Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan program gizi yang dapat dilakukan sebagai upaya perbaikan gangguan pertumbuhan
anak!
Jawab :

 Penanggulangan Kurang Energi dan Protein (KEP)

- Program pemantauan pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan melalui penimbangan berat


badan dan tinggi badan atau panjang badan yang dapat dilakukan baik di posyandu
maupun diluar posyandu. Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan. Tujuan
dari pemantauan pertumbuhan adalah untuk menentukan apakah anak tumbuh
secara normal atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada kecenderungan
masalah gangguan pertumbuhan yang perlu ditangani.
- Program ASI Eksklusif
Upaya perbaikan gizi melalui penerapan pemberian ASI Eksklusif telah
diamanatkan melalui Undang-undang No. 36 tahun 2009 bahwa bayi berhak
mendapatkan ASI Eksklusif
- Program Tatalaksana Gizi Buruk
Gizi buruk terjadi akibat dari kekurangan gizi tingkat berat, yang bila tidak
ditangani secara cepat, tepat dan komprehensif dapat mengakibatkan kematian.
Perawatan gizi buruk dilaksanakan dengan pendekatan tatalaksana anak gizi buruk
rawat inap di Puskesmas Perawatan, Rumah Sakit dan Pusat Pemulihan Gizi
(Terapheutic Feeding Center) sedangkan Gizi buruk tanpa komplikasi di lakukan
perawatan rawat jalan di Puskesmas, Poskesdes dan Pos Pemulihan Gizi berbasis
masyarakat (Community Feeding Centre/CFC)

 Penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA)


Hubungan vitamin A dengan pertumbuhan dalam fungsinya sebagai metabolisme
umum yang berkaitan dengan metabolisme protein. Pada defesiensi vitamin A
terjadi hambatan pertumbuhan. Dasar hambatan pertumbuhan ini karena
hambatan sintesa protein. Gejala ini tampak terutama pada anak-anak (balita), yang
sedang ada dalam periode pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu program
pemerintah untuk menanggulangi masalah kurang vitamin A adalah dengan
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi.

2. Apa saja yang menjadi kebutuhan dasar anak dalam pertumbuhan yang optimal?
Jawaban:
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal meliputi Asuh,
Asih, dan Asah yaitu: 1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh
& lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
olahraga, bermain dan beristirahat.

 Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan nutrisi


seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu
(ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama
pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
 Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
 Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman,udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
 Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini dapat
o merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan  proteiN
o merangsang pertumbuhan otot dan tulang
o merangsang perkembangan
 Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur.
Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali
setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan bulan
Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini dan
menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-kembang, mencegah
penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak

2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):


Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak
memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh
kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:

 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,


 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan dan
kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)

3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):

 Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin


kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan
emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual
anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu
deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi
dini dan rujukan dini bila diperlukan.

3. Bagaimana cara mendeteksi penyimpangan pertumbuhan secara dini?


Jawaban:
Dini Tumbuh Kembang (DDTK) adalah kegiatan/pemeriksaan yang bertujuan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada Balita dan Anak
Pra Sekolah.  Dengan ditemukannya secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh
kembang pada anak, maka intervensi yang akan dilakukan tentunya akan lebih mudah
dan fokus dilaksanakan dan selain itu tenaga kesehatan juga mempunyai “waktu” yang
cukup dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang sesuai.
Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya tentu akan lebih sulit dan hal
ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.  Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh
kembang yang dapat dikerjakan oleh Tenaga Kesehatan di tingkat puskesmas dan
jaringannya, yaitu  :

1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, bertujuan untuk mengetahui dan


menemukan status gizi kurang/buruk. Dilakukan dengan cara menggunakan
pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar
Kepala Anak (LKA).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, bertujuan untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
Dilakukan dengan cara skrining atau Pemeriksaan Perkembangan anak menggunakan
Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Tes Daya Dengar (TTD) dan  Tes
Daya Lihat (TDL).
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, bertujuan untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas. Dilakukan dengan cara Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada
anak pra sekolah dengan menggunakan Kuisioner Masalah Mental Emosional
(KMEE), Deteksi Dini Autis Pada Anak Prasekolah (menggunakan cheklis deteksi
dini autis pada anak umur 18-36 bulan), Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak pra sekolah (menggunakan Formulir deteksi dini
GPPH).

Deteksi dini pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan yaitu keluarga,


masyarakat dan Puskesmas.Pengukuran Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
bertujuan untuk menentukan status gizi anak termasuk normal, kurus, kurus sekali atau
gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh
kembang balita. Pengukuran dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih. Pengukuran Berat
Badan (BB) menggunakan timbangan dacin, pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi
Badan (TB) dengan menggunakan Infantometer dan microtoise, Pengukuran tinggi
badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan berbaring., sedangkan di atas
umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Serta dilakukan Pengukuran Lingkar Kepala
Anak (PLKA) PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka
perkembangan otak anak juga terhambat. Pengukuran dilakukan pada diameter
occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran sebagai standar.

4. Tatalaksana awal yang dapat dilakukan setelah penilaian dengan pemeriksaan


antropometrik di lakukan?
Jawaban:

Penilaian status gizi perlu melihat seluruh indeks antropometri agar dapat diketahui
masalah yang sesungguhnya untuk tata laksana segera.
a. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan berat badan kurang dari standar weight increment
berisiko mengalami gagal tumbuh. Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan evaluasi lengkap
melalui Proses Asuhan Gizi dan dilakukan pemeriksaan untuk kemungkinan adanya penyakit
penyerta atau dirujuk.
b. Anak dengan BB/PB atau BB/TB di bawah minus dua atau di bawah minus tiga standar
deviasi termasuk gizi kurang atau gizi buruk sehingga wajib mendapatkan intervensi berupa
pencegahan dan tatalaksana gizi buruk pada balita atau dirujuk.
c. Anak dengan IMT/U lebih dari satu standar deviasi (>+1 SD) atau anak usia lebih dari 7-8
bulan dengan tren IMT meningkat berisiko mengalami kenaikan lemak tubuh dini (early
adiposity rebound). Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan intervensi pencegahan dan
tatalaksana gizi lebih pada balita atau dirujuk.
d. Anak 0-24 bulan dengan kenaikan panjang badan kurang dari standar length increment
berisiko mengalami perlambatan pertumbuhan linear. Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan
evaluasi lengkap melalui Proses Asuhan Gizi dan dilakukan pemeriksaan untuk kemungkinan
adanya penyakit penyerta atau dirujuk.
e. Anak dengan PB/U atau TB/U dibawah minus dua standar deviasi (<-2SD) adalah anak
dengan perawakan pendek (short stature). Anak ini wajib ditindaklanjuti dengan tatalaksana
stunting dan dirujuk. Pada anak dengan PB/U atau TB/U terletak di atas tiga standar deviasi
(> +3 SD), artinya anak berperawakan tinggi dan perlu dirujuk ke fasyankes yang lebih tinggi
untuk deteksi dini penyebabnya sehingga dapat ditatalaksana segera (misalnya anak yang
sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi orang tua normal).

Anda mungkin juga menyukai