Anda di halaman 1dari 2

AKU DAN KETELADANAN SUNAN KALIJAGA

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Selamat pagi teman-teman, apa kabar? Semoga dalam keadaan baik
ya semuanya ya.
Sedikit cerita dari saya tentang sunan -sunan walisanga. Ada
satu sunan yang menurut saya sangat menarik, yaitu Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga mempunyai nama asli Raden Said,
beliaumerupakan putra dari Adipati Tuban yang bernama
Tumenggung Wilantika. Walaupun keturunan hindu tetapi beliau
sudah lama menganut Islam. Itulah sebabnya Sunan Kalijaga sudah
belajar agama islam dari kecil.
Ketika remaja Sunan Kalijaga sangat resah melihat rakyatnya
menderita karena urusan pajak. Kemudian beliau mempunyai ide
untuk mencuri barang-barang pajak dan dibagikan kepada rakyat yang
membutuhkan.
Cara yang digunakan oleh Sunan Kalijaga itu tidak benar,
Tumenggung Wilantika memerintahkan untuk keluar dari istana
Tuban. Akhirnya beliau berkelana sampai bertemu dengan seorang
guru yang mau mengajarinya.
Sunan Kalijaga terkenal dengan dakwah yang tidak biasa, tidak
melalui mimbar ke mimbar melainkan melalui budaya dan seni.
Berdakwah dengan mengikutsertakan para budayawan dan seniman,
memasukkan nilai-nilai islam kedalam budaya Jawa.
Karena pada jaman itu masyarakat Jawa dipengaruhi oleh
budaya Hindu dan Budha. Melalui itulah sehingga masyarakat bisa
dengan mudah menerima dan menyerap apa yang telah disampaikan
oleh Sunan Kalijaga. Mereka juga menghilangkan tradisi-tradisi lama.

Yang membuat saya terkesan yaitu berdakwah dengan


menggunakan syair-syair lagu, yang masih bisa kita dengarkan
sampai hari ini yaitu lagu lir-ilir, kira-kira seperti ini liriknya :
Lir ilir – lir ilir
Tandure wong sumilir
Taki jo royo-royo
Tak sengguh panganten anyar
Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro dodotiro kumitir bedah ing pinggir
Dondomana jrumatane kanggo seba mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Sun suroko surok hiyo
Makna yang terkandung dari lagu tersebut yaitu debagai seorang
muslim kita tidak boleh bermalas-malasan. Ibarat manusia itu
tanaman yang mulai berkembang, kita harus memilih berkembang dan
menjadi bahagia atau hanya akan bermalas-malasan saja.
Kita juga harus bersifat baik dan menunaikan rukun islam yang
digambarkan sebagai buah belimbing yang bergerigi lima. Kita juga
harus memupuk keimanan supaya ketika kita dipanggil sama Allah
kita sudah siap.
Jadi begitulah teman-teman, mari kita hindari sifat malas yang
tidak ada manfaatnya. Bisa dengan cara berdoa kepada Allah, dzikir
dan jangan menunda pekerjaan. Cukup cerita dari saya semoga kita
dapat mengambil hikmah dan manfaatnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai