Anda di halaman 1dari 3

Stres akademik yang berkelanjutan akan berdampak negatif pada

kesehatan, termasuk kesehatan mental, penyakit-penyakit terkait, dan

perubahan status gizi. Hutabarat (2009) menyatakan bahwa efek negatif dari

stres, yaitu mengganggu fungsi kognitif, mempengaruhi keefektifan performa

individu serta gangguan psikologis dan fisik yang kemudian akan berdampak

pada penurunan prestasi siswa. Selain itu, Oon (2007) menjelaskan stres

akademik yang berkelanjutan dapat berdampak pada penurunan imunitas

sehingga lebih mudah sakit. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit seperti penyakit

kardiovaskular, kanker, diabetes, dan obesitas berkaitan dengan stres yang

berkelanjutan yang mempengaruhi pola makan berlebih (Kandiah et al., 2006).

Stres akademik yang dialami akan mempengaruhi perubahan dalam

pemilihan maupun asupan makanan pada siswa, termasuk jumlah dan jenis

makanan yang dipilih. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, ketika stres
seseorang akan cenderung memilih makanan yang manis dan terjadi

peningkatan asupan lemak. Kim et al. (2012) menambahkan makanan yang

tinggi lemak, protein dan gula, adalah makanan yang sering dikonsumsi ketika

stres. Meningkatnya asupan makanan berlemak, tinggi karbohidrat, bersamaan

dengan rendahnya konsumsi buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan

kejadian dari diet-related chronic disease di usia lanjut. Selanjutnya dijelaskan

pula bahwa ketika stres beberapa individu cenderung makan untuk kebutuhan

psikologis (psychological comfort) daripada kebutuhan fisiologis (Kandiah et al,

2006).

Perubahan kebiasaan makanan yang berlebih ini merupakan gambaran

bagaimana stres dapat mempengaruhi terjadinya binge eating. Emosi negatif

berkaitan dengan peningkatan terjadinya kecenderungan untuk melakukan binge

pada bulimia nervosa dan binge eating disorder (Macht, 2008). Makan berlebih
saat stres merupakan respon terhadap ketegangan yang tidak spesifik atau

merupakan substitusi dari gratifikasi yang tidak dapat ditoleransi pada situasi-

situasi dalam kehidupan (Hamburger cit. Elvira, 2005). Secara umum, binge

eating disorder mempengaruhi 1-3% penduduk. Di Indonesia, gambaran binge

eating disorder berdasarkan penelitian Putra (2008) di SMA N 70 Jakarta

menunjukkan 5% responden mengalami binge eating disorder.

Dari penjelasan sebelumnya, peneliti melakukan penelitian tentang

hubungan stres akademik dengan kecenderungan binge eating disorder dan

asupan makanan siswa SMA di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menjadi penting

Anda mungkin juga menyukai