Anda di halaman 1dari 13

TANTANGAN PENDIDKAN AGAMA KRISTEN DI GEREJA DAN SEKOLAH

PADA MASA KINI KHUSUSNYA DI INDONESIA

DOSEN PENGAMPU
Dr. Vroly R. Wowor, M.Pd.K
Disusun oleh : Kelompok 4
1. ANGGY IFAN MAMAHIT, S.Pd.K

2. DANIEL LEOBISA, S.Th

3. DEBORA PANGARIBUAN, S.Pd.K

4. JONATAN W.F. SIMORANGKIR, S.Th

5. LIAN MARULITUA SIHOMBING, S.Pi

6. ROSALIA IRMA Fr, S.Pd.k

7. YOPPIE HOBERTHINUS, S.Th


BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

DEWASA INI, PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) DI GEREJA DAN SEKOLAH MENGALAMI TANTANGAN YANG TIDAK
SEDIKIT, DAN INI BUKAN MENJADI RAHASIA UMUM LAGI. TANTANGAN PAK DI INDONESIA PADA MASA KINI DIDUGA
DATANG DARI KURANGNYA DUKUNGAN PEMERINTAH KEPADA PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA, DI MANA
AGAMA KRISTEN MERUPAKAN AGAMA MINORITAS DI INDONESIA, YAITU PENDUDUKNYA SEBANYAK 20,45 JUTA JIWA
HINGGA 31 DESEMBER 2021. DATA INI BERDASARKAN DATA KEMENTERIAN DALAM NEGERI (KEMENDAGRI), JUMLAH ITU
SETARA DENGAN 7,48 % DARI POPULASI DI TANAH AIR YANG MENCAPAI 273,32 JUTA ORANG. DARI DATA INI, AGAMA
KRISTEN MENJADI AGAMA MINORITAS, NAMUN BUKAN BERARTI ITU BOLEH MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN HAK
PENDUDUK BERAGAMA KRISTEN DALAM MEMPEROLEH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAIK DI GEREJA MAUPUN DI
SEKOLAH. PADA KENYATAANNYA, HAL INI DIDUGA TERJADI DI BEBERAPA DAERAH BAIK DI GEREJA MAUPUN DI SEKOLAH,
YANG MENDIKRIMINASI PESERTA DIDIK BERAGAMA KRISTEN DALAM MEMPEROLEH HAKNYA BERIBADAH MAUPUN
DALAM BELAJAR. DENGAN DEMIKIAN, PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PERLU BERJUANG DALAM MENGHADAPI SETIAP
TANTANGAN YANG DI HADAPI MASA KINI KHUSUNYA DI INDONESIA SEHINGGA PROSES PEMERATAAN ATAU KEADILAN ITU
BENAR-BENAR TERWUJUD DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA SESUAI DENGAN AMANAH SILA YANG KE-5.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem Pendidikan Di Indonesia

2. Keberadaan PAK Di Erah Teknologi Digital

3. Pengajaran Aliran-Aliran Sesat Yang Berkembang Di Sekolah dan Gereja

4. Sikap PAK Dalam Membendung Pengajaran Aliran-Aliran Sesat Di Gereja Dan Sekolah
TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

a. Untuk melihat sejauh mana system Pendidikan dan penerapan Pendidikan di Indonesia.

b. Untuk melihat praktek Pendidikan di Indonesia berjalan secara merata atau adil

2. Tujuan Khusus

c. Agar mahasiswa mengetahui tantangan yang dihadapi PAK di gereja & sekolah pada masa kini
khususnya di Indonesia, dan penyelesaiannya.

d. Untuk menjadi referensi bagi penulis selanjutnya dalam meneliti tantangan PAK di gereja & sekolah di
masa kini khususnya diIndonesia.
BAB II

LANDASAN TEORI
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MENURUT PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 27 TAHUN 2016, YAITU PENDIDIKAN YANG MEMPERSIAPKAN PESERTA DIDIK UNTUK DAPAT
MENJALANKAN PERANAN YANG MENUNTUT PENGUASAAN PENGETAHUAN TENTANG AJARAN AGAMA
KRISTEN DAN/ATAU MENJADI AHLI ILMU AGAMA KRISTEN DAN MENGAMALKAN AJARAN AGAMA
KRISTEN. SELAIN ITU, PENDIDKAN KEAGAMAAN KRISTEN FORMAL ADALAH PENDIDKAN
KEAGAMAAN KRISTEN YANG DISELENGGARAKAN DI LEMBAGA PENDIDKAN SECARA TERSTRUKTUR
DAN BERJENJANG YANG TERDIRI ATAS PENDIDKAN DASAR DAN MENENGAH, SERTA PENDIDIKAN
KEAGAMAAN KRISTEN NON FORMAL ADALAH PENDIDIKAN KEAGAMAAN KRISTEN DI LUAR
PENDIDIKAN FORMAL YANG DISELENGGARAKAN OLEH MASYARAKAT, GEREJA, KELOMPOK, MAUPUN
PERORANGAN DALAM HAL INI GEREJA.
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2016 PASAL 1 AYAT 1,2 & 3
A. Pendidikan dan Pengajaran dalam Perjanjian Lama
Di dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL), Allah menjadi pusat pengetahuan.
Sejak semula dalam dunia cerita Israel, yang dapat ditemukan di kitab Kejadian
misalnya, pengetahuan itu adalah 7 pemberian Allah bagi manusia. Namun manusia
diminta untuk menanggapinya secara aktif (Kej 2:9, 27). Allah menciptakan
manusia dengan kemampuan akal dan intuisinya untuk secara aktif berpengatahuan.
Pengetahuan diperoleh dari sebuah proses aktif mencari tahu, belajar dan refleksi.
Dengan pengetahuan yang bersumber dari Allah manusia dapat mengetahui mana
yang benar dan mana yang tidak benar, mana yang harus dilakukan dan mana yang
tidak boleh dilakukan. Pendidikan dan pengajaran.
Menurut PL adalah untuk membuat umat memiliki pengetahuan yang benar
sehingga memperoleh hikmat dan kebijaksanaan. Pengetahuan dan hikmat
diperoleh dari pendidikan dan pengajaran yang berpusat kepada Allah. Pengamasal
sangat jelas merumuskan hakekat pendidikan dan pengajaran itu. “TUHANlah yang
memberikan hikmat; dari Dialah manusia mendapat pengetahuan dan pengertian.
B. Pendidikan dan Pengajaran di Perjanjian Baru
 PAK dalam Perjanjian Baru tidak terlepas dari pendidikan dan pengajaran seperti
sama halnya di dalam Perjanjian Lama. Sebab tema-tema yang terkandung, baik
di dalam PL maupun PB, berkisah mengenai karya keselamatan Allah kepada
manusia yang berdosa. PL menyatakan karya keselamatan Allah melalui
pengajaran hukum-hukum Allah dan kurban (sebagai cerminan dari penyelamatan
Allah dalam Yesus Kristus). Kemudian PB menyatakan, pengajaran berpusat pada
pribadi Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia yang berdosa. Oleh
karena itu, pendidikan agama Kristen memiliki pusat pengajaran, yaitu Yesus
Kristus. Perjanjian Baru menampilkan dua tokoh yang yang oleh gereja kemudian
menjadikannya sebagai dasar pendidikan agama Kristen. Dua tokoh tersebut
adalah Yesus dan Paulus yang disebut sebagai rabi bagi bangsanya. Di dalam
Perjanjian Baru, Yesus adalah Guru Agung. Sebagai guru, Yesus memusatkan
semua pengajarannya kepada Bapa di surga. Pengajaran adalah untuk mengetahui
arti Kerajaan Allah. Yesus disebut sebagai "rabbi".
BAB III: PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan
Pendidikan adalah hak setiap orang, sebagaimana diatur oleh pemerintah dalam Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan”,
untuk itu pendidikan sangat penting untuk dipelihara eksistensinya. Pendidikan penting bagi semua orang karena
esensi dari pendidikan itu sendiri sebenarnya ialah pengalihan (tranmisi) kebudayaan (ilmu pengetahuan, teknologi,
ide-ide, dan nilai spiritual serta estetika) dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda dalam setiap
masyarakat atau bangsa. Pemerintah harus hadir untuk menjamin pemerataan pendidikan bagi setiap warganya,
dengan cara mengaturnya di dalam Perundang-undangan. Selanjutnya, di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidkan Nasional, yaitu mengatur bahwa agama merupakan kurikulum dasar yang wajib diberikan
dan diajarkan dalam kegiatan pembelajaran di setiap jenjang pendidikan, dan peserta didik juga berhak untuk
mendapatkan pendidikan agama. Tim Dosen Administrasi Pendidkan Universitas Pendidkan Indonesia. Manajemen
Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2012). Peraturan dan undang-undang yang dibuat pemerintah sangatlah bagus.
Namun, di lapangan tidak berjalan dengan baik, dengan kata lain teori dan praktek berbeda. Salah satunya adalah
undang-undang menyatakan bahwa setiap siswa berhak mendapatkan pendidkan sesuai dengan agama dan
kepercayaannya dan sekolah wajib menyediakan sarana dan prasarana untuk itu, tetapi pada kenyataannya masih
banyak peserta didik yang tidak menerima pelajaran agama sesuai agama yang dianut. Selain itu, dipihak lan,
peraturan pelaksanaan pendidikan menyatakan bahwa jika terdapat sepuluh orang peserta didik penganut suatu
agama tertentu dalam satu kelas, maka di kelas itu barulah wajib pelajaran agama bersangkutan diberikan dua jam
perminggu. Jika kurang dari sepuluh orang maka peserta didik yang bersangkutan dibina oleh Pembina rohani.
Penerapan peraturan tersebut simpang siur di sebagian sekolah. Contohnya, Sekolah Dasar Negeri di Tanggul
B. Keberadaan PAK Di Era Teknologi Digital
Teknologi sudah ada sejak zaman manusia diciptakan. Allah sebagai Sang Pencipta, Dia menciptakan dari yang tidak
ada menjadi ada, namun manusia menciptakan dari yang sudah ada menjadi yang lain. Manusia diciptakan Allah
menurut gambar dan rupa-Nya dan memperlengkapi manusia dengan kekuatan berpikir (rasio), dengan tujuan agar
manusia berpikir dan mampu menggali potensi alam untuk memenuhi kebutuhannya, dan Allah memerintahkan
manusia untuk menciptakan teknologi untuk menyelamatkan dirinya, contoh Allah memerintahkan Nuh membuat
Bahtera untuk menyelamatkan Nuh dan keluarganya dan meneruskan kelanjutan hidup binatang di bumi ini
Teknologi yang berkembang dengan pesat, meliputi berbagai bidang kehidupan manusia, dalam hal ini sulit
memisahkan kehidupan manusia dengan teknologi. Teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam
revolusi industry, hingga sampai di revolusi industri 4.0 ditandai dengan revolusi digital yaitu robot kecerdasan
buatan, teknologi nano, bioteknologi, teknologi computer kuantum, teknologi berbasis internet dan printer 3D. Dan
kini, di era disrupsi 4.0 dan memasuki era 5.0, dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri.
Internet bukan hanya sebagai informasi, melainkan untuk menjalani kehidupan. Society 5.0 dicetuskan oleh Jepang
pada tahun 2019, diartikan masyarakat
yang berkonsep tidak hanya terbatas untuk factor manufaktur tetapi juga memecahkan masalah sosial dengan
bantuan integrasi ruang fisik dan virtual, memiliki konsep big data yang dikumpulkan oleh Internet of Things (IoT),
yang akan berdampak pada semua aspek kehidupan mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industry
dan pendidkan. Society 5.0 merupakan konsep tatanan kehidupan yang baru bag masyarakat. Menyikapi situasi
kemajuan Teknologi ini maka PAK mestinya berbenah diri dalam perkembangan- perkembangan ini sehingga
mampu untuk memaksimalkan teknologi yang ada demi kemajuan pengajaran baik di gereja dan sekolah.
C. Pengajaran-Pengajaran Sesat Yang Berkembang Di Sekolah Dan Gereja
Aliran Humanisme, hedonisme dan materialism makin mempengaruhi masyarakat di Indonesia di abad 21, oleh
karena semakin bebasnya perkembangan pergaulan masyarakat masa kini yang begitu mudah dan terjangkau
melalui jaringan internet. Abad 21 dikenal dengan era globalisasi yang menuntut keterbukaan dan adaptasi
masyarakat kepada globalisasi, sehingga mempermudah aliran humanism, hedonism dan materialisme berkembang
pesat saat ini. Aliran-aliran ini menjadi tantangan dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Indonesia pada masa
kini, baik di dalam gereja maupun di sekolah. Humanisme adalah paham yang mengedepankan nilai dan kedudukan
manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal. Hedonisme adalah merupakan ajaran atau
pandangan bahwa kesenangan atau kenikmatan merupakan tujuan hidup dan tindakan manusia, sedangakan
materialism adalah paham yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi.
Bagaimana cara menghindari dan melawan pengaruh aliran Humanisme, hedonisme dan materialisme tersebut bagi
warga gereja dan peserta didik PAK, yaitu Pendidkan Agama Kristen harus berperan kuat mempengaruhi dunia
pendidikan dengan nilai-nilai Iman Kristen dan Firman Tuhan yang bersumber dari Tuhan Yesus Kristus dan di
pimpin oleh Roh Kudus senantiasa. Pendidkan Kristen adalah jalan yang tepat untuk membawa manusia kepada
masa depan yang lebih baik, sebab tujuan dari Pendidikan Kristen adalah untuk membawa manusia
bertanggungjawab kepada Allah sumber segala kehidupan. Selain itu, Pendidikan Kristen menuntun orang kepada
pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus, Sang Juruselamat. Pendidikan Kristen memberi pengharapan akan mm
asadepan yang pasti, yaitu hidup yg kekal di Sorga.
D. Sikap PAK Dalam Membendung Ajaran-Ajaran Sesat
Di Sekolah Dan Gereja
a. Pemuridan atau pengajaran sejak dini tentang Yesus sebagai
Tuhan dan juruselamat.
b. Pengajaran tentang asas-asas iman Kristen menjadi dasar dalam
pengajaran di sekolah maupun gereha
c. Pengawasan kepada peserta didik maupun jemaat terhadap
pengajaran iman Kristen dilakukan secara terus-menerus
BAB IV: KESIMPULAN
PERKEMBANGAN DAN KEMAJUAN ZAMAN DI MANA KITA ADA TERUS BERGERAK
MAJU DAN TENTUNYA MEMBERIKAN DAMPAK POSITIF BAHKAN NEGATIVE. GEREJA
DALAM HAL INI ORANG PERCAYA DITUNTUT UNTUK MAMPU BERDIRI DAN
MEMBERIKAN DAMPAK SECARA POSITIF DI TENGAH SITUASI INI. KRISIS BESAR
YANG DIHADAPI PAK DAN GEREJA HARI INI ADALAH KEMAMPUAN UNTUK
MENGUASAI PERKEMBNAGAN TEKNOLOGI
GUNA UNTUK DAPAT MEMBERIKAN KEMUDAHAN DALAM PENGAJARAN-
PENGAJARAN DI LINGKUP SEKOLAH DAN GEREJA DEMI MEMBENDUNG SERTA
MENGAWASI BERBAGAI AJARAN-AJARAN SESAAT YANG SEMENTARA MELANDA
KEKRISTENAN.
Kepustakaan
Alkitab, Jakarta : Lembaga Alkitab Indonesia, Tahun 2000
Boiliu, Melkias, Pendidkan Agama Kristen Antipatif Radikalisme dalam Beragama di Indonesia (Regula
Fidei Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 2019)
E.G. Homrighausen, I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008)
Enklaar, Homroghausen dan I.H, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015)
Gea, Leniwan Darmawati & I Putu Ayub Darmawan, Jurnal Shanan Volume 5 Nomor 1, Maret 2021
Hasugian, Johanes Waldes, Menjadi Guru PAK Profesional Melalui Supervisi Pendidikan Agama Kristen
(Medan: Mitra, 2016)
Homrighausen dan Enklaar, Pendidikan Agama Kristen

Nuhamara, Daniel, Pembimbing PAK (Pendidikan Agama Kristen (Bandung: Jurnal Of Media, 2007)
Rantung, Djoys A, Shanan Jurnal Pendidkan Agama Kristen, Vol.2 No. 1, Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai