Tugas Majik Yudi
Tugas Majik Yudi
NO BP: 1710531011
TUGAS MANAJEMEN STRATEJIK
Learning Organization
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar. Setiap orang
dalam perusahaan harus dapat mengembangkan potensi perusahaan, dan melakukan
observasi secara berkelanjutan untuk mencapai hasil yang terbaik bagi perusahaannya.
Hal ini yang tidak dilakukan oleh perusahaan Eastman Kodak Corporation. Kodak
seharusnya dapat mengembangkan potensi yang ada. Terlebih sebenarnya pelopor
pertama kamera digital adalah perusahaan Kodak. Pastinya sumber daya manusia yang
ada didalamnya juga memiliki kapasitas yang memadai apabila dilatih dan
dimaksimalkan potensinya untuk dapat menciptakan produk-produk baru yang memiliki
tingkat inovasi lebih tinggi dalam hal menghadapi perubahan teknologi yang sedang
berkembang.
Tetapi perusahaan ini terlalu puas dengan apa yang diraih pada masa kejayaannya
yaitu abad ke 20 sehingga membuat Kodak berdiam diri dan tidak mengembangkan
potensi produknya. "Status quo membunuh Kodak”. Berdiam diri di era yang terus
bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik perusahaan besar
maupun kecil harus tetap bergerak maju beberapa langkah kedepan, begitupun dengan
perusahaan Kodak. Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera
digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi
sesulit ini.
Dengan kerugian atau penurunan penjualan produknya, Kodak seharusnya dapat
belajar dari pengalaman dan mencoba untuk berinovasi lebih baik dengan mengeluarkan
berbagai produk yang dapat membuatnya bangkit dari keterpurukan. Namun perusahaan
ini memang belum memiliki kemampuan “Learning Organization”. Dia tidak dapat
menganalisis keberhasilan atau kegagalan dari dikeluarkannya suatu sistem atau produk
baru. Ini terbukti dengan biarpun perusahaan ini mencoba mengeluarkan produk kamera
digital namun produk ini tidak booming dipasaran karena dinilai masih kurang
memenuhi permintaan atau selera konsumen yang selalu berubah mengikuti
perkembangan teknologi.
Environment Analysis
1. Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)
Langkah pertama yang mungkin dilakukan untuk menghadapi ketidakpastian
dalam lingkungan adalah dengan menentukan hal apa saja yang penting bagi
perusahaan. Namun sering kali perusahaan mengabaikannya kemudian menyesali
tindakan-tindakan tersebut dikemudian hari.
Penyesalan inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan fotografi tersebut
sebenarnya berkesempatan besar untuk menjadi perusahaan yang memproduksi
kamera digital yang terbaik, karena Kodak yang pertama kali menemukan kamera
digital. Namun perusahaan tidak melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan
kesempatan mendapatkan pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan
pesaing.
Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak melakukan
pemantauan lingkungan sebelumnya. Para manajer harus mencari informasi seperti
pesaing, hambatan, produk substitusi, keadaan ekonomi, perubahan teknologi, dan
lain-lain. Pemantauan lingkungan diperlukan untuk memahami perubahan-
perubahan, kesempatan-kesempatan, dan ancaman-ancaman di lingkungan
sekitarnya.
2. Pengembangan Skenario (Scenario development)
Setiap perusahaan sudah sejatinya harus dapat memperkirakan atau menentukan
pengaruh kekuatan lingkungan terhadap perusahaan mereka. Mereka biasanya
mengembangan skenario-skenario untuk masa depan. Jika perusahaan Kodak sudah
melakukan pengembangan skenario-skenario untuk perusahaannya, maka tidak akan
terjadi kondisi sesulit ini. Karena mereka sudah membuat rencana-rencana
kemungkinan yang akan dilakukan bila terjadi hasil yang berbeda-beda.
Seperti halnya kemajuan teknologi dan tindakan pesaing-pesaing seperti Canon
dan Nicon yang semakin agresif, Kodak seharusnya sudah memiliki rencana
alternatif yang akan dijalankan untuk dapat bertahan dan menyaingi pesaing-
pesaingnya tersebut.
3. Peramalan (Forecasting)
Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana tepatnya beberapa
variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakan kesalahan dari para
manajer Kodak. Mereka tidak dapat memperkirakan kemajuan teknologi dan selera
masyarakat yang semakin berkembang, serta jumlah permintaan atas produk kamera
analog yang semakin lama semakin berkurang karena adanya kamera digital.
4. Tolak Ukur (Benchmarking)
Terkadang untuk menghasilkan produk yang baik, perusahaan harus memilih dan
mengidentifikasi kinerja produk dari perusahaan yang terbaik dibidangnya. Seperti
halnya pada saat mulai mengalami kerugian, Kodak seharusnya dapat
mengidentifikasi produk kamera digital yang terbaik untuk memahami sumber
competitive advantage mereka dan selanjutnya mengembangkan produk dengan
inovasi yang lebih baik. Bukan seperti saat ini, Kodak hanya mengeluarkan kamera
digital yang fiturnya tidak lebih baik bahkan dibawah kualitasnya dibandingkan
dengan para pesaingnya. Sehingga kamera digitalnya tidak begitu laku dipasaran
karena kurang memenuhi selera pasar.
Competitive Environment
1. Pembeli (Buyers)
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat
konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera. Hal ini membuat
kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat, karena konsumen bisa
sangat selektif dalam menentukan pilihannya. Selera masyarakat juga berubah-ubah
mengikuti trend yang sedang terjadi. Seiring perkembangan zaman disertai dengan
kemajuan teknologi dan kesibukan masyarakat maka mereka lebih menginginkan
untuk sesuatu yang lebih mudah, seperti halnya kamera digital. Dulu Perusahaan
Kodak mencapai kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya mengenal kamera
analog yang agak besar dan sistem penggunaannya agak sulit. Sekarang zaman
sudah berubah, konsumen lebih memilih untuk membeli kamera digital yang sistem
penggunaannya lebih mudah. Namun sayang perusahaan Kodak terlambat
mengantisipasi trend kamera digital yang berkembang saat ini. Meskipun Kodak
sempat mencoba memproduksi kamera digital namun ternyata pasar produk mereka
telah direnggut oleh perusahaan lain yang dapat lebih memenuhi selera konsumen
dengan berbagai fitur terbarunya.
2. Persaingan antar industri yang sudah ada (Rivals)
Saat ini banyak sekali perusahaan yang bergerak dibidang alat fotografi, seperti
Sony, Canon, Minolta, Panasonic, Samsung, Nikon, dan lain-lain. Persaingan ini
sudah berlangsung sejak lama. Masing-masing perusahaan terus berinovasi
menciptakan kamera digital dengan fitur-fitur andalan yang terbaru. Banyaknya
perusahaan ini menciptakan keadaan persaingan yang sangat ketat antar
perusahaan. Dua dari nama-nama perusahaan diatas yang menjadi pemimpin dalam
dunia fotografi digital saat ini adalah Canon dan Nikon yang memiliki platform
kamera digital seperti kamera DSLR. Dua merk ini merupakan merk yang paling
dipertimbangkan saat ini di dunia. Mereka banyak diminati karena menawarkan
fitur-fitur menarik, desain yang unik, kualitas barang, dan tentunya harga yang
sesuai sehingga dapat menarik perhatian masyarakat dunia.
Perusahaan Kodak kalah saing terhadap perusahaan-perusahaan tersebut,
dibuktikan dengan penurunan secara drastis terus-menerus hasil penjualan produk
Kodak. Mungkin karena Kodak terlambat untuk mengantisipasi teknologi
digitalisasi fotografi sehingga dia tidak dapat beradaptasi dan berinovasi lebih baik
dengan kamera digital dan mengakibatkan daya saing yang rendah terhadap
produk-produk yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.
3. Ketersediaan barang substitusi (Substituties)
Barang substitusi dari kamera digital adalah handphone berfitur kamera
dengan resolusi tinggi yang mempunyai banyak keunggulan: lebih praktis, mudah
dibawa kemana-mana, harga lebih terjangkau, dan efisien karena sekaligus alat
komunikasi. Selain itu, juga ada produk yang sedang digandrungi khalayak ramai
saat ini yaitu PC Tablet. Selain dikenal dengan fungsi sebagai pengganti notebook
atau laptop yang lebih ringkas dengan layarnya yang besar, PC Tablet biasanya
juga memiliki kamera dengan resolusi tinggi sehingga dapat menyamai kualitas
kamera digital.
1. Fujifilm
Fujifilm merupakan perusahaan fotografi yang besar dan sudah mendunia telah
memasuki lebih dari 50 negara yang ada di berbagai dunia memasarkan produknya
seperti produk elektronik kamera dn lensa, kesehatan dan kosmetik dll.
Fujifilm selalu berkomitmen sebagai produsen kamera yang berteknologi,
berkualitas, serta selalu menghasilkan produk yang inovatif demi mewujudkan
perusahaan yang lebih baik.
Langkah fuji film semakin berkembang pesat terbukti dari banyaknya
perusahaan yang berhasil diakuisisi oleh perusahaan Fujifilm seperti pada tahun 1993
mengakuisisi Sham Chiyoda Mediall Co.,Ltd, 2004 mengakuisisi sebuah perusahaan
bahan mikroelektronik, sampai tahun 2016 terakhir Fujifilm mengakuisisi Monolis.,
Co.Ltd.
Analysisis of existing key issues and strategies
Strategi yang dilakukan Fujifilm menghadapi krisis yang di alami.
a. Promosi
Fokus utama Fujifilm dalam memasarkan produknya yaitu dengan menggarap
pasar anak muda generasi milenial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
awareness Fujifilm di kalangan generasi muda, pengenalan digencarkan melalui
media sosial. Fujifilm harus banyak brainstorming dengan generasi milenial,
mengenalkan teknologinya. Fujifilm lebih menjelaskan apa itu Fujifilm, apa yang
menjadi keuntungan produknya. Dan ini merupakan strategi promosi yang
ditawarkan oleh Fujifilm.
Promosi yang dilakukan Fujifilm pada 2011, tergolong masif berpromosi melalui
jalur above the line (ATL) dengan beriklan di koran, iklan majalah, dsb. Namun,
saat ini pihak Fujifilm lebih fokus berpromosi melalui medsos/pemasaran digital
dan below the line (BTL) melalui pameran fotografi, gawai, workshop, dan photo
walk. Selain itu, Fujifilm juga rajin membuat Fujifilm goes to school ke berbagai
SMP dan SMA. Lalu, membuat album foto supaya mudah dicerna apa itu
teknologi mirrorless.
Untuk medsos, Fujifilm banyak menggaet key opinion leader (KOL) sebagai
endorser. Seperti sudah disinggung di atas, mereka ini disebut X-Photografer. KOL
ini antara lain Dewandra Djelantik, Gatot Subroto, dan Hariyanto. Dengan para
KOL ini, sering digelar acara hunting foto bareng. Acara ini pernah dilakukan di
Palembang dan New York (tahun lalu). Sementara tahun ini rencananya akan ke
Tokyo, Jepang. Hasil foto-fotonya, selain ditampilkan di medsos masing-masing,
juga di-share di medsos Fujifilm dan website Fujifilm.
Komunitas di berbagai kota juga digarap. Misalnya, Fujiguy Indonesia, komunitas
pencinta Fujifilm. Dengan komunitasnya ini, Fujifilm rajin membuat workshop
dengan tema tertentu sesuai dengan kebutuhan mereka. Nah, peserta yang hadir
pun tidak hanya mereka yang berasal dari komunitas Fujifilm, tetapi juga dari
komunitas yang membahas tentang sharing dengan tujuan edukasi.
b. Service Center
Layanan service kamera tak luput menjadi salah satu yang diperhatikan oleh
Fujifilm. Mereka berupaya untuk tidak membiarkan konsumen menunggu lama
ketikaa memperbaiki produknya.
Lewat service center, Fujifilm memberikan batasan waktu maksimal waktu
pengerjaannya, yakni paling lama 14 hari. Namun tak jarang perbaikan ini
dilakukan lebih singkat. Sehingga membuat konsumen merasa puas akan servise
yang di tawarkan oleh perusahaan.
c. Kemajuan Teknologi
Kecanggihan teknologi saat ini sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan termasuk dokumentasi berbagai kegiatan rutin maupun kegiatan ekstrim
yang terkadang dilakukan. Seseorang pasti sudah sering mengabadikan moment
menggunakan kamera digital untuk membagikan hasil gambarnya ke sosial media.
Selain dibagikan, para pecinta fotografi sejati juga akan mengoleksi beberapa foto
pemandangan, foto objek hingga foto diri dengan berbagai model atau tipe
panorama. Untuk menghasilkan sebuah foto yang berkualitas, salah satu faktor
yang sangat mendukung adalah kamera yang digunakan.
Fujifilm merupakan vendor action camera asal negeri sakura yang telah terkenal
akan produk-produk teknologinya yang canggih dan populer. Jika dahulu Fujifilm
kita kenal dengan kamera konvensional yang masih menggunakan roll film hitam
putih atau negatifnya, kini sudah ada kamera DSLR, dan kamera mirrorless yang
bisa digunakan dengan lebih nyaman dan cepat. Kesemua jenis kamera tersebut
memiliki ciri tersendiri yang dapat Anda pilih sesuai dengan kebutuhan atau selera
masing-masing.
Kamera Fujifilm sendiri adalah sebuah kamera mirrorless buatan Fujifilm yang
dapat bersaing dengan maksimal dengan pesaing-pesaingnya baik yang berasal
dari negeri Jepang maupun negara Eropa. Semua itu berkat kemajuan teknologi,
sehingga perusahaan mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi
yang ada.
e. Good Governance
Ikhtisar Tata Kelola Perusahaan "Dasar seluruh bisnis kami adalah jujur, terbuka,
adil dan jelas yang memungkinkan kita untuk melihat fakta-fakta objektif dengan
cara yang tulus dan lugas, membuat keputusan yang rasional, dan terus menerus
menghadapi tantangan dengan keberanian. Dengan kebudayaan perusahaan yang
seperti ini, Fujifilm selanjutnya akan mengasah keunggulan teknologi terdepan dan
mengembangkan produk yang inovatif dan mendpatkan kepercayaan pelanggandan
memberikan kepuasan untuk tetap menjadi perusahaan yang kuat yang secara
konsisten menciptakan nilai baru dan melatih kepemimpinan perintis.
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan oleh Fijifilm adalah struktur organisasi
lini/garis. Dengan menggunakan tipe organisasi ini, maka perintah dalam
perusahaan mengalir dari Executive Officers turun ke PR, Corporate Planning,
Personnel, General Administration, CSR, Corporate R&D. Nantinya Director &
COO bertanggung jawab kepada CEO, CEO bertanggung jawab kepada Board of
Directors dan Board of Directors bertanggung jawab kepada Shareholders.
General Manager
Sales and
Marketing
MarketingEkstern
MarketingInternal Sales Manager
al
1. Sales Manager
Deskripsi Umum : Mencapai target penjualan yang sudah ditentukan
perusahaan, menambah channel penjualan dan mengkordinasikan sales.
Tugas Pokok :
a. Membuat target penjualan tahunan dalam qunatity maupun value.
b. Menyusun, mengelola dan mengembangkan organisasi dan segenap anggotanya
sesuai dengan kebutuhan organisasi secara keseluruhandan potensi masing-masing
anggota tim.
c. Mengembangkan produk serta brand yang ada di bawah tanggung jawabnya
dengan tujuan memperkuat produk/brand nya serta memperbesar kontribusinya
terhadap perkembangan perusahaan.
d. Mengembangkan area-area dimana produknya masih lemah dengan secara rutin
dan periodik mengunjungi serta bekerja sama dengan tim sales, baik di pusat
maupun area.
2. Marketing Internal
Deskripsi Umum, Membantu General manager dalam mengelola brand mulai dari
penyusunan platform/konsep produk, perencanaan strategiknya (strategi 4P),
pelaksanaannya serta monitoring dan review kegiatan, sampai dengan tindakan
korektif jika diperlukan.
a. Membantu menyusun konsep produk (STP) dan bauran pemasarannya yang meliputi
strategi produk, price, place, dan promotion.
b. Membantu menyusun marketing objective serta target penjualan yang sudah
ditentukan.
c. Membantu menyusun rencana kegiatan marketing sebagai perwujudan strategi dan
pencapaian target penjualan yang sudah ditentukan.
d. Menjalankan kegiatan marketing bekerja sama dengan tim sales yang ada di
lapangan serta seluruh distributor perusahaan.
3. Marketing External
Deskripsi umum : Membantu General Manager dalam mengelola brand mulai dari
penyusunan pembelanjaan media, event dan promosi di media sosial.
a. Hubungan dengan klien : Me-maintain hubungan baik dengan klien baik dengan
membuat gathering, membuat komunitas pelanggan, survey/ polling untuk
mendapatkan masukan dari pelanggan terhadap suatu product/service/citra
perusahaan Membantu menyusun marketing objective serta target penjualan yang
sudah ditentukan.
b. Hubungan dengan pers: Membuat dan membagikan press release Mementain
hubungan baik dengan media.
a. Natural Envronment
Fujifilm merupakan sebuah perusahaan Jepang mengkhususkan dalam bidang
optik dan gambar serta beberapa bidang lainya seperti di bidang kesehatan dan
kosmetik. Seperti yang kita ketahui alam sangat berpegaruh terhadap setiap
penjualan. Sama halnya dengan penjualan Fujifilm karena distributor Fuji
bayak tedapat di berbagai tempat di Indoesia sehingga membuat pengiriman
menjadi terhambat.
b. Societal Envronment
Ekonomi
Melihat perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini yang semakin
meningkat sehingga pendapatan masyarakat meningkat. Fujifilm
membidik pangsa pasar menengah keatas karena pola konsumen
terhadap produk digital kamera Fujifilm semakin meningkat.
Sosial
Perubahan sosial, budaya dan demografi memiliki dampak yang besar di
hampir semua produk, jasa, pasar dan konsumen dalam hal ini Fujifilm
membidik segmen pasar remaja. Kareana pangsa pasar remaja di
Indonesia menjadi sektor yang paling meningkat dalam hal penjualan.
Sehingga Fujifilm harus dapat melihat pasar dengan tepat.
Pemerintah
Faktor pemerintahan di Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan
bagi perusahaan. Perusahaan Fujifilm mencba untuk mencapai
keseimbangan antara nilai-nilai aspirasi dari segi kelas knsumen dan
tingkat pendapatan yang perusahaan miliki.
Teknologi
Persaingan kamera photograpy memerlukan inovasi dan teknologi yang
terbaru. oleh karena itu dalam dalam meningkatkan penjualan Fujifilm
akan mengeluarkan kamera mirrorless dengan desain yang di inginkan
pelanggan. Untuk saat ini Fujifilm telah mengeluarkan mirrless dengan
teknolgi terbaru dengan kualitas video yang jauh lebih baik dari
sebelumnya.
c. Task Envronment
Ancaman masuknya pendatang baru
Semakin berkembangnya teknolgi menyebabkan para pesaing berlomba-
lomba untuk menawarkan produk dengan kualitas terbaik dan harga
yang lebih murah. Serta banyaknya kamera-kamera digital yang
semakin merajalela di pasaran.
Untuk itu strategi yang harus dilakukan Fujifilm yaitu meningkatkan
kualitas produk serta membidik segmentasi pasar untuk kalangan
menengah bawah.
Ancaman produk pengganti
Banyak masyarakat yang beralih dari kamera digital ke smartphone.
Karena smartphone lebih mudah di bawa kemana-mana serta pada saat
ini kamera handphone jauh lebih bagus kualitasnya ketimbang kamera
digital yang di tawarkan merek-merek lain.
Untuk mengantisispasi produk pengganti Fujifilm harus mengeluarkan
teknolgi lensa terbaru, serta membuat promosi-promosi dan
mendekatkan diri ke knsumen yang dituju.
Kekuatan tawar menawar pembeli
Dalam mengatasi ini Fujifilm membuat segmentasi baru di mana yang
awalnya produk Fujifilm hanya untuk konsumen menengah keatas
namun sekarang Fujifilm membidik pangsa pasar konsumen menengah
kebawah. Serta lebih meningkatkan kualitas pelayanan sehingga
pelanggan akan tertarik dengan produk yang ditawarkan.