Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI DAN POLA ASUH AUD


“PROGRAM PARENTING TOKEN EKONOMI”

Disusun Oleh:

Nama : Yuliana Angelina Ohin


Nim : 1801180006
Semester : VI(enam)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya atas
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
mengenai” PROGRAM PARENTING TOKEN EKONOMI PERILAKU ANAK”
Makalah ini disusun berdasarkan hasil analisis observasi dan wawancara mengenai
kegiatan pengasuhan. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
komunikasi dan pola asuh AUD.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini,masih jauh dari kata
sempurna,sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca yang berguna untuk penyempurnaan makalah yang akan datang.
Selanjutnya,dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dalam menyumbangkan pemikirannya dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak
yang sudah membacanya.

Kupang, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................................


Kata Pengantar ....................................................................................................................
Daftar Isi .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep program parenting………………………………………………………………
2.2 Masalah-Masalah dan solusi berdasarkan hasil analisis………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................................


3.2 Saran .....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami dinamika perubahan orientasi
tentang tujuan pendidikan yang diharapkan, bahkan menghadapi keadaan yang mengarah
pada persimpangan jalan. Banyaknya penyimpangan-penyimpangan yang ditemukan saat ini
terjadi karena kurangnya pendidikan karakter atau pendidikan karakter yang terabaikan.
Pada tingkat pendidikan anak usia dini, pendidikan karakter kurang diberikan dan
pelaksanaannya kurang ditekankan. Salah satu penyebabnya yaitu sedikitnya komunikasi
antara pihak lembaga pendidikan dengan pihak orang tua peserta didik. Maka dari
itu,lembaga pendidikan mengadakan suatu program yang melibatkan peran orang tua
didalamnya, yaitu program parenting.
Melalui program ini, pendidik memberikan pengetahuan dan pelatihan tentang cara
implikasi dan kunci sukses kepada orang tua supaya anak memiliki kepribadian dan karakter
yang sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional.
Pengetahuan dan pemahaman orangtua dalam pola asuh terhadap anak sangat berpengaruh
terhadap tumbuh perkembangan anak dan masa depannya. Maka dari itu orangtua perlu
diberikan keterampilan dalam mendidik anak didalam keluarga, pengetahuan mengasuh dan
membimbing anak dan agar dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas di masa
yang akan datang. Melihat kondisi tersebut, program parenting merupakan salah satu sarana
yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas sebagai orangtua di dalam keluarga.
Salah satunya dengan penanaman sikap atau perilaku orangtua ramah anak seperti ramah
pendidikan, ramah gizi, ramah pengasuhan dan ramah perlindungan agar kebutuhan anak-
anaknya dengan baik akan mempengaruhi fase-fase perkembangan anak yang secara
terstuktur dan teratur.
Untuk itu dalam menumbuhkan karakter anak diberikan program parenting seperti
membuat media Papan Token Ekonomi perilaku anak.
Ekonomi token adalah suatu bentuk perubahan perilaku yang dirancang utntuk mningkatkan
perilaku yang disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai dan mengurangkan
perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token atau koin. Tujuan dari ekonomi
token adalah meningkatkan perilaku yang disukai(baik) dan mengurang perilaku yang tidak
disukai(Miltenberger,2001)
Dari penejelasan diatas maka dalam mengurangi atau mengubah perilaku anak dilakukan
program parenting papan token ekonomi perilaku anak .

1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep program perenting ?
2. Masalah-masalah dan solusi dalam kaitannya dengan hasil analisis ?
1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep program parenting
2. Untuk mengetahui masalah-masalah dan solusi berdasarkan hasil analisis
BAB ll
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP PROGRAM PARENTING


Parenting berasal dari bahasa Inggris yang berarti proses mengasuh anak atau
pengasuhan. Parenting adalah suatu upaya pendidikan yang dilakukan oleh orang tua atau
keluarga, yang meliputi aktivitas-aktivitas seperti: memberi makan atau asupan nutrisi yang
diberikan kepada anak, memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting)sebagai
usaha untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak..
Program pendidikan keorangtuan atau program parenting termasuk kedalam
pendidikan orang dewasa, yang dimana pendidikan orang dewasa menurut (Sudjana, 2010,
hlm. 45) yaitu diperuntukkan bagi orang dewasa dalam lingkungan masyarakatnya, agar
mereka dapat mengembangkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan
keterampilan dan profesi yang telah dimiliki, memperoleh cara-cara baru, serta mengubah
sikap dan perilaku orang dewasa.
Program parenting adalah pendidikan yang diberikan kepada anggota keluarga,
khususnya bagi orang tua yang memiliki kemampuan untuk mendidik dan merawat anak
untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menciptakan sumber
manusia yang berkualitas bagi negara dan masa yang akan datang.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian parenting yang dikemukakan dalam Juknis
Orientasi Teknis Peningkatan Program Parenting tahun 2011, program parenting adalah
program dukungan yang ditunjukan kepada para orang tua atau anggota keluarga yang lain
agar semakin memiliki kemampuan dalam melaksanakan fungsi sosial dan pendidikan dalam
hal mengasuh, merawat, melindungi, dan mendidik anaknya di rumah sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal, sesuai dengan usia dan tahap perkembangannya.
Manfaat kegiatatan parenting, yaitu dapat membangun komunikasi yang baik antara
lembaga dengan orangtua. Sehingga pola pengasuhan yang dijalankan di lembaga dengan
yang diterapkan orang tua dirumah selaras, melalui kegiatan parenting juga orangtua dapat
mengetahui capaian perkembangan anak, hak-hak dasar apa saja yang harus dipenuhi
orangtua dalam kelangsungan hidup anak, dan memberikan pengetahuan kepada orangtua
Kegiatan parenting dilakukan dalam keluarga karena keluarga merupakan tempat
pertama di mana seorang anak mendapatkan pendidikan dan merupakan unit terkecil dalam
masyarakat. Untuk mewujudkan fungsi keluarga khususnya yaitu fungsi keluarga dalam
bidang sosial dan pendidikan, kegiatan parenting dilakukan antara keluarga dan pihak
sekolah (lembaga Pendidikan Anak Usia Dini) sehingga keluarga dapat menjadi mitra yang
baik. Proses parenting juga tidak hanya dilakukan oleh satu pihak saja yaitu orang tua kepada
anak, melainkan proses interaksi yang intensif dari kedua belah pihak.
Ada berbagai usaha yang dilakukan oleh sekolah atau lembaga PAUD dalam
menyadari pentingnya peran orang tua untuk menyukseskan pendidikan karakter pada
anak,maka dibentuklah kelompok/perkumpulan orang tua siswa (parenting) yang didalam
kelompok tersebut terdapat kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan orang tua, guru dan
siswa dalam upaya peningkatan wawasan orang tua dalam proses mendampingi tumbuh
kembang anak.
Jadi, program parenting yaitu kegiatan yang dilakukan antara orang tua dan pihak
sekolah dalam membahas proses tumbuh kembang anak dan berbagi permasalahannya agar
terjadi kesinambungan dalam rangka optimalisasi potensi anak. Kegiatan Parenting juga
dilaksanakan untuk memberikan sosialisai tentang program-program yang diselenggarakan
oleh lembaga PAUD.
Secara umum tujuan program parenting adalah mengajak orang tua untuk
bersamasamamemberikan pendidikan yang terbaik bagi anak. Selain itu program Parenting
dapatmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melaksanakan
perawatan,pengasuhan, dan pendidikan anak di dalam keluarga dengan berlandaskan dasar-
dasar karakter yang baik.
Model Pelaksanaan Program Pendidikan Keorangtuaan di Lembaga Pendidikan Anak
Usia Dini (2012, hlm. 13) yang menyebutkan bahwa bentuk program parenting yang
dilaksanakan lembaga pendidikan yaitu kelas orangtua (parent’s class) atau Kelas Pertemuan
Orangtua (KPO), Keterlibatan Orangtua di Kelompok/Kelas Anak (KOK), Keterlibatan
Orangtua dalam Acara Bersama (KODAB), Hari Konsultasi Orangtua, Kunjungan Rumah.
2.3 MASALAH-MASALAH DAN SOLUSI BERDASARKAN ANALISIS

Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat
relatif konsisten dari waktu ke waktu.Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi
negatif maupun positif (Rusdijana, 2006:87).Di dalam kehidupan masyarakat, keluarga
merupakan unit terkecil yang memiliki peranan besar bagi kelangsungan hidup
bermasyarakat.Keluarga memiliki fungsi penting yang berkaitan dengan pesranya sebagai
media sosialisasi.Sosialisasi bertujuan untuk mendidik warga masyarakat agar mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang dianut. Proses mengetahui kaidah-kaidah dan nilai-nilai
yang dianut inilah untuk pertama kali diperoleh dalam keluarga. Perilaku yang benar dan
tidak menyimpang untuk pertama kalinya juga dipelajari dari keluarga. (Soekanto, 2004:145)
Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam, salah satunya adalah
mendidik anak.
Menurut (Edwards, 2006:56), menyatakan bahwa “Pola asuh merupakan interaksi
anak dan orang tua mendidik, membimbing, dan mendisplinkan serta melindungi anak untuk
mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat”. Pada
dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada
anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak adalah bagian penting dan mendasar,
menyiapkan anak untuk menjadi masyarakat yang baik.Terlihat bahwa pengasuhan anak
menunjuk kepada pendidikan umum yang diterapkan. Pengasuhan terhadap anak berupa
suatu proses interaksi antara orang tua dengan anak. Interaksi tersebut mencakup perawatan
seperti dari mencukupi kebutuhan makan, mendorong keberhasilan dan melindungi, maupun
mensosialisasi yaitu mengajarkan tingkah laku umum yang diterima oleh masyarakat.
Pendampingan orang tua diwujudkan melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik
anaknya.Cara orang tua mendidik anaknya disebut sebagai pola pengasuhan.Interaksi anak
dengan orang tua, anak cenderung menggunakan cara-cara tertentu yang dianggap paling baik
bagi anak.Disinilah letaknya terjadi beberapa perbedaan dalam pola asuh. Disatu sisi orang
tua harus bisa menetukan pola asuh yang tepat dalam mempertimbangkan kebutuhan dan
situasi anak, disisi lain sebagai orang tua juga mempunyai keinginan dan harapan untuk
membentuk anak menjadi seseorang yang dicita-citakan yang tentunya lebih baik dari orang
tuanya (repository.library.uksw.edu di posting 15/02/2014).
Ada 3 jenis pola asuh antara lain:
1. Pola asuh otoriter
Orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri antara lain: kaku,
tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik. Orang tua memaksa
anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk lingkah
laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak.
Orang tua tidak mendorong serta member kesempatan kepada anak untuk mandiri dan
jarang memberi pujian.Hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak
dewasa.Orang tua yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman
fisik.Orang tua yang otoriter amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan
tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. Dengan berbagai
cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat. Orang tua yang otoriter tidak
memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan
perasaan-perasaannya, sehingga pola asuh otoriter berpeluang untuk memunculkan
perilaku agresi.
2. Pola asuh demokratis
Teknik-teknik asuhan orang tua demokratis yang menumbuhkan keyakinan dan
kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan
sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab.
Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban dan hak antara orang tua dan
anak. Secara bertahap orang tua memberikan tanggung jawab bagi anak-anaknya
terhadap segala sesuatu yang diperbuatnya sampai mereka menjadi dewasa.Mereka
selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu
mendengarkan keluhankeluhan dan pendapat anak-anaknya.Dalam bertindak, mereka
selalu memberikan alasannya kepada anak, mendorong anak saling membantu dan
bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.
Pola asuh demokratis ditandai dengan ciri-ciri bahwa anak-anak diberi kesempatan
untuk mandiri dan mengembangkan kontrol internalnya, anak diakui keberadaannya
oleh orang tua, anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Orang tua yang demokratis selalu memperhatikan perkembangan anak, dan tidak
hanya sekedar mampu memberi nasehat dan saran tetapi juga bersedia mendengarkan
keluhankeluhan anak berkaitan dengan persoalanpersoalannya.Pola asuhan
demokratik memungkinkan semua keputusan merupakan keputusan anak dan orang
tua.Di samping itu, remaja yang orang tuanya menggunakan pola asuh demokratis
memiliki hubungan yang lebih harmonis antara anak dengan anak dan dengan orang
tua.

3. Pola asuh permisif


Tipe orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan
kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali. Anak sedikit sekali
dituntut untuk suatu tangung jawab, tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang
dewasa. Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak
banyak mengatur anaknya.
Menurut Aisyah (2010) orang tua permisif memberikan kepada anak untuk berbuat
sekehendaknya dan lemah sekali dalam melaksanakan disiplin pada anak.Pola asuh
permisif bercirikan adanya kontrol yang kurang, orang tua bersikap longgar atau
bebas, bimbingan terhadap anak kurang. Ciri pola asuh ini adalah semua keputusan
lebih banyak dibuat oleh anak daripada orang tuanya.Orang tua yang permisif, kurang
tegas dalam menerapkan peraturanperaturan yang ada, dan anak diberikan kesempatan
sebebas-bebasnya untuk berbuat dan memenuhi keinginannya.
Dalam pemaparan diatas sudah dijelaskan berbagai macam jenis-jenis pola asuh. Nah
dalam kegiatan wawancara dan observasi yang saya lakukan adalah pola asuh yang
didapat pola asuh demokratis dan permisif ,dimana dalam melakukan seuatu
keputusan orang tua bersama anak saling berdiskusi untuk mengambil suatu
keputusan. Nah dalam observasi ini juga saya menemukan maslah-maslah dalam
keluarga dalam hal dampak dari pola asuh yang digunakan

 MASALAH-MASALAH
 Hasil wawncara
Dari wawancara yang saya lakukan saya menemukan bahwa ada dampak
negatif dan pola asuh
 Dampak negatif
Dampak negatifnya disini anak kadang melawan dengan orang tuanya atau
anak menjadi keras kepala dimana biasanya anak menginginkan sesuatu orang
tua memberikannya tetapi kadang orang tua enggan menuruti semua
keinginan anaknya tersebut. Dampak pertumb uhan bagi anak yaitu dilihat
dari aspek sosialemosionalnya,emosi anak mulai meledak-ledak atau anak
menjadi kepala batu dan akan menangis apabila orang tuanya tidak memenuhi
keinginannya.
 Dampak positif
Untuk dampak positifnya dari pola asuh tersebut adalah disini oran g tua dan
anak memecahkan maslah secara bersama-sama,anak merasa dirinya diakui
oleh orang tuanya atau diberikan perhatian penuh. Pengaruh untuk
pertumbuhannya adalah anak merasa percaya diri karena setiap kegiatan yang
akan lakukan selalu didiukung orang tua,aspek-aspek perkembangannya
diasah,terjadi interaksi yang baik antara orang tua dan anak dan ini membuat
komunikasi anak atau perkembangan bahasa anak baik
 Hasil observasi
Dari observasi yang saya lakukan saya menemukan bahwa anak ini juga
memiliki sifat egoisme yang dilihat dari apabila orang tua memberikan
keduanya secara adil,maka anak ini ingin memilki barang lebih dari kakaknya
dan kadang menagisi barang milik kakanya padahal sudah dibagi sama rata.
Ini menujukan bahwa sifat atau karakternya akan berpengaruh pada pribadi
anak tersebut. Yakni anak akan menjadi egois dan tidk memiliki sifat simpati
terhadap sesama dan bisa dibilang aspek sosialemosional anak sangat rendah .
Dan juga dalam observasi yang saya lakukan saya menemukan komunikasi
anak masi menggunakan bahasa ibunya atau bahasa daerahnya. Ini akan
berpengaruh pada aspek bahasa anak .
Observasi yang saya lakukan salah satu dari orang tua anak adalahnya ibunya
yaitu ibunya berprofesi sebagai ibu guru sehingga harus pagi-pagi kesekolah
tetapi sebelum berangkat iya menyaiapkan segala keperluhan anaknya selama
dirumah bersama keluarga anak tersebut .
 SOLUSI-SOLUSI
Dilihat dari masalah diatas yang akan berdampak pada karakter anak maka saya
membuat suatu program parenting dimana secara garis besar sudah dijeladkan diatas .
Dalam program parenting yang dilakukan kerja sama antra sekolah dan orang tua
anak, saya membuat program parenting papan token ekonomi untuk merubah
perilaku anak menjadi pribadi yang baik atau bisa merubah karakter anak menjadi
lebih baik
Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam pengubahan perilaku manusia
berdasarkan pendekatan behaviorism adalah teknik ekonomi token (Token Economy
Technique).
Ekonomi Token adalah satu bentuk pengubahan perilaku yang dirancang untuk
meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan perilaku yang tidak disukai
dengan menggunakan token atau koin (Ayllon,1999). Seorang individu akan menerima
token dengan segera setelah menampilkan perilaku yang disenangi, sebaliknya akan
mendapat pengurangan token jika menampilkan perilaku yang tidak disukai. Token-
token ini dikumpulkan dan kemudian dalam jangka waktu tertentu dapat ditukarkan
dengan hadiah atau sesuatu yang mempunyai makna.
Secara singkatnya Token Ekonomi merupakan sebuah sistem reinforcement untuk
perilaku yang dikelola dan diubah, seseorang mesti dihadiahi/diberikan penguatan untuk
meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan (Garry,1999).
Tujuan utama dari Ekonomi Token adalah meningkatkan perilaku yang disukai (baik)
dan mengurangkan perilaku tidak disukai(Miltenberger, 2001).
Baik dalam masalah yang ditemukan diatas berupa masalah pada pengasuhan dan
berdampak negatif dan positif pada perilaku yang menyebabkan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak, pada prilaku atau karakter anak ataupun moral anak maka dibuatnya
token ekonomi untuk membantu mengurangi perilaku yang buruk dan meningkatkan
perilaku yang baik.
Dalam penerapannya token ekonomi yaitu mengurangi sifat egois dan keras kepala
anak serta mengurangi penggunahan bahasa daerah sehingga saat guru ataupun orang tua
menanyakan dengan bahasa indonesia anak sudah bisa dan mengerti dengan suruhan
yang dibuat.
Dalam penerapan token ekonomi ini anak diberikan koin atau mengumpulak koin
yang menjerumus pada sikap atau perilaku yang baik atau dapat merubah perilaku anak.
Misalkan koin atau bintang yang diberikan anak sudah mencapai pada perilaku yang
baik dengan 5 bintang atau koin maka akan diberi hadiah tetapi apabila dalam
penerapannya anak tidak mengikuti aturan yang sudah dibuat dalam papan token maka
bintang atau koin akan dicopot dengan sendirinya anak lama mendapatkan hadiah dan ini
membuat mood anak berkurang.
Dengan demikian anak merasa termotivasi dan membangun semngat unutk merubah
perilaku anak dari keras kepala,egois menjadi anak yang friendly atau perilaku buruknya
berkurang dan sikap baiknya bertambah dan ini membuat karakter dari diri anak mejadi
lebih .
Dalam hal merubah karater anak orang tua memberikan pengasuhan yang baik dalam
rangka meningkatakn potensi anak dalam tumbuh dan kembangnya.
BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Program parenting adalah pendidikan yang diberikan kepada anggota
keluarga, khususnya bagi orang tua yang memiliki kemampuan untuk mendidik dan
merawat anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat
menciptakan sumber manusia yang berkualitas bagi negara dan masa yang akan
datang.
Dalam program parenting yang dibuat dalam hal ini untuk merubah perilaku
anak yang didapat dari pola pengasuhan demokratis dengan diperoleh dampak
negatif dan positifnya. Dengan demikian orang tua bekerja sama dalam merubah
perilaku anak dari buruk menjadi baik. Orang tua dan guru melakukan program
parenting yaitu menerapkan papan token ekonomi untuk merubah perilaku atau
karakter anak.
Dijelaskan bahwa token ekonomi adalah satu bentuk pengubahan perilaku
yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang disukai dan mengurangkan
perilaku yang tidak disukai dengan menggunakan token atau koin (Ayllon,1999).
Seorang individu akan menerima token dengan segera setelah menampilkan
perilaku yang disenangi, sebaliknya akan mendapat pengurangan token jika
menampilkan perilaku yang tidak disukai meningkatkan atau mengurangi perilaku
yang diinginkan (Garry,1999).
Tujuan utama dari Ekonomi Token adalah meningkatkan perilaku yang
disukai (baik) dan mengurangkan perilaku tidak disukai(Miltenberger, 2001).
Dengan demikian perubahan perilaku atau karakter anak dalam pengasuhan yang
dilakukan maka dibuatnya program parentin g papan ekonomi tersebut.
3.2 Saran
Dalam hal ini orang tua lebih peka lagi dalam pengasuhan agar tidak menimbulkan
dampak negatif yang menyebabkan pola perilaku atau karakter anak menjadi buruk.
Oleh karena itu, dalam masalah yang diperoleh orang tua harus melibatkan guru agar
potensi anak menjadi lebih baik. Dan orang tua juga lebih memberikan waktu dalam
memberikan bimbingan dan mengajarkan karakter yang baik pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniawan,Heru.(2016).Program Parenting Untuk Membentuk Karakter Aud Di Lembaga
Paud.Jurnal Pendidikan Guru Raudlatul Athfal.Vol 1(1),hal 29-39
Mustikaningrum,Wahyu Mega.2014.Peran Kegiatan Parenting Dalam Pola Asuh Orang Tua
Di Paud Cinta Kasih.Skripsi.Fakultas Ilmu Pendidikan.Pendidikan Luar Sekolah.Universitas
Negerei Semarang.

Anda mungkin juga menyukai