PERANCANGAN
AKUSTIKA BANGUNAN
Version 20.4
CONTEN
2 Acourete: Akustika Bangunan
04 STRATEGI PERANCANGAN
AKUSTIKA BANGUNAN
05 Kebisingan & Dampaknya
08 Sumber-sumber Kebisingan
B. Suara Hujan
E. Suara Musik
IV.
NT
Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Ground Floor
Akustika Bangunan secara mudahnya adalah suatu ilmu yang mempelajari teknik pengendalian suara yang mengganggu
pengguna bangunan. Lebih lanjut, suara dikatakan mengganggu ketika suara tersebut memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan atau kesehatan.
Kesadaran akan pentingnya akustika bangunan mulai dari fase desain dan konstruksi dapat memberikan nilai tambah
saat gedung tersebut digunakan. Nilai tambah bangunan yang menerapkan akustika bangunan dapat memberi beberapa
dampak positif, seperti profit, peningkatan kesehatan, perbaikan kualitas komunikasi dan interaksi sosial, serta
peningkatan produktivitas kerja.
Pendengaran manusia (telinga) sebagai salah satu indera yang berhubungan dengan komunikasi atau suara. Telinga
berfungsi sebagai fonoreseptor yang mampu merespon suara pada kisaran antara 0 – 140 dB. Frekuensi yang dapat
direspon oleh telinga manusia antara 20 – 20.000 Hz, dan sangat sensitif pada frekuensi antara 1000 sampai 4000 Hz. Pada
Gambar 1, dapat dilihat tekanan suara dan tingkat tekanan suara yang terdapat pada beberapa kondisi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kebisingan (noise) didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan merupakan produk dari urbanisme dan
teknologi. Oleh sebab itu, kebisingan lebih banyak terjadi di perkotaan. Menurut United Nation Population Division (2018),
68% populasi dunia akan tinggal di perkotaan hingga akhir tahun 2050, dengan dominasi peningkatan sebesar 90% terjadi
di Asia dan Afrika.
Jika kesadaran mengenai bahaya kebisingan tidak ditingkatkan, hal ini akan menjadi permasalahan serius di kota-kota besar
di seluruh dunia. Grafik pada Gambar 2 menunjukkan dampak negatif paparan polusi kebisingan di perkotaan terhadap
gangguan pendengaran. Nilai Noise Pollution (NP) berbanding lurus dengan nilai Hearing Loss (HL). Artinya semakin besar
NP, maka HL juga akan semakin besar.
Fenomena HL ini salah satunya disebabkan oleh tereksposnya pendengaran dengan kebisingan secara kontinyu. Kebisingan
maksimum yang dianggap aman adalah 85 dB, dengan durasi kurang dari 8 jam sehari
(http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/noise.asp).
- mengganggu kenyamanan,
- mengurangi produktivitas,
- memicu emosi negatif,
- menyebabkan beberapa penyakit,
- menyebabkan gangguan psikologis,
- risiko gangguan pendengaran.
M engingat dampak kebisingan sangat buruk, baik bagi manusia maupun kelestarian lingkungan hidup, pemerintah turut
andil dalam merumuskan standar baku kebisingan pada berbagai bidang.
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Pada keputusan ini diatur batas-batas kebisingan yang diperbolehkan untuk masing-masing peruntukkan kawasan/
lingkungan kegiatan.
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Peraturan ini mengatur tentang nilai ambang batas kebisingan berdasarkan intensitas dan waktu pemaparannya
untuk lingkungan kerja.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri
Pada peraturan tersebut juga diatur tentang nilai ambang batas kebisingan berdasarkan intensitas dan waktu
pemaparannya untuk lingkungan kerja industri.
4. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang
Standar Usaha Hotel
Peraturan ini membahas tentang panduan penilaian standar usaha hotel bintang yang salah satunya mencakup
tentang ambang tingkat kebisingan di dalam kamar.
5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 036/T/BM/1999 Lampiran No. 14 Peraturan ini membahas pedoman
perencanaan teknik bangunan peredam kebisingan.
6. SNI 03-6386-2000
Spesifikasi tingkat bunyi dan waktu dengung dalam bangunan gedung dan perumahan (kriteria desain yang
direkomendasikan).
2. ANSI/ASA S12:60-2010
Standar Amerika Serikat ini berisi tentang kriteria performa akustika di antaranya kebisingan dan persyaratan
desain.
T ernyata banyak sekali sumber-sumber kebisingan yang berdampak kepada manusia yang berada di dalam bangunan
(Gambar 3). Sumber-sumber kebisingan tersebut dapat dikelompokkan menjadi sumber kebisingan dari luar bangunan dan
sumber kebisingan dari dalam bangunan.
Sumber kebisingan yang berasal dari luar bangunan contohnya adalah suara pesawat terbang, suara hujan, getaran,
kebisingan lalu lintas, dan suara percakapan dari luar bangunan.
Sementara itu, sumber kebisingan dari dalam bangunan contohnya adalah kebisingan sistem pendingin ruangan, suara
musik, suara langkah kaki, dan suara percakapan di dalam bangunan. Karena sumber-sumber kebisingan ini berbeda satu
sama lain, cara-cara pengendaliannya akan dijelaskan satu per satu.
Suara bising
sistem pemipaan
Jika Anda merasa terganggu dengan suara pesawat terbang, salah satu cara untuk mengendalikan kebisingan suara tersebut
adalah dengan meningkatkan nilai insulasi suara pada atap, jendela, pintu, dan dinding. Semakin tinggi nilai insulasi pada
atap, jendela, pintu, dan dinding berarti semakin baik dalam mencegah suara pesawat terbang terdengar di dalam
bangunan.
Pada kasus kebisingan yang diakibatkan oleh pesawat terbang kita hanya perlu mengendalikan dari bagian dalam
bangunan,jika kondisi dalam bangunan sudah memiliki insulasi yang baik maka suara tidak akan merambat dari ruangan
satu ke ruanganyang lain.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat pesawat terbang dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor I, V, VI, VII.
Ada kalanya suara hujan mengakibatkan percakapan menjadi tidak jelas atau kita tidak bisa menikmati suara musik. Suara
hujan dapat merambat pada sebuah bangunan melalui atap, jendela, pintu, dan dinding bangunan.
Jika Anda merasa terganggu dengan suara hujan, salah satu cara untuk mengendalikan kebisingan suara tersebut adalah
dengan melapisi atap dengan material viskoelastik. Material viskoelastik akan meredam suara hujan sehingga tidak
mengganggu aktivitas di dalam ruangan.
Selain itu, bisa juga ditambahkan material serabut (fiber) atau yang lebih dikenal dengan material peredam suara di dalam
konstruksi atap. Material serabut (fiber) ini juga berfungsi untuk meredam suara hujan sehingga suara hujan yang masuk ke
dalam bangunan sudah tidak mengganggu.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara hujan dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor I, V, VI, VII
Sumber dari suatu kendaraan yang menimbulkan kebisingan pada umumnya berasal dari getaran mesin kendaraan, saluran
pemasukan udara ke mesin kendaraan, saluran pembuangan gas hasil pembakaran (exhaust) mesin kendaraan, transmisi,
gesekan roda dengan permukaan jalan, rem, faktor aerodinamis, dan muatan.
Kemudian getaran yang dihasilkan kendaraan merambat melalui tanah dan sampai pada struktur bangunan. Kebisingan
akibat lalu lintas dapat merambat ke dalam bangunan melalui jendela, dinding, pintu, dan lantai dasar (ground floor).
Dengan meningkatkan nilai insulasi pada jendela, dinding, pintu, dan lantai dasar (ground floor) rambatan getaran dan
gelombang suara akan teredam.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat getaran dan kebisingan lalu lintas dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi
Pengendalian Kebisingan” pada nomor IV, V, VI, VII.
Mesin pendingin ruangan tersebut biasanya diletakkan di dalam suatu ruang khusus. Pendingin ruangan berukuran besar
ini menimbulkan suara kebisingan yang cukup tinggi dan akan mengganggu aktivitas manusia pada ruangan yang berada
di dekat ruang mesin pendingin ruangan tersebut.
Namun, ruangan yang jauh dari ruang mesin pendingin juga bisa terganggu karena suara kebisingan merambat melalui
ducting yang terhubung dengan setiap ruangan. Gambar 4 menunjukkan perancangan insulasi sistem pada ruang
pendingin ruangan.
Kebisingan yang berasal dari ruang mesin pendingin yang berada di antara lantai satu dengan yang lainnya dapat merambat
melalui ceiling-floor assembly, dinding partisi, maupun pintu sehingga kebisingan dapat dikendalikan dengan
meningkatkan nilai insulasi pada ceiling-floor assembly, dinding partisi, dan pintu.
Dengan meningkatkan nilai insulasinya, kebisingan suara mesin pendingin ruangan tidak akan diteruskan ke ruangan yang
bersebelahan maupun berada di bawahnya.
Selain itu, kebisingan yang merambat melalui ducting dan piping perlu juga ditambahkan mekanisme pereduksi kebisingan
di ducting dan piping serta meningkatkan insulasinya.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara mesin pendingin ruangan dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi
Pengendalian Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III (ii & iii), V, VII, VIII.
Jika Anda merasa terganggu dengan suara musik tetangga, salah satu cara untuk mengendalikannya adalah dengan
meningkatkan nilai insulasi suara jendela maupun dinding yang dekat dengan rumah tetangga.
Musik yang mengganggu bisa juga berasal dari rumah Anda sendiri. Suara dapat merambat melalui dinding partisi,
ceiling-floor assembly, dan juga pintu. Contohnya, anak Anda sedang belajar bermain piano, namun ruangan tempat anak
Anda latihan piano tidak memiliki insulasi dinding yang baik, sehingga suara latihan anak Anda terdengar di kamar tidur.
Untuk mengatasi kebisingan tersebut, Anda perlu meningkatkan nilai insulasi dinding dari ruang tempat latihan piano anak
Anda.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara musik dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III, V, VI, VII, VIII.
Biasanya suara langkah kaki akan sangat mengganggu apabila langkah kaki itu berasal dari lantai di atas ruangan kita.
Kebisingan ini tentunya akan menimbulkan ketidakfokusan bagi orang yang mendengarnya.
Meskipun lantai bukan elemen yang secara langsung menerima perambatan gelombang bunyi dari luar bangunan, tapi
lantai bangunan pada bangunan bertingkat tinggi menjadi elemen yang menerima perambatan gelombang bunyi secara
langsung. Ilustrasi transmisi kebisingan akibat langkah kaki dapat dilihat pada Gambar 6. Dapat kita bayangkan jika sebuah
lantai pada ruangan tidak
Jika Anda merasa terganggu dengan suara langkah kaki, salah satu cara untuk mengendalikannya adalah dengan
meningkatkan nilai insulasi suara pada lantai.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara langkah kaki dapat dilihat pada Bab “StrategiKonstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor II (iii), III.
Pada umumnya sumber-sumber kebisingan yang muncul pada bangunan dapat dibagi menjadi suara-suara percakapan
yang berasal dari dalam maupun luar bangunan. Salah satu contoh suara yang berasal dari percakapan dalam bangunan
adalah suara percakapan dari ruangan yang berbeda.
Sementara suara percakapan yang berasal dari luar bangunan adalah suara percakapan dari taman atau percakapan
manusia di jalan yang dekat dengan bangunan. Sumber-sumber suara tersebut pada tingkat tertentu dapat menjadi sumber
kebisingan bagi penghuni bangunan.
Karena tidak sepenuhnya bersifat mengganggu, pengendalian kebisingan jenis ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Penempatan material insulasi suara, perlu diperhatikan sehingga dapat mengurangi kebisingan yang mengganggu.
Insulasi ruangan tidak hanya berbicara tentang dinding, tetapi juga setiap bukaan yang memengaruhi perambatan suara.
Gambar 7 memperlihatkan bahwa suara dapat merambat tidak hanya melalui dinding, tetapi juga komponen lain pada
bangunan seperti ducting.
Sangat disayangkan ketika dinding, lantai, pintu, dan langit-langit sudah dibuat dengan material berinsulasi tinggi yang
dapat mengurangi suara dari 80 dB menjadi 30 dB, suara yang terdengar di ruangan sebelah masih sebesar 41 dB karena
suara tetap merambat melalui ducting.
Oleh sebab itu, selain material dinding, lantai, dan langit-langit yang bernilai insulasi tinggi, bukaan seperti ducting dan
pintu juga harus dapat menghambat perambatan suara. Material insulasi suara dan penyerap suara dapat ditambahkan
untuk melapisi ducting.
Pintu dengan insulasi tinggi pada umumnya tebal dan berat, namun terdapat beberapa material yang tipis namun bernilai
insulasi tinggi, seperti Acourete Noise Armour/ Silent Wall dan Acourete Fiber. Material ini mampu meningkatkan nilai
insulasi tetapi tetap menjaga pintu tetap tipis.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III, V, VII, VIII.
Untuk itu, perlu digunakan material dinding, pintu, dan jendela yang memiliki nilai insulasi tinggi. Selain itu, perlu diperhati-
kan juga apakah ruangan yang bersangkutan menggunakan ventilasi alami, seperti jendela yang dapat dibuka.
Lubang bukaan pada jendela menyebabkan udara dapat keluar masuk secara bebas, begitu pula dengan suara. Jika gedung
perkantoran terpapar oleh tingkat kebisingan jalan raya yang tinggi, ventilasi alami sebaiknya dihindari.
Bahkan, jika ada jendela merupakan jendela berkaca tertutup, sebaiknya gunakan kaca yang cukup tebal atau
menggunakan double glass karena nilai insulasinya cukup tinggi.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor V, VI, VII.
Air yang diolah biasanya adalah air hasil pakai yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lain. Air hujan biasanya
juga ditampung dan diolah untuk keperluan hotel. Hal ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem Green Building.
Pada kondisi tertentu sistem tersebut menghasilkan suara yang getarannya dapat dirambatkan ke ruangan di dalam
bangunan sehingga menimbulkan kebisingan.
Kebisingan ini dapat merambat melalui pipa saluran plumbing. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan
mengondisikan area sekitar plumbing atau meningkatkan nilai insulasi pada plumbing.
Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor IX.
iii. Soundproofing Floor Full - Range - Vibration 60 (pengedalian kebisingan langkah kaki)
Bockhoff, M. (2007). Design of Low-Noise Machinery. In M. J. Crocker, Handbook of Noise and Vibration Control (pp. 794-804). John
Wiley & Sons, Inc.
Farnham, J., & Beimborn, E. (1990, July). Noise Barrier Design Guidelines. University of Wisconsin, Milwaukee.
Gray, A. (2017, March 27). These are the cities with the worst noise pollution. Retrieved from weforum.org: https://www.wefo-
rum.org/agenda/2017/03/these-are-the-cities-with-the-worst-noise-pollution/?utm_content=buffer8db29&utm_medium=so-
cial&utm_source=pinterest.com&utm_campaign=buffer
Hassanain, M. A., & Harkness, E. L. (2000). Noise Control and Speech Privacy Guidelines for Office Building Design. Journal of
Architectural Engineering.
UN Department of Public Information. (2018). Press Release of the World Urbanization Prospects 2018. United Nations Department
of Economic and Social Affairs (UN DESA), Population Division.
Wang, C., Si, Y., Abdul-Rahman, H., & Wood, L. C. (2015, November). Noise annoyance and loudness: Acoustic performance of
residential buildings in tropics. Building Services Engineering Research & Technology, 36(6).