Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

ACARA 3
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN : TRANSPORT
AIR DAN POTENSIAL AIR

Oleh :

Nama : Poltak Romario Siboro


NPM : E1J017134
Shift : Senin/ 13:00-15:00 WIB
Dosen : Dr.Ir. Prasetyo, M.S
Coass : Liana Oktaviani (E1J017058)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Saalh satu
fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman mlalui
proses trasfirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat
memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain
memberikan manfaat bagi tanaman melalui porses fotosintesis, cahaya
matahari juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. . Agar peningkatan
suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi
tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses tanspirasi.
Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan
dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas dari tubuh tanaman.
Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang
aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak
berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas
pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi tanaman karena suhu yang
terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel,
dan jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah
jaringan pengangkut.
b. TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi tumbuhan dapat dikatakan sebagai ilmu yang banyak


membicarakan tentang air karena banyak fungsi-fungsi tumbuhan yang secara
langsung bergantung pada sifat-sifat air dan senyawa-senyawa yang terlarut
di dalamnya.  Dibandingkan dengan faktor lingkungan lainnya, air
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
(Tjondronegoro, dkk, 1999).
Fungsi air sebagai larutan ini penting sekali artinya bagi kehidupan
tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan
dengan
adanya molekul air disekitarnya. Aktivitas senyawa lain didalam protoplasma
juga
sangat ditentukan kandungan air (Kimball, 1998).
Untuk menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh
tumbuhan
dapat dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu
diantaranya
berdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan yang lazim
disebut
potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan
status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu
jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau
lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air
dari suatu jaringan kandungan air nya dan menyatakan dengan kondisi
standart tertentu. Potensial air adalah suatu pernyataan dari status energi
bebas air, suatu ukuran datat yang menyebabkan air bergerak ke dalam suatu
sistem, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau dari suatu bagian
ke bagian lain dalam suatu sistem. Potensial air mungkin merupakan
parameter yang paling bermanfaat untuk diukur dalam hubungannya dengan
sistem tanah, tanaman dan atmosfir (Ismail, 2011).
Dinding sel dan membran sel tumbuhan merupakan ciri khas yang
membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan. Membran sel dapat dilalui zat-
zat terlarut dengan mudah, sedangkan dinding sel yang bahan penyusunnya
bersifat kaku mengakibatkan terjadinya tekanan pada sel (Muhammadiah,
2010).
Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari
daerah dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit
Osmosis sangat di tentukan oleh terjadinya proses potensial kimia air atau
pun potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukandifusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi
bebas dari pada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Zat
terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi
kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil. Untuk
menyatakan status air atau perimbangan air dalam tubuh tumbuhan dapat
dilakukan dengan dua cara yang umum digunakan, yaitu satu diantaranya
berdasarkan atas energi air di dalamnya jaringan tumbuhan tersebut yang
lazim dan biasanya juga disebut dengan sebuah
potensial air, dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan
status air dari jaringan tanaman dengan memakai istilah potensial air. Suatu
jaringan akan mengalami defisit air jika potensial air tersebut kurang atau
lebih dari 0 (nol) bar. Cara yang kedua adalah dengan mengukur kuantitas air
dari suatu jaringan kandungan airnya dan menyatakan dengan kondisi
standart tertentu (ismail, 2006).
Prinsip osmosis : transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi
rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi
hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau
malah berbalik arah ( reversed osmosis). Besarnya tekanan yang dibutuhkan
untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press. Jika di jelaskan
sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses
perubahan entropi. Komponen solvet murni memiliki entropi rendah,
sedangkan komponen berkandung solut tinggi juga. Mengiikuti huukum
termo II : setiap perubahan yang terjadi selalu menuu kondisi entropi
maksimum, makaa solvent akan mengalir menuu tempat yang mengandung
solut lebh / banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan
maksimum. Solvent akan kehilangan entropi, dan solut akan menyerap
entropi(Wibosono, 2009).
Jika pada suatu tumbuhan terjadi peristiwa kekurangan air karena
ketersediaan air dalam media tanam kurang hal ini akan menyebabkan
kecepatan absorbsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses
transpirasi tanaman, sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada
tanaman tersebut. (Haryati, 2003).
Banyak aktifitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut
dalam air. Maka dari itu nilai yang diperkirakan orang tentang kekentalan air
atau tahanan untuk mengalir, menjadi jauh lebih besar dari sebenarnya
(Lakitan, 2004).
Potensial matriks bernilai cukup kecil, sehingga seringkali diabaikan.
Namun, potensial matrik sangatlah penting ketika membahas mengenai
hubungannya dengan air tanah. (Miftahuddin dkk, 2010).
c. Tujuan
1. Mempelajari proses pengangkutan air oleh jaringan tanaman.
2. Mempelajari kebutuhan air bagi tanaman.
BAB II
METODOLOGI

a. Alat dan Bahan


1. Pisau stek tajam
2. Botol
3. Gelas ukur
4. Ranting tanaman berkayu (ranting alamanda) yaang memiliki pucuk 30 cm
5. Gumpalan gum
b. Cara Kerja
1. Menyiapkan air yang cukup didalam botol dan menandai permukaan air
dengan marker permanen.
2. Memotong tangkai tanaman bunga alamanda yang masih mempunyai
banyak daun.
3. Membawa potongan tangkai kedalam ember berisi air.
4. Memotong dan membuang bagian dasar tangkai daun dan menyisakan 5
daun pada tangkai yang akan digunakan
5. Mengupas kulit batang kira-kira 3 Cm dari bawah, mengikis jaringan
floem dari kayu dan membuangnya.
6. Menyiapkan 3 tangkai daun dengan cara yang sama.
7. Menutup jaringan xylem tangkai pertama dengan lanolin.
8. Menutup jaringan floem tangkai kedua dengan lanolin.
9. Membiarkan jaringan xylem dan floem terbuka pada tangkai ketiga.
10. Memasukan tangkai berdaun(7-8-9) kedalam botol yang berisi
air(mengukur volume airnya).
11. Menutup mulut botol dengan kapas agar tidak ada air yang bisa menguap
melalui mulut botol.
12. .Melekakan botol di ruangan praktikum di pinggir jendela.
13. Mengukur secara periodik ketinggian air pada tiap-tiap botol, menghitung
volume air yang berkurang. Volume air adalah tinggi dikali luas botol.
Dan menghitung ketinggian air yang hilang (mm).
14. Mencatat volume air yang digunakan untuk menggantikan air yang hilang.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil
 Pengaruh perlakuan penutupan jaringan pengangkut air terhadap
kehilangan air
Rata-rata air
Perlakua diserap pada Catatan morfologi
n hari ke-
7 14 21 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
Tanaman Daun mulai Satu cabang
masih menguning mati, tumbuh
Xylem 0,5 1 1,5 segar daun baru dan
ditutup ml ml ml tumbuh,
akarnya
membanyak.
Tanaman Daun habis Daun habis,
segar diganti dg daun
Floem 0,2 0,4 0,6
baru dan
ditutup ml ml ml
akarnya
membanyak.
Tanaman Daunnya Daun tetap,
masih tetap tanaman segar,
0,7 1,3 1,7
Control segar tumbuh daun
ml ml ml
baru pada
cabang.

b. Pembahasan
Sample pengamatan pada hari ke 0 di bedakan menjadi tiga perlakuan.
Perlakuan pertama dengan menutup Xilem pada tanaman Alamanda.
Perlakuan kedua Floem pada tanaman alamanda di tutup, dan yang terakhir
sebagai kontrol tanaman alamanda hanya di kikis kulitnya tanpa di beri
perlakuan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat hasil dari rata-
rata air yang diserap pada setiap perlakuan berbeda-beda. Gejala yang
ditimbulkan pada tanaman tersebut juga terjadi, dari mulai daun yang
menguning, gugur hingga tumbuh daun baru.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan xilem di
tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 9,akar tidak ada. Hari ke tujuh
pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi tanaman sebagai
berikut: jumlah daun menjadi 7 helai, belum nampak pertumbuhan akar, pada
pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,5 ml. Pengamatan pada hari
ke empat belas dapat di amati bahwa tanaman memiliki jumlah daun menjadi
5 helai, bunga kuncup 2 .Pada pengamatan ini terjadi penyerapan air
sebanyak 1 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki morfologi
dengan jumlah daun 5 helai, bunga kuncup 2, pertumbuhan akar, dan pada
pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 1,5 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan floem di
tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 13, pertumbuhan akar tidak ada.
Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi
tanaman jumlah daun 8, belum nampak pertumbuhan akar, pada pengamatan
ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,2 ml. Pengamatan pada hari ke empat
belas dapat di amati bahwa tanaman memiliki jumlah daun 7, bunga kuncup1,
pertumbuhan akar mulai tampak, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air
sebanyak 0,4 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki
morfologi dengan jumlah daun 5 daun helai, bunga kuncup tak ada,
pertumbuhan akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak
0,6 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan control (tidak
ditutup), pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 9 helai, bunga kuncup 4,
pertumbuhan akar tidak ada. Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak
perubahan morfologi tanaman jumlah daun 6 helai, dan belum nampak
pertumbuhan akar, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,7
ml. Pengamatan pada hari ke empat belas dapat di amati bahwa tanaman
memiliki jumlah daun 5 helai, bunga kuncup 3, pada pengamatan ini terjadi
penyerapan air sebanyak 1,3 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman
memiliki morfologi dengan jumlah daun 4, bunga kuncup 1, pertumbuhan
akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 1,7 ml.
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
diambil kesimpulan yang saya dapat bahwa proses pengangkutan air oleh
tanaman yang di lakukan oleh Xilem. Perumbuhan pada tanamna yang
xilemnya di tutup akan cenderung lebih lambat. hal ini terjadi karena pada
tanaman ini akan kesulitan memenuhi kebutuhan air. Tanaman yang
floemnya di tutup cenderung lebih cepat dalam meregenerasi bagian
tumbuhan karena pemenuhan air terjadi dengan baik.

b. Saran
Sebelum melakukan praktikum hendaknya semua praktikan memahami
apa yang akan di praktikumkan. Semua peserta dalam kelompok harus
bekerja sesuai dengan prosedur. Diharapkan semua praktikan cermat dan teliti
dalam percobaan dan harus disiplin dalam waktu
DAFTAR PUSTAKA

Haryati.2003.Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara : Medan.

Ismail dan Abd Muis. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurusan


Biologi Universitas Negeri Makassar : Makassar.

Ismail. 2006. Fisiologi Tanaman. Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar :


Makasar.

Kimball, J.W. 1998. Biologi Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta.

Lakitan, Benyamin.2004. Dasar - Dasar Fisiologi Tumbuhan. Radja Grafindo


Persada : Bali

Miftahuddin, dkk. 2010. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Departemen Biologi,


FMIPA, IPB : Bogor.

Muhammadiah, Asia dan Hilda Karim. 2010. Anatomi Tumbuhan. Jurusan


Biologi Universitas Negeri Makassar : Makassar.

Tjondronegoro, P.D., S.Harran dan Hamim.1999. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid


1,2,dan 3. Jurusan Biologi-FMIPA.Institut Pertanian Bogor : Bogor.

Wibosono.2009.Osmosis. Unila Press : Lampung


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai