selanjutnya adalah memberikan infus cairan 2 line untuk mengganti volume
cairan yang telah hilang.

35. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak napas akibat luka tusuk
pada dada kiri sejak 30 menit yang lalu. Hasil pengkajian GCS 15, nyeri dada kiri skala 6, wajah
pucat, deviasi trakea ke kanan, tekanan vena jugularis dextra meningkat, pengembangan dada
tidak simetris, perkusi thoraks sinistra hiperresonan, bunyi napas pada dinding dada kiri
menurun, dan suara jantung menjauh. TD 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi
napas 32 x/mnt dan SpO2 90%. Terpasang Oksigen NRM 12 L/mnt. Apakah tindakan
keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan bantuan oksigen bag-valve-mask
b. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik
d. Mencabut benda yang menancap
e. Memasang chest tube
Jawaban B. Melakukan needle dekompresi pada ICS 2
Pembahasan
Data fokus pada kasus di atas adalah sesak napas, luka tusuk pada dada kiri, deviasi trakea ke
kanan, tekanan vena jugularis meningkat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi thoraks
hiperresonan, bunyi nafas dada kiri menurun, suara jantung menjauh dan frekuensi napas 32
x/mnt. Data ini menandakan pasien mengalami tension pneumothoraks yakni adanya
penumpukan udara dalam rongga thoraks. Kondisi ini mengakibatkan pasien mengalami
gangguan breathing (pernapasan). Maka tindakan yang tepat adalah harus mengeluarkan udara
dengan cara melakukan needle dekompresi pada ICS ke 2 garis mid axilaris agar paru-paru
kembali terisi oksigen segara maksimal. Pilihan E kurang tepat karena chest tube / WSD
dilakukan hanya pada kondisi terdapat cairan di dalam rongga pleura atau thoraks. Pilihan D
tidak boleh dilakukan oleh perawat karena benda yang tertancap berfungsi sebagai tampon. Jika
dicabut, berisiko terjadi perdarahan. Pilihan C kurang tepat karena walaupun pasien diberikan
analgetik, masalah pada breathing tidak akan teratasi. Pilihan A kurang tepat karena meskipun
diberikan oksigen dengan konsentrasi tinggi, tidak akan maksimal dan masalah pada breathing
tidak teratasi karena paru-paru tidak mengalami kembang kempis secara maksimal dan bahkan
paru-paru berisiko kolaps akibat adanya tekanan udara dan juga menempati sebagian ruang
pada paru-paru.
36. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang ke poli KIA untuk
konsultasi kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering sesak bila melakukan
aktivitas dan sulit untuk melakukan mobilisasi. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 24x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit. Apakah masalah utama pada kasus?
A. Gangguan mobilisasi
B. Gangguan jalan nafas
C. Gangguan oksigenisasi
D. Gangguan rasa nyaman
E. Kurangnya pengetahuan
Pembahasan
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi sesak nafas yang secara fisiologis dialami pada
ibu hamil trimester III akibat pembesaran rahim yang mendorong diafragma kearah atas sebesar
4 cm, yang dapat menimbulkan penurunan ekspansi paru dalam berinspirasi (pengisian oksigen)
dan berekspirasi (mengeluarkan karbonmonoksida)
Kunci Jawaban: C

37. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2019, dan Observasi tanda-
tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2019
B. 12 Januari 2019
C. 13 Januari 2020
D. 13 Februari 2019
E. 12 Februari 2020
Pembahasan
Menghitung taksiran persalinan dihitung dengan mengetahui data HPHT. Dimana tanggal
tanggal, bulan dan tahun HPHT dihitung menggunakan rumus Negel’s Rule yaitu hari + 7 bulan –
3 dan tahun +1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada data HPHT yaitu tanggal 6 April 2019 dimana tanggal di
tambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1 maka hasil yang diperoleh adalah: 13 Januari
2020.
Kunci Jawaban: C

38. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU 28 centimeter
dan Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi
Nadi: 88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 28 cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 32 minggu. Pilihan jawaban B, C, D dan E tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.
Kunci Jawaban: A

39. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu, datang ke poli KIA untuk
pemeriksaan kehamilan. Hasil pengkajian pada daerah abdomen dengan palpasi leopold
diperoleh pada dareah fundus terdapat bokong, pada sisi kanan perut ibu teraba punggung janin
dan presentasi kepala belum masuk PAP.
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
a. Mencari daerah pungtum maksimum
b. Klarifikasi pada arteri radialis ibu
c. Melakukan pemeriksaan DJJ
d. Pastikan kembali posisi janin
e. Menilai kontraksi rahim

Rasional:
Pemeriksaan leopold dapat dijadikan indikator untuk menilai DJJ janin. Penilaian DJJ janin
dilakukan dengan mengetahui hasil pemeriksaan leopold dua yaitu untuk mengetahui apa yang
ada pada sisi kanan dan sisi kiri perut ibu. Pemeriksa merasakan pada salah satu sisi kiri dan
kanan perut ibu yaitu panjang rata dan tidak terputus-putus. Pilihan jawaban A, B, D, dan E
tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: Pemeriksaan DJJ dilakukan setelah pemeriksaan leopold untuk
mengetahui letak punggung janin dan area punctum maksimum.
Kunci Jawaban: C

40. Seorang perempuan berusia 32 tahun hamil 28 minggu datang ke poli KIA untuk konsultasi
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien telah memiliki anak hidup dua, dan riwayat
mengalami keguguran pada anak ke tiga.
Apakah status obstetri pada pada kasus?
a. G3P2A1
b. G4P2A1
c. G3P2
d. G4P2
e. G5P2A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien sedang hamil anak ke empat,
dengan riwayat anak hidup dua orang dan abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G4P2A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: B

41. Seorang perempuan berusia 22 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu, inpartu berada dikamar
bersalin. Hasil pengkajian diperoleh data pasien gelisah, keluar keringat banyak, dan mengerang
kesakitan. Observasi kontraksi uterus frekuensi 4-5x/menit, intensitas berat, durasi >40 detik
Apakah tindakan selanjutnya pada kasus?
A. Melakukan pemeriksaan dalam
B. Memimpin meneran
C. Pecahkan ketuban
D. Mengatur posisi
E. Mempersiapkan alat-alat persalinan

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien inpartu sedang berada pada kala dua. Bila akan
dipimpin meneran maka harus dipastikan kemajuan persalinan dengan melakukan pemeriksaan
dalam. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien inpartu berada pada kala dua jawaban yaitu pada pilihan B.
Kunci Jawaban: A

42. Seorang perempuan berusia 26 tahun P1A0 berada diruang nifas dengan keluhan rasa nyeri
pada daerah kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data terdapat luka episiotomi, kemerahan,
edema, kebiruan dan sekresi negatif. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi
Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Apakah tindakan utama pada kasus?
A. Vulva hygiene
B. Mobilisasi dini
C. Penkes perawatan luka
D. Berikan nutrisi adekuat
E. Perawatan luka episiotomi

Rasional: Data pada kasus menunjukkan pasien berada pada masa nifas dengan terdapat luka
episiotomy pada area perineum. Luka episiotomi dilakukan guna memudahkan presentasi janin
dapat melalui jalan lahir dan mencegah terjadinya rupture pada perineum. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus yaitu tentang tindakan pada
pasien masa nifas yang dilakukan episiotomi, jawaban yang tepat pada kasus C.
Kunci Jawaban: C

43. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
perdarahan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, tampak muka
pucat, perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan, berwarna merah terang, konsistensi cair,
dan menggunakan dua pembalut penuh. Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 20x/menit Frekuensi Nadi: 88x/menit dan kapilari refil >3 detik.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Kurangnya volume cairan dan elektrolit
B. Gangguan Keseimbangan cairan
C. Gangguan perfusi jaringan
D. Resiko Injuri maternal
E. Resiko Injuri Fetal

Rasional: Kondisi perdarahan pada awal masa kehamilan dapat disebabkan oleh: hasil konsepsi
yang tidak berimplantasi pada tempatnya (KET), hasil konsepsi yang tidak mampu bertahan
hidup diluar Rahim, dan mola hidatidosa. Tanda dan gejala perdarahan yang menimbulkan
kondisi kapilari refil melambat menandakan adan gangguan sirkulasi ke pembuluh darah perifer.
Pilihan A, B, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami perdarahan pada awal masa kehamilan.
Kunci Jawaban: C

44. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
mual dan muntah pada pagi hari. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing,
lemas, muka pucat, kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Observasi tanda-tanda vital
TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit, dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Gangguan rasa nyaman
b. Kekurangan volume cairan
c. Resiko kekurangan volume cairan
d. Resiko syok (hipovolemik)
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang

Rasional: Pada masa kehamilan terjadi adaptasi pada system tubuh sebagai akibat adanya
kehamilan. Kondisi mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan resiko dehidrasi
dengan tanda dan gejala kelopak mata cekung dan turgor kulit melambat. Pilihan A, B, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan pada kasus tentang tindakan pada pasien
yang mengalami resiko dehidrasi sebagai akibat mual dan muntah karena kehamilan.

Kunci Jawaban: C

45. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan pusing dan
penglihatan ganda. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri pada daerah
epigastrium, sesak nafas serta bengkak pada kaki dan tangan. Observasi tanda-tanda vital TD:
160/110mmHg, Frekuensi Nafas: 24x/menit, Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
A. Resiko cidera
B. Resiko Injuri Fetal
C. Resiko Injuri maternal
D. Gangguan perfusi jaringan cerebral
E. Kurangnya volume cairan dan elektrolit

Rasional: Penyakit yang timbul pada masa kehamilan antara lain adalah PEB. PEB akan
menimbulkan spasme pada pembuluh darah arteriola sehingga sirkulasi pada organ vital seperti
ginjal akan terganggu pada fungsi filtrasi. Akibat filtrasi yang terganggu maka protein akan
tereksresi sehingga mengganggu tekanan onkotik dalam sel. Pilihan A, B, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: C

46. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke unit emergenci maternitas dengan keluhan
adanya bercak darah dari kemaluan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien G1P0A0 hamil 16
minggu, mengeluh cemas akan kehamilannya, pusing, dan lemas. Observasi tanda-tanda vital
TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Tirah baring
B. Suport pasangan
C. Kurangi aktivitas
D. Kontrol KIA secara teratur
E. Penkes pada ibu hamil dan pasangan

Rasional: Bercak darah pada masa kehamilan merupakan tanda dan gejala yang dapat
mengancam terhadap janin. Pada kondisi tersebut untuk mempertahankan kehamilan maka
upaya yang dilakukan adalah dengan tirah baring untuk menghindari bercak darah yang semakin
banyak. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada
kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan prioritas masalah keperawatan pada pasien hamil
yang mengalami PEB.
Kunci Jawaban: A

47. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan perdarahan setelah 2 jam
post partum. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh pusing, lemas, muka pucat, tinggi
fundus uteri 1 jari diatas pusat, dan teraba lunak. Observasi tanda-tanda vital TD: 100/70mmHg,
Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Posisi
B. Tirah baring
C. Massage uterus
D. Cek kelengkapan placenta
E. Observasi tanda-tanda vital

Rasional: Perdarahan pada masa post partum dapat terjadi akibat kontraksi uterus yang
menurun sehingga saat dipalpasi rahim teraba lembek. Upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kontraksi uterus adalah dengan melakukan kompresi bimanual eksternal dan
internal serta berkolaborasi pemberikan suntikan syntocynon Pilihan A, B, D dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas tindakan keperawatan pada
perempuan yang mengalami perdarahan pada masa nifas.
Kunci Jawaban: C

48. Seorang perempuan berusia 22 tahun dirawat di ruang nifas dengan keluhan demam setelah
melahirkan anak yang ke tiga. Hasil pengkajian diperoleh data karakteristik lochea rubra,
menggunakan dua pembalut penuh, konsistensi cair dan berbau busuk. Observasi tanda-tanda
vital TD: 110/70mmHg, Suhu 390C, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit.
Apakah masalah utama pada kasus?
a. Hipertermia
b. Resiko cidera
c. Resiko infeksi
d. Kekurangan volume cairan
e. Ketidakefektifan termoregulasi

Rasional: Infeksi post partum terjadi pada 2x24jam dengan tanda dan gejala peningkatan suhu
tubuh dan karakteristik lochea berbau busuk. Pilihan B, C, D dan E kurang tepat karena tidak
sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.

Kunci Jawaban: A

49. Seorang perempuan berusia 45 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan seksual dengan pasangan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien sering
mengalami keputihan, gatal, warna kehijauan, konsistensi kental dan berbau.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear

Rasional: Ciri khas dari ca cervik adalah perdarahan pasca berhubungan yang terjadi pada usia
dengan rata-rata >35 tahun. Faktor penyebab Ca. Cervik terjadi karena sering berganti-ganti
pasangan, infeksi organ reproduksi dan transmisi dari virus HPV. Pemeriksaan penunjang
penting dilakukan untuk memastikan terjadinya Ca. Cervik. Pilihan A, B, C dan E kurang tepat
karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada prioritas masalah keperawatan pada
perempuan yang mengalami infeksi pada masa nifas.
Kunci Jawaban: D
50. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang ke poli KIA dengan keluhan keputihan, gatal dan
berbau. Hasil pengkajian diperoleh data pada daerah genital pasien tampak kemerahan dan
lecet. Observasi tanda-tanda vital Tekanan Darah 110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, dan
Frekuensi nafas 20x/menit.
Apakah pemeriksaan penunjang pada kasus?
A. Usapan vagina
B. Colposkopi
C. USG transvaginal
D. Biopsi
E. Pap smear

Rasional: Infeksi organ reproduksi terjadi karena faktor kebersihan yang buruk pada daerah
genital. Pemeriksaan penunjang usapan vagina dilakukan untuk mengetahui jenis
mikroorganisme. Jenis mikroorganisme dapat diketahui dengan melakukan kultur untuk
mengetahui jenis kuman yang dapat berupa bakteri, jamur, amuba dan protozoa, sehingga tepat
pemberian antibiotika. Pilihan B, C D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada pemeriksaan penunjang pada
perempuan yang mengalami infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: A

51. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan nyeri saat haid. Hasil
pengkajian diperoleh data nyeri yang dirasakan pada daerah syimpisis. Nyeri seperti tertusuk
benda tajam hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah intervensi utama pada kasus?
A. Kompres hangat
B. Posisi
C. Massage pada daerah simphisis
D. Exercise
E. Diit

Rasional: Nyeri hebat saat haid disebut dengan istilah dysmenore. Kondisi ini disebabkan karena
meningkatnya hormone prostaglandin yang dapat menimbulkan vasokontriksi pada otot-otot
myometrium uterus. Intervensi yang tepat adalah dengan melaukan distraksi dengan pemberian
kompres hangat pada daerah simphisis pubis agar terjadi vasodilatasi. Pilihan B, C D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.

Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah intervensi keperawatan pada perempuan
yang mengalami nyeri hebat saat haid.
Kunci Jawaban: A

52. Seorang bayi laki-laki baru lahir menangis kuat, gerakan aktif, badan merah, extremitas pucat,
nadi lebih dari 100 per menit dengan BB: 3500 gram, dan PB: 50 cm,
Berapakah nilai APGAR bayi tersebut?
A. 10
B. 9
C. 8
D. 7
E. 6

Rasional: Penilaian APGAR score dilakukan untuk menilai kondisi janin apakah dalam kondisi
bayi normal Nilai APGAR 7-10; Nilai APGAR 4-6: Asfiksia ringan; Nilai APGAR 0-3 : Asfiksia berat.
APGAR score dinilai pada masing-masing komponen dengan nilai 2 bila pada kondisi normal,
nilai 1 dan 0 pada dan bila ada kondisi abnormal b masing-masing Pilihan A, C, D dan E kurang
tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada penilaian APGARA score pada bayi
segera setelah lahir.
Kunci Jawaban: B

53. Seorang perempuan berusia 25 tahun inpartu berada di kamar bersalin dan telah melahirkan
bayi laki-laki, dengan kondisi menangis spontan dan dilakukan pembersihan pada daerah mulut
dan hidung.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Klem tali pusat dengan jarak 3-5 cm dari insersi bayi
B. Klem tali pusat dengan klem ke 2 dengan jarak 0,5-1 cm
C. Letakkan kassa di daerah tali pusat yang akan digunting
D. Desinfektan daerah yang mau digunting
E. Gunting tali pusat dengan hati-hati

Rasional: Persalinan terdiri dari empat kala, yaitu: kala 1: pembukaan, kala 2: pengeluaran, kala
3: pengeluaran placenta dan kala 4: observasi adanya kondisi perdarahan. Pada kala 2 setelah
dilakukan pembersihan jalan nafas bayi maka tindakan selanjutnya adalah pemotongan tali
pusat. Pemotongan tali pusat dari pangkal umbilicus 5 cm dilakukan klem tali pusat pertama dan
selanjutnya dipasang klem kedua dengan jarak 2-3cm dari klem pertama. Pilihan B, C, D dan E
kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus.
Strategi mengerjakan soal: fokus pertanyaan adalah pada tahapan prosedur setelah dilakukan
pembersihan jalan nafas yaitu pemotongan tali pusat dengan memperhatikan jarak tertentu.
Kunci Jawaban: A

54. Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data pasien memiliki anak pertama laki-laki berusia 24 tahun, anak
kedua perempuan berusia 20 tahun, anak ketiga perempuan berusia 15 tahun dan riwayat anak
ke tiga keguguran pada kehamilan usia 16 minggu.
Apakah status obstetri pada kasus diatas?
a. G3P2A1
b. G5P3A1
c. G3P2A0
d. G4P2A0
e. G4P1A1

Rasional: Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan
anak hidup tiga orang dan pengalaman abortus satu kali maka status obstetri pada pasien
adalah G5P3A1. Pilihan A, C, D dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang
ditemukan pada kasus saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan B.

Kunci Jawaban: B

55. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tinggi fundus pasien 35cm, PUKA, presentasi kepala
belum masuk pintu atas panggul.
Berapakah usia kehamilan pasien pada kasus diatas?
A. 21 Minggu
B. 24 Minggu
C. 28 Minggu
D. 32 Minggu
E. 40 Minggu

Rasional: Hasil pemeriksaan fisik pada abdomen ditemukan TFU 35cm dengan pengukuran
menggunakan meteran dari syimphisis ke fundus uteri pada leopold 1. Rumus Mc.Donald TFU
dalam cm x 8 : 7 maka diperoleh hasil: 40 minggu. Pilihan jawaban A, B, C dan D tidak tepat.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada hasil pengukuran dengan menggunakan alat meteran
pada tinggi fundus uteri pada leopold 1, selanjutnya hasil yang diperoleh dihitung dengan
menggunakan rumus Mc. Donald.

Kunci Jawaban: E

56. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli klinik KIA untuk memeriksakan kehamilan.
Hasil anamnesa diperoleh data HPHT pasien 15 Agustus 2019. Observasi tanda-tanda vital TD:
110/70mmHg, Frekuensi Nadi 88x/menit, Frekuensi Nafas 20x/menit dan Suhu 37C.
Kapankah taksiran persalinan pasien pada kasus diatas?
a. 22-06-2020
b. 22-07-2020
c. 22-05-2020
d. 21-05-2020
e. 21-06-2020

Rasional: Perhitungan taksiran persalinan dihitung dari HPHT pasien dan dengan menggunakan
rumus Nagle dengan hari + 7 bulan -3 dan tahun + 1. Pilihan jawaban A, B, D dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada HPHT pasien dan gunakan rumus Nagle

Kunci Jawaban: C

57. Seorang perempuan, usia 25 tahun, datang ke unit gawat darurat, dengan keluhan perdarahan
pada awal masa kehamilan. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data: pasien mengeluh pusing dan
lemas, muka pucat, conjunctiva anemis, kapilari refil >3 detik. Pasien juga G1P0A0, TD:
90/60mmHg, Nadi: 125x/mnt, Suhu 37,5⁰C, Pernafasan 22x/mnt.
Apa prioritas masalah keperawatan pada kasus diatas?
A. Resiko injuri fetal
B. Resiko injuri maternal
C. Resiko tinggi gawat janin
D. Gangguan perfusi jaringan
E. Deficit volume cairan dan elektrolit

Rasional: Perdarahan pada masa kehamilan dapat terjadi pada awal dan lanjut. Perdarahan
yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya hasil konsepsi yang tidak
mampu bertahan saat nidasi, hasil konsepsi bernidasi tidak pada tempatnya dan lain-lain. Kasus
menggambarkan data-data perdarahan dan kapilari refil melambat. Masalah keperawatan
prioritas yang tepat adalah gangguan perfusi jaringan. Pilihan jawaban A, B, C dan E tidak tepat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan dan data-data
pendukung perdarahan.

Kunci Jawaban: D

58. Seorang perempuan, usia 45 tahun, datang poli klinik KIA, dengan keluhan perdarahan setelah
melakukan hubungan dengan pasangannya. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data keputihan,
gatal, berbau dan berwarna kehijauan.
Apa pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada kasus diatas?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi

Rasional: Ciri khas dari pasien Ca. Cervik adalah perdarahan setelah berhubungan dengan
pasanganData-data pada kasus menunjukkan kondisi infeksi pada organ reproduksi dan
memerlukan pemeriksaan penunjang yaitu usapan pada vaginal. Ciri berikutnya bau yang khas
dari sekresi yang dikeluarkan dari organ reproduksi.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan keluhan perdarahan pasca berhubungan
dan data-data klinis pada pasien dengan Ca. Cervik.
Kunci Jawaban: B

59. Seorang perempuan, usia 21tahun, status menikah, datang ke poli KIA untuk menunda
kehamilannya. Hasil wawancara diperoleh informasi haid teratur, siklus 28 hari dan lama haid
rata-rata lima hari .
Apakah Alat kontrasepsi yang dianjurkan pada kasus?

a. KB Pil
b. KB IUD
c. KB Alami
d. KB Suntik
e. KB Implan/ susuk
Rasional: Alat kontrasepsi terbagi ada yang hormonal dan non hormonal. Kontrasepsi hormonal
terdiri dari PIL, Suntik, dan AKBK. Kontrasepsi non hormonal terdiri dari Spiral, kondom dan
alamiah. Alat kontrasepsi alamiah dapat dipilih bila pasien haid teratur, siklus 28 hari dan lama
haid rata-rata lima hari .
Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan karakteristik pasien yang akan
merencanakan menggunakan alat kontrasepsi

Kunci Jawaban: C

60. Seorang perempuan, usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan mual dan muntah
setiap diberikan asupan nutrisi. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data pasien G1P0A0, berat
badan menurun, kelopak mata cekung dan mukosa bibir kering.
Apakah tindakan yang harus dilakukan pada kasus?
A. Istirahatkan pasien
B. Terminasi kehamilan
C. Batasi intake peroral
D. Kolaborasi antiemetik
E. Kolaborasi parenteral nutrisi

Rasional: Tanda dan gejala mual dan muntah proyektil setiap diberikan asupan makanan peroral
sering dialami pada perempuan yang mengalami Hyperemisis Gravidarum. Tindakan yang tepat
pada kasus untuk mencegah aspirasi adalah dengan pasien dipuasakan dan mengganti asupan
nutrisi melalui parentral nutrisi

Strategi mengerjakan soal: fokus pada kasus dengan tanda dan gejala pasien yang mengalami
kondisi mual dan muntah proyektil

Kunci Jawaban: E

61. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan payudara bengkak
dan bayi rewel. Hasil wawancara diperoleh data pasien paska melahirkan anak pertama, kedua
payudara teraba keras dan kondisi puting menonjol.
Apakah tindakan keperawatan yang harus dilakukan pada kasus tersebut?
a. Lakukan pijat oksitosin
b. Stimulasi produksi asi
c. Kompres hangat kedua payudara
d. Ajarkan teknik menyusu yang benar
e. Berikan penkes mengatasi payudara bengkak

Rasional: Peningkatan produksi ASI terjadi pada hari kedua pasca persalinan, yang dibentuk oleh
hormone prolactin dan oxytocin. Hormon prolactin berfungsi untuk meningkatkan produksi ASI
dan hormone oksitocin untuk memancarkan ASI yang juga memberikan dampak terhadap
kontraksi uterus. Produksi ASI yang meningkat harus diimbagi oleh pengetahuan ibu agar tidak
terjadi bengkak pada payudara yang dapat menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi untuk mengatasi payudara bengkak pada ibu
akibat peningkatan produksi ASI.

Kunci Jawaban: C

62. Seorang perempuan usia 22 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan belum memiliki
keturunan setelah lima tahun menikah. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir suami menikah lagi, melakukan intercouse teratur dan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Berikan konseling untuk mengatasi rasa cemas
B. Berikan pendidikan kesehatan pada kedua pasangan
C. Berikan konseling untuk rencana memiliki keturunan
D. Informasikan sexual tekhnik untuk mengatasi masalah
E. Infomasikan sexual timing yang tepat untuk memiliki keturunan

Rasional: Infertil dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan yang dapat disebabkan oleh
beberapa faktor dengan batas waktu 1 tahun dengan melakukan hubungan sexual secara
teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertil terbagi dua ada primer dimana ibu belum
diberikan keturunan dan sekunder ibu pernah mengalami proses kehamilan, persalinan dan
nifas namun tidak bisa memiliki keturunan yang selanjutnya.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada data pasien yang merencanakan ingin memiliki
keturunan

Kunci Jawaban: C

63. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil wawancara diperoleh data pasien tampak cemas
khawatir mengganggu interaksi dengan pasangan.
Apakah pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada kasus ?
A. Biopsi
B. Pap Smear
C. Usapan vagina
D. USG transvaginal
E. Patologi Anatomi

Rasional: Infeksi organ reproduksi dapat terjadi akibat transmisi dari hubungan seksual atau
akibat personal hygiene yang buruk. Tanda dan gejala dari infeksi organ reproduksi adalah
keputihan yang disertai oleh rasa gatal dan berbau. Pengobatan antibiotik yang tepat adalah
dengan melakukan pengambilan specimen selanjutnya di kultur agar jenis mikrorganisme dapat
diketahui.
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pemeriksaan penunjang pada pasien yang mengalami
infeksi pada organ reproduksi.
Kunci Jawaban: C

64. Seorang perempuan usia 18 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan nyeri saat
menstruasi, yang berlangsung sampai dengan beberapa hari. Hasil wawancara klien mengatakan
rasa sakit yang dirasakan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah tindakan yang paling tepat untuk mengatasi kasus tersebut?
A. Akupresure
B. Rendam duduk
C. Kompres hangat
D. Tarik nafas dalam
E. Masase pada daerah simphisis

Rasional: Dysmenore dapat terjadi pada perempuan yang mengalami peningkatan kadar
hormon prostatglandin. Akibat yang ditimbulkan dari kadar prostatglandin yang meningkat
adalah terjadinya vosokontriksi pada otot-otot myometrium dari Rahim. Intervensi yang tepat
adalah dengan memberikan kompres hangat agar terjadi vasodilatasi.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi mandiri keperawatan pada pasien dengan
dymenore.

Kunci Jawaban: C

65. Seorang perempuan usia 42 tahun, datang ke poli klinik KIA dengan keluhan keputihan yang
disertai oleh rasa gatal dan berbau. Hasil pemeriksaan fisik pada daerah kemaluan diperoleh
data kemerahan, edema dan lesi.
Apakah prioritas masalah keperawatan pada kasus ?
A. Membatasi hubungan seksual hanya dengan satu orang pasangan
B. Menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual
C. Tidak melakukan hubungan seksual apabila terdapat lesi
D. Melakukan rendam duduk
E. Melakukan vulva hgiene

Rasional: Pada kasus infeksi organ reproduksi untuk mencegah transmisi dan perluasan infeksi
pada pasangan maka saat melakukan hubungan sexual dianjurkan untuk menggunakan
pelindung yaitu kondom.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas masalah keperawatan pada kasus pencegahan
perluasan dan transmisi infeksi organ reproduksi pada pasangan saat melakukan hubungan
sexual.

Kunci Jawaban: B
66. Seorang perempuan usia 28 tahun, datang ke unit gawat darurat maternitas dengan keluhan
kontraksi uterus yang semakin sering dan disertai oleh darah dan lendir. Hasil pemeriksaan fisik
klien kala I fase aktif, tampak vulva membuka, perineum menonjol dan anus menggembung
membentuk huruf D.
Apakah tindakan prioritas pada kasus tersebut ?

A. Pimpin meneran
B. Menjaga privacy
C. Pemeriksaan dalam
D. Suport ibu untuk mengelola nyeri
E. Posisi yang aman untuk melahirkan

Rasional: Tanda-tanda inpartu pada pasien dapat diketahui dari observasi klinis dimana pasien
mengerang kesakitan, pengeluaran keringat yang banyak dan pengeluaran darah yang semakin
banyak. Observasi kontraksi uterus dengan frekuensi semakin sering, intensitas semakin kuat
dan durasi yang semakin lama. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk memastikan kemajuan
persalinan yaitu: portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban utuh dan presentasi janin
ada di hodge empat.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada prioritas intervensi mandiri keperawatan pada pasien
dengan inpartu.
Kunci Jawaban: C

67. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang ke poli ginekologi untuk berkonsultasi. Hasil
pemeriksaan fisik teraba masa pada daerah ovarium dextra dan segera untuk dilakukan operasi.
Pasien dan keluarga bingung dan takut jika kista akan menyebabkan tidak mempunyai
keturunan. Perawat memberikan penjelasan tentang kondisi, prognosis dan tindakan yang akan
dilakukan, serta keputusan diserahkan kepada pasien.
Apakah prinsip etik yang dilakukan perawat pada kasus?
A. Justice
B. Fidelity
C. Autonomy
D. Non maleficience
E. Veracity

Rasional: Prinsip etik dan legal merupakan hal penting yang harus diketahui oleh perawat. Jenis-
jenis dari prinsip etik dapat digunakan oleh perawat dalam pemberian Asuhan Keperawatan.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada aspek etik yang digunakan oleh perawat dalam
pemberian Asuhan Keperawatan.

Kunci Jawaban: C

68. Seorang perempuan berusia 34 tahun P2A0 datang ke poli KIA untuk konsultasi alat kontrasepsi.
Hasil pengkajian pasien menggunakan alat kontrasepsi hormone, haid tidak teratur dan pusing.
Observasi TD: 130/90 mmHg, Frekuensi Nadi: 80 kali/menit dan Frekuensi Nafas 20x/menit.
Apakah alat kontrasepsi yang tepat pada kasus ?
A. IUD/AKDR
B. Tubektomi
C. Vasektomi
D. Alamiah
E. MOW/MOP
Rasional: Jenis alat-alat kontrasepsi dapat menjadi pilihan pada pasangan yang akan
merencanakan untuk ber KB. Dalam menetapkan jenis alat kontrasepsi yang akan dipergunakan
perlu ada ada diskusi dengan pasangan serta penjelasan dari perawat sebagai konselor KB
Strategi mengerjakan soal: fokus pada jenis-jenin alat kontrasepsi yang dapat menjadi pilihan
dan tidak menimbulkan kontraindikasi.
Kunci jawaban: A

69. Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil 20 minggu datang ke poliklinik KIA untuk
memeriksakan kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien dengan riwayat persalinan
lahir normal anak laki-laki tahun 2005, lahir prematur anak kembar perempuan tahun 2010, dan
mengalami abortus 2 kali.
Apakah status paritas pada kasus?
A. G4P2A2
B. G4P1A2
C. G5P3A2
D. G5P2A2
E. G5P4A2

Status paritas pada kasus menunjukkan bahwa pasien hamil anak ke lima, dengan anak hidup
dua orang dan pengalaman abortus dua kali maka status obstetri pada pasien adalah G5P3A1.
Pilihan A, B, C dan E kurang tepat karena tidak sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus
saat anamnesa
Strategi mengerjakan soal: fokus pada pertanyaan di kasus tersebut yaitu tentang status
obstetrik atau paritas, sehingga seharusnya jawaban yaitu pada pilihan D.
Kunci Jawaban : D

70. Seorang perempuan berusia 30 tahun G3P1A1 hamil 30 minggu datang ke poli KIA dengan
keluhan kaki bengkak. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data tampak edema pada kedua kaki.
Observasi TD 120/70 mmHg, Frekuensi Napas 21x/menit, Frekuansi Nadi 85 x/menit, dan DJJ
135 x/menit.
Apakah Intervensi keperawatan utama pada kasus?

A. Sering ganti posisi


B. Tinggikan kaki saat tidur
C. Jangan terlalu lama duduk
D. Jangan terlalu lama berdiri
E. Mengurangi aktivitas sehari-hari

Rasional: Edema pada tungkai kaki terjadi karena pembesaran rahim menekan vena iliaka
anterior yang menyebabkan akumulasi cairan pada daerah kaki. Kondisi ini merupakan adaptasi
system tubuh karena adanya kehamilan sepanjang tidak disertai dengan peningkatan darah dan
tidak adanya protein di dalam urin.

Strategi mengerjakan soal: fokus pada intervensi keperawatan utama pada pasien dengan
edema pada tungkai kaki

Kunci Jawaban B

71. Seorang laki-laki usia 52 tahun mengalami fraktur akibat terjatuh dari pohon kelapa. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri skala 7 (1-10) dan menyeringai menahan sakit. Kondisi
luka saat ini: deformitas pada femur sinistra dan hematom dengan diameter + 6 cm. Hasil
pemeriksaan radiologi: fraktur komplit pada 1/3 distal os femur sinistra. Tindakan yang akan
dilakukan yaitu operasi elektif: ORIF. Saat ini, perawat melakukan pembalutan area fraktur
dengan bidai.
Apa tujuan pembidaian pada kasus?
A. Mempersiapkan operasi ORIF
B. Melakukan fiksasi pada area fraktur
C. Memudahkan transportasi ke ruangan
D. Mengurangi rasa sakit pada area fraktur
E. Mengurangi pendarahan pada area fraktur
Jawaban: B
Pembahasan:
Pembidaian adalah tindakan memfixasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami
cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai
fixator/imobilisator.

72. Seorang laki-laki usia 24 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas satu jam yang lalu. Pasien
dibawa ke IGD. Pasien sakit berat, kesadaran CM, GCS: 15, terdapat fraktur terbuka pada tibia
dextra dengan pendarahan mengucur hebat sekitar 700cc, dan ekstremitas teraba dingin. TD:
90/60 mmHg, frekuensi nadi: 134x/menit, teraba lemah, frekuensi pernafasan 32x/menit.
Apa data utama yang harus dikaji pada kasus?
A. Pain
B. Pallor
C. Parestesia
D. Paralysys
E. Pulselessness
Jawaban : E
Pembahasan:
Pain (nyeri)
Parestesia, yaitu gangguan pada saraf sensorik
Paralisis, yaitu gangguan motorik yang ditemukan setelah beberapa waktu
Pallor, yaitu pucat pada kulit akibat berkurangnya suplai darah
Pulselessness, yaitu kehilangan denyut arteri

73. Seorang perempuan usia 63 tahun dirawat di RS dengan diagnosis medis osteoarthritis dengan
penyakit penyerta gagal jantung kiri. Pasien mengatakan mual, tidak muntah, mengeluh nyeri
skala 3 (1-10) dan kaku pada kedua lutut. TD: 140/90 mmHg, frekuensi nadi: 78x/menit,
frekuensi pernafasan: 19x/menit, IMT: 28,5 kg/m2 (obesitas). Saat ini kondisi pasien stabil dan
sedang dipersiapkan untuk pulang.
Apa pendidikan kesehatan yang penting diberikan?
A. Menurunkan berat badan
B. Melakukan latihan fisik sendi
C. Menggunakan bebat pada lutut
D. Melakukan relaksasi nafas dalam
E. Mengonsumsi diet tinggi kalsium
Jawaban:A
Pembahasan:
Osteoarthritis adalah suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku,
danbengkak.
Indeks massa tubuh adalah cara yang baik untuk menilai apakah berat badan Anda sehat atau
tidak,
Klasfikasi IMT
Di bawah 18,5 = Berat badan kurang
18,5 – 22,9 = Berat badan normal
23 – 29,9 = Berat badan berlebih (kecenderungan obesitas)
30 ke atas = obesitas
Jika dikaitakan dengan kasus yang dialami pasien perempuan makan Pendidikan kesehatan yang
paling tepat diberikan sebelum pasien pulang adalah menurunkan berat badan (Diet)
dikarenakan berat badan pasien di klasifikasikan ke dalam berat badan berlebih sehingga dapat
mempengaruhi atau meperparah kondisi yang dialami.

74. Seorang perempuan usia 72 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis
osteoporosis. Pasien mengatakan nyeri punggung sejak dua minggu yang lalu, tidak mampu
beraktivitas, dan hanya berbaring di kamar. Pasien mengatakan sebelumnya bekerja sebagai
penjual ikan di pasar, riwayat menggunakan pil kontrasepsi sejak 30 tahun yang lalu, saat ini
sudah menopause, dan hanya bisa makan ½ porsi sejak lima tahun yang lalu. TD: 140/80 mmHg,
frekuensi nadi: 85x/menit, frekuensi pernafasan: 23x/menit. Hasil pengukuran IMT 27kg/m2
(obesitas).
Apa faktor risiko osteoporosis pada kasus?
A. Kurang nutrisi
B. Penurunan aktivitas
C. Barat badan berlebih
D. Perempuan menopause
E. Riwayat menggunakan pil KB
Jawaban: D
Pembahasan:
salah satu factor yang berisiko terkena osteoporosis adalah perempuan dengan menopause
Osteoporosis pascamenopause terjadi karena berkurangnya hormon estrogen yang bertugas
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang. Gejalanya bisa timbul pada usia
51-75 tahun, meskipun tidak semua perempuan memiliki risiko yang sama untuk terkena
penyakit ini.

75. Seorang laki-laki usia 24 tahun dirawat di bangsal rawat inap dengan diagnosis medis kanker
tulang. Pasien mengeluh lemas, nyeri skala 3 (1-10) dengan bantuan terapi morphin drip, dan
cemas karena tidak tau tentang kondisi sakitnya. Pasien mengatakan sulit tidur dan berkali-kali
menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas kesehatan. Saat ini pasien melakukan
aktivitas perawatan diri dengan bantuan penuh dari perawat dan keluarga. Pasien sementara
harus tirah baring untuk mencegah cidera akibat trauma patologis.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Kecemasan
B. Nyeri kronik
C. Gangguan tidur
D. Risiko cidera: jatuh
E. Gangguan mobilitas fisik
Jawaban: A
Pembahasan:
Dari scenario kasus diatas dapat masalah keperawatan yang dapat diangkat adalah kecemasan
yang di dukung dengan data penunjang seperti pasien cemas karena tidak tau tentang kondisi
sakitnya, sulit tidur dan berkali-kali menanyakan kondisinya pada keluarga dan petugas
kesehatan.
Kecemasan dapat didefenisikan sebagai (perasaan gelisash yang tidak mjelas dari
ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom, perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan perringatan adanya ancaman
yang akan datang dan memungkinksn individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui
suatu tindakan).

76. Seorang laki-laki berusia 47 tahun dirawat di unit rawat inap dengan keluhan pembengkakan
pada tulang tungkai bawah, keluhan disertai keterbatasan pergerakan sendi. Pada pemeriksaan
fisik teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit, adanya pelebaran vena, ekpresi wajah
meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, dan penurunan berat badan. Keadaan umum sakit
sedang, pada pemeriksaan tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit,
frekuensi napas 28 x/menit dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto rontgen diperoleh gambaran
fibrosarkoma
Apa masalah keperawatan utama pada kasus?
A. Berduka
B. Insomnia
C. Nyeri kronis
D. Kurang nutrisi
E. Intoleransi aktifitas
Jawaban: C
Pembahasan:
Dari data di atas masalah keperawatan yang dapat timbul adalah Nyeri kronik yang disebabkan
oleh Fibrosarcoma (salah satu jenis tumor ganas (kanker) yang dapat berasal dari sel di dalam
jaringan lunak (otot, lemak, tendon/sambungan otot dengan tulang, saraf, pembuluh darah,
persendian) dan tulang). serta data penunjang untuk menegakan diagnose Nyeri Kronik
diantaranya: ekpresi wajah meringis, lingkaran hitam pada kelopak mata, pada pemeriksaan
tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 28 x/menit
dan suhu 37ºC. Pada pemeriksaan foto rontgen diperoleh gambaran fibrosarcoma.

77. Seorang laki-laki berusia 34 tahun dirawat dengan Osteosarkoma klasik (stadium IIB), pasien
mengeluh nyeri pada femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas
bawah, tidak bisa tidur pada malam hari karena nyeri. Pasien mengatakan takut kehilangan
anggota gerak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada femur kanan,
kemerahan, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan umum sakit sedang, TD: 135/80
mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas: 24x/menit dan suhu: 37ºC.
Apa prioritas intervensi pada kasus?
A. Mengurangi cemas
B. Memenuhi kebutuhan tidur
C. Kolaborasi pemberian analgetik
D. Kolaborasi tindakan pembedahan
E. Mengembangkan hubungan teraputik
Jawaban: C
Pembahasan:
Data yang didapatkan dari scenario diatas yakni pasien menderita Osteosarkoma klasik (stadium
IIB), dengan data subjektif dan objektif yang didapatkan adalah pasien mengeluh nyeri pada
femur kanan, dengan skala 8 (1-10), menyebar ke seluruh ektremitas bawah, tidak bisa tidur
pada malam hari karena nyeri, nyeri tekan, dan keterbatasan aktivitas. Keadaan umum sakit
sedang, TD: 135/80 mmHg, frekuensi nadi: 120 x/menit, frekuensi napas: 24x/menit dan suhu:
37ºC. Maka prioritas intervensi yang diberikan adalah kolaborasi pemberian analgeti, simana
analgetik atau analgesik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan
memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.

78. Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke IGD. Pasien mengeluh rasa sakit pada dada
sebelah kiri selama 10 menit yang tidak hilang dengan istirahat, riwayat hipertensi selama 4
tahun, TD 130/90mmHg. Hasil kolaborasi dengan dokter, pasien dianjurkan untuk dilakukan
perekaman EKG, gambaran EKG didapatkan ST elevasi, dan frekuensi denyut jantung jarak R ke R
14 kotak kecil pada lead II pada lembaran EKG.
Berapa frekuensi denyut jantung (HR)?
A. HR 100 x/menit
B. HR 101 x/menit
C. HR 103 x/menit
D. HR 105x/menit
E. HR 107 x/menit
Jawaban : E
Pembahasan:
300/ jumlah kotak besar dari R-R
1500/kotak kecil dari R-R
Jarak R ke R 14 kotak kecil maka digunakan rumus 1500/14=107

79. Seorang laki-laki usia 47 tahun, dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis MCI.
Pasien merasa sakit pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 – 10),
tidak dapat tidur, gelisah, badan lemah dan ADL dibantu oleh keluarga dan perawat. TD: 100/60
mmHg, frekuensi nadi: 68x/menit dan frekuensi nafas: 24x/menit dan hasil thoraks foto:
kardiomegali dan bendungan paru.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas?
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktifitas
C. Gangguan pola tidur
D. Pola nafas tidak efektif
E. Penurunan curah jantung
Jawaban : A Nyeri Akut
Pembahasan:
Berdasarakan data yang didapatkan dari scenario diatas maka masalah keperawatan utama yang
dapat diangkat adalah Nyeri akut ditunjang dengan data-data diantaranya pasien merasa sakit
pada dada kiri seperti tertekan benda berat, dengan skala 7 (skala 0 – 10), tidak dapat tidur,
gelisah.

80. Seorang perempuan, usia 40 tahun di bawa ke IGD karena nyeri dada seperti tertindih beban
berat yang dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas dan tidak hilang saat beristirahat. TD:
140/80 mmHg, frekuensi nadi: 103x/menit, Suhu 36°C, frekuensi nafas 28 x/ menit.
Apakah rencana tindakan keperawatan yang utama ?
A. Menganjurkan tirah baring
B. Menganjurkan nafas dalam
C. Kolaborasi perekaman EKG
D. Kolaborasi pemberian oksigen
E. Kolaborasi pemberian analgetik
Jawaban : D
Pembahasan:
Dari scenario diatas tindakan keperawatan utama untuk mengatasi maslah yang dialami pasien
yakni kolaborasi pemberian oksigen dimana dikarnakan pasien mengeluhkan nyeri dada seperti
tertindih, dan frekuensi nafas 28 x/ menit.

81. Seorang perempuan, usia 43 tahun di bawa ke IGD. Pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri,
nyeri dirasakan semakin lama semakin berat seperti tertekan dan pasien mengeluh sesak nafas
serta badan terasa lemas. TD :130/90 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi nafas
25x/menit, suhu 36,5ºC. Gambaran EKG ST elevasi. Hasil kolaborasi dengan dokter, dianjurkan
untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Apa nama pemeriksaan laboratorium yang tepat?
A. CK
B. CRP
C. SGOT
D. CK-MB
E. Troponin
Jawaban: E
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium yang tepat pada pasien ST-Elevasi yakni Troponin merupakan
molekul protein yang dilepaskan ke aliran darah ketika otot jantung rusak karena serangan
jantung atau penyakit jantung serius. Pemeriksaan troponin seringkali dilakukan untuk
mendiagnosis serangan jantung atau kondisi lain yang dapat menyebabkan kerusakan jantung.

82. Seorang laki-laki berumur 62 tahun dibawa ke IGD karena nyeri di dada kiri seperti tertindih
beban berat dengan skala 7-8 (0-10), dirasakan setiap melakukan aktivitas, menjalar sampai ke
bahu kiri, sering dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Dilakukan pemeriksaan TD 150/90,
frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi nafas 22x/menit.
Apakah pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut ?
A. Time
B. Region
C. Quality
D. Severity
E. Provokatif
Jawaban: E
Pembahasan:
pengkajian nyeri yang perlu dilakukan untuk melengkapi data tersebut adalah Provokatif karena
dalam skenarion Time (setiap melakukan aktivitas), Regio (dada kiri), Quality (tertindih beban
berat), Severity (7-8).

83. Seorang laki-laki berusia 59 tahun masuk ICU jam 23.00 dengan diagnose medis Gagal Jantung.
TD 100/70mmHg, denyut nadi 62x/mnt, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 362ºC, edema pada
kedua tungkai dengan pitting edema +2. Pasien mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500cc, dalam
24 jam, pasien muntah sebanyak 100cc, minum 400cc dan urine sampai dengan pkl 07.00 500
cc, TB : 150cm, BB: 60 kg.
Berapa balance cairan pasien ?
A. + 100 cc
B. - 100 cc
C. + 300 cc
D. - 300 cc
E. + 800 cc
Jawaban : B
Pembahasan:
Inteake / cairan masuk = Output / cairan keluar + IWL (Insensible Water Loss)
IWL= 15XBB/24 Jam
Inteake: RL 500 cc, D5% 500cc, minum 400cc
Outpute : Muntah sebanyak 100cc, urine 500 cc.
Intake = Output
500cc + 500cc + 400 cc = 100 cc + 500 cc
1400 cc = 1500 cc
= -100 cc

84. Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis Gagal
Jantung. Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada waktu istirahat namun saat melakukan
aktifitas ringan seperti turun dari tempat tidur ke kamar mandi mudah kelelahan, terasa jantung
berdebar (palpitasi) yang disertai sesak nafas. TD 100/70 mmHg. Denyut nadi 64x/menit,
frekuensi napas 25 x/menit.
Apa klasifikasi gagal jantung menurut NYHA berdasarkan tanda gejala yang ditemukan pada
kasus diatas ?
A. I
B. II
C. III
D. IV
E. V
Jawaban : C
Pembahasan:
Berdasarkan kasus diatas maka pasen tersebut di klasifikasikan NIHA class III

85. Seorang laki-laki usia 50 tahun masuk ke ICCU dengan CHF. Hasil Pemeriksaan AGD, pH: 7,52,
PCO2: 33,9, PO2: 102, HCO3 : 22,8, Sat O2 : 93%.
Apa interpretasi hasil pemeriksaan analisa gas darah (AGD) ?
A. Alkalosis Metabolik Murni
B. Alkalosis Respiratorik Murni
C. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Penuh
D. Alkalosis Metabolik Terkompensasi Sebagian
E. Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian
Jawaban : B
Pembahasan:
Interpretasi Hasil AGD
pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami asidosis atau alkalosis. Nilai
normalpH berkisar antara 7,35 sampai 7,45.
PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah menggambarkan hipoksemia dan
pasien tidak bernafas dengan adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya
pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-100 mmHg
PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat metabolisme normal, PCO2
dipengaruhi sepenuhnya oleh ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi dan
begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme, PCO2 dapat menjadi abnormal
sebagai kompensasi keadaan metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan metabolisme, seperti ketoasidosis. Nilai
yang rendah menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula sebaliknya. HCO3- juga dapat
menjadi abnormal ketika ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH kembali dalam
rentang yang normal. Kadar HCO3- normal berada dalam rentang 22-26 mmol/l
Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa kuat yang harus ditambahkan dalam
mmol/l untuk membuat darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg dengan Hb 5,5
g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya,
BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2
mmol/l
Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk mengikat oksigen. Nilai normalnya
adalah 95-98 %.
Dari kasus diatas didapatkan pH: 7,52 (meningkat) PCO2: 33,9 (Normal), PO2: 102 (Meningkat0,
HCO3 : 22,8, (Normal) Sat O2 : 93%. Maka dapat disimpulkan pasien menglami Alkalosis
Respiratorik Murni.

86. Seorang laki-laki berumur 60 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis gagal
jantung. Pasien mengeluh sesak napas terutama saat berbaring, disertai jantung berdebar
(palpitasi), pasien lemas dan bedrest diatas tempat tidur serta kebutuhan ADL dibantu oleh
keluarga. TD 150/ 90 mmHg, denyut nadi 58x/m dan frekuensi pernafasan 24x/menit dan
Saturasi Oksigen 93%, distensi vena jugularis, edema anasarka, kulit dingin dan lembab, gallop
(+), JVP : 5+3 cmH2O, capillary refill > 3 detik. Pemeriksaan foto thoraks: kardiomegali. Terapi
O2 : 3 liter/ menit.
Apakah tindakan keperawatan yang utama untuk pasien tersebut ?
A. Kolaborasi pemeriksaan AGD
B. Memberikan posisi semi fowler
C. Memonitor TTV setiap 4 jam sekali
D. Kolaborasi batasan cairan selama 24 jam
E. Menganjurkan mengkonsumsi makanan rendah lemak
Jawaban : B
Pembahasan:
Dengan memberikan posisi semi fowler dapat membantu mengurangi keluhan sesak napas
terutama saat berbaring yang dirasakan akibat pembesaran jantung (kardiomegali) sehinga
memaksimalkan ventilasi.

87. Seorang laki-laki berusia 41 tahun dirawat di RS dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu.
Pada saat pengkajian pasien mengatakan BAB 5x/hari, mual, tidak nafsu makan, dan badan
terasa lemas. Keadaan umum sakit sedang, turgor kulit tidak elastis, mukosa mulut kering, BB:
55 kg, TB: 160 cm, bising usus 38x/menit, TD 90/60 mmHg, Suhu 39 0C, frekuensi
nadi110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb: 12 gr/dL,
Leukosit : 15.000 U/L.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Diare
B. Hipertemi
C. PK Infeksi
D. Kurang volume cairan
E. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : D
Pembahasan:
Dari scenario diatas maslah keperawatan yang tepat berdasarkan DS & DO yang di dapatkan
adalah Kurang Volume Cairan yang di defenisikan sebagai  Penurunan cairan intravascular,
intersisial, dan  atau intraseluler, mengarah pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan
sodium. Serta Batasan krakteristik diantaranya Kelemahan, Haus, Penurunan turgor kulit/lidah,
Membran mukosa/kulit kering, Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi, Pengisian vena menurun, Perubahan status mental, Penurunan output
urine, Konsentrasi urine meningkat, Temperatur tubuh meningkat, Hematokrit meninggi dan
Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing).

88. Seorang pria laki-laki berusia 48 tahun sedang dirawat di ruang penyakit dalam, dengan
diagnosis medis Ulkus Peptikum. Pasien mengeluh perut terasa nyeri di area epigastrium dengan
skala 4, merasa mual, tapi tidak ada muntah dan nafsu makan menurun, hanya mampu
menghabiskan makan ¼ porsi selama 3 hari. TD 130/90 mmHg, suhu 370C, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Perawat memberikan intervensi keperawatan dengan
menganjurkan pasien makan makanan yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan sering.
Apa tujuan utama tindakan keperawatan tersebut?
A. Mengurangi produksi asam lambung
B. Memenuhi kebutuhan nutrisi
C. Meringankan kerja lambung
D. Mengurangi rasa mual
E. Mengurangi rasa nyeri
Jawaban : B
Pembahasan:
Perawat memberikan intervensi keperawatan dengan menganjurkan pasien makan makanan
yang mudah dicerna dalam porsi sedikit dan sering tujuan utama tindakan keperawatan
tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan nutisi.

89. Seorang perempuan usia 20 tahun masuk diruangan UGD dengan diagnosa medis Apendisitis.
Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari (nyeri tekan di titik MC
burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), mual disertai muntah, badan panas dan lemah, dan
tidak nafsu makan. Keluarga mengatakan pasien sudah 2 hari hanya menghabiskan ¼ porsi
makan. Keadaan umum sakit sedang, TB : 160 cm, BB : 48 kg, TD 130/90 mmHg, frekuensi nafas
30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit, dan suhu 38,30C.
Apa masalah keperawatan utama pada kasus diatas?
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Kurang volume cairan
C. Intoleransi aktivitas
D. Hipertermi
E. Nyeri akut
Jawaban : E
Pembahasan:
masalah keperawatan utama pada kasus diatas adalah Nyeri akut yang diakibatkan olej
Apendisitis serta masalah keperawatan yang diangkat didukung oleh DO & DS yang di dapatkan
diantaranya Pasien mengeluh merasa nyeri di perut sebelah kanan bawah sejak 2 hari (nyeri
tekan di titik MC burney) dengan skala nyeri 5 (skala 0-10), dan hasil TTV (TD 130/90 mmHg,
frekuensi nafas 30 x/menit, frekuensi nadi 100 x/menit).

90. Seorang laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang rawat inap dengan diagnosa medis post
apendiktomi e.c appendicitis akut, dengan anestesi umum. Delapan jam setelah operasi, pasien
mengeluhkan nyeri luka operasi dengan skala 3 (skala 0-10), mobilisasi masih di tempat tidur.
Pasien sudah flatus, frekuensi bising usus 6 x/menit, durasi pendek. TD 110/80 mmHg, frekuensi
nadi 76 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit.
Apa intervensi keperawatan yang tepat diberikan ke pasien?
A. Membantu mobilisasi duduk
B. Membantu mobilisasi duduk ke berjalan
C. Membantu pemenuhan kebutuhan pasien
D. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam
E. Membantu mobilisasi miring kanan dan kiri
Jawaban : D
Pembahasan:
Tindakan yang diberikan untuk mengurangi keluhan yang dialami pasien yakni nyeri adalah
Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam. Denganmengajarkan Teknik nafas dalam dapat
membantu mengalihkan dan mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien.
91. Seorang laki – laki berusia 40 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan mual, muntah setiap
makan dan minum, seluruh badan lemas. Pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan skala 5.
Pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan epigastrium, teraba pembesaran pada kuadran kanan
atas, konjungtiva anemis, sklera ikterik, mukosa mulut kering, dan warna kulit kuning. Dokter
mendiagnosa pasien suspek hepatitis.
Pemeriksaan diagnostik yang perlu dikolaborasikan oleh perawat untuk menunjang penegakan
diagnosa medis pasien adalah ?
A. SGOT &SGPT
B. Hemoglobin
C. Elektrolit
D. Albumin
E. Bilirubin
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan laboraturium untuk menunjang penegakan diagnose hepatitis adalah SOGT & SGPT
(untuk melihat fungi hati)
SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) adalah enzim yang biasanya ditemukan pada
hati (liver), jantung, otot, ginjal, hingga otak. Sementara, SGPT (serum glutamic pyruvic
transaminase) adalah enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati, meski begitu dalam
beberapa organ lain ada, tapi dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim ini memiliki tugas yang
sama, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.
Batas normal yang seharusnya dimiliki yaitu:
SGOT: 5-40 µ/L (mikro per liter)
SGPT: 7-56 µ/L (mikro per liter)

92. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit penyakit dalam dengan diagnosa medis
hepatitis akut. Pasien mengeluh tidak nafsu makan sejak 1 minggu, mual dan muntah setiap
makan dan minum, badan terasa lemah, dan nyeri abdomen kuadaran kanan atas dengan skala
3. Sklera ikterik dan jaundice di seluruh tubuh. Pasien mendapatkan makanan dari RS dengan
diit tinggi kalori rendah lemak. Pasien mengeluh tidak suka makanan RS, dan terus menanyakan
kenapa tidak boleh makan makanan yang berlemak.
Jawaban yang paling tepat diberikan oleh perawat adalah?
A. Untuk mengurangi jaundice
B. Untuk mengurangi kerja hati
C. Untuk mengurangi kerja lambung
D. Untuk mengurangi nyeri abdomen
E. Untuk mengurangi mual dan muntah
Jawaban : B
Pembahasan:
Alasan diberikan terapi Terapi diet tinggi kalori rendah lemak karna diet ini dilakukan bertujuan
untuk memberi asupan sumber gizi bagi penderita hepatitis dan mengontrol nilai kandungan
sumber energi yang dibutuhkan dari penderita hepatitis, kondisi/keadaan dan kebutuhan akan
sumber gizi berbeda-beda pada penderita hepatitis tergantung pada berat badan dan aktifitas
penderita. Bila si penderita menimbulkan gejala mata kuning atau perubahan kulit jangan terlalu
banyak mengurangi lemak.

93. Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke Puskesmas Suka Maju dengan keluhan utama nafas
terasa berat dan badan lemas. Pasien mengatakan sudah 3 bulan mengeluh batuk berdahak,
berwarna kuning dan kental disertai darah, pasien mengatakan bahwa badan panas selama 7
hari dan selalu dingin pada malam hari sehingga pasien sulit untuk tidur. Pasien mengeluh nafsu
makan berkurang sehingga mengalami penurunan berat badan dari 65 kg menjadi 55 kg selama
1 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik suhu tubuh 38,5 0C, denyut nadi 95 x/mnt, frekuensi
pernafasan 28 x/mnt, tekanan darah 120/80 mmHg. Pemeriksaan diagnostik yang utama untuk
menentukan diagnosa pasti pada pasien tersebut adalah ?
A. Pemeriksaan Sputum
B. Pemeriksaan CT Scan
C. Pemeriksaan Foto Rontgen
D. Pemeriksaan Tuberkulin Skin Test (TST)
E. Pemeriksaan IGRA (Interferon-λ Release Assay)
Jawaban : A
Pembahasan:
Pemeriksaan diagnostik yang utama untuk menentukan diagnose sesuai dengan DO dan DS yang
di dapatkan adalah Pemeriksaan Sputum.

94. Seorang laki laki berusia 17 tahun dibawa orang tuanya ke UGD dengan keluhan sesak napas dan
disertai batuk produktif. Pasien diketahui mengalami asthma bronchial. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan penggunaan otot bantu napas dan suara napas terdengar wheezing dan ronchi
kedua lapang paru. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan frekuensi napas 27x/menit dan
suhu 37.5 C. Untuk mengatasi serangan asma akut dan mencegah exercise induced asthma
diprogramkan untuk pemberian epinephrine. Apakah tujuan dari pemberian epinephrine?
A. Menurunkan inflamasi bronchial
B. Pencegahan produksi histamine
C. Mengencerkan sekresi bronkus
D. Mengobati asthma bronchial
E. Relaksasi otot brokhus

Jawaban : B
Pembahasan:
Tujuan pemberian terapi epinephrine untuk pasien dengan diagnose asthma bronchial adalah
Epinephrine atau adrenalin merupakan obat yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi yang
dapat membahayakan nyawa, yaitu syok anafilaktik. Alergi yang dapat menyebabkan syok
anafilaktik dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti gigitan serangga, kutu, lateks, obat-
obatan, dan makanan. Epinephrine akan meredakan reaksi alergi tersebut dengan melemaskan
otot-otot saluran pernapasan dan mempersempit pembuluh darah, sehingga napas menjadi lega
dan aliran darah ke sel tetap terjaga.

95. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poli paru dengan keluhan sesak napas dan
lemah. Keluhan disertai penurunan nafsu makan. Pasien diketahui mengalami sesak napas saat
sedang memasak dengan kayu bakar dan juga menjadi perokok pasif selama 30 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan, penggunaan otot bantu napas, napas cepat dan dangkal, riwayat
batuk tidak ada, ronchi (-) dan IMT 18 kg/m2. Dari pemeriksaan tanda vital didapatkan frekuensi
napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%. Apa masalah keperawatan
utama pada pasien tersebut?
A. intoleransi aktivitas
B. pola napas tidak efektif
C. kerusakan pertukaran gas
D. bersihan jalan napas tidak efektif
E. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : B
Pembahasan:
Berdasarkan keluahan dan data yang di dapatkan dalam scenario diagnose yang tepat adalah
pola nafas tidak efektif di tandai dengan sesak napas dan lemah, penggunaan otot bantu napas,
napas cepat dan dangkal, riwayat batuk tidak ada, ronchi (-), Dari pemeriksaan tanda vital
didapatkan frekuensi napas 26 x/menit, frekuensi denyut nadi 98 x/menit, SpO2 89%.

96. Seorang laki – laki berusia 56 tahun, merupakan pasien rujukan dari RSUD Jayapura, dirawat
diruang inap penyakit dalam sejak 2 hari yang lalu, dengan diagnosa medis Ca Paru kiri stadium
IIA. Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmentis, pasien tampak lemah dan
sesak. Pasien menggunakan oksigen 3 lpm. Pasien diketahui bekerja sebagai buruh di indutri
pertambangan dan memiliki riwayat merokok selama 20 tahun. Pada pemeriksaan fisik,
inspeksi, dinding dada tampak simetris kiri-kanan, tampak adanya penggunaan otot bantu
pernapasan, cuping hidung (-). Dari hasi perkusi terdengar suara pekak pada daerah dada kanan
bagian atas. Tanda vital diperoleh tekanan darah 150/90 mmHg. Denyut nadi 98 x/menit,
frekuensi napas 30 x/menit dan suhu 37 ºC. Hasil AGD menunjukan pH : 7,37, PO2 : 60, PCO2 :
50, HCO3 : 20,6. Apakah masalah keperawatan utama yang akan Anda ambil?
A. Bersihan jalan napas tidak efektif
B. Ketidakefektifan pola napas
C. Kerusakan pertukaran gas
D. Intoleransi aktivitas
E. Nyeri akut
Jawaban : C
Pembahasan:
Berdasarkan keluahan dan data yang di dapatkan dalam scenario diagnose keparawatan yang
tepat adalah gangguan pertukaran gas karna dari hasil pemeriksaan AGD menunjukan pH : 7,37,
PO2 : 60, PCO2 : 50, HCO3 : 20,6. (asidosis respiratorik)

97. Seorang laki laki berusia 50 tahun, dengan diagnosa medis kanker paru, dirawat di ruang inap
penyakit dalam dengan keluhan tidak nafsu makan. Pasien telah menjalani tiga kali kemoterapi
sejak dirawat di RS. Pasien tampak berbaring lemah. Pasien mengungkapkan adanya rasa lelah
terkait kemoterapi yang sedang dijalani dan merasa mual setelah kemoterapi. Dari hasil
pengkajian, didapatkan TB 170 cm, BB 55 kg. Hasil pemeriksaan Hb 8 gr %. Apakah intervensi
keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pasien di atas?
A. Menyarankan pasien untuk beristirahat
B. Melakukan konsultasi dengan ahli gizi
C. Membantu pasien melakukan aktivitas
D. Mengajarkan teknik relaksasi
E. Membatasi kunjungan
Jawaban : B
Pembahasan:
intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah pasien yakni dengan melakukan
konsultasi dengan ahli gizi demi untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien.

98. Seorang laki-laki usia 54 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan nyeri dada saat batuk dan
bernafas dalam. Batuk produktif namun dahak sulit dikeluarkan, nafas cepat dan dangkal.
Frekuensi pernafasan 32 x/mnt, suhu tubuh 37,20C, sering mual tetapi tidak sampai muntah.
Diagnosa medis pneumonia. Apa tindakan keperawatan mandiri keperawatan yang utama pada
pasien tersebut ?
A. Melakukan Diatermi
B. Melakukan Fisioterapi dada
C. Memberikan pengaturan diit
D. Memberikan oksigen 2 liter/menit
E. Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
Jawaban : B
Pembahasan:
Tindakan keperawatan mandiri keperawatan yang utama adalah melakukan fisioterapi dada.
Dimana fungsi dari fisioterapi dada adalah  mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang
terdapat pada saluran pernapasan.

99. Seorang laki-laki usia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan batuk produktif, sputum
kental warna kekuningan, kadang sakit kepala, sesak nafas, nafsu makan menurun, mual.
Sebulan yang lalu klien pernah dirawat di unit paru. Apa pemeriksaan diagnostic yang utama
pada pasien tersebut ?
A. Pemeriksaan darah
B. USG abdomen
C. Rontgen dada
D. EKG
E. EEG
Jawaban : C
Pembahasan:
Pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mengakan diagnose berdasarkan masalah yang
dialami pasien yakni rontgen dada untuk menunjukkan kelainan pada paru-paru, saluran
pernapasan, pembuluh darah, dan nodus limfa,
100. Seorang laki-laki berusia 35 tahun diantar ke UGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada.
Hasil pengkajian didpatkan pasien ada riwayat benturan dada akibat kecelakaan lalu lintas.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 90/60 mmHg, Frekuensi Nadi 130x/m, frekuensi nafas
28x/menit dan suhu 37,8°C, tekanan vena jugularis meningkat, perkusi thoraks hipersonor,
tampak sesak semakin bertambah,
Apakah tindakan yang tepat pada kasus diatas?
A. Memasang infus cairan kristaloid
B. Menganjurkan relaksasi nafas dalam
C. Memberikan oksigen 10 L/menit
D. Melakukan dekompresi Needle
E. Melakukan kompres hangat
Pembahasan:
Rasioanal pada kasus diatas terjadi peningkatan vena jugularis, perkusi thoraks hipersonor,
riwayat trauma dada, semakin sesak mengindikasikan terisi udara pada rongga thoraks, ekspansi
paru tidak maksimal/kolaps. Jadi tindakan yang tepat adalah D untuk menguras=ngi sesak
pasien, mengembalikan kembang kempis paru dan mengeluarkan udara dalam rongga thoraks
Kunci D

101. Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar oleh keluarganya ke UGD dengan kondisi
penurunan kesadaran dialami sejak 15 menit yng lalu. Hasil pengkajian didapatkan keluarga
mengatakan pasien ada riwayat penyakit stroke, terdengar suara nafas snoring dan gelisah. Hasil
Pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/100 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 28
x/menit dan suhu 37,9° C. ners yang sedang shift melakukan head tilt chin lift.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan pada kasus diatas?
A. Melakukan suction 
B. Memasang orofaringeal airway
C. Memasang endotracheal tube
D. Melakukan jaw trust
E. Melakukan pemasangan infus
Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas pasien mengalami penuruan kesadaran yang mengakibatkan resiko
lidah jatuh ke belakang yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas sehingga muncul suara
tambahan snoring. Bunyi snoring muncul akibat sumbatan benda padat pada jalan nafas atau
lidah jatuh ke belakang. Jadi tindakan awal adalah buka jalan nafas dengan head tilt chin lift
kemudian pasang OPA untuk mempertahankan jalan nafas pasien
Kunci B. memasang OPA

102. Seorang perempuan berusia 25 tahun diantar ke UGD oleh keluarganya dengan kondisi
penurunan kesadaran akibat KLL 20 mnit yang lalu. Nampak cedera pada kepala, terdengar bunyi
gurgling, perdarahan pada telapak tangan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/60 mmHg,
frekuensi Nadi 100x/menit, frekuensi nafas 14 x/menit, suhu 35,6°C
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
B. Resiko kekurangan volume cairan
C. Ketidakefektifan jalan nafas
D. Kerusakan integritas kulit
E. Hipotermia
Pembahasan:
Rasionalnya adalah opsi jawaban pada kasus diatas semua benar. Akan tetapi yang
diprioritaskan adalah ketidakefektifan jalan nafas. Indikasi jalan nafas tidak efektif pada kasus
diatas seperti terdengar suara gurgling
Kunci C. ketidakefektifan jalan nafas

103. Seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD dengan kondisi luka bakar. Hasil
pemeriksaan fisik didaptkan luas luka bakar 40%, TD: 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit,
frekuensi nafas 24 x/menit, BB : 50 kg.
Berapakah kebutuhan cairan dalam 24 jam pada kasus tersebut dengan menggunakan formula
bexter ?

A. 8000 ml
B. 4000 ml
C. 5000 ml
D. 2400 ml
E. 2000 ml
Pembahasan
Kebutuhan cairan = 4 cc x BB (dalam Kg) x luas luka bakar (%)
1. 4 cc x 50 kg x 40 % = 8000
Kunci A.8000 ml

104. Seorang perempuan berusia 50 tahun masuk UGD dengan keluhan nyeri kepala dan pusing.
Pasien mempunyai riawayat penyakit DM dan sedang menjalani terapi insulin. Hasil pengkajian
didapatkan pasien terlihat kebingungan, diaphoresis. Pemeriksaan fisisk didaptkan TD : 100/70
mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, frekuensi nafas 24 x/menit, suhu 36 ° C. hasil pemeriksaan
penunjang : GDS = 40 mg/dl
Apakah tindakan yang tepat dilakaukan pada kasus teresbut ?
A. Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv
B. Memberikan oksigen 6 L/menit
C. Melakukan pemeriksaan EKG
D. Menyelimuti tubuh pasien
E. Cek gula darah puasa
Pembahasan:
Rasional kondisi pasien diatas mengalami hipoglikemia terlihat dari hasil GDS 40 mg/dl. Jadi
untuk regulasi penanganan kegawat daruratan pertama harus dengan dextrose 50 ml/iv.
Kunci

A.Memberikan cairan dextrose 50 % sebanyak 50 ml/iv

105. seorang perawat bekerja pada suatu shift berjalan ke ruang rawat pasien dan menemukan
pasien tidak sadarkan diri. Pasien tidak bernafas, tidak teraba nadi, perawat dengan segera
memanggil bantuan.
Apakah tindakan selanjutnya yang seharusnya dilakukan perawat ?
A. Berikan bantuan pernafasan
B. Berikan pasien oksigen
C. Mulai lakukan kompresi dada
D. Ventilasi dengan mulut dan alat sungkup
E. Lakukan posisi pemulihan

Pembahasan:
Perawat sebaiknya mengikuti prosedur CAB (compressions, airway and Breathing). Berdasarkan
hal tersebut, tindakan yang selanjutnya dilakukan oleh perawat yaitu mulai dengan kompresi
dada.
Kunci C

106. Seorang perempuan berusia 50 diantar ke UGD akibat luka bakar 25 % dengan keluhan sesak
nafas. Setelah diobservasi pasien dikirm ke ICU untuk pemasangan ventilasi mekanik. Hasil
pemeriksaan didaptkan : PaCO2 : 80 mmHg, PaO2 : 50 mmHg, Ph : 7,10, HCO3 : 23. Tim
menganjurkan untuk pemasangan ventilator.
Apakah yang menjadi indikasi dari tindakan kolaborasi pada kasus tersebut?
A. Asidosis metabolik
B. Alkalosis metabolik
C. Asisdosis respiratorik
D. Alkalosis respiratorik
E. Asidosis respiratorik terkompensasi

Kunci

C.Asidosis respiratorik

Pembahasan:
Sebelum melakukan analisis gas darah, maka kita wajib mengetahui rentang nilai normal dan
interpretasi dari tiap komponen

PH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis : >7,45
PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
SaO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik : > 45 mmHg (Ph turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (Ph Naik)
HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 meq/L
Asidosis metabolic : <22 meq/L (pH turun)
Alkalosis metabolic : >26 mEq/L (PH naik)

107. seorang perempuan berusia 40 tahun diantar ke UGD karena tidak sadar karena kecelakaan lalu
lintas 1 jam yang lalu. Hasil pengkajian didapatkan pasien mengalami penurunan kesadaran,
pernafasan snoring (ngorok). Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD : 160/90 mmHg, frekuensi
nadi 80 x/menit reguler, Apakah tindakan prioritas pada pasien diatas ?
A. Pasang OPA (mayo, gudel)
B. Monitor tanda-tanda vital
C. Berikan posisi semi fowler
D. Hiperekstensi leher
E. Finger sweep

Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas yaitu kondisi pasien yang mengalami penuruanan kesadaran dan
pernafasan dengan bunyi snoring atau ngorok maka untuk mengamankan jalan nafas pasie
supaya paten adalah dengan melakukan pemasangan OPA untuk mencegah lidah jatuh
kebelakang.
Kunci
A.Pasang OPA (mayo, gudel

108. Seorang laki-laki berusia 38 tahun masuk IGD mengeluh sakit pada daerah punggung setinggi
lumbal kebawah setelah mengalami jatuh  dari lantai 2 dengan posisi jatuh terduduk. Hasil
pengkajian  sudah 1 minggu pasien tidak dapat mengontrol buang air besar dan buang air kecil,
lumpuh  pada kedua kaki dan terasa kaku pada daerah kaki bawah kanan dan kiri.
Apakah masalah keperawatan pada pasien diatas ?
A. Gangguan pemenuhan aktifitas sehari-hari
B. Gangguan eleminasi BAB dan BAK
C. Gangguan persepsi sensori
D. Gangguan mobilitas fisik
E. Ganguan integritas kulit

Pembahasan:
Rasional pada kasus diatas adalah perhatikan pada hasil pengkajia yang sudah dilakukan yaitu
pasien sudah 1 minggu tidak dapat mengontrol BAB dan BAK yang diakibatkan cedera yang
dialami yaitu pada bagian lumbal pasien sehingga diagnose yang paling tepat adalah gangguan
eliminasi BAB dan BAK
Kunci
B

109. Seorang perempuan berusia 35 tahun,masuk IGD , mengeluh badannya panas, lemes, tak ada
nafsu makan, lidah terasa pahit, konstipasi, perut nyeri. Hasil pemeriksaan lidah pasien kotor,
tepi lidah merah, TD 100/60 mmHg, Nadi 100 kali permenit, pernapasan 20 kali permenit, Suhu
axilla 390 C
Apakah tindakan prioritas keperawatan pada pasien diatas
A. pemberian kompres hangat
B. anjurkan bedrest total
C. pemberian diit lunak
D. pasang infus
E. huknah rendah

Pembahasan:
Hal yang paling penting dilakukan pad pasien tersebut yaitu focus pada penurunan suhu termal
pasien karena pada hasil pengkajian yang didapatkan yaitu suhu axilla 39°C. yang
mengindikasikan penyebab dari itu semua adalah adanya kemungkinan infeksi oleh virus
salmonellah thypoid sehingga factor pertama yang perlu ditangani adalah penururan suhu tubuh
Kunci

A.pemeberian kompres hangat

110. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan keluahan BAB cair. Hasil pengkajian
didapatkan BAB 10 kali sejak pada hari ini. Pasien mengatakan mules, turgor kulit jelek, mata
cekung, nyeri abdomen sakala 4 (0-10). Lemas dan aktivitas dibantu oleh keluarga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD : 100/70 mmHg, frekuensi nadi 85 x/menit, frekuensi nafas 24
x/menit, dan suhu 38° C.
Apakah masalah keperawatan utama pada pasien diatas
A. Nyeri akut
B. Hipertermia
C. Intoleransi aktivitas
D. Gangguan eliminasi
E. Kekurangan volume cairan

Pembahasan:
Cukup jelas, pasien dengan keluhan BAB cair, frekuensi BAB 10 kali dan turgor kulit jelek, mata
cekung, nyeri abdomen, lemas dan aktifitas dibantu merupakan gejala dari diagnosa kekurangan
volume cairan.
Kunci
E

111. Sebuah desa memiliki riwayat bencana tanah longsor di daerahnya, dari hasil winshield survey
didapat data 65% wilayah desa tersebut berada di antara bukit yang sudah terlihat gundul akibat
penebangan pohon. Masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang penanganan bencana tanah
longsor.
Apakah upaya preventif primer paling tepat yang harus dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi tentang penanganan bencana
B. Membuat jalur evakuasi warga saat terjadi bencana
C. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana tanah longsor
D. Membentuk tim gawat darurat penanggulangan bencana tanah longsor
E. Melakukan advokasi ke aparat untuk aturan pelarangan penebangan pohon

Kunci Jawaban:
A
Rasional
Pada kasus, resiko bencana alam dapat muncul kembali dengan kondisi alam yang rentan, akan
tetapi masyarakat masih kurang pengetahuan tentang penanganan bencana, untuk itu upaya
preventif primer yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan edukasi tentang
penanganan bencana.

112. Perawat komunitas sedang melakukan pembinaan UKS di Sekolah Dasar yang 50% siswanya
menderita cacingan. Hasil pengamatan perilaku siswa 90% tidak mencuci tangan sebelum makan
dan 60% tidak cuci tangan setelah buang air besar.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan prioritas yang tepat dilakukan perawat?
A. Pemberian obat untuk siswa yang sakit
B. Pemberian Imunisasi pada anak di sekolah
C. Kolaborasi dengan guru untuk mengembangkan uks
D. Pendidikan kesehatan tentang PHBS di sekolah
E. Skreening seluruh siswa disekolah
Kunci Jawaban:
A
Rasional
Prinsip pemberian askep adalah here and now, pada kasus di atas masalah yang aktual dan
memerlukan tindakan segera adalah Tingginya angka kesakitan Cacingan pada siswa, untuk itu
tindakan yang prioritas tentunya adalah tindakan kolaboratif pemberian obat cacing pada siswa

113. Seorang perawat bertugas sebagai ketua tim, salah satu kliennya mengalami gangguan
pertukaran oksigen. Tindakan yang dilakukan pada klien tersebut sudah sesuai dengan
perencanaan, namun sampai batas waktu yang ditentukan masalah belum teratasi bahkan
muncul masalah baru.
Apa kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah pada klien tersebut adalah?
A. Delegasi
B. Supervisi
C. Hand over
D. Discharge planning
E. Ronde keperawatan
Rasional
Ronde keperawatan bertujuan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dengan pendekatan
berfikir kritis dan melibatkan kerjasama antar tim kesehatan
Kunci jawaban
E

114. Seorang kepala ruangan di ruang rawat inap mendapat komplain dari seorang ibu yang
mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak bagus dan mengklaim bahwa perawatnya
tidak bekerja sesuai dengan prosedur yang ada sehingga anaknya tidak sembuh-sembuh.
Bagaimana sikap yang tepat sebagai kepala ruangan dalam menghadapi konflik tersebut ?
A. Mendengarkan dengan seksama keluhan klien dan memperhatikan respon non verbal
B. Memberikan sanksi pada perawat yang bertanggung jawab pada klien tersebut
C. Membela staf perawatnya karena dirasa semua bekerja sesuai dengan SOP
D. Melakukan mediasi dengan keluarga pasien
E. Melaporkan masalah ini pada kepala bidang keperawatan
Rasional
Mediasi adalah upaya untuk menyelesaikan konflik dengan menunjuk pihak ketiga. Dalam hal ini
kepala ruangan adalah pihak ketiga dalam menyelesaiakan konflik antara perawat dan keluarga
pasien.
Kunci jawaban
D
115. Seorang mahasiswi yang sedang praktik di ruang interna, pada saat dinas malam ia diberikan
tugas untuk mengambil sampel darah pada pasien hepatitis. Tusukan pertama gagal sehingga ia
harus mengulang kembali dengan menggunakan jarum yang sama, tanpa sengaja jarinya tertusuk
jarum bekas pakai tersebut.
Apa tindakan pertama kali yang harus dilakukan oleh mahasiswi tersebut?
A. Minum vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh
B. Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan
C. Melaporkan kejadian pada tim keselamatan kerja
D. Membasuh luka tusukan pada air yang mengalir
E. Melakukan pemeriksaan HbsAg
Rasional
Mengeluarkan darah dan desenfeksi luka tusukan dapat mencegah terjadinya infeksi/
penularan.
Kunci jawaban
B

116. Setiap hari kepala ruangan mengadakan morning report bersama dengan seluruh perawat yang
dinas saat itu. Pada kegiatan tersebut ia mengatakan bahwa perawat harus memberikan servis
excellent pada klien sehingga klien akan puas terhadap asuhan keperawatan yang diterimanya.
Apa peran kepala ruangan dalam kegiatan tersebut?
A. Koordinator
B. Controlling
C. Motivator
D. Manajer
E. Konselor
Rasional
Kepala ruangan berperan sebagai first line manager di sebuah rumah sakit diharapkan mampu
melaksanakan fungsi manajemen keperawatan diantaranya adalah memberikan pengarahan/
motivasi pada perawat pelaksana sehingga dapat menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Kunci jawaban
C

117. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat diruang bedah dengan post op appendiktomi dan saat ini
sudah diperbolehkan pulang. Saudara sebagai ketua tim akan melaksanakan discharge planning.
Apakah prioritas yang perawat sampaikan kepada pasien dan keluarga?

A. Kebutuhan nutrisi
B. Aktivitas dan istirahat
C. Waktu kontrol pasien
D. Perawatan luka dirumah
E. Menunjukan tempat pelayanan kesehatan
Rasional

Luka operasi perlu dirawat dengan baik dan benar sehingga dapat meminimalkan resiko infeksi
dan kebersihan menjadi hal utama dalam merawat luka. Infeksi yang terjadi pada luka post op
dapat menghambat proses penyembuhan luka dan menyebabkan kematian paska operasi

Kunci jawaban
D

118. Seorang perempuan usia 50 tahun dengan diagnosa IMA dipindahkan dari ruang ICU ke ruang
rawat inap karena kondisinya sudah stabil.
Apa yang harus dilakukan perawat yang menerima pasien tersebut?
A. Operan kondisi pasien
B. Melakukan pengkajian
C. Memanggil keluarganya
D. Orientasi tentang tata tertib ruangan
E. Kolaborasi dengan dokter untuk perawatan lanjutan

Rasional
Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien. Dalam timbang terima dapat
melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang
sebenarnya dan sebagaiacuan dalam menyusun rencana keperawatan pada tingkat perawatan
yang berbeda.
Kunci jawaban
A
119. Seorang kepala ruangan di sebuah bangsal mendapati beberapa stafnya terlibat konflik, sesama
perawat saling acuh tak acuh, tidak mau menerima umpan balik sehingga hal tersebut
mempengaruhi mutu asuhan keperawatan pada klien. Setelah diidentifikasi penyebabnya adalah
perbedaan persepsi.
Apa strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik tersebut?
A. Akomodasi
B. Smoothing
C. Kompetisi
D. Negosiasi
E. Arbitrasi
Rasional
Akomodasi bertujuan mengurangi atau menyelesaikan masalah yang terjadi antar individu atau
kelompok  tanpa menjatuhkan salah satu pihak,  sehingga tercapai suatu keadaan yang lebih
kondusif. Dengan adanya akomodasi maka diharapkan semua pihak yang bertikai
mendapatkan win-win solution.
Kunci jawaban
A

120. Seorang perempuan usia 56 tahun mengalami Cedera Otak Sedang. Saat ini klien tersebut
mengalami penurunan kesadaran dan gelisah, sehingga beresiko jatuh.
Apa gelang warna yang tepat untuk klien tersebut ?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang kuning diberikan pada pasien yang memiliki resiko jatuh tinggi sehingga memerlukan
pengawasan ekstra
Kunci jawaban
C

121. Seorang laki-laki usia 65 tahun menderita Decompensasi Cordis tiba-tiba mengalami henti
jantung. Ketua tim segera memberikan respon dengan memerintahkan anggota timnya untuk
melakukan resusitasi jantung.
Apa gaya kepemimpinan yang diterapkan ketua tim pada situasi tersebut?
A. Autokratik
B. Situasional
C. Demokratik
D. Laissez faire
E. Birokratik
Rasional
Pada situasi tersebut dibutuhkan tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa
pasien, sehingga dibutuhkan gaya kepemimpinan autokratik. Gaya kepemimpinan autokratik
mengutamakan pada pencapaian tugas dan membangun komunikasi satu arah serta membuat
keputusan independen
Kunci jawaban
A

122. Seorang kepala bidang keperawatan sedang menyusun perencanaan pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi perawat yang ada di ruangan.
Apa yang dilakukan oleh kepala bidang untuk merealisasikan rencana tersebut?

A. Apa yang harus Setiap bulan memberangkatkan staf perawat untuk mengikuti pelatihan
B. Mendahulukan perawat yang senior untuk mengikuti pelatihan
C. Membuat peta kompetensi
D. Menyusun jenjang karir perawat
E. Mengadakan in house training
Rasional
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen keperawatan. Implementasi
jenjang karir perawat profesional merupakan upaya pengembangan profesi keperawatan dan
penataan pelayanan keperawatan ke arah yang lebihbaik, sehingga perawat memiliki
kompetensi yang selalu dipertahankan dan
dikembangkan sesuai area tanggung jawab praktiknya
Kunci jawaban
D

123. Seorang perempuan usia 45 tahun menderita kanker payudara, saat ini klien tersebut sedang
menjalani kemoterapi tahap ke 3.
Apa kategori warna gelang yang tepat untuk menghindari kesalahan tindakan?
A. Merah muda
B. Abu-abu
C. Kuning
D. Merah
E. Ungu
Rasional
Gelang Kemoterapi berwarna Abu-Abu
Kunci jawaban B

124. Seorang perempuan usia 51 tahun dirawat ruang perawatan penyakit menular karena
menderita TB paru, berdasarkan pemeriksaan dokter klien dinyatakan boleh pulang.

Apa perencanaan pulang yang paling tepat dilakukan oleh perawat pada klien tersebut ?

A. Pendidikan kesehatan klien dan keluarga


B. Jadual istirahat
C. Jadual kontrol ke rumah sakit
D. Jarak rumah sakit rujukan
E. Pengobatan di rumah

Rasional
Klien dan keluarga perlu mendapatkan pendidikan kesehatan terkait perawatan di rumah saat
menjelang pulang dari rumah sakit (discharge planning). Hal tersebut dapat membantu
perawatan berkelanjutan dan membantu keluarga mengetahui apa yang dilaksanakan dan
bagaimana mereka dapat meningkatkan status kesehatan serta mencegah kekambuhan
Kunci jawaban
A

125. Seorang perawat akan melakukan tindakan pemasangan infus pada klien dengan GEA. Setelah
menyiapkan peralatan, perawat memastikan klien yang akan dipasang infus.
Bagaimana cara identifikasi klien sesuai dengan sasaran keselamatan pasien?
A. Menanyakan nama dan tanggal lahir.  
B. Menanyakan nama dan alamat
C. Menanyakan nama lengkap
D. Menanyakan nama dan alamat
E. Menanyakan nama dan penyakit yang diderita
Rasional
Identifikasi pasien minimal data nama dan tanggal lahir. Hal tersebut dilakukan agar pasien
terhindar dari kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memberikan pelayanan
Kunci jawaban
A

126. Seorang perawat dinas di ruang interna, komposisi pasien yang ada diruang tersebut terdiri atas
pasien umum dan BPJS. Perawat memperlakukan semua pasien yang menjadi kelolaannya sama
tanpa membedakan.
Apakah prinsip etik yeng diterapkan perawat tersebut?
A. Justice
B. Benefience
C. Non malifience
D. Autonomi
E. Pencegahan kelalaian
Rasional
Prinsip justice didasarkan pada konsep keadilan dengan memberikan perlakuan yang sama pada
setiap individu. Seorang perawat tidak boleh melakukan diskriminasi terhadap pasien
kelolaannya karena setiap pasien mempunyai hak yang sama dalam pelayanan kesehatan
Kunci jawaban
A

127. Seorang perawat memberikan penyuluhan tentang perawatan selama di rumah pada pasien
diabetes mellitus yang akan pulang .
Apa jenis media yang dapat membantu penjelasan perawat tersebut ?
A. Projector lcd
B. Display
C. Leaflet
D. Outlet
E. Monitor
Rasional
Pendidikan kesehatan pada pasien menjelang pulang merupakan metode penyuluhan yang
bersifat individual. Dengan cara ini kontak antara klien dan perawat lebih intensif. Media yang
tepat dalam kegiatan penyuluhan yang bersifat individu adalah leaflet. Leaflet berupa
selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti,
dan berisi gambar-gambar yang sederhana. Leaflet diberikan saat penyuluhan untuk
memperkuat pesan yang disampaikan

Kunci jawaban
C

128. Kegiatan rutin yang dilakukan perawat di ruang rawat inap bedah umum adalah rawat luka.
Seorang perawat pelaksana yang masih yunior melihat perawat senior melakukan rawat luka
dengan tidak memperhatikan tehnik aseptik.
Bagaimana komunikasi yang tepat perawat yunior dalam situasi tersebut?
A. Sekedar mengingatkan bu, kalau peralatannya bekas pasien lain apa tidak beresiko
infeksi nosokomial?
B. Maaf bu, mengingatkan apa tidak sebaiknya peralatannya ambil yang steril ?
C. Diam dan tetap memperhatikan sampai tindakan selesai
D. Bu...sepertinya peralatan tersebut sudah tidak steril lagi
E. Maaf bu tindakannya tidak sesuai dengan SOP
Rasional
Pada kasus tersebut dibutuhkan komunikasi asertif. Perawat yunior mengingatkan perawat
senior dengan bahasa yang tidak mendikte dan tetap memberikan rasa hormat. Komunikasi
asertif merupakan kemampuan untuk mendengar perspektif orang lain dan mengekspresikan
dirinya dengan jujur dan penuh rasa hormat. Seorang asertif menangani konflik dengan
mengekspresikan kebutuhan, pikiran dan perasaan mereka secara jelas dan langsung namun
tanpa menilai orang lain atau mendikte orang lain. Komunikasi asertif dipandang sebagai gaya
komunikasi yang paling etis digunakan ketika dihadapkan pada sebuah konflik.
Kunci jawaban
B

129. Seorang perempuan usia 45 tahun dengan hipertensi sudah 3 hari dirawat di ruang penyakit
bedah. Saat ini pasien masih terpasang infus ditangan kanan. Pasien masih dimandikan oleh
perawat, pasien mampu makan dan minum sendiri, pasien sudah bisa memiringkan badannya ke
kiri dan kanan.
Apakah tingkat ketergantungan pada pasien tersebut?
A. Total
B. Parsial
C. Minimal
D. Intensive
E. Intermediet
Rasional
Pasien pada kasus tersebut memenuhi membutuhkan kurang lebih 3-4 jam perawatan dalam 24
jam dan memenuhi kriteria . Pasien tersebut membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari, waktu makan diatur, termasuk kebutuhan eliminasi dan kebersihan diri.
Kunci jawaban B

130. Seorang perawat pelaksana mendapatkan salah satu pasien kelolaannya jatuh di lantai. Perawat
tersebut melaporkan kejadian pada kepala ruangan dan diminta membuat laporan kronologi
kejadian.
Apa tujuan membuat laporan kejadian tersebut?
A. Metode meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan manajemen resiko
B. Memastikan intervensi terkait tujuan
C. Menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut
D. Meningkatkan mutu pelayanan
E. Supaya insiden tersebut terdokumentasi secara komperhensif
Rasional
Dokumentasi laporan kejadian menjadi acuan untuk mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan
dan memastikan adanya potensi resiko
Kunci jawaban
A
131. Tim perawat di ruang rawat bedah sedang mengadakan timbang terima. Timbang terima
pertama dilakukan di Ners station dilanjutkan bed side ke pasien.
Apa yang disampaikan kepada pasien saat bed side hend over?
A. Diagnosa keperawatan
B. Memperkenalkan perawat yang akan jaga pada sif berikutnya pergantian shit dan
validasi data saat operan
C. Menanyakan kondisinya
D. Estimasi waktu pulang dari RS
E. Menanyakan kebutuhan apa yang bisa dibantu oleh perawat
Rasional
Data perkembangan pasien dan intervensi yang akan dilakukan sudah disampaikan pada saat
hand over dilakukan di ners station, sehingga pada saat bed side hand over perawat hanya
memperkenalkan perawat yang jaga pada sift berikutnya dan validasi data.
Kunci jawaban
B

132. Seorang perawat bertugas di rawat inap penyakit dalam, ia bertanggung jawab penuh dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien kelolaannya selama 24 jam mulai pasien masuk
sampai pasien keluar.
Apa metode asuhan keperawatan yang diterapkan pada kasus tersebut?
A. Metode Tim
B. Metode fungsional
C. Metode primary nursing
D. Metode kasus
E. Metode moduler
Rasional
Ciri metode primer dalam pemberian asuhan keperawatan adalah adanya keterikatan kuat dan
terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan
dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Perawat bertanggung
jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengkoordinir asuhan keperawatan
Kunci jawaban
C
133. Seorang perempuan berusia 22 tahun G 1P0A0 hamil 39 minggu inpartu berada di kamar bersalin.
Hasil pengkajian pasien kesakitan, ingin mengejan tampak kepala sudah membuka vulva,
kemudian lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut, dagu, dan seluruh kepala. Observasi
tanda-tanda vital suhu 36,5oC, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88 x/menit, dan frekuensi nafas
22 kali/menit,
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang tepat pada kasus?

A. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar


B. Lahirkan bahu depan dan belakang
C. Cek adanya lilitan tali pusat
D. Lakukan pegangan biparietal
E. Bersihkan mata hidung dan mulut bayi

Pembahasan:

Pada kala II setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal. Selanjutnya periksa
kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
segera lanjutkan proses kelahiran bayi: jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat
bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat
dan potong diantara klem tersebut.

Strategi
Pada kala II setelah lahir kepala tahap selanjutnya penolong harus memastikan apakah ada
lilitan tali pusat pada bayi sebelum bayi melakukan putaran paksi luar
Jawab: C

134. Seorang perempuan berusia 23 tahun  P0A1  post partum spontan hari ke-1, dirawat di ruang
nifas. Hasil pengkajian belum ingin menambah jumlah anak, belum tahu akan menggunakan
kontrasepsi dan di berikan penyuluhan tentang KB.
Apakah kontrasepsi yang tepat dianjurkan pada kasus?

A. Menggunakan kondom
B. Pantang berkala
C. Tubektomi
D. Vasektomi
E. IUD

Pembahasan:
IUD yang merupakan singkatan dari intrauterine device  (alat kontrasepsi dalam rahim), juga
dikenal dengan sebutan kontrasepsi spiral. IUD bekerja dengan cara menghambat gerakan
sperma menuju saluran rahim untuk mencegah pembuahan, sehingga tidak terjadi kehamilan.
Manfaat dan kelebihan kontrasepsi IUD yang dapat diperoleh: dapat mencegah kehamilan
hingga 99%, lebih praktis, Harga yang relatif terjangkau, Aman untuk ibu menyusui,
direkomendasikan untuk kondisi tertentu dan tidak meningkatkan berat badan.
Strategi:
Fokus pada data bahwa pasien post partum spontan hari ke-1, memiliki bayi dan belum ingin
menambah jumlah anak
Jawab: E

135. Seorang perempun berusia 32 tahun G 2P1A0 inpartu berada di kamar bersalin. Hasil pengkajian
pasien melahirkan bayi cukup bulan, menangis, diletakkan didada ibu untuk IMD.  Perawat
mengecek fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau gemeli.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus?

A. Memotong tali pusat


B. Mengecek fundus uteri
C. Menyuntikkan oksitosin
D. Menjepit/klem tali pusat
E. Memberitahu pasien akan disuntik

Pembahasan:
Pada kala II setelah bayi lahir maka langkah selanjutnya adalah mengeringkan tubuh bayi mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Meletakkan bayi di atas perut ibu, dan
memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus. Memberitahu ibu
bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik. Jangka waktu dari pemberian
suntikan oksitosin adalah dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, dengan dosis 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan
oksitosin).
Strategi:
Fokus pada data di mana pasien telah memasuki kala II, maka yang dilakukan adalah
memastikan bahwa kehamilan tunggal, dan memberikan suntikan oksitosin dengan dosis 10 unit
IM pada 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
Jawab: C

136. Seorang perempuan berusia 25 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 6 April 2020, dan Observasi tanda-
tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi: 88x/menit
Kapankah taksiran persalinan pada kasus?
A. 13 Januari 2020
B. 13 Februari 2021
C. 12 Januari 2020
D. 12 Februari 2021
E. 13 Januari 2021

Pembahasan:

Penghitungan taksiran persalinan pada ibu dihitung dari HPHT dan menggunakan rumus
naegel’s Rule yaitu: tanggal ditambah 7, bulan dikurangi 3 dan tahun ditambah 1.
Strategi:
Fokus pada data HPHT pasien untuk dihitung dengan menggunakan rumus naegel’akan
diperoleh taksiran persalinan pasien.
Jawab: E

137. Seorang perempuan berusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poli KIA untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan. Hasil pengkajian diperoleh data HPHT tanggal 16 Januari 2018, TFU 28 centimeter dan
Observasi tanda-tanda vital TD: 110/70mmHg, Frekuensi Nafas: 20x/menit dan Frekuensi Nadi:
88x/menit
Berapakah usia kehamilan pada kasus?
A. 32 minggu
B. 30 minggu
C. 31 minggu
D. 28 minggu
E. 22 minggu

Pembahasan:
Untuk menghitung usia kehamilan menggunakan rumus Mc. Donald’s dengan:
TFU dalam cm X 8 : 7 = …..minggu

Strategi:
Fokus pada data TFU pasien dalam cm. untuk dapat di hitung dengan menggunakan rumus Mc.
Donald’s
Jawab: A

138. Seorang perempuan usia 36 tahun dirawat di RSJ sejak 1 minggu yang lalu, Berdasarkan
observasi pasien hanya duduk dipojokan kamar setiap hari. Saat didatangi pasien lain akan
menghindar. Saat dilakukan wawancara emosi pasien berubah ubah. Saat menceritakan
penderitaanya pasien bercerita sambil tertawa.
Apakah afek yang dialami pasien pada kasus?
A. Datar
B. Labil
C. stabil
D. tumpul
E. tidak sesuai
Kunci
Jawaban
E
Rasional
Afek tidak sesuai adalah pada saat apa yang disampaikan oleh pasien ( respon verbal ) tidak
sesuai dengan respon non verbal pasien.

139. Seorang perempuan usia 45 tahun, dirawat yang ke 2 kali di rumah sakit jiwa , masuk dengan
gelisah, marah marah, curiga, merasa akan dibunuh, paman klien mengatakan sejak kecil pasien
selalu mendapat perlakukan tidak adil dari ayah tirinya. Pasien menolak makan karena takut
diracun. Mandi dan berpakaian harus selalu diarahkan. Terlihat menyendiri di kamar
Apakah diagnosa utama pada klien ?
A. Waham
B. Isolasi sosial
C. Harga dii rendah
D. Perilaku kekerasan
E. Defisit Perawatan Diri
Kunci Jawaban:
A
Rasional
Waham diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan terus menerus secara kuat
namun tidak sesuai kenyataan.

140. Seorang laki laki usia 44 tahun dirawat di RSJ . 1 bulan terakhir menyendiri di kamar,
mengganggu tetangganya, makan minum tidak teratur, tidak mandi sudah beberapa minggu, 1
tahun yang lalu di PHK, meyakini dan menyampaikan berulang ulang bila dirinya sudah
meninggal 3 tahun yang lalu..
Apakah jenis waham yang dialami pasien?

A. Curiga
B. Agama
C. Nihilstik
D. Siar pikir
E. Sisip pikir

Kunci Jawaban:
C
Rasional
Waham nihilistic adalah jenis waham yang mengganggap diri pasien sudah tidak ada
didunia/meninggal, diyakini tetapi tidak sesuai kenyataan, karena saat ini pasien masih hidup.

141. Seorang perempuan usia 24 tahun dirawat hari ke 8 di RSJ dirawatuntuk pertama pertama kali,
pasien dibawa keluarga karena dirumah gelisah, marah marah , bicara sendiri, ngelantur, emosi
tidak stabil, menyakiti org lain. Bila ditanya sesuatu pasien akan bercerita panjang dan berputar
putar namun masih menjawab pertanyaan.
Apakah alur pembicaraan yang dialami klien?

A. Bloking
B. tangensial
C. flight of idea
D. Sirkumtansial
E. assosiasi longgar
Kunci Jawaban:
D
Rasional
Sirkumtansial merupakan alur pembicaraan yang berputar putar yang dilakukan oleh seseorang
yang merupakan tanda adanya gangguan proses fikir klien

142. Seorang laki – laki 28 tahun, dirawat di rumah sakit jiwa , sejak 2 hari yang lalu, dibawa
keluarga karena mengamuk di rumah, saat ini masih sering berteriak teriak dan mengancam
orang yang mendekatinya. Perawat melakukan pengikatan pada pasien di dalam ruangan,
keputusan mengikat pasien dilakukan sendiri tanpa menyampaikan alasan pengikatan pada
pasien.
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat?
A. justice
B. veracity
C. autonomy
D. maleficiency
E. accountability
Kunci
Jawaban
C
Rasional
Autonomy adalah kebebasan seeorang untuk menentukan dirinya sendiri, pasien perlu diberi
penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan

143. Seorang laki laki usia 35 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu. Pasien menolak makan dan
minum yang diberikan, perawat yang sedang berjaga mencoba membujuk pasien dengan
membawa makanan ke hadapan pasien , tetapi pasien tidak terbujuk sama sekali. Karena berkali
kali mencoba gagal perawat merasa kesal dan memaki maki pasien.
Prinsip aspek legal etik apakah yang telah dilanggar oleh perawat dalam menghadapi pasien
tersebut?
A. justice
B. fidelity
C. beneficiency
D. confidencility
E. Nonmaleficiency
Kunci
Jawaban
E
Rasional
Nonmaleficiency adalah prinsip etik yang harus dilaksanakan agar perawat tidak melakukan yang
dapat merugikan pasien baik fisik maupun psikologis.

144. Seorang laki laki usia 12 tahun, dibawa ke poly RSJ, sudah 3 hari mengurung diri dikamar sambil
berteriak teriak, menangis, menolak makan dan tidak bisa tidur. Hasil wawancara dengan orang
tua, didapatkan bahwa orang tua sangat over protektif, menerapkan disiplin yang tidak
konsisten. Pasien pernah mengalami kecelakaan. Saat kecil pernah dikurung dikamar mandi.
Pasien pernah tinggal serumah dengan pamannya yang mantan narapidana.
Apakah factor penyebab pasien terganggua psikologisnya?
A. Pola asuh
B. lingkungan
C. factor biologis
D. Stressor psikologis
E. Pengalaman traumatis

Kunci
Jawaban
A
Rasional
Penerapan pola asuh yang dilakukan orang tua dapat menjadi penentu kondisi psikologis anak
pada masa yang akan datang pada sikls kehidupanya.

145. Seorang perempuan usia 21 tahun dirawat di rumah sakit jiwa. Berdasarkan hasil pengkajian
klien mengatakan selama di rumah sakit belum pernah ada yang menjenguk, ingin segera pulang
tapi malu bila bertemu dengan tetangga, klien mengatakan dirinya merasa tdk berguna karena
tidak mempunyai pekerjaan. Bicara pelan, tidak mandi bila tidak diingatkan perawat. Bila
keinginan tidak dipenuhi pasien memendam amarahnya.
Apakah diagnosis utama pada kasus?
A. isolasi sosial
B. harga diri rendah
C. deficit perawatan diri
D. resiko perilaku ekerasan
E. koping keluarga tidak efektif

Kunci
Jawaban
B
Rasional
Harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan negative terhadap diri pasien.

146. Seorang perawat rumah sakit jiwa merencanakan akan melakukan asuhan keperawatan pada
pasien Pada saat akan melakukan asuhan keperawatan salah satu pasien belum memenuhi
kebutuhan dasarnya yaitu mandi, dan ganti baju, oleh karena merasa tidak nyaman bicara
dengan pasien yang masih belum mandi, akhirnya perawat hanya bicara dengan pasien yang
tampak bersih.
Prinsip etik apakah yang dilanggar oleh perawat?

A. Justice
B. Veracity
C. Autonomy
D. Accountability
E. Nonmaleficiency

Kunci
Jawaban
A
Rasional
Justice adalah prinsip etik yang harus dilakukan perawat dengan tetap melakan asuhan
keperawatan tanpa membeda bedakan kondisi pasien.

147. Seorang perempuan usia 18 tahun, di rawat di rumah sakit umum , masuk karena kecelakaan,
pada bagian muka terdapat luka. Pada saat ada teman temanya yang akan datang klien menutupi
bagian muka yang sakit dengan kedua tanganya, tidak ingin teman temanya melihat wajahnya,
menolak membicarakan tentang lukanya.
Apakah diagnosa utama pada pasien?

A. Peran
B. Identitas
C. Ideal diri
D. Harga diri
E. Citra tubuh

Kunci
Jawaban
B
Rasional
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi pasien terhadap tubuhnya akibat adanya
perubahan pada tubuhnya.Kerusakan yang terjadi pada wajah pasien menyebabkan persepsi
terhadap struktur tubuhnya mempengaruhi perilaku pasien.

148. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 10%anak-anak mengeluh
gatal-gatal. Masyarakat desa memiliki kebiasaan mandi, mencuci dan BAB di kali selama
bertahun-tahun dan menyakini hal tersebut lebih bersih dan nyaman
Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat?
A. Bentuk Kader kesehatan Lingkungan
B. Buat poster tentang kebersihan lingkungan
C. Berikan penyuluhan kebersihan lingkungan
D. Koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah perilaku
E. Koordinasi dengan kelurahan untuk pelarangan MCK di kali
Kunci
Jawaban
D
Nama Pembuat
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key person
di masyarakat, dalam hal ini kebiasaan MCK di kali dari masyarakat perlu mendapatkan masukan
dan bantuan tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh masyarakat merubah
perilaku menjadi jawaban yang tepat

149. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu desa 75% pasangan usia subur
tidak melakukan KB, walaupun mereka sudah memiliki lebih dari 2 orang anak. Masyarakat desa
meyakini baha banyak anak banyak rejeki, dan sebagian meyakini bahwa ber-KB tidak boleh
dilakukan menurut agama yang dia anut
Apakah intervensi keperawatan tentang ber-KB yang paling tepat pada kasus?
A. Buat poster
B. Berikan penyuluhan
C. Lakukan pelatihan kader
D. Bentuk kelompok swa bantu
E. Koordinasi dengan tokoh agama
Kunci
Jawaban
E
Rasional
Masalah nilai dan keyakinan atau kebiasaan masyarakat memerlukan intervensi dari key person
di masyarakat, dalam hal ini perilaku ber KB di masyarakat perlu mendapatkan support dari
tokoh masyarakat, sehingga koordinasi dengan tokoh agama menjadi jawaban yang tepat

150. Hasil pengkajian didapatkan kasus gizi kurang pada 30% balita pada masyarakat miskin di
sebuah desa, akan tapi juga ditemukan 10 % balita dengan gizi baik. Perawat melakukan sharing
pengalaman pola asuh dari orangtua balita gizi baik kepada balita dengan masalah gizi, memberi
makanan tambahan dan edukasi. Hasil evaluasi terjadi peningkatan kasus status gizi pada balita
di desa tersebut
Apakah upaya preventif sekunder awal yang tergambar pada kasus tersebut ?
A. Memberi edukasi masalah gizi
B. Melakukan evaluasi dari program
C. Mengkaji positif devian di masyarakat
D. Melakukan pelayanan posyandu di setiap desa
E. Memberi makanan tambahan pada balita bermasalah

Kunci Jawaban:
C
Rasional
Pada kasus perawat menemukan masalah gizi balita pada masyarakat miskin di sebuah desa,
akan tetapi juga ditemukan kondisi yang sebaliknya yaitu adanya balita dengan status gizi baik
(positif devian). Maka kegiatan awal perawat tersebut adalah melakukan pengkajian psoitif
devian di masyarakat.

151. Angka Penyakit Menular Seksual (PMS) di suatu eks lokalisasi semakin meningkat, setelah dikaji
ternyata masalah itu timbul karena rendahnya perilaku penggunaan kondom diantara pekerja
seks komersial (PSK). Melalui wawancara mendalam didapatkan alasan mereka tidak
menggunakan kondom karena dilarang oleh mucikarinya.

Apakah tindakan keperawatan yang paling tepat pada kasus tersebut ?


A. Memberikan pendidikan kesehatan ke para PSK
B. Membuat aturan penggunaan kondom bagi PSK
C. Melakukan kondomisasi di wilayah tinggi PMS
D. Membentuk Kader Kesehatan Masyarakat
E. Melakukan advokasi ke para mucikari
Kunci Jawaban:
E
Rasional
Key person pada kasus adalah para mucikari, sehingga perlu adanya advokasi kepada mereka
tentang pentingnya penggunaan kondom pada para PSK sebelum dlakukan tindakan selanjutnya

152. Terjadi wabah Flu burung pada masyarakat, dari hasil pengkajian didapatkan data banyaknya
unggas yang mati mendadak. Hasil windshield survey juga ditemukan 80 % warga memelihara
unggas di pekarangan rumahnya. Masyarakat memelihara unggas dengan alasan ekonomi dan
budaya.
Apakah tindakan keperawatan awal yang tepat pada kasus?
A. Memberikan pendidikan kesehatan ke masyarakat tentang bahaya flu burung
B. Membuat aturan pelarangan pemeliharaan unggas di lingkungan perumahan
C. Memberdayakan kader kesehatan untuk menyadarkan masyarakat
D. Melakukan advokasi ke para tokoh masyarakat dan agama
E. Meningkatkan promosi kesehatan melalui media informasi
Kunci Jawaban:
D
Rasional
Pendekatan awal pada kasus adalah melibatkan key person di masyarakat atau dalam hal hal ini
adalah melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat dan agama dikarenakan adanya value
atau budaya yang menjadi latar belakang masalah kesehatan di sana.

153. Perawat melakukan pengkajian di sebuah desa yang sedang terlanda flu burung. Hasil
pengkajian menemukan banyak warga yang memelihara unggas di pekarangan rumah mereka
dan faktor ekonomi sebagai alasan utama mereka memelihara unggas. Warga sangat
menghormati kepala desanya.

Apakah metode pengkajian lanjutan untuk mencari intervensi yang tepat pada kasus?

A. Winshield survey
B. informant interview
C. observasi partisipasi
D. focus group discussion
E. small group discussion
Kunci Jawaban:
b
Rasional
Penyelesaian kasus memerlukan pertimbangan dan masukan dari warga sendiri, untuk itu
jawaban yang paling sesuai adalah mengadakan wawancara langsung dengan tokoh masyarakat
atau pemuka setempat (informant interview)

154. Hasil pengkajian perawat di sebuah desa ditemukan 13 warga yang sudah terindikasi menderita
Diabetes pada 150 KK. Warga mengatakan jika mereka memahami faktor resiko munculnya
penyakit tersebut dan pernah diajarkan cara melakukan senam diabetes tapi sudah lupa.Warga
memiliki kebiasaan minum teh manis setiap pagi dan sore.
Apakah metode yang tepat untuk melakukan pendidikan kesehatan pada warga?
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi kelompok
D. Curah pendapat
E. Fokus group discussion
Kunci Jawaban:
b
Rasional
Warga sudah memahami faktor resiko DM karena pernah mendapatkan informasi tersebut,
akan tetapi warga lupa tentang senam DM, untuk itu pendidikan kesehatan yang paling tepat
untuk mengingatkan kembali kemampuan psikomotorik warga adalah mendemostrasikan
kembali senam DM.

155. Perawat mendapat keluhan dari beberapa ibu muda di Desa tentang ASI yang sedikit keluar.
Mereka merasa kebingungan bagaimana mengatasinya. Perawat mengetahui diantara mereka
ada beberapa ibu yang berhasil menyusi ASI ekslusif. Perawat berencana mengadakan penkes.
Apakah metode yang tepat pada kasus?
A. Ceramah
B. Demonstrasi
C. Diskusi terarah
D. Curah pendapat
E. Fokus group discussion
Kunci Jawaban:
d
Rasional
Positif devian atau simpangan positif dapat menjadi narasumber pemecahan masalah ASI
eksklusif di warga desa, maka metode curah pendapat (brainstorming) dari warga dengan warga
lain yang berhasil menyusui eksklusif adalah metode yang tepat dala menyelesaikan masalah.

156. Seorang perawat bertugas di desa, didapatkan data lingkungan kurang sehat, letak kandang
berada di dalam rumah, system pembuangan air limbah sembarangan, kondisi air berwarna,
penyakit yang banyak diderita batuk filek, rumah tidak ada jendela dan buang sampah
sembarangan.
Apakah masalah utama pada kasus tersebut ?
A. Krisis Kesehatan Akut
B. Perilaku Kesehatan Beresiko
C. Defisiensi Kesehatan Komunitas
D. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
E. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan
Kunci
Jawaban
b
Rasional
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul
sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan komunitas

157. Sebuah Puskesmas berada puskesmas diwilayah kumuh dengan pemukiman padat penduduk
dan banyak yang menderita ISPA. Masyarakat sering mengkonsumsi obat antibiotic yang dapat di
beli di toko obat di wilayah tersebut tanpa resep dari dokter.
Manakah penyebab tingginya virulensi Agent penyebab ISPA pada kasus tersebut?
A. Resistensi terhadap antibiotic
B. Sanitasi lingkungan yang kurang
C. Tingkat imunitas penduduk yang rendah
D. Jumlah kuman dilingkungan yang banyak
E. Padat nya lingkungan penduduk diwilayah puskesmas tersebut
Kunci
Jawaban
A
Rasional
Penyebab timbulnya ISPA adalah kuman influenza, kondisi lingkungan yang padat dan sanitasi
yang buruk dapat mempercepat penyebaran ISPA, dalam kasus terdapat satu kondisi yang
menjadi penyebab tingginya virulensi (kemampuan menularkan) dari virus yaitu resistensi obat
antibiotik sehubungan perilaku masyarakat.yag membeli antibiotik tanpa resep dokter.

158. Seorang perawat puskesmas di daerah yang masih memegang teguh tradisi, anak balita tidak
boleh di imunisasi. Warga beralasan mereka menganggap pemberian vaksin imunisasi tidak
sesuai dengan ajaran agama, karena mereka mendapat informasi tentang bahan pembuat vaksin
berasal dari hewan yang di haramkan.
Apakah intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut ?
A. Melaporkan pada pihak puskesmas dan dinas kesehatan
B. Melakukan pendekatan tokoh agama setempat
C. Mengadakan pelatihan kader tentang imunisasi
D. Memberikan penyuluhan pada warga
E. Mengadakan pertemuan warga
Kunci
Jawaban
B
Rasional
Masalah kesehatan terkait dengan nilai dan keyakinan di masyarakat menurut Leininger
memerlukan pendekatan dari sumber yang memahami masalah dan karakteristik masyarakat
sebagai key person dalam hal ini pendekatan dari tokoh agama setempat adalah jawaban yang
paling tepat

159. Hasil pengkajian perawat komunitas di dapatkan data di suatu kelurahan terdapat 2500
penduduk, 5% dari total penduduk adalah usia balita. Tiga bulan yang lalu ada 4 orang balita
meninggal karena diare. Masyarakat memiliki kebiasaan buang sampah ke kali, banyak lalat
bertebaran di wilayah tersebut. Kebanyakan masyarakat setempat belum mengetahui tentang
penyakit diare.
Apakah masalah keperawatan yang paling tepat?
A. Kurang pengetahuan
B. Perilaku Kesehatan Beresiko
C. Defisiensi Kesehatan Komunitas
D. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan
E. Ketidak mampuan mempertahankan kesehatan
Kunci
Jawaban
C
NamaPembuat
Data komunitas mulai dari lingkungan, perilaku dan dan masalah kesehatan sudah muncul
sehingga masalah atau dignosis keperawatan yang tepat adalah Defisiensi Kesehatan komunitas

160. Seorang wanita usia 37 tahun, tiba di IGD dengan keluhan nyeri akibat tersiram air panas. luka
bakar yang mengenai kepala dan leher, dada, punggung atas dan seluruh ekstremitas bawah
sebelah kanan.
Berapakah luas persentasi luka bakar pasien tersebut?
A. 18%
B. 27%
C. 36%
D. 45%
E. 54%
Rasional
Pada pasien dewasa dengan luka bakar dapat digunakan rumus Aturan Sembilan (Rule of Nine)
yaitu kepala dan leher : 9%, dada: 9%, Punggung atas: 9%, seluruh ekstremitas kanan bawah:
18%, sehingga dapat diketahui luas persentasi luka bakar pasien yaitu 45%.
Kunci Jawaban
D

161. Seorang pasien masuk di ruang IGD korban KLL terdapat perdarahan di bagian kepala, fraktur
tertutup pada cruris dextra. Dari hasil pemeriksaan pasien membuka mata dengan rangsangan
nyeri, kata-kata tidak teratur, dan terlihat fleksi abnormal.
Berapakah hasil dari pemeriksaan GCS pasien diatas?
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Rasional
Glasgow Coma Scale (GCS) adalah skala yang digunakan untuk pemeriksaan tingkat kesadaran
pasien dengan menilai respon membuka mata, verbal dan motorik. Respon membuka mata
dengan rangsangan nyeri: 2, kata-kata tidak teratur: 3, gerakan motorik fleksi abnormal:3
(E2V3M3). Jadi hasil pemeriksaan GCS pada pasien tersebut adalah 8.
Kunci Jawaban
D

162. Pada daerah bencana, perawat menemukan 3 korban bencana dan harus melakukan triase
lapangan. Korban A dengan frekuensi napas 32x/mnt, CRT lebih dari 2 detik, perdarahan hidung,
telinga, racoon eyes. Korban B tidak bernapas setelah memposisikan jalan napas, terdapat fraktur
femur sinistra terbuka. Korban C dengan frekuensi napas 26x/mnt, CRT kurang dari 2 detik,
kondisi sadar, terdapat flail chest pada costae 4 dan 5 sinistra.
Apakah kategori triase dari masing-masing pasien secara berurutan di atas?
A. Merah, hitam, merah
B. Merah, hitam, kuning
C. Merah, merah, merah
D. Kuning, merah, kuning
E. Hitam, hitam, merah
Rasional
Pengkategorian triase berdasarkan algoritma sistem Simple Triage and Rapid Treatment
(START) yang sering dgunakan pada kondisi bencana dengan korban masal. Berdasarkan sistem
START dapat disimpulkan bahwa Korban A termasuk kategori merah karena frekuensi napas
lebih dari 30 kali per menit dan CRT lebih dari 2 detik, korban B termasuk kategori hitam karena
tetap tidak bernapas walaupun sudah memposisikan jalan napas korban. Sedangkan untuk
korban C, termasuk kategori kuning karena frekuensi napas kurang dari 30 kali per menit, CRT
kurang dari 2 detik, namun terdapat flail chest yang beresiko pada gangguan pernapasan jika
penanganan yang terlalu lama.
Kunci Jawaban
B

163. Seorang laki - laki usia 34 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan lalu lintas. Hasil pemeriksaan
terdapat fraktur tertutup pada tulang femur kanan, kemudian dilakukan pemasangan bidai.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Pasang infus 2 line
B. Lihat adakah perdarahan eksternal
C. Cek pulsasi pada distal area fraktur
D. Kaji kekuatan otot area yang fraktur
E. Cek Capillary refill time (CRT) area fraktur
Rasional
Prosedur pembidaian pada pasien fraktur harus selalu memeriksa denyut nadi, motorik dan
sensasi pada distal area fraktur sebelum dan sesudah tindakan pembidaian. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk memastikan pemasangan bidai tidak terlalu ketat yang dapat
merusak neurovaskuler pada area sekitar fraktur.
Kunci Jawaban
C

164. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun masuk di ruang IGD dengan keluhan sesak nafas.
Saat pengkajian tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi Nadi 140 kali per menit dan frekuensi
nafas 44 kali per menit.
Tindakan manakah yang harus dilakukan perawat?
A. Mempersiapkan AED
B. Memanggil tim kode blue
C. Mengatur posisi semi fowler
D. Segera melaporkan ke dokter jaga
E. Memberikan oksigen 7 liter/menit simple mask
Rasional
Sebelum diberikan terapi oksigen, pemberian posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45°
pada pasien sesak napas sebagai cara untuk membantu mengurangi sesak napas dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan
dari abdomen pada diagfragma.
Kunci Jawaban
C

165. Seorang laki-laki usia 40 tahun dibawa ke IGD dengan kondisi tidak sadar. Saat pengkajian arteri
karotis tidak teraba, dan pada monitor menunjukkan irama Ventrikular Takikardi (VT).
Tindakan manakah yang harus dilakukan perawat?
A. Mempersiapkan tindakan intubasi
B. Mempersiapkan defibrilator
C. Melakukan tindakan RJP
D. Memasang Spine Board
E. Memasang IV line
Rasional
Ventrikular Takikardi (VT) tanpa nadi, merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Tindakan
utama pada kasus ini adalah dengan tindakan defibrilasi untuk mengembalikan normalitas
jantung. Sambil menunggu defibrilator siap, perawat lainnya melakukan tindakan RJP untuk
menjaga darah dan oksigen tetap beredar ke seluruh tubuh.
Kunci Jawaban
B

166. Seorang laki – laki usia 15 tahun korban bencana gempa bumi ditemukan tim kesehatan di
bawah reruntuhan bangunan dalam kondisi tidak sadar, mukosa bibir tampak kebiruan, memar
di wajah, leher dan bahu.
Apakah teknik manajemen airway yang digunakan untuk menolong korban?
A. Head tilt
B. Jaw trust
C. Head tilt-chin lift
D. Needle krikotiroid
E. Memasang Oropharyngeal Airway
Rasional
Korban yang mengalami trauma pada area klavikula hingga kepala, harus dicurigai korban
tersebut mengalami trauma servikal/ tulang leher. Oleh karena itu, teknik manajemen airway
yang paling tepat untuk mempertahankan immobilisasi tulang leher adalah dengan teknik jaw
trust
Kunci Jawaban
B

167. Seorang laki-laki usia 25 tahun dibawa keluarga ke puskesmas dengan luka tusuk dan pisau
masih tertancap dibagian abdomen kuadran kanan bawah. Hasil pengkajian, pasien tampak
lemah, ada perdarahan yang keluar dari luka, frekuensi napas 26x/ menit, frekuensi nadi
115x/menit, TD 110/70 mmHg.

Apakah tindakan paling tepat pada kasus tersebut?


A. Segera mencabut benda dan tutup lukanya
B. Pertahankan pisau tetap pada tempatnya
C. Rujuk ke rumah sakit untuk dioperasi
D. Memberikan oksigen 4 liter/menit
E. Memasang IV line cairan RL
Rasional
Penanganan awal pada pasien dengan luka tusuk dan pisau masih tertancap ditubuhnya yaitu
tetap mempertahankan posisi pisau pada tempatnya dengan melakukan fiksasi kemudian
dirujuk ke rumah sakit untuk tindakan operasi. Pencabutan pisau pada penanganan awal dapat
menyebabkan perdarahan lebih banyak dan dapat memperparah kerusakan neurovaskuler
disekitar luka.
Kunci Jawaban
B

168. Seorang perempuan usia 48 tahun diantar keluarganya ke IGD dengan keluhan nyeri dada
sebelah kiri, sesak nafas dan keringat dingin.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat pertama kali?
A. Pemeriksaan EKG
B. Auskultasi jantung
C. Pengkajian primer
D. Pengkajian sekunder
E. Pemeriksaan laboratorium
Rasional
Pada pasien dengan kategori gawat darurat, prosedur yang harus dilakukan pertama kali adalah
pengkajian primer untuk memastikan bahwa kondisi yang berpotensi mengancam nyawa segera
dapat diidentifikasi dan ditangani melalui evaluasi berurutan dari Jalan napas (airway),
pernapasan (breathing), Sirkulasi (Circulation), Disability, dan Exposure.
Kunci Jawaban
C

169. Seorang perempuan berusia 20 tahun masuk IGD dengan keluhan diare, mual dan muntah. Hasil
pengkajian menunjukan data mukosa bibir kering, mata cekung, turgor kulit lambat kembali.
Pasien dilakukan pemasangan IVFD RL 500 ml habis dalam waktu 3 jam, menggunakan infuset
dengan faktor tetesan 20.
Berapakah jumlah tetesan cairan per menit pada kasus di atas?
A. 25 tts/mnt
B. 30 tts/mnt
C. 40 tts/mnt
D. 55 tts/mnt
E. 60 tts/mnt
Rasional
Dalam penghitungan cairan infus dapat menggunakan rumus
Jumlah tetesan per menit = jumlah kebutuhan cairan x Faktor tetesan / waktu (jam) x 60 menit
= 500 x 20 / 3 x 60 = 10000 / 180 =55,5 tetes/ menit
Kunci Jawaban
D

170. Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IRD dengan keluhan terasa sangat nyeri dan berat
pada dada kirinya saat bangun tidur. Nyeri bertambah saat beraktifitas. Pemeriksaan fisik : TD
88/60 mmHg, RR : 26 x/mnt, klien mengatakan bahwa skala nyeri 7 . Hasil pemeriksaan EKG
terdapat ST elevasi dan T depresi.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada klien?
A. Nyeri akut
B. Nutrisi kurang dari kebutuhan
C. Perubahan perfusi jaringan
D. Gangguan istirahat tidur
E. Intoleransi aktifitas

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan nyeri dada pada saat kerja jantung kita meningkat, misal
saat beraktifitas, rasa nyeri timbul mendadak dan tidak berkurang saat istirahat
Kunci jawaban
A
171. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di bawa ke UGD dengan keluhan pusing, sesak nafas,
mual dan nyeri dada. Pada saat dipakai aktifitas klien juga mengeluh berdebar-debar.
Pemeriksaan fisik : TD 90/60 mmHg, nadi 115 x /mnt, RR : 30 x/mnt, berkeringat dingin, tampak
pucat. Diagnosa Medis gagal jantung kongestif

Masalah keperawatan prioritas pada klien diatas adalah ...


A. Gangguan pertukaran gas
B. Perubahan perfusi jaringan
C. Gangguan pola nafas
D. Nyeri akut
E. Penurunan curah jantung

Rasional
Data-data pada kasus menggambarkan kondisi jantung tidak dapat memompa (sistolik) atau
mengisi darah (diastolik) sebagaimana mestinya, Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
mengakibatan cairan terdorong ke jaringan paru sehingga menyebabkan dispneu akibat
penimbunan cairan dalam alveoli
Kunci jawaban
A

172. Seorang perempuan usia 50 tahun menderita gagal jantung kongestif. Klien mengeluh mudah
lelah saat beraktifitas walaupun hanya melakukan aktifitas harian di rumah,seperti makan,
minum, mandi, dan personal hygiene.
Masalah keperawatan prioritas pada klien adalah ....
A. Gangguan pola nafas
B. Nyeri akut
C. Intoleransi aktifitas
D. Gangguan istirahat tidur
E. Perubahan perfusi jaringan

Rasional
Ciri khas gagal jantung kongestif adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C

173. Seorang laki-laki usia 60 tahun dirawat di ruang ICCU dengan diagnosa IMA. Klien belajar duduk
disisi tempat tidur sambil dibantu anaknya. Tiga menit setelah duduk klien mengeluh nyeri dada.
Pemeriksaan fisik didapatkan tampak berkeringat dingin, TD:105/70 mmHg, RR : 29 x/mnt,
Apakah prioritas tindakan yang harus dilakukan perawat ?
A. Menghentikan aktifitas klien
B. Segera lapor pada dokter
C. Membaringkan klien ditempat tidur
D. Membantu segala ADL klien
E. Memposisikan klien semifowler

Rasional
Pada infark miokard akut adalah nyeri saat melakukan aktivitas, sangat disarankan untuk
meminimalkan kegiatan, dibutuhkan istirahat
Kunci jawaban
C

174. Seorang laki-laki berusia 74 tahun dirawat di RS dengan keluhan pusing, bicara pelo, tubuh
terasa lemah pada ekstrimitas kiri, nafsu makan menurun dan muntah proyektil. Hasil
pemeriksaan didapatkan T: 150/100 mm Hg, N : 60 x/mnt, RR : 24x/mnt. CT scan : ICH
periventrikel lateral dan brain atropi sedang. Diagnose medis CVA bleeding.
Apakah masalah keperawatan prioritas pada kasus diatas?
A. Nyeri akut
B. Kerusakan Komunikasi verbal
C. Gangguan perfusi jaringan cerebral
D. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E. Gangguan mobilitas fisik

Rasional
Pada CVA bleeding menyebabkan thrombus atau emboli di daerah serebral yang akan
mengakibatkan suplai darah ke jaringan serebral tidak adequat
Kunci jawaban
C
175. Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa Diabetes Mellitus.
Klien mengeluh luka pada kaki sudah 2 minggu tidak sembuh-sembuh, badan panas, mual,
muntah, tidak pernah kontrol. Hasil pemeriksaan didapatkan setelah dibuka terdapat pus,
tampak kemerahan, dan terdapat jaringan nekrosis.
Masalah keperawatan utama pada klien tersebut?
A. Kurangnya pengetahuan
B. Hipertermi
C. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
D. Resiko infeksi
E. Gangguan perfusi jaringan

Rasional
Pada Diabetes Mellitus akibat defisiensi insulin mengakibatkan hiperglikemia, menimbulkan
gangguan peredaran darah sehingga muncul luka yang menyebabkan suplai ke jaringan perifer
menurun
Kunci jawaban
E

176. Seorang laki-laki 45 tahun, dibawa oleh keluarga ke RS dengan keluhan sudah 3 hari tidak bisa
kencing. Pemeriksaan fisik teraba penuh pada abdomen bawah (kandung kencing). Pasien
diberikan intervensi pemasangan kateter. Saat di pasang kateter didapatkan adanya tahanan dan
kateter susah dimasukkan.
Apakah tindakan yang pertama kali dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melepas kateter
B. Meneruskan pemasangan kateter
C. Mengkaji adanya tahanan
D. Melaporkan pada Dokter
E. Melanjutkan pemasangan

Rasional
Dalam pemasangan kateter jika ada tahanan akan menyebabkan iritasi, maka diwajibkan untuk
menarik kembali selang kateter agar tidak melengkung yang mengakibatkan iritasi lalu
pendarahan
Kunci jawaban
A

177. Seorang perempuan, berusia 40 Tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan panas
selama 3 hari berturut-turut, mual, muntah 6 kali, diare, nafsu makan menurun, nyeri kepala.
Dalam pengkajian tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi 110 x/menit,
RR 24 x/menit, Suhu 38,5 0C.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut?
A. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Hipertermi
C. Defisit volume cairan & elektrolit
D. Gangguan pola nafas
E. Nyeri (akut)

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, ada dehidrasi, output berlebihan dan input berkurang
Kunci jawaban
C

178. Seorang laki-laki 24 tahun, dibawa dibawa petugas Dinas sosial ditemukan di pinggir jalan
dengan kondisi badan terlihat kotor, badan mengeluarkan bau tidak sedap, rambut acak acakan.
Pasien tampak lemah. T : 110/70 mmhg, N : 100 x/mnt. Perawat memandikan klien akan tetapi
klien menggigil sebelum proses selesai.
Tindakan pertama apa yang dilakukan pada kasus tersebut?
A. Melanjutkan memandikan
B. Menghentikan memandikan
C. Mengevaluasi keadaan klien
D. Memberi selimut hangat
E. Mengkaji penyebab

Rasional
Berdasarkan data data yang terkumpul, kondisi menggigil sehingga wajib untuk dihentikan, agar
tidak terjadi hipotermi
Kunci jawaban
B
179. Hasil Pengkajian di suatu Desa, didapatkan data: 40% masyarakat membuang sampah di Pantai,
30% membuang sampah di selokan, dan 30% menimbun sampah di pekarangan rumah.
Apakah Intervensi keperawatan prioritas untuk kasus diatas?
A. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
B. Penyuluhan Kesehatan Penyakit Infeksi
C. Kerja Bakti Bersama
D. Membuat Bak Sampah
E. Pembentukkan Kader Kesehatan Lingkungan
Rasional
Berdasarkan data Desa didapatkan masyarakat desa membuang sampah tidak pada tempatnya
yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan lingkungan pada masyarakat Desa.
Sehingga, intervensi keperawatan prioritas yang harus diberikan pada masyarakat desa tersebut
adalah penyuluhan kesehatan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
motivasi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan.
Kunci Jawaban
A

180. Hasil data Pengkajian di Desa Lasallian terdapat 30 orang penderita Diabetes Melitus yang
mempunyai Ulcus Diabeticum. Penderita dan keluarga tidak tau cara merawat Luka Diabetik.
Perawat Komunitas berinisiatif ingin mengajarkan kepada penderita dan keluarga tentang
perawatan Luka Diabetik. Sehingga penderita maupun keluarga dapat merawat luka diabetik
secara mandiri.
Siapakah ahli teori keperawatan yang teorinya dapat diaplikasikan pada kasus diatas?
a. Betty Neuman : Neuman Model
b. Dorothea Orem : Self-care deficit
c. Martha Rogers : Unitary Human Being
d. Sister Callista Roy : Adaptation Model
e. Madeleine Leininger : Transcultural Nursing
Rasional
Dorothea Orem dengan teorinya Self-care deficit menjelaskan bahwa perawat sebagai Nursing
agency membantu masyarakat (penderita dan keluarganya) untuk dapat memenuhi defisit
perawatan diri sekaligus perawat dapat mendidik masyarakat untuk mandiri dalam merawat
kesehatan diri.
Kunci Jawaban
B

Anda mungkin juga menyukai