Anda di halaman 1dari 6

RESUME

“PERTEMUAN 4: TUJUAN MENGELOLA INFORMASI


AKUNTANSI”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sosial dan Lingkungan
Dosen : Indra Basir, SE, M.Ak

Disusun Oleh:

ENDAH RETNO NINGTYAS C 301 18 467


MARIA KRISTIN C 301 18 433
TAUFIQ KURNIAWAN C 301 18 492

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI NON REGULER
UNIVERSITAS TADULAKO
1. SUSTAINABILITY KORPORASI DAN ECOEFFICIENCY SEBAGAI TUJUAN
AKUNTANSI LINGKUNGAN
Materi sebelumnya mengenai pembangunan berkelanjutan dan konsep eko-
efisiensi menunjukkan bahwasanya eko-efisiensi kurang didefinisikan secara luas daripada
pembangunan berkelanjutan dikarenakan mengabaikan aspek kinerja sosial perusahaan.
Meskipun demikian, ada beberapa hal yang akan dititikberatkan yakni pada pengukuran
dan peningkatan eko-efisiensi itu sendiri. Yang pertama yaitu pengukuran informasi
berorientasi eko-efisiensi dapat dianggap sebagai dasar pengukuran dan gerakan menuju
pembangunan berkelanjutan yang kuat oleh perusahaan. Selanjutnya, meskipun
pembangunan berkelanjutan perlahan-lahan dimasukkan ke dalam pemikiran pemerintah,
kemajuan keseluruhan di tingkat dewan perusahaan dapat diabaikan.
Gagasan eko-efisiensi, yang menggabungkan antara aspek ekonomi serta ekologi
dari masalah lingkungan, memberikan beberapa indikasi terkait bagaimana hal itu dapat
dioperasionalkan. Ukuran dimensi ekonomi meliputi nilai pemegang saham, arus kas
bebas, margin kontribusi, laba bersih dan nilai tambah.
Langkah-langkah dasar eko-efisiensi dapat digabungkan dalam beberapa cara
berbeda dan dapat dipilah untuk melayani berbagai kebutuhan informasi dari pemangku
kepentingan, aktor dan penerima. Singkatnya, fokus pada eko-efisiensi tidak berarti
menolak tujuan pembangunan berkelanjutan, tetapi merupakan langkah pragmatis pertama
menuju pembangunan berkelanjutan yang 'kuat'.
Jika perlindungan lingkungan dan peningkatan kinerja ekonomi perusahaan adalah
tujuan perusahaan, masuk akal untuk memungkinkan manajer mencapai hal ini dengan
mengarahkan mereka ke pengelolaan informasi lingkungan untuk tujuan meningkatkan
eko-efisiensi perusahaan. Oleh karena itu,informasi berorientasi eko-efisiensi manajemen
dapat didefinisikan sebagai sub-area manajemen perusahaan yang berhubungan dengan
aktivitas, metode, dan sistem yang dirancang untuk mengklasifikasikan, mencatat,
menganalisis, dan melaporkan dampak keuangan dan ekologi yang diinduksi secara
lingkungan dari suatu lingkungan tertentu. sistem ekonomi (misalnya perusahaan, pabrik
atau produk). Nilai pengelolaan informasi lingkungan dapat diukur dengan peningkatan
eko-efisiensi, dan manajer dapat dimintai pertanggungjawaban atas hasil mereka dengan
membandingkan eko-efisiensi aktual dan yang diharapkan untuk periode waktu apa pun.
2. TUJUAN LEBIH LANJUT DARI AKUNTANSI LINGKUNGAN
Akuntansi lingkungan sebagai sebuah alat konservasi lingkungan dari sebuah
perusahaan kebanyakan memiliki tujuan sebagai alat komunikasi serta sebagai salah satu
program manajemen lingkungan yang berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga
dapat meningkatkan jumlah informasi yang tepat dan yang dibutuhkan dan kemudian
dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Sehingga lebih bersifat
seperti sebuah kepentingan organisasi public yang melokal.
Jadi, Secara umum keutamaan konsep akuntannsi manajemen lingkungan
digunakan oleh sebuah perusahaan guna mengetahui kemampuan dalam meminimalisir
persoalan lingkungan yang ada dan akan dihadapi perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan yang kemudian dinilai dari kegiatan
lingkungan yang berasal dari persepsi biaya dan juga manfaat ataupun efek.
Akuntansi lingkungan yang digunakan diberbagai perusahaan memiliki tujuan
sebagai sesuatu yang bisa dinilai dengan penilaian kuantitatif tentang biaya dan dampak
terhadap perlindungan lingkungan.
Dan ini beberapa langkah biar bisa menjamin pengungkapan informasi yang ada
saat melakukan pertimbangan mengenai kebutuhan dari stakeholder agar mendapatkan
keberhasilan saat penerapan akuntansi lingkungan disebuah perusahaan, yaitu :
Manajemen perusahaan harus melihat kesesuaian evaluasi yang terdapat disebuah
perusahaan termasuk dampak yang bisa ditimbulkan terhadap lingkungan.
Manajemen perusahaan harus bisa membuat penentuan yang kemudian menjadi
targetnya dengan mengetahui faktor-faktor utama yang berpengaruh dan bisa
membuat perencanaa lebih lanjut agar bisa mengurangi pengaruhnya terhadap
lingkungan tersebut.
Menentukan persoalan lingkungan, kemudian memilih alat ukur yang sesuai.
melakukan penilaian administrasi untuk Menetapkan target pada tiap segmen.
Dari segmen akuntansi yang dihasilkan kemudian dapat diukur tiap divisi
perusahaan.
Melakukan riset kinerja dengan harapan mampu menghasilkan segmen akuntansi
yang dapat mendukung prestasi manajemen lingkungan yang ada ditiap divisi.
3. MAHASISWA MAMPU MEJELASKAN PERSYARATAN INFORMASI UNTUK
MENGOPERASIONALKAN KEBERLANJUTAN PERUSAHAAN
Berdasar kepada pembilang (nilai tambah) dan penyebut (dampak lingkungan
ditambahkan) dari rasio eko-efisiensi dua kelompok utama informasi lingkungan relevan
antara lain sebagai berikut:
Dampak keuangan yang disebabkan oleh faktor lingkungan; serta
Dampak lingkungan dari suatu perusahaan.
Operasional dari kedua kelompok data ini harus dipandu oleh beberapa persyaratan.
Tujuan pengelolaan informasi lingkungan perusahaan ialah guna menciptakan informasi
yang dapat digunakan untuk meningkatkan eko-efisiensi perusahaan, pengumpulan data,
analisis serta komunikasi harus dirancang dengan mempertimbangkan kriteria yakni :
Penyebab dampak lingkungan
Sebuah aktivitas
Sebuah tanggung jawab
Kepentingan bersama
Operasionalisasi memungkinkan apabila informasi terkait dengan kegiatan utama
mempengaruhi eko-efisiensi perusahaan. Kegiatan ini meliputi operasi proses produksi dan
pembelian, pembuangan pun desain produk.
Selain itu, data lingkungan harus dikaitkan dengan tanggung jawab kepada orang
yang bertanggung jawab dan posisi tertentu dari mereka yang dapat mempengaruhi
kegiatan ini. Hal ini membutuhkan informasi yang disesuaikan dengan pekerjaan tertentu
dan lingkungan kerja yang bersangkutan serta kemampuan karyawan yang bertanggung
jawab. Informasi berorientasi eko-efisiensi harus disesuaikan dengan kepentingan
penerima karena sistem informasi baru menyebabkan biaya bagi penyedia serta pengguna
informasi. Bahwa pengumpulan, analisis dan komunikasi data harus diarahkan dengan
persyaratan pemangku kepentingan penting dengan cara terbaik. konsekuensi dari
persyaratan ini adalah pemilihan tingkat agregasi yang berbeda dari informasi berorientasi
eko-efisiensi harus layak.
Proses pemenuhan semua persyaratan tersebut bukannya tanpa biaya karena
informasi lingkungan akan menjadi relevan dalam suatu perusahaan hanya jika biaya yang
diharapkan dari pembuatannya lebih rendah daripada manfaat potensial, biaya pengelolaan
pengetahuan berorientasi eko-efisiensi harus dijaga serendah mungkin.
Salah satu cara dalam mengurangi biaya ialah dengan menyesuaikan praktik dan
struktur manajemen informasi yang ada daripada membangun sistem yang sama sekali
baru. Perubahan bertahap ke sistem akuntansi yang ada kemungkinan menjadi pilihan biaya
rendah, dan disukai oleh manajer, asalkan relevansi dan keandalan informasi ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA

Schaltegger, Stefan dan Roger Burritt. 2000. Contemporary Environmental Accounting


Issues, Concepts and Practice. United Kingdom: Greenleaf Publishing Limited.

Anda mungkin juga menyukai