Anda di halaman 1dari 2

1.

Jelaskan konsep sosialisasi


2. Jelaskan bagaimana suatu proses sosialisasi dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan
3. Jelaskan proses terjadinya looking glass self dan berikan contoh (tidak boleh mengambil
yang ada di modul)

1. Terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan sosialisasi, antara lain the significant others,
the generalized other, looking glass self serta impression management. Konsep-konsep tersebut
memberikan sumbangan yang berarti dalam diri seseorang individu yang mengalami proses
sosialisasi, karena poduk penting dari proses sosialisasi adalah self/personality/diri. Dalam
rangka interaksi dengan orang lain seseorang akan mengembangkan suatu keunikan dalam hal
perilaku, pemikiran dan perasaan yang secara bersama-sama akan membentuk self.
- Role Taking: the significant others dan the generalized other.
Role taking atau pengambilan peran merupakan titik sentral dalam aliran
interaksionismedalam melihat proses sosialisasi, karena pengambilan peran mengacu
pada bagaimana kita melihat situasi sosial dari sisi orang lain di mana dari dia kita akan
memperoleh respons.
- looking glass self. Berangkat dari pemikiran bagaimana seseorang dapat mengerti dan
memahami mengenai diri sendiri, maka terjadilah suatu proses yang berlangsung secara
terus menerus dalam diri individu seumur hidupnya, yang pada akhirnya terbentuk
konsep diri yang merupakan gambran diri yang terbentuk dengan bantuan individu lain.
- impression management. Menurut Goffman, dengan hanya mempengaruhi pendapat
orang lain tentang diri kita, maka kita dapat memprediksi dan mengontrol apa yang
terjadi pada diri kita. Dalam mempresentasikan diri kita pada ornag lain maka akan
membuat mereka untuk melihat diri kita dalam cara yang menarik dan hal itu disebut
dengan impression management.
2. Proses sosialisasi akan selalu terjadi dalam suatu kelompok, baik itu dalam kelompok besar
seperti masyarakat maupun dalam kelompok kecil seperti keluarga. Artinya seseorang tidak
akan dapat mengalami proses sosialisasi apabila ia hidup terisolasi dari individu lain, karena bila
ia terisolasi dari kelompoknya maka ia tidak dapat belajar bagaimana cara hidup dalam
kelompoknya.
Agar seorang individu termasuk pula Anda dan saya dapat menjalani suatu proses sosialisasi
dengan lancar maka individu tersebut harus mengupayakan terjadinya tiga hal berikut (Smelser,
1981:25).
1. Individu harus memahami apa yang diharapkan oleh masyarakat dari dirinya. Perilaku apa
yang sesuai dengan peran yang diharapkan oleh masyarakat harus diketahui oleh individu.
Dengan demikian seorang individu yang hidup dimasyarakat haruslah berinteraksi dengan
individu lain sehingga ia akan memperoleh gambaran peran apa yang harus ia maninkan
dlam lingkungannya.
2. Individu harus mengembangkan kemampuan untuk dapat memenuhi pernan yang
diharapkan. Melalui agen sosialisasi seperti keluarga,sekolah dan teman sebaya maka
individu dapat belajar untuk mengembangkan kemampuannya.
3. Individu mengembangkan keinginan untuk berperilaku konform, sebab melalui sosialisasi
individu akan memperoleh tidak saja kemampuan untuk dapat berperilaku konform, tetapi
juga keinginan untuk dirinya sendiri mau konform.

3. Konsep “diri” yang ditemukan melalui tanggapan dari orang lain, inilah yang oleh Charles H.
Cooley dinamakan sebagai “diri cerminan orang lain” atau looking glass self”. Seperti kata-kata
dalam sandiwara Vanity Fair bahwa “… dunia adalah sebuah cermin dan memberikan kepada
setiap orang bayangan dari mukanya sendiri ….” (Horton, 1987:106). Sebagaimana cermin
memberikan bayangan tentang fisik individu, demikian pula tanggapan dari individu lain
memberikan gambaran sosial tentang diri kita. Jadi dalam hal ini persepsi penilaian individu
lainlah yang menjadi factor penting dalam proses pembentukan gambaran diri seseorang.
Dalam pembentukan proses diri melalui tanggapan dari individu lain ada tiga langkah yang
terlibat di dalamnya, yaitu:
1. Kita membayangkan bagaimana penampilan kita dihadapan orang lain.
2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita.
3. Kita mengalami perasaan seperti bangga atau bahkan malu atas dasar penilaian dari orang
lain yang telah kita prediksi.

Contoh: Seorang siswa merasa dirinya tidak pandai dibandingkan teman sekelasnya, tetapi
menurut guru-guru ia merupakan siswa yang pandai. Pada akhirnya siswa tersebut merasa
bahwa ia pandai sama seperti teman-temannya dan lebih percaya diri.

Sumber:

BMP ISIP4110/MODUL 4

Anda mungkin juga menyukai