ACARA 3
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN : TRANSPORT
AIR DAN POTENSIAL AIR
Oleh :
a. Latar Belakang
Air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tanaman. Saalh satu
fungsi air bagi tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh tanaman mlalui
proses trasfirasi. Ketika tanaman menerima sinar matahari, tanaman dapat
memproduksi pangan melalui proses fotosintesis. Namun demikian, selain
memberikan manfaat bagi tanaman melalui porses fotosintesis, cahaya
matahari juga menyebabkan meningkatnya suhu tanaman. . Agar peningkatan
suhu oleh sinar matahari tidak mencapai tingkat yang membahayakan bagi
tanaman, maka tanaman mengatur suhu tubuhnya melalui proses tanspirasi.
Pada transpirasi, air keluar dari tubuh tanaman melalui stomata. Bersamaan
dengan keluarnya air, terjadi pembuangan energy panas dari tubuh tanaman.
Dengan demikian taman dapat menjaga suhu tubuhnya pada tingkat yang
aman secara fisilogis. Jika pembuangan energy melalui transpirasi ini tidak
berjalan sebagaimana mestinya, maka akan terjadi penumpukan energy panas
pada tubuh tanaman. Hal ini sangat berbahaya bagi tanaman karena suhu yang
terlalu tinggi pada tubuh tanaman dapat menyebabka rusaknya organ sel, sel,
dan jaringan tanaman. Di dalam tubuh tanaman, air bergerak melalui sebuah
jaringan pengangkut.
b. TINJAUAN PUSTAKA
a. Hasil
Pengaruh perlakuan penutupan jaringan pengangkut air terhadap
kehilangan air
Rata-rata air
Perlakua diserap pada Catatan morfologi
n hari ke-
7 14 21 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
Tanaman Daun mulai Satu cabang
masih menguning mati, tumbuh
Xylem 0,5 1 1,5 segar daun baru dan
ditutup ml ml ml tumbuh,
akarnya
membanyak.
Tanaman Daun habis Daun habis,
segar diganti dg daun
Floem 0,2 0,4 0,6
baru dan
ditutup ml ml ml
akarnya
membanyak.
Tanaman Daunnya Daun tetap,
masih tetap tanaman segar,
0,7 1,3 1,7
Control segar tumbuh daun
ml ml ml
baru pada
cabang.
b. Pembahasan
Sample pengamatan pada hari ke 0 di bedakan menjadi tiga perlakuan.
Perlakuan pertama dengan menutup Xilem pada tanaman Alamanda.
Perlakuan kedua Floem pada tanaman alamanda di tutup, dan yang terakhir
sebagai kontrol tanaman alamanda hanya di kikis kulitnya tanpa di beri
perlakuan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terlihat hasil dari rata-
rata air yang diserap pada setiap perlakuan berbeda-beda. Gejala yang
ditimbulkan pada tanaman tersebut juga terjadi, dari mulai daun yang
menguning, gugur hingga tumbuh daun baru.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan xilem di
tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 9,akar tidak ada. Hari ke tujuh
pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi tanaman sebagai
berikut: jumlah daun menjadi 7 helai, belum nampak pertumbuhan akar, pada
pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,5 ml. Pengamatan pada hari
ke empat belas dapat di amati bahwa tanaman memiliki jumlah daun menjadi
5 helai, bunga kuncup 2 .Pada pengamatan ini terjadi penyerapan air
sebanyak 1 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki morfologi
dengan jumlah daun 5 helai, bunga kuncup 2, pertumbuhan akar, dan pada
pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 1,5 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan floem di
tutup, pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 13, pertumbuhan akar tidak ada.
Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak perubahan morfologi
tanaman jumlah daun 8, belum nampak pertumbuhan akar, pada pengamatan
ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,2 ml. Pengamatan pada hari ke empat
belas dapat di amati bahwa tanaman memiliki jumlah daun 7, bunga kuncup1,
pertumbuhan akar mulai tampak, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air
sebanyak 0,4 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman memiliki
morfologi dengan jumlah daun 5 daun helai, bunga kuncup tak ada,
pertumbuhan akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak
0,6 ml.
Perubahan morfologi yang dapat di amati pada perlakuan control (tidak
ditutup), pada hari ke 0 memiliki jumlah daun 9 helai, bunga kuncup 4,
pertumbuhan akar tidak ada. Hari ke tujuh pengamatan pada objek ini tampak
perubahan morfologi tanaman jumlah daun 6 helai, dan belum nampak
pertumbuhan akar, pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 0,7
ml. Pengamatan pada hari ke empat belas dapat di amati bahwa tanaman
memiliki jumlah daun 5 helai, bunga kuncup 3, pada pengamatan ini terjadi
penyerapan air sebanyak 1,3 ml. Pengamatan pada minggu ke tiga tanaman
memiliki morfologi dengan jumlah daun 4, bunga kuncup 1, pertumbuhan
akar, dan pada pengamatan ini terjadi penyerapan air sebanyak 1,7 ml.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat
diambil kesimpulan yang saya dapat bahwa proses pengangkutan air oleh
tanaman yang di lakukan oleh Xilem. Perumbuhan pada tanamna yang
xilemnya di tutup akan cenderung lebih lambat. hal ini terjadi karena pada
tanaman ini akan kesulitan memenuhi kebutuhan air. Tanaman yang
floemnya di tutup cenderung lebih cepat dalam meregenerasi bagian
tumbuhan karena pemenuhan air terjadi dengan baik.
b. Saran
Sebelum melakukan praktikum hendaknya semua praktikan memahami
apa yang akan di praktikumkan. Semua peserta dalam kelompok harus
bekerja sesuai dengan prosedur. Diharapkan semua praktikan cermat dan teliti
dalam percobaan dan harus disiplin dalam waktu
DAFTAR PUSTAKA