2 2017 │132
Abstrak:
Kata Kunci: Pelayanan, Mengajar, Pendidikan Agama Kristen, integrasi Iman dan Ilmu.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │133
memiliki 6.438 doktor per satu juta penduduk dari semua paham filosofis humanistik
dengan dana riset yang mencapai 3,3% dari sekuler pada satu sisi, dan pada sisi lain
dana PDB, sedangkan Indonesia hanya mendidik orang Kristen dengan kebenaran
0,07% dari pendapatan Bruto (PDB).5 mutlak yang hanya terdapat di dalam Alkitab.
Dengan demikian logika globalisasi untuk Tantangan yang lebih luas datangnya dari
memeringkat pendidikan tinggi tidak bisa kalangan masyarakat masa kini yang semakin
dihindari, hal ini juga terlihat dengan me- lama semakin sekuler dalam sistem nilai dan
ngenakan biaya kepada mahasiswa sebesar kehidupannya.8 Khoe Yao Tung memberikan
$80.000 atau (1,2 miliar) di Havard sinyal waspada oleh karena kurikulum agama
University Amerika dibanding pendidikan di sekolah-sekolah Kristen semangkin di
tinggi Indonesia yang hanya mengenakan reduksi untuk menjadi pembelajaran
biaya 12 juta per mahasiswa, itu berarti satu “religiositas”. Khoe menegaskan religiositas
9
kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran Kristen agar jangan bercampur dengan
dan hidup. Tidak ada seorangpun yang berbagai ajaran filsafat dunia yang cenderung
datang kepada Bapa, kalau tidak melalui meniadakan keberadaan Tuhan.12 Richard J.
Aku.” Khoe lebih jauh mengatakan Edlin mengkritisi seluruh komponen pen-
“pendidikan tidak ada yang netral”. 11 Jadi, didikan Kristen yaitu: orang tua, guru,
Kurikulum kristiani tidak dapat diganti pengurus yayasan dan nara didik agar pen-
dengan dalih “penyesuaian” atau “di- didikan dari perspektif Kristen mencakup
standarkan” dengan dunia (global). upaya menantang anak-anak untuk memulia-
Semakin sekulernya masyarakat me- kan Kristus sebagai Tuhan atas semua
masuki abad 21 membuat perubahan system ciptaan.13 Maksudnya, dalam tujuan pen-
nilai dan gaya hidup, sehingga sangat didikan tersebut untuk memastikan bahwa
mempengaruhi pola-pola pendidikan se- setiap individu di sekolah Kristen diperleng-
karang ini, juga merupakan tantangan yang kapi untuk melayani dan memuliakan Tuhan
sangat ekstrem bagi dinamika pendidikan dalam segala sesuatu untuk dikerjakan.
khususnya dalam area PAK. Alih-alih Argumentasi logisnya adalah sebagai
mengatakan keseluruhan praksis pendidikan pendidik Kristen diperhadapkan dengan
di sekolah Kristen telah dibangun di atas situasi di mana pendidik Kristen dilarang
basis filosofi pendidikan sekuler. Artinya, untuk menyampaikan kebenaran (iman)
kegiatan yang berjubah rohani hanyalah secara langsung (toleransi). Inilah pangkal
hiasan saja dalam kurikulum tanpa peng- krisis pendidikan Kristen.
hayatan dan tidak menyentuh dinamika Nicholas P. Wolterstorff mengatakan
kehidupan dalam proses pembentukan ada tiga krisis dalam sekolah Kristen. Krisis
karakter dan spiritual yang Alkitabiah pertama adalah mengenai jati diri sekolah
khususnya para murid dan guru. Banyak Kristen. Maksudnya, hilangnya karakteristik
sekolah Kristen, baik di level sekolah dasar pendidikan yang mencerminkan pengertian
maupun sekolah menengah, bahkan per- tentang posisi manusia dalam keberadaannya
guruan tinggi pun, sekadar menyandang dan posisi manusia dihadapan Allah, se-
nama Kristen saja. Pada umumnya, lembaga bagaimana pendahulu gerakan Reformed
pendidikan Kristen ini lebih menjalankan Calvinis yang telah meletakkan dasar-dasar
praksis pendidikannya dengan menekankan pendidikan Kristen. Kritis yang kedua adalah,
prestasi akademis semata. Oleh karena itu sebagai hal yang cenderung diabaikan oleh
Khoe menegaskan bahwa kurikulum Kristen para pendidik yaitu orientasi intelektualnya
harus dibangun dari filsafat pendidikan hanya kepada buku-buku dan ceramah-
ceramah. Hal ini merupakan ekspresi dan
symposium kurikulum pendidikan tinggi yang
sekaligus berfungsi sebagai persiapan untuk
disajikan New York pada November 1993, gaya hidup. Wolterstorff menilai tentang
dilaporkan dalam Ney York Times, para guru gaya hidup yang berbeda sebagaimana
besar dari beberapa perguruan tinggi negeri secara kritikus Inggris Donald Davie namakan se-
terbuka mengakui ketidaknetralan pendidikan bagai “kesederhanaan, keseriusan, dan
tersier. Mereka menyatakan bahwa diskriminasi pengekangan diri.” Sebagian lain dari per-
dapat dilakukan atas nama toleransi, pluralisme, bedaan itu terletak dari peran utama yang
dan keanekaragaman. Ibid, 147. dipegang keluarga, sebagian lain terletak
11
Sejak semula netralitas merupakan sumber dosa dalam peran utama yang diberikan Alkitab
yang mencoba mengingkari kedaulatan Allah
dan sebagian lainnya adalah terletak dalam
dalam hidup manusia. artinya, sampai kapan pun
pendidikan tidak ada yang netral, terlebih dalam
12
memperkenalkan Tuhan kepada anak-anak tugas Khoe Yao Tung. Filsafat Pendidikan Kristen:
dan tanggungjawab mengajarkan sumber Meletakkan Fondasi dan Filosofi Pendidikan
kebenaran dan keselamatan ada dipundak sekolah Kristen di Tengah Tantangan Filsafat Dunia.
Kristen dalam meng-integrasikan iman dan ilmu (Yogyakarta: ANDI,2013), hlm ix.
13
sesuai dengan rencana Tuhan. Ibid, Khoe Yao Richard J. Edlin. Hakikat Pendidikan Kristen.
Tung, hlm 148. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 57.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │136
keyakinan yang kuat bahwa pekerjaan bukan sisi konsep maupun pada sisi teknis atau
hanya merupakan sarana untuk mencari uang pelaksanaan tugas.
dan wibawa dan respek, melainkan merupa- Kepemimpinan memegang peranan
kan panggilan Allah, sebuah vokasi yang penting yang menentukan maju mundurnya
ditransplantasi ke dunia. Krisis yang ketiga, suatu organisasi. Sebagaimana yang dikata-
banyak peserta didik memiliki kepahitan kan Yakob Tomatala, “diakui atau tidak,
yang telah di timbulkan oleh pendidikan telah terbukti bahwa kepemimpinan mem-
Kristen. Wolterstorff menjelaskan mereka pengaruhi kehidupan organisasi mana pun di
tidak melihat kasih Allah dalam diri guru- dunia ini”17. Dalam konteks kehidupan dan
guru (pengajar) mereka maupun institusinya pelaksanaan tugas pelayanan di sekolah dan
melainkan tangan besi dari konformitas.14 gereja, diperlukan adanya pemimpin.
Maksudnya, peserta didik tidak memiliki Shermen Williams mengatakan: “God has
kontinuitas dan integritas dalam ekspresinya chosen certain men as pastors to preach and
kepada Tuhan untuk melayani atau bekerja teach, to lead and guide, to quard and train
akibat keharusan menyesuaikan diri terhadap all those who believe on Jesus Christ through
system. Sekolah tidak berhasil memasarkan hearing the gospel.”18 Maksudnya, Tuhan
dirinya kepada produk-produknya akibat menentukan orang-orang yang dapat me-
nilai-nilai sekolah bertentangan dengan Injil. mimpin melalui pengajaran akan kebenaran
firman Tuhan. Untuk itu perlu adanya upaya-
upaya yang maksimal dalam memimpin se-
Mengajar adalah Panggilan Tuhan bagaimana yang dikatakan Yakob Tomatala
bahwa: ”Proses memimpin ditandai oleh
Sebagaimana yang diuraikan diatas adanya upaya pemimpin mempengaruhi, atau
berbagai tantangan pendidikan dan masa menggerakan serta mengarahkan, memotivasi
depannya maka lembaga pendidikan Kristen atau mendorong dan mengawasi atau
dituntut melahirkan pemimpin yang memiliki mengevaluasi orang dipimpin kepada
integritas, kompeten, dan takut akan Tuhan, pencapaian tujuan dan target yang dilakukan
karena keberhasilan atau kegagalan suatu seefektif dan seefisien mungkin.19 Artinya,
institusi atau lembaga pendidikan kunci keberhasilan suatu tujuan organisasi
(organisasi) atau gereja ditentukan oleh baik sekolah maupun gereja ada pada
pemimpin15. John C. Maxwell mengatakan pemimpin dalam pelaksanaan pendidikan
bahwa segala hal bangkit dan jatuh karena agama Kristen.
kepemimpinan.”16 Pemahaman ini menunjuk- Tuhan memanggil sebagian umat
kan bahwa tanggung jawab pendidik Kristen Kristen untuk menjadi pemimpin. Semua
sebagai pemimpin di dalam institusi-institusi karunia yang dari Tuhan berperan melayani
atau lembaga-lembaga formal maupun non- dan memperlengkapi gereja maupun sekolah
formal merupakan tanggung jawab yang agar mampu melaksanakan Amanat Agung
sifatnya komprehensif. Oleh sebab itu Tuhan Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan
kesiapan serta kemampuan kepemimpinan bahwa menjadi pendidik adalah berawal dari
yang memadai sangat diperlukan, baik pada panggilan Allah. Allahlah yang terlebih dulu
memanggil manusia. Kemudian manusia
14
Nicholas P. Wolterstorff. Refleksi Mengenai
17
Pengajaran Dan Pembelajaran: Men-didik Untuk Yakob Tomatala, Kepemimpinan Yang
Kehidupan. (Surabaya: Momentum, 2010), hlm Dinamis. (Jakarta: YT Leadership Foundation,
190. dan Malang. Penerbit Gandum Mas. 2012)., hlm.
15
Yang dimaksud pemimpin disini adalah para 5
18
pengajar Kristen; pendeta, penginjil, guru, dosen, Shermen Williams, The Pastor and Christian
dll. Education, dalam Werner G. Graendorf, ed.,
16
John C. Maxwell, Mengembangkan Introduction To Biblical Christian Education
Kepemimpinan di Dalam Diri Anda (Jakarta: (Chicago: Moody Press, 1981), hlm 233.
19
Binarupa Aksara, 1995), hlm ii. Yakob Tomatala., ibid, hlm 152,153.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │137
menanggapi panggilan Allah sebagai pem- mulia yang merupakan pemberian Allah.21
berian anugerah, tugas dan tanggung jawab Dengan demikian hal itu mempunyai suatu
dari Allah. Oleh karena itu, seseorang yang implikasi rohani, bahwa tidak ada alasan
terpanggil menjadi seorang pengajar harus apapun bagi seseorang yang mengampu
menyadari akan anugerah, tugas dan jabatan tersebut untuk meninggikan dirinya.
tanggung jawab dari Allah ini, sehingga Karena alasan itulah tugas mengajar
dalam melaksanakan pelayanannya sebagai oleh “pengajar” PAK, dituntut menjalankan
pengajar dapat dilakukannya dengan segenap fungsi strategisnya, yakni sebagai
hati, pikiran dan jiwa. Seluruh jiwa raga penanggung jawab dan pelaksana utama pen-
didedikasikan untuk memenuhi panggilan didikan agama Kristen kepada sesama umat
tersebut. dan dunia ini. Hal itu diungkapkan secara
Dalam rangka memahami kedudukan tegas oleh Tuhan Yesus sendiri dalam kitab
serta pentingnya jabatan “pengajar” yang Matius 28: 19-20, kita mendapati tugas
juga merupakan “pemimpin” yang “me- pelayanan dari Tuhan Yesus kepada setiap
layani” dalam suatu institusi atau lembaga orang percaya yang telah mendapatkan
kerohanian dalam hal ini adalah sekolah- pendidikan Alkitabiah22 dan juga merupakan
sekolah atau perguruan tinggi Kristen, maka perintah Agung Tuhan Yesus yang sangat
sebaiknya kita mencermati serta mengacu populer bagi pengajar Kristen dimuka bumi
kepada apa yang dikemukakan oleh ini sebagai landasan pelayanannya: Karena
Homrighausen dan Enklaar. Kedua pakar itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-
pendidikan itu membicarakan “jawatan Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
gerejawi” yang berkaitan dengan tugas dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah
mengajar. Mereka mengatakan bahwa: mereka melakukan segala sesuatu yang telah
“Janganlah hendaknya kita melupakan, Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah,
bahwa Tuhan sendiri telah memberi amanat Aku menyertai kamu senantiasa sampai
ini kepada gereja, yakni supaya mengajar. kepada akhir zaman.23
PAK itu tidak lain dan tidak bukan hanyalah Yang dimaksud adalah bagaimana
suatu pemberian dan amanat Tuhan sendiri Yesus menyerahkan mandat24 “dua tugas”
kepada jemaat-Nya.20 Dalam surat Rasul penting pelayanan yaitu: “pergilah”, dan
Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef. 4:11), “ajarlah”, sebagai integrasi iman dan ilmu25.
bahwa Tuhan telah memanggil dan meng-
angkat dari antara anggota-anggota gereja 21
“baik rasul-rasul maupun nabi-nabi baik E. G. Homrighausen, I.H. Enklaar. Ibid, hlm
22.
pemberita-pemberita Injil maupun gembala- 22
Pendidikan yang dimaksud bahwa murid-murid
gembala dan pengajar-pengajar.” Pelbagai Yesus telah mengalami proses pembelajaran
tugas diletakkan Tuhan atas bahu jemaat; selama kurang lebih 3 setengah tahun berjalan dan
beberapa pelayanan dipercayakanNya kepada mengikuti Yesus. Hal tersebut menandasakan
gereja-Nya di bumi ini, di antaranya ter- bahwa setiap orang yang mau melaksanakan tugas
masuk pula tugas mengajar dan mendidik mulia ini harus masuk dalam proses pendidikan
orang dalam agama Kristen. Dari uraian baik formal maupun non-formal.
23
tersebut kita mendapati kata “memberikan” 24
Alkitab LAI, Matius 28:19-20
ἔδωκεν (Yunani) Kata ini, dalam perspektif Mandat menerangkan; 1. Instruksi yang
iman Kristiani mengandung pengertian diberikan oleh orang banyak (perkumpulan dsb);
2. Perintah dan tugas yang diberikan oleh pihak
bahwa jabatan “pengajar” (Yunani)=
atasan; 3. Surat perintah; 4. Perwalian atas suatu
διδαζκάλους, diterima sebagai suatu tugas daerah. W.J.S. Poerwardarminta., Kamus Umum
Bahasa Indonesia., (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
hlm. 629.
25
Integrasi iman dan ilmu adalah suatu sikap
20
Geoffrey W Bromiley, Theological Dictionary yang seharusnya diambil oleh orang Kristen,
of The New Testament (Michigan: William B. dengan sebuah pemahaman dan kesadaran bahwa
Eerdmans Publishing Company, 1985), 161. iman dan ilmu pengetahuan merupakan dua
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │138
dalam PB (Gereja). Modus “covenant” yang layanan kasih, bagi Dia dan bagi sesamanya.
dimaksud ialah “ketaatan” kepada Allah, Tugas ini terletak dalam perjanjian yang di-
adalah sama.30 Kontinuasi ini yang menjadi buatNya dengan umat-Nya.34
menarik kita telusuri bahwa “Israel sejati” Makna pelayanan semangkin nyata
mewakili PL dan “Gereja” mewakili PB dalam Perjanjian Baru. Kata “pelayanan”,
sebagai landasan memahami makna pelayan- secara harfiah adalah diakonia: “memberi
an yang terintegrasi dalam covenant, yaitu pertolongan atau pelayanan”; diakonein: “me-
Umat Allah (Ibr. “ ) ָק ָ֙ ָהלqahal”31 artinya layani” dan diakonos: “pelayan”.35 Artinya,
“memanggil” (orang-orang yang dikumpul- panggilan untuk melayani Tuhan me-
kan oleh karena panggilan Allah (lih. Kel. ngandung arti bahwa manusia harus benar-
35:11; Bil. 16:26; Ul. 9:10) dan “edhah”32 benar menjadi manusia bersama orang lain.
( )ע ָ ֵָ֖דהartinya “memilih” atau “menunjuk” Noordegraaf menemukan pengertian diakonia
(bdk. Kel. 12:3; Bil. 16:9; 31:12). Yang yang mendasar dan sangat berbeda.
menarik adalah jika kedua kata ini dipakai Pengertian ini terletak di dalam maksud
bersama, maka kata qahal dan edhah artinya Tuhan terhadap manusia. Apabila pengertian
“kumpulan seluruh umat” (Kel. 12:6; Bil. ini hilang dari pandangan kita, maka
14:5; Yer. 26:17).33 Jelasnya bahwa kedua walaupun kita bermaksud baik, pelayanan
istilah tersebut dapat dikatakan “panggilan kasih kita akan menyimpang menjadi satu
Allah” berhubungan erat dengan keberadaan bentuk sede-kah.36 Disini timbulah istilah-
umat Allah yang harus diekspresikan dalam istilah sebagaimana yang dikatakan G.
konteks hidup pelayan Tuhan dalam ber- Riemer dalam sebutan-sebutan yang mengacu
negara, bermasyarakat maupun bergereja [dan kepada tugas diakonia, samas/syamas, diaken,
dalam berkeluarga]. diakon, diakones, diakonal, dalam bahasa
Jadi, dapat dirumuskan bahwa kasih Indonesia padanannya adalah: pelayan, pem-
Allah yang membebaskan itu mempunyai bantu, hamba.37
tujuan supaya bangsa per-budakan yang Dalam Perjanjian Baru, Rasul Paulus
sudah dibebaskan itu akan “melayani Tuhan” menegaskan dirinya sebagai pelayan jemaat
dalam kebebasan dan menjawab kasih-Nya yang adalah tubuh Kristus. Pelayan jemaat
dengan balasan kasih. Tindakan penyelamat- atau tubuh Kristus tidak lain adalah pelayan
an Tuhan adalah: Ia mengampuni, mem-
bebaskan, dan membarui. Untuk itu Ia me- 34
manggil umat-Nya guna melakukan pe- Sejalan dengan waktu bangsa Israel tidak lagi
mengindahkan perintah Tuhan agar senantiasa
hidup dalam pelayanan. Sehingga kerap kali
30
Artinya, modus kovenan yang isinya hukum-hukum Alah yang berfungsi sebagai
mengandung pengakuan dari Allah kepada umat- petunjuk dan norma, setiap kali terbentur pada
Nya, dan ketaatan dari umat-Nya kepada-Nya kenyataan kehidupan masyarakat yang ber-dosa.
dengan komitmen tinggi adalah bagian integral Dalam setiap zaman hukum Allah itu
dari kehidupan umat Allah PL yang memiliki bertentangan dengan keinginan dan upaya hati
hubungan yang berkontinuasi dengan umat Allah manusia. Diakonia yang sesungguhnya tidak lahir
PB (bdk. Luk 16:16; Yoh. 4:23-25). Lihat dengan sendirinya dari hati manusia, tetapi lahir
Tomatala, Teologi Misi, hlm 138. dari percaya dan ketaatan. Itulah sebabnya
31
ָק ָ֙ ָהלqahal (kaw-hawl); a prim.root; to convoke: kesaksian Alkitab mempunyai watak nabiah. Ia
assemblage, assembly, company, congregation, memanggil kita melakukan pemeliharaan dengan
multitude. James Strong. The New Strong bertobat secara konkret.
35
Exhaustive Concordance of The Bible, (Nashville, Noordegraaf, Orientasi Diakonia Gereja:
Tennessee: Thomas Nelson, 1995), hlm 124. Teologi dalam Perspektif Reformasi, (Jakarta:
32
HALOT, 6789. BPK Gunung Mulia, 2004), hlm 2.
33 36
Terj. kedua istilah ini dari bahasa Ibrani ke Ibid., hlm 2.
37
bahasa Yunani (Septuaginta) kata qahal menjadi G. Riemer, Jemaat yang Diakonal: Perspektif
ekklesia dan edhah menjadi sinagoge yang berarti Baru dalam Pelayanan Kasih Nasional dan
“dipanggil keluar”. Tomatala, Teologi Misi,hlm Internasional, (Jakarta: Yayasan Komunikasi
150. Bina Kasih/OMF, 2004), hlm 46, 47.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │140
Injil.38 Jika ditinjau dari fungsinya, menurut 2941, yang bersifat eksposisi. Dari sinilah
G. S. M. Walker adalah untuk mengungkap- rumusan yang cukup lengkap, terdapat be-
kan ide profesi, pelayan atau pelayanan imam. berapa unsur: pelayanan, sumber pelayan-an,
Walker menjelaskan pula bahwa pelayanan tugas pelayanan. Yang lebih menenarik
dalam pengertian PB tidaklah hak khusus bahwa pelayanan Paulus diterima dari Allah.
golongan imam. Sebenarnya setiap orang Ini didasarkan pada genetif tou theou di-
yang mengaku percaya dipanggil untuk pandang sebagai subjektif (tugas dari Allah).
melayani dengan bermacam-macam cara Artinya, pelayanan Paulus semata-mata
(Rm. 15:27; Flp. 2:17; Fil. 13; 1 Ptr. 2:16), adalah prakarsa Allah bukan penugasan
dan untuk pekerjaan pelayanan itu mereka manusia.42 Untuk itulah setiap tugas mengajar
diperlengkapi oleh pelayan-pelayan firman dapat dipahami merupakan penugasan dari
(Ef. 4:11-12).39 Menurut Barth yang dikutip J. Allah. Penugasan Allah dalam pandangan
L. Ch. Abineno fungsi pelayanan adalah: Paulus tidak lain merupakan anugerah. Pel-
Pelayanan bukanlah salah satu fungsi dari ayan mengajar mengemban penugasan
jemaat yang hidup di dunia. Pelayanan adalah “oikonomia”. Kata oikonomos digunakan
satu-satunya fungsi jemaat. Segala sesuatu dalam dua arti: pengelola tugas (Rm. 16:23;
yang ia lakukan, pemberitaannya, kesaksian- Gal. 4:2; 1 Kor. 4:1) dan rencana (Ef. 1:10;
nya, pengajarannya, penggembalaannya, 3:2, 9). Kata “penugasan” dapat dirumuskan
ibadahnya, dan lain-lain adalah pelayanan, sebagai: (i) pelayanan kerasulan Paulus (1
diakonia. Ia hidup karena dan seberapa jauh ia Kor. 9:17); (ii) rencana keselamatan Allah
melayani … menjadi orang Kristen (orang terhadap dunia (Ef. 1:10; 3:9). Artinya,
Kudus) dalam jemaat berarti: melayani di menunjuk pada tugas Paulus dan rahasia
dalam dan bersama-sama dengan jemaat. rencana kehendak Allah. Rahasia yang
Bukan semua anggota jemaat mendapat disebut dalam Kolose 1:25-26 dinyatakan
karunia yang sama, tetapi mereka semua di- kepada Paulus dan kemudian rahasia ini
panggil untuk melayani, masing-masing di menjadi tugas Paulus dalam melaksanakan
tempatnya sendiri dan dengan tugasnya pengajaran untuk meneruskan Firman Tuhan
sendiri. Jemaat dapat hidup sebagai tubuh kepada generasi penerus sebagai tugas
Yesus Kristus, Kepala-Nya.”40 mengajar dalam konteks melayani Tuhan.
Selanjutnya Abineno menyatakan, jika
dilihat dari tujuannya adalah: “Tujuan
pekerjaan pelayanan anggota-anggota jemaat 41
ialah pembangunan tubuh Kristus (oikodome Kolose 1:25-29; “Aku telah menjadi pelayan
jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan
tou somatos Christou). Yang sebenarnya
Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya
membangun ialah Kristus sendiri. Ia mem- dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia
bangun oleh pelayanan yang mereka lakukan yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari
dalam persekutuan dengan Dia.” Pengertian turunan ke turunan, tetapi yang sekarang
pelayanan dimulai dari Kolose 1:25 hingga dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya.
Kepada mereka Allah mau memberitahukan,
betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara
bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-
38
Arman Barus, Paulus dan Jemaat:Kolose 1:24- tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan
2:3. Bahan Ajar Kuliah Program Doktor Teologi akan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan,
(S3) SETIAJakarta, 2013, 11. apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap
39
G. S. M Walker, “Layan-Pelayanan”, orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
diterjemahkan oleh M. H. Simanungkalit, dalam memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan
J. D Douglas, N. Hilyer, F. F. Bruce, D. Guthrie, dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan
A. R. Millard, J. I. Packer, dan D. J. Wiseman kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai
(para penyunting), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di
Jilid I: A–L, (Jakarta: YKBK, 1997), 637-638. dalam aku”.
40 42
J. L. Ch. Abineno, Tafsiran Alkitab Surat Barus, Paulus dan Jemaat: Kolose 1:24-2:3,
Efesus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 135. 12.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │141
Fungsi yang dimaksud Baker se- ketiga merupakan kecendrungan yang banyak
bagaimana yang diutarakan Barret, dilakukan Yesus dan Paulus selama kiprahnya
Schweiser, Ruef, dan Dun, adalah: 1) jabatan di dunia.
“rasul” (apostolos) berarti seorang yang Jadi, fungsi pelayanan dalam tugas
diutus (bdk. kata kerja apostellein „meng- mengajar terlihat dari panggilan Tuhan untuk
utus‟. Rm. 10:15; 1 Kor. 1:17). Artinya, membangun persekutuan tubuh Kristus
secara lengkap, “seorang yang dipanggil oleh sebagai tugas kudus yang harus ditransmisi-
Kristus dan diutus oleh-Nya untuk mem- kan kedalam kehidupan sehari-hari. Pelbagai
beritakan Injil.”46 2) jabatan “nabi” (profetes; tugas diletakkan Tuhan atas bahu jemaat;
bdk. Ef. 4:11). Nabi-nabi sering disebut beberapa pelayanan dipercayakan-Nya ke-
bersama dengan rasul-rasul dalam Perjanjian pada Sekolah dan Gereja-Nya di bumi ini, di
Baru (mis: Luk. 11:49; Ef. 2:20; 3:5; Why antaranya termasuk pula tugas mengajar dan
18:20), sebagai “karunia bernubuat”. Meski- mendidik orang dalam agama Kristen. Arti-
pun secara prinsip dimiliki oleh seluruh nya, semua jabatan atau karunia telah Tuhan
jemaat oleh karena Roh Kudus bekerja dalam berikan untuk menjadi pemimpin umat yang
diri orang percaya kepada Kristus, namun terintegrasi dalam “pelayanan tanpa hak”.
tidak semua menjadi “nabi”, karena terus- Pelayanan tanpa hak adalah setiap hamba
menerus menerima karunia nubuat47. 3) Tuhan yang melayani tidak menganggap diri
jabatan “guru” atau “pengajar” (didaskalos), sebagai “yang paling....”, mengingat fungsi
yang bertugas mengajar orang lain tentang seorang pelayan “harus” seperti Yesus.49
iman Kristen serta implikasinya untuk Tidak heran banyak pelayan Tuhan yang
kehidupan sehari-hari (Gal. 6:6).48 Hal yang tidak puas dalam pelayanannya oleh karena
mereka menyangka bahwa mereka mem-
46 punyai “hak” sebagai pelayan. Akibatnya,
Syarat utama menjadi Rasul ialah memiliki
kesaksian akan kebangkitan Yesus (Kis. 1:21-22;
pelayanan berpusat pada diri sendiri. Jika
bdk. Kis. 4:33; 10:40-41; 1 Kor. 9:1; 15:7). pelayanannya bagus, “itu karena saya”, jika
Seorang Rasul langsung diutus oleh Kristus (Luk.
6:13; Kis. 10:42; Gal. 1:1; 15-17), dan tidak ada (bdk. Rm. 12:6-7) dan dengan rasul-rasul serta
dasar untuk ajaran yang timbul dalam Gereja nabi-nabi dalam Efesus 4:11. Guru yang paling
kemudian bahwa seorang Rasul dapat menugas- terkenal dalam jemaat di Korintus ialah Apolos
kan orang lain sebagai gantinya, untuk menerus- (Kis. 18:24-19:1; 1 Kor. 3:6) tetapi ada juga guru-
kan kerasulannya ... kadang-kadang pada masa guru lain (1 Kor. 4:125). Baker, Roh dan
kini istilah “rasul” dipakai secara kiasan untuk Kerohanian dalam Jemaat, hlm 88.
49
menyebut pendiri jemaat Kristen di tempat Filipi 2:3-9, “... dengan tidak mencari
tertentu, misalnya Carey disebut “Rasul India” kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
dan Nommansen “Rasul orang Batak”. Ibid, Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
Baker, Roh dan Kerohanian dalam Jemaat, hlm seorang menganggap yang lain lebih utama dari
87. pada dirinya sendiri; 2:4 dan janganlah tiap-tiap
47
Suatu jabatan tidak mempunyai arti lagi orang hanya memperhatikan kepentingannya
seandainya banyak orang memegangnya sekali- sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 2:5
gus, tetapi suatu karunia bisa saja dimiliki oleh Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
semua (bdk. 1 Kor. 14:5), walaupun mungkin menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
secara praktis itu tidak perlu (lihat juga pasal 1:2). dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam
Ibid, Baker, Roh dan Kerohanian dalam Jemaat, rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan
hlm 88. Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
48
Mereka berfungsi memelihara, menerus-kan 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya
dan menafsirkan tradisi Kristen (bdk. 2 Tes. 2:15; sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
3;6). Pada mulanya inti pokok tradisi Kristen itu menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam
terdiri dari kitab-kitab suci Yahudi (=PL), yang keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
kemudian dilengkapi dengan tulisan-tulisan pada diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai
Rasul dan Nabi Kristen (=PB; bdk. 1 Kor. 11:23- mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah
32; 15:3-11). Guru-guru juga disebut bersama sangat meninggikan Dia dan mengarunia-kan
dengan nabi-nabi dalam Kisah Para Rasul 13:1 kepada-Nya nama di atas segala nama.”
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │143
Gereja berhasil “itu karena saya”, jika Sedangkan kata (yārâ)53 memiliki arti:
sekolah ini maju itu hasil usaha saya” dan melempar, mengajar, menembak, menunjuk-
banyak lagi pelayanan yang terjadi “karena kan. (Kej. 31:51); arti dasar yang terkandung
saya”. Alan E. Nelson menyatakan, “me- di dalamnya ialah “melemparkan.” Dalam
lepaskan hak kita untuk menjadi diri kita perkembangannya, kata ini digunakan dalam
sendiri merupakan salah satu kualitas pe- arti “menunjukkan” suatu kebenaran atau
layanan. Ini adalah satu kedudukan dengan fakta. Dari kata inilah gagasan mengajar
kuasa yang tertinggi-mengalahkan diri sebagai perbuatan memberi arah. Dengan
sendiri.”50 Maksud Nelson adalah Tuhan kata lain melalui kegiatan mengajar kita
tidak mengendalikan kita secara paksa. Jika mengarahkan orang ke jalan yang baru dan
kita melepaskan hak kita yang hakiki maka benar (lih. Kej. 46:28). Kita juga mendorong
pengharapan kuasa Roh-Nya dapatlah kita orang kepada harapan yang baru (lih. Kel.
imani untuk menguasai hidup kita. Di sini 4:12, 15; 24: 12; 35:34; 1 Sam. 12:23; Mzm.
para pelayan harus belajar bagaimana Yesus 27:11; 119:33). Yang ke tiga adalah kata
pun melepaskan hak-Nya untuk dihormati tôrâ, suatu kata yang sangat penting dalam
(Flp. 2:3-9), kita pun dapat belajar dari Perjanjian Lama. Tôrâ bukanlah hanya
gambaran sikap Yesus menjadi yang terkecil sekedar hukum atau sekumpulan peraturan-
jika mau menjadi yang besar. Yesus peraturan belaka. Tôrâ bukanlah suatu
membuktikan hal itu dan Allah memuliakan pembatasan atau hambatan, melainkan suatu
Dia ke tempat yang paling tinggi. cara/alat yang dengannya seseorang dapat
meraih tujuan atau kesempurnaan. Tôrâ
diberikan pada bangsa Israel untuk me-
Mengajar Dalam Perspektif Alkitab mampukan mereka menjadi umat Allah yang
sungguh-sungguh (real). Sayangnya Israel
Ada banyak pemahaman yang ber- terjebak dalam suatu perangkap- mereka
kembang mengenai mengajar, namun hal memandang tôrâ bukan sebagai alat (means),
tersebut berbeda dengan prinsip dasar Alkitab melainkan sebagai tujuan (end). Mereka
mengenai mengajar. Dalam Perjanjian Lama bukan memandang tôrâ sebagai panduan,
ada tiga kata Ibrani tentang mengajar, yaitu: melainkan sebagai suatu kumpulan
“Lamath, Yara dan Tora”. Kata (lāmad)51 peraturan-peraturan eksternal belaka.
memiliki arti: mengajar, belajar, menyebab- Akibatnya, tôrâ menjadi suatu beban bagi
kan sesuatu untuk belajar. ( Ul. 4:1). Bagi mereka, dan bukan sebagai suatu ke-
umat Allah dalam Perjanjian Lama telah kuatan/kuasa yang membebaskan dan me-
terbiasa dengan belajar dan mengajar dan itu mimpin (freeing and guiding power). Dengan
sudah dianggap sebagai pengalaman baru. memahami tiga kata Ibrani tersebut, intinya
Sijabat mengatakan “fokus utama dalam adalah kesemuanya menunjuk kepada
kegiatan belajar dan mengajar ialah men- pengertian “mengajar”, yang memberi arah
disiplin, mendorong, membimbing, dan serta memimpin orang ke jalan yang baru dan
melatih orang untuk takut kepada Tuhan”.52 benar. Di samping itu, menunjukkan pula
bahwa sebenarnya konsep pendidikan atau
yang biasa disebut proses belajar mengajar
sudah dimulai sejak dalam Perjanjian Lama.
50 Di dalam Perjanjian Baru kata me-
Alan E. Nelson, Spirituality & Leadership,
ngajar memiliki pengertian yang spesifik
(Bandung: Kalam Hidup, 2007), hlm 83.
51
Merrill F. Unger & William White, Jr., ed.,
yaitu: Didáskō,54 Kata “didasko” menunjuk
Nelson’s, Expository Dictionary of The Old
53
Testament (Nashville: Thomas Nelson Publishers, Merril F. Unger & William White, Jr. Ed., Ibid.,
1980), 419. 419.
52 54
B.S. Sidjabat, Menjadi Guru Profesional Geoffrey W Bromiley, Theological Dictionary
Sebuah Perspektif Kristiani (Bandung: Kalam of The New Testament (Michigan: William B.
Hidup, 1994), 15. Eerdmans Publishing Company, 1985), 161. Kata
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │144
pada “kegiatan mengajar” dan belajar dalam disebutkan guru yang datang dari Allah (lih.
arti yang luas, yaitu membagikan atau Yoh. 3:2 bnd. juga dengan Yoh. 13:13). Dia
mengimpartasikan pengetahuan teoritis dan disebut sebagai Rabi, artinya ”Guru” (lih.
praktis dengan tujuan untuk mengembangkan Mat. 26:25, 49; Mrk. 9:5; 11:21; Yoh.
segala kemungkinan dan kemampuan dari 1:38,39; 3:2; 4:31; 6:25; 9:2; 11:8). Ketiga,
seorang murid. Kata Didáskein55 menurut Tuhan Yesus mendelegasikan kepada murid-
Injil-Injil Sinoptik, adalah salah satu “fungsi murid-Nya untuk pergi mengajarkan tentang
utama” dari Yesus (lih.Mat. 4:23; 9:35; 11:1). apa yang telah didengar dan dilihat mereka
Ia mengajar di sinagoge-sinagoge, di Bait dari Yesus (Lihat Markus 6:30 bnd. Matius
Allah serta di alam terbuka. Didáskalos56 28:20).
(rabi), Kata ini sering muncul dalam himne- Mengajar pada hakekatnya suatu
himne karangan Homerus, yang berarti: proses, yakni proses mengatur, meng-
pengajar, pemimpin sekolah, pemimpin organisasi lingkungan yang ada di sekitar
paduan suara. Di dalam gereja mula-mula peserta didik sehingga menumbuhkan dan
atau biasa juga disebut jemaat mula-mula, mendorong peserta didik untuk belajar.
kata didáskalos ini sering digunakan Menurut Alvin W. Howard, mengajar adalah
menunjuk pada seorang yang memberikan suatu aktivitas untuk mencoba menolong,
penjelasan (expositor) mengenai Taurat serta membimbing seseorang untuk mendapat,
penggenapannya (lih. Yak. 3:1). mengubah atau mengembangkan skill,
Dari berbagai pengertian diatas maka attitude, ideals (cita-cita), appreciations
dapatlah kita mengambil kesimpulan bahwa (penghargaan) dan knowledge58. Disini kita
tugas mengajar PAK sangatlah penting serta mendapati suatu pemahaman bahwa adanya
mendesak. Bagi seorang guru iman Kristen “sistem” yang terintegrasi dalam pelaksana
dituntut memiliki pengetahuan lebih yaitu, proses belajar dan mengajar. Hal ini tentunya
pengetahuan tentang iman Kristen. Tetapi memerlukan kesiapan dan disiplin “ilmu”
lebih dari itu seorang guru Kristen juga yang dapat menjelaskan secara baik dan
mutlak bersandar pada pertolongan Roh mengorganisasikan tujuan mengajar dalam
Kudus. Howard G. Hendricks dalam Sidjabat sistem tersebut. Ilmu yang dipakai untuk
mengemukakan sebuah ungkapan, “teaching menjelaskan bagaimana seseorang mengajar
to change lives” atau “mengajar untuk dikenal dengan sebutan didaktik (Yun),
menghasilkan perubahan hidup secara didaskein yaitu, ilmu mengajar. Andar Ismail
menyeluruh”.57 Artinya, tugas mengajar mengatakan didaktik adalah ilmu mengajar,
sangat penting dan berharga karena dapat tetapi bukan asal mengajar. Artinya, didaktik
membimbing orang mengenal diri sendiri dan adalah ilmu mengajar yang membuat orang
mengenal Tuhan. Alasan apa seorang jadi belajar59. Selanjutnya Andar menjelaskan
pendidik Kristen melakukan tugas mengajar? bahwa didaktik tidak sama dengan pedagogi.
Pertama, Allah adalah pengajar utama dalam Pedagogi adalah ilmu tentang mendidik dan
kehidupan ini. Alkitab memberikan ke- cakupannya lebih luas. Disini banyak pen-
terangan perbuatan Allah mengajar dimulai didik Kristen terjebak dalam pemahaman
sejak di dalam Taman Eden, di mana Adam yang salah tentang mendidik dan mengajar.
dan Hawa sebagai peserta didik-Nya. Kedua, Mengajar hanyalah salah satu aspek dari
Tuhan Yesus adalah sang Guru Agung, mendidik, namun mengajar adalah unsur
yang utama dalam mendidik. Demikian pula
dengan metodik, metodik mempelajari
didáskō merupakan kata kerja dalam bentuk
Present Active Indicative 1st person singular.
55 58
Geoffrey W Bromily, Ibid., 162. Kata didáskein http://www.lpmpjabar.go.id/sites/default/files/A
merupakan kata kerja dalam bentuk Present RTIKEL%20Guru-Evi.doc
59
Active Infinitive. Andar Ismail., Ajarlah Mereka Melakukan
56
Geoffrey W. Bromily, Ibid., 163. (Kumpulan Karangan Seputar Pendidikan Agama
57 B.S. Sidjabat. Mengajar Secara Profesional. Kristen)., BPK Gunung Mulia., Jakarta 1999, hal.
(Bandung:Yayasan Kalam Hidup,2011), hlm 29. 79.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │145
kebenaran yang absolut yang tertulis dalam PAK tidak pernah berbicara
Alkitab seperti “baik dan jahat”, benar dan “kristenisasi”, melainkan PAK di sekolah-
salah” dst. James Montgomery dalam tulisan- sekolah dan di perguruan tinggi adalah bentuk
nya mengatakan; “kita akan memiliki definisi menjaga konsistensi iman atau kualitas
yang tepat tentang iman jika kita me- keagamaan pendidik dan peserta didik dalam
nyebutnya suatu pengetahuan yang teguh dan proses belajar mengajar selalu mengedepan-
pasti tentang kemurahan Allah kepada kita, kan aspek iman dan rasio menjadi suatu
yang didirikan diatas kebenaran dari janji kesatuan dalam memperoleh ilmu
yang dikarunikan secara cuma-cuma dalam pengetahuan yang utuh yang dapat di
Kristus, baik yang dinyatakan kepada akal implementasikan sebagai wujud pelayanan
budi kita maupun yang dimateraikan pada kepada Tuhan dengan tujuan “membawa
hati kita melalui Roh Kudus”72. peserta didik mengalami perjumpaan dengan
Tugas mengajar PAK memerlukan Tuhan secara pribadi”, sebagaimana Rasul
pengetahuan (ilmu) dalam mempresentasikan Paulus katakan: “Di dalam Dia kamu juga--
"kehendak Allah”, namun jangan dilupakan karena kamu telah mendengar firman
bahwa dalam melaksanakan tugas mengajar kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di
diperlukan iman sebagai landasan pemaham- dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya,
an tentang Allah secara komprehensif dimeteraikan dengan Roh Kudus , yang
(teologi) sehingga tugas mengajar menjadi dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu
suatu dampak dalam pelayanan pendidik adalah jaminan bagian kita sampai kita
Kristen kepada Tuhan bagi perkembangan memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan
pendidikan agama Kristen di sekolah-sekolah yang menjadikan kita milik Allah, untuk
dan perguruan tinggi Kristen. memuji kemuliaan-Nya.” (Ef.1:13-14).
Kesimpulan
72
Ibid hal, 467.
Shanan Jurnal Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 2017 │149