Anda di halaman 1dari 29

STRATEGI

PERANCANGAN
AKUSTIKA BANGUNAN
Version 20.4
CONTEN
2 Acourete: Akustika Bangunan
04 STRATEGI PERANCANGAN
AKUSTIKA BANGUNAN
05 Kebisingan & Dampaknya

06 Standar Baku Kebisingan

08 Sumber-sumber Kebisingan

A. Suara Pesawat Terbang

B. Suara Hujan

C. Kebisingan Lalu Lintas

D. Kebisingan dari Sistem Pengudaraan Bangunan

E. Suara Musik

F. Suara Langkah Kaki

G. Suara Percakapan dari Dalam dan Luar Bangunan

H. Suara dari Sistem Pemipaan

19 Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan

I. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Atap

II. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Upper Floor

III. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Upper Deck

IV.

NT
Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Ground Floor

V. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Dinding

VI. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Jendela

VII. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Pintu (Soundproofing Door Full)

VIII. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Sistem Pengudaraan Bangunan

IX. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Sistem Pemipaan

Acourete: Akustika Bangunan 3


AKUSTIKA BANGUNAN

Akustika Bangunan secara mudahnya adalah suatu ilmu yang mempelajari teknik pengendalian suara yang mengganggu
pengguna bangunan. Lebih lanjut, suara dikatakan mengganggu ketika suara tersebut memberikan dampak negatif
terhadap kegiatan atau kesehatan.

Kesadaran akan pentingnya akustika bangunan mulai dari fase desain dan konstruksi dapat memberikan nilai tambah
saat gedung tersebut digunakan. Nilai tambah bangunan yang menerapkan akustika bangunan dapat memberi beberapa
dampak positif, seperti profit, peningkatan kesehatan, perbaikan kualitas komunikasi dan interaksi sosial, serta
peningkatan produktivitas kerja.

Pendengaran manusia (telinga) sebagai salah satu indera yang berhubungan dengan komunikasi atau suara. Telinga
berfungsi sebagai fonoreseptor yang mampu merespon suara pada kisaran antara 0 – 140 dB. Frekuensi yang dapat
direspon oleh telinga manusia antara 20 – 20.000 Hz, dan sangat sensitif pada frekuensi antara 1000 sampai 4000 Hz. Pada
Gambar 1, dapat dilihat tekanan suara dan tingkat tekanan suara yang terdapat pada beberapa kondisi dalam kehidupan
sehari-hari.

Sound Pressure / Tekanan Suara Sound Pressure Level /


Pa (micro Pascal) Tingkat Tekanan Suara
dB (Desibel)

Gambar 1 Tekanan suara dan tingkat


tekanan suara pada beberapa kondisi
dalam kehidupan sehari-hari

4 Acourete: Akustika Bangunan


Kebisingan dan Dampaknya

Apa itu Kebisingan?

Kebisingan (noise) didefinisikan sebagai suara yang tidak diinginkan. Kebisingan merupakan produk dari urbanisme dan
teknologi. Oleh sebab itu, kebisingan lebih banyak terjadi di perkotaan. Menurut United Nation Population Division (2018),
68% populasi dunia akan tinggal di perkotaan hingga akhir tahun 2050, dengan dominasi peningkatan sebesar 90% terjadi
di Asia dan Afrika.

Jika kesadaran mengenai bahaya kebisingan tidak ditingkatkan, hal ini akan menjadi permasalahan serius di kota-kota besar
di seluruh dunia. Grafik pada Gambar 2 menunjukkan dampak negatif paparan polusi kebisingan di perkotaan terhadap
gangguan pendengaran. Nilai Noise Pollution (NP) berbanding lurus dengan nilai Hearing Loss (HL). Artinya semakin besar
NP, maka HL juga akan semakin besar.

Fenomena HL ini salah satunya disebabkan oleh tereksposnya pendengaran dengan kebisingan secara kontinyu. Kebisingan
maksimum yang dianggap aman adalah 85 dB, dengan durasi kurang dari 8 jam sehari
(http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/noise.asp).

Terdapat beberapa dampak negatif


kebisingan, antara lain

- mengganggu kenyamanan,
- mengurangi produktivitas,
- memicu emosi negatif,
- menyebabkan beberapa penyakit,
- menyebabkan gangguan psikologis,
- risiko gangguan pendengaran.

Gambar 2 Hubungan polusi kebisingan (noise pollution)


dengan gangguan pendengaran (hearing loss)
(World Economic Forum: 2017)

Acourete: Akustika Bangunan 5


Standar Baku Kebisingan

M engingat dampak kebisingan sangat buruk, baik bagi manusia maupun kelestarian lingkungan hidup, pemerintah turut
andil dalam merumuskan standar baku kebisingan pada berbagai bidang.

Berikut adalah beberapa peraturan tentang kebisingan yang berlaku di Indonesia.

1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor KEP-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Pada keputusan ini diatur batas-batas kebisingan yang diperbolehkan untuk masing-masing peruntukkan kawasan/
lingkungan kegiatan.

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
Peraturan ini mengatur tentang nilai ambang batas kebisingan berdasarkan intensitas dan waktu pemaparannya
untuk lingkungan kerja.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Industri
Pada peraturan tersebut juga diatur tentang nilai ambang batas kebisingan berdasarkan intensitas dan waktu
pemaparannya untuk lingkungan kerja industri.

4. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor PM.53/HM.001/MPEK/2013 tentang
Standar Usaha Hotel
Peraturan ini membahas tentang panduan penilaian standar usaha hotel bintang yang salah satunya mencakup
tentang ambang tingkat kebisingan di dalam kamar.

5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 036/T/BM/1999 Lampiran No. 14 Peraturan ini membahas pedoman
perencanaan teknik bangunan peredam kebisingan.

6. SNI 03-6386-2000
Spesifikasi tingkat bunyi dan waktu dengung dalam bangunan gedung dan perumahan (kriteria desain yang
direkomendasikan).

6 Acourete: Akustika Bangunan


Beberapa acuan internasional juga sering kali digunakan sebagai referensi tentang standar kebisingan yang di antaranya
sebagai berikut.

1. LEED v4 for Building Design and Construction


Rating system ini memberikan persyaratan tentang tingkat kebisingan maksimum untuk sistem heating,
ventilating, and air-conditioning (HVAC) dan perlakuan akustik untuk beberapa jenis bangunan. LEED merupakan
salah satu rating system untuk bangunan yang ingin terdaftar sebagai bangunan hijau (green building).

2. ANSI/ASA S12:60-2010
Standar Amerika Serikat ini berisi tentang kriteria performa akustika di antaranya kebisingan dan persyaratan
desain.

3. ASHRAE 2019 Chapter 49 (Noise and Vibration Control)


Menjelaskan prinsip pengendalian kebisingan dan getaran secara mendasar dan data-data untuk mendesain
sistem HVAC.

Acourete: Akustika Bangunan 7


Sumber-sumber Kebisingan

T ernyata banyak sekali sumber-sumber kebisingan yang berdampak kepada manusia yang berada di dalam bangunan
(Gambar 3). Sumber-sumber kebisingan tersebut dapat dikelompokkan menjadi sumber kebisingan dari luar bangunan dan
sumber kebisingan dari dalam bangunan.

Sumber kebisingan yang berasal dari luar bangunan contohnya adalah suara pesawat terbang, suara hujan, getaran,
kebisingan lalu lintas, dan suara percakapan dari luar bangunan.

Sementara itu, sumber kebisingan dari dalam bangunan contohnya adalah kebisingan sistem pendingin ruangan, suara
musik, suara langkah kaki, dan suara percakapan di dalam bangunan. Karena sumber-sumber kebisingan ini berbeda satu
sama lain, cara-cara pengendaliannya akan dijelaskan satu per satu.

8 Acourete: Akustika Bangunan


Suara bising sistem
pengudaraan bangunan

Kebisingan dari sistem


pengudaraan bangunan

Suara bising sistem


pengudaraan bangunan

Suara bising
sistem pemipaan

Gambar 3 Sumber-sumber kebisingan

Tabel Keterangan Jalur Perambatan:

Cara dan Media Perambatan


No. Elemen Bangunan
Udara Struktur
1. Atap Bidang atap Rangka atap
2. Upper Floor Bidang lantai Rangka lantai
3. Upper Deck Bidang permukaan ceiling Rangka ceiling
4. Ground Floor Bidang lantai Rangka pondasi bangunan
5. Dinding Bidang permukaan dinding Rangka dinding
6. Jendela Daun jendela, Celah pada kusen -
7. Pintu Daun pintu, Celah pada kusen -
Sistem Pengudaraan Bidang di dalam saluran
8. Mounting pemasangan
Bangunan dan Salurannya pengudaraan (ducting)
9. Sistem Pemipaan Bidang di dalam saluran pemipaan Mounting pemasangan

Acourete: Akustika Bangunan 9


Tabel Hubungan Sumber Suara, Jalur Perambatan, dan Strategi Konstruksi

No. Sumber Suara Jalur Perambatan Strategi Konstruksi


1. Suara pesawat terbang 1, 5, 6, 7 I, V, VI, VII
2. Suara hujan 1, 5, 6, 7 I, V, VI, VII
3. Kebisingan lalu lintas 4, 5, 6, 7 IV, V, VI, VII
4. Kebisingan dari sistem pengudaraan bangunan 2, 3, 5, 7, 8 II (i & ii), III (ii & iii), V, VII, VIII
5. Suara musik 2, 3, 5, 6, 7, 8 II (i & ii), III, V, VI, VII, VIII
6. Suara langkah kaki 3 II (iii), III
7. Percakapan dari dalam ruangan 2, 3, 5, 7, 8 II (i & ii), III, V, VII, VIII
8. Percakapan dari luar ruangan 5, 6, 7 V, VI, VII
9. Suara dari sistem pemipaan 9 IX

A. Suara Pesawat Terbang


Jalur rambatan: 1, 5, 6, 7
Salah satu sumber kebisingan yang banyak terjadi di kota-kota besar adalah suara pesawat terbang. Meskipun suara pesawat
terbang hanya terdengar di waktu-waktu tertentu, namun tingkat kekerasan suara yang tinggi dapat mengganggu
konsentrasi dan menghambat orang dalam memahami percakapan.

Jika Anda merasa terganggu dengan suara pesawat terbang, salah satu cara untuk mengendalikan kebisingan suara tersebut
adalah dengan meningkatkan nilai insulasi suara pada atap, jendela, pintu, dan dinding. Semakin tinggi nilai insulasi pada
atap, jendela, pintu, dan dinding berarti semakin baik dalam mencegah suara pesawat terbang terdengar di dalam
bangunan.

Pada kasus kebisingan yang diakibatkan oleh pesawat terbang kita hanya perlu mengendalikan dari bagian dalam
bangunan,jika kondisi dalam bangunan sudah memiliki insulasi yang baik maka suara tidak akan merambat dari ruangan
satu ke ruanganyang lain.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat pesawat terbang dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor I, V, VI, VII.

10 Acourete: Akustika Bangunan


B. Suara Hujan
Jalur rambatan: 1, 5, 6, 7
Terdapat beberapa kasus di mana suara hujan yang mengenai atap bangunan menimbulkan kebisingan. Terutama ketika
terjadi hujan deras, aktivitas di dalam bangunan menjadi terganggu karena suara hujan.

Ada kalanya suara hujan mengakibatkan percakapan menjadi tidak jelas atau kita tidak bisa menikmati suara musik. Suara
hujan dapat merambat pada sebuah bangunan melalui atap, jendela, pintu, dan dinding bangunan.

Jika Anda merasa terganggu dengan suara hujan, salah satu cara untuk mengendalikan kebisingan suara tersebut adalah
dengan melapisi atap dengan material viskoelastik. Material viskoelastik akan meredam suara hujan sehingga tidak
mengganggu aktivitas di dalam ruangan.

Selain itu, bisa juga ditambahkan material serabut (fiber) atau yang lebih dikenal dengan material peredam suara di dalam
konstruksi atap. Material serabut (fiber) ini juga berfungsi untuk meredam suara hujan sehingga suara hujan yang masuk ke
dalam bangunan sudah tidak mengganggu.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara hujan dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor I, V, VI, VII

C. Kebisingan Lalu Lintas


Jalur rambatan: 4, 5, 6, 7.
Kebisingan lalu lintas juga merupakan salah satu sumber suara yang mengganggu di kota besar. Lalu lintas yang padat
kendaraan tidak hanya menjadi sumber kebisingan suara, namun juga merupakan sumber getaran yang mengganggu.

Sumber dari suatu kendaraan yang menimbulkan kebisingan pada umumnya berasal dari getaran mesin kendaraan, saluran
pemasukan udara ke mesin kendaraan, saluran pembuangan gas hasil pembakaran (exhaust) mesin kendaraan, transmisi,
gesekan roda dengan permukaan jalan, rem, faktor aerodinamis, dan muatan.

Kemudian getaran yang dihasilkan kendaraan merambat melalui tanah dan sampai pada struktur bangunan. Kebisingan
akibat lalu lintas dapat merambat ke dalam bangunan melalui jendela, dinding, pintu, dan lantai dasar (ground floor).
Dengan meningkatkan nilai insulasi pada jendela, dinding, pintu, dan lantai dasar (ground floor) rambatan getaran dan
gelombang suara akan teredam.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat getaran dan kebisingan lalu lintas dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi
Pengendalian Kebisingan” pada nomor IV, V, VI, VII.

Acourete: Akustika Bangunan 11


D. Kebisingan dari Sistem Pengudaraan
Jalur rambatan: 2, 3, 5, 7, 8
Pendingin ruangan atau air conditioner merupakan sesuatu yang biasa ditemukan di dalam bangunan. Biasanya bangunan
yang besar seperti perkantoran, sekolah, dan rumah sakit memiliki sistem pendingin ruangan berukuran besar.

Mesin pendingin ruangan tersebut biasanya diletakkan di dalam suatu ruang khusus. Pendingin ruangan berukuran besar
ini menimbulkan suara kebisingan yang cukup tinggi dan akan mengganggu aktivitas manusia pada ruangan yang berada
di dekat ruang mesin pendingin ruangan tersebut.

Namun, ruangan yang jauh dari ruang mesin pendingin juga bisa terganggu karena suara kebisingan merambat melalui
ducting yang terhubung dengan setiap ruangan. Gambar 4 menunjukkan perancangan insulasi sistem pada ruang
pendingin ruangan.

Gambar 4 Perancangan insulasi sistem pendingin ruangan

Kebisingan yang berasal dari ruang mesin pendingin yang berada di antara lantai satu dengan yang lainnya dapat merambat
melalui ceiling-floor assembly, dinding partisi, maupun pintu sehingga kebisingan dapat dikendalikan dengan
meningkatkan nilai insulasi pada ceiling-floor assembly, dinding partisi, dan pintu.

12 Acourete: Akustika Bangunan


Namun, jika ruang mesin pendingin berada pada lantai paling bawah, maka perlu tambahan pengendalian kebisingan pada
pondasi bangunan.

Dengan meningkatkan nilai insulasinya, kebisingan suara mesin pendingin ruangan tidak akan diteruskan ke ruangan yang
bersebelahan maupun berada di bawahnya.

Selain itu, kebisingan yang merambat melalui ducting dan piping perlu juga ditambahkan mekanisme pereduksi kebisingan
di ducting dan piping serta meningkatkan insulasinya.

Jalur perambatan kebisingan dapat dilihat pada gambar 5.

Jalur A : jalur rambatan melalui struktur lantai


Jalur B : jalur udara yang melalui sistem pasokan udara
Jalur C : saluran keluar dari saluran udara sistem
Jalur D : jalur udara yang melewati sistem udara balik
Gambar 5 Jalur perambatan kebisingan dan getaran
Jalur E : jalur udara yang melewati dinding ruang mesin dalam sistem HVAC

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara mesin pendingin ruangan dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi
Pengendalian Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III (ii & iii), V, VII, VIII.

Acourete: Akustika Bangunan 13


E. Suara Musik
Jalur rambatan: 2, 3, 5, 6, 7, 8
Pada umumnya manusia mendengarkan musik untuk dinikmati, namun bisa jadi suara musik justru mengganggu jika terlalu
keras atau dibunyikan pada waktu dan kondisi yang tidak tepat. Contohnya, suara musik tetangga bisa mengganggu pada
malam hari jika insulasi dinding kurang baik.

Jika Anda merasa terganggu dengan suara musik tetangga, salah satu cara untuk mengendalikannya adalah dengan
meningkatkan nilai insulasi suara jendela maupun dinding yang dekat dengan rumah tetangga.

Musik yang mengganggu bisa juga berasal dari rumah Anda sendiri. Suara dapat merambat melalui dinding partisi,
ceiling-floor assembly, dan juga pintu. Contohnya, anak Anda sedang belajar bermain piano, namun ruangan tempat anak
Anda latihan piano tidak memiliki insulasi dinding yang baik, sehingga suara latihan anak Anda terdengar di kamar tidur.
Untuk mengatasi kebisingan tersebut, Anda perlu meningkatkan nilai insulasi dinding dari ruang tempat latihan piano anak
Anda.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara musik dapat dilihat pada Bab “Strategi Konstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III, V, VI, VII, VIII.

F. Suara Langkah Kaki


Jalur rambatan: 3
Seringkali kita merasa terganggu dengan kebisingan yang ditimbulkan dari suara langkah kaki pada lantai di rumah maupun
di kantor.

Biasanya suara langkah kaki akan sangat mengganggu apabila langkah kaki itu berasal dari lantai di atas ruangan kita.
Kebisingan ini tentunya akan menimbulkan ketidakfokusan bagi orang yang mendengarnya.

Meskipun lantai bukan elemen yang secara langsung menerima perambatan gelombang bunyi dari luar bangunan, tapi
lantai bangunan pada bangunan bertingkat tinggi menjadi elemen yang menerima perambatan gelombang bunyi secara
langsung. Ilustrasi transmisi kebisingan akibat langkah kaki dapat dilihat pada Gambar 6. Dapat kita bayangkan jika sebuah
lantai pada ruangan tidak

14 Acourete: Akustika Bangunan


dirancang untuk memberikan peredaman maka seberapa bising ruangan yang berada di bawahnya.

Gambar 6 Ilustrasi transmisi langkah


kaki oleh sepatu ke bagian ruangan lainnya

Jika Anda merasa terganggu dengan suara langkah kaki, salah satu cara untuk mengendalikannya adalah dengan
meningkatkan nilai insulasi suara pada lantai.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara langkah kaki dapat dilihat pada Bab “StrategiKonstruksi Pengendalian
Kebisingan” pada nomor II (iii), III.

Acourete: Akustika Bangunan 15


G. Suara Percakapan dari Dalam dan Luar Bangunan

Pada umumnya sumber-sumber kebisingan yang muncul pada bangunan dapat dibagi menjadi suara-suara percakapan
yang berasal dari dalam maupun luar bangunan. Salah satu contoh suara yang berasal dari percakapan dalam bangunan
adalah suara percakapan dari ruangan yang berbeda.

Sementara suara percakapan yang berasal dari luar bangunan adalah suara percakapan dari taman atau percakapan
manusia di jalan yang dekat dengan bangunan. Sumber-sumber suara tersebut pada tingkat tertentu dapat menjadi sumber
kebisingan bagi penghuni bangunan.

Karena tidak sepenuhnya bersifat mengganggu, pengendalian kebisingan jenis ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Penempatan material insulasi suara, perlu diperhatikan sehingga dapat mengurangi kebisingan yang mengganggu.

a. Percakapan dari dalam Ruangan


Jalur rambatan: 2, 3, 5, 7, 8
Ruangan pada bangunan dibedakan menjadi dua, yaitu pada ruangan yang bersifat terbuka (berupa kubikal ruang kerja)
dan ruangan tertutup. Pada ruangan yang bersifat terbuka, speech privacy juga penting di ruangan yang memang didesain
agar suara dari ruangan tersebut tidak terdengar di ruangan lainnya. Ruangan yang berinsulasi baik, mampu mengurangi
kebocoran suara sehingga percakapan dari dalam ruangan tidak jelas terdengar di luar ruangan.

Insulasi ruangan tidak hanya berbicara tentang dinding, tetapi juga setiap bukaan yang memengaruhi perambatan suara.
Gambar 7 memperlihatkan bahwa suara dapat merambat tidak hanya melalui dinding, tetapi juga komponen lain pada
bangunan seperti ducting.

Sangat disayangkan ketika dinding, lantai, pintu, dan langit-langit sudah dibuat dengan material berinsulasi tinggi yang
dapat mengurangi suara dari 80 dB menjadi 30 dB, suara yang terdengar di ruangan sebelah masih sebesar 41 dB karena
suara tetap merambat melalui ducting.

16 Acourete: Akustika Bangunan


Gambar 7 Perambatan suara dari suatu ruangan menuju ruangan lainnya.
Sumber: https://www.tmsoundproofing.com/
understanding-flanking-noise.html

Oleh sebab itu, selain material dinding, lantai, dan langit-langit yang bernilai insulasi tinggi, bukaan seperti ducting dan
pintu juga harus dapat menghambat perambatan suara. Material insulasi suara dan penyerap suara dapat ditambahkan
untuk melapisi ducting.

Pintu dengan insulasi tinggi pada umumnya tebal dan berat, namun terdapat beberapa material yang tipis namun bernilai
insulasi tinggi, seperti Acourete Noise Armour/ Silent Wall dan Acourete Fiber. Material ini mampu meningkatkan nilai
insulasi tetapi tetap menjaga pintu tetap tipis.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor II (i & ii), III, V, VII, VIII.

Acourete: Akustika Bangunan 17


b. Percakapan dari luar Ruangan
Jalur rambatan: 5, 6, 7
Sumber kebisingan dari lingkungan luar bangunan, seperti percakapan dan taman bermain juga perlu dikendalikan agar
tidak mengganggu kegiatan di dalam ruangan.

Untuk itu, perlu digunakan material dinding, pintu, dan jendela yang memiliki nilai insulasi tinggi. Selain itu, perlu diperhati-
kan juga apakah ruangan yang bersangkutan menggunakan ventilasi alami, seperti jendela yang dapat dibuka.

Lubang bukaan pada jendela menyebabkan udara dapat keluar masuk secara bebas, begitu pula dengan suara. Jika gedung
perkantoran terpapar oleh tingkat kebisingan jalan raya yang tinggi, ventilasi alami sebaiknya dihindari.

Bahkan, jika ada jendela merupakan jendela berkaca tertutup, sebaiknya gunakan kaca yang cukup tebal atau
menggunakan double glass karena nilai insulasinya cukup tinggi.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor V, VI, VII.

H. Suara dari Sistem Pemipaan


Jalur Rambatan: 9
Bangunan bertingkat tinggi seperti hotel dan apartemen, umumnya memiliki sistem pemipaan (plumbing) seperti untuk
pompa air dan pengolahan air.

Air yang diolah biasanya adalah air hasil pakai yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lain. Air hujan biasanya
juga ditampung dan diolah untuk keperluan hotel. Hal ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem Green Building.
Pada kondisi tertentu sistem tersebut menghasilkan suara yang getarannya dapat dirambatkan ke ruangan di dalam
bangunan sehingga menimbulkan kebisingan.

Kebisingan ini dapat merambat melalui pipa saluran plumbing. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan
mengondisikan area sekitar plumbing atau meningkatkan nilai insulasi pada plumbing.

Solusi dari permasalahan kebisingan akibat suara dari aktivitas dari dalam maupun luar bangunan dapat dilihat pada Bab
“Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan” pada nomor IX.

18 Acourete: Akustika Bangunan


Strategi Konstruksi Pengendalian Kebisingan
I. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Atap
i. Soundproofing Ceiling Full - 55

ii. Soundproofing Ceiling Mid - Hi 34

Acourete: Akustika Bangunan 19


iii. Soundproofing Ceiling Full - Range 51

II. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Upper Floor


i. Soundproofing Floor Mid - Hi 34 (pengendalian kebisingan biasa)

20 Acourete: Akustika Bangunan


ii. Soundproofing Floor Full - Range 51 (pengendalian kebisingan biasa)

iii. Soundproofing Floor Full - Range - Vibration 60 (pengedalian kebisingan langkah kaki)

Acourete: Akustika Bangunan 21


III. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Upper Deck
i. Soundproofing Ceiling Full - 55

ii. Soundproofing Ceiling Mid - Hi 34

22 Acourete: Akustika Bangunan


iii. Soundproofing Ceiling Full - Range 51

IV. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada (Ground Floor)


*Produk belum tersedia

Acourete: Akustika Bangunan 23


V. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Dinding
i. Acoustic Insulation Retrofit Wall MH 34

ii. Acoustic Insulation Retrofit Wall FR 51

24 Acourete: Akustika Bangunan


iii. Acoustic Insulation Retrofit Wall FR 53

VI. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Jendela


Terdapat dua jenis jendela pada bangunan, yaitu jendela kaca tertutup dan jendela terbuka tanpa kaca.

a. Jendela Kaca Tertutup *Produk tidak tersedia


Kebisingan yang ditransmisikan melalui jendela dapat diatasi dengan menambahkan peredam
pada konstruksi jendela. Kaca jendela juga dapat diganti menggunakan jenis kaca double glass.
b. Jendela Terbuka Tanpa Kaca

Acourete: Akustika Bangunan 25


VII. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Pintu (Soundproofing Door Full )

26 Acourete: Akustika Bangunan


VIII. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Sistem Pengudaraan Bangunan

IX. Konstruksi Pengendalian Kebisingan pada Sistem Pemipaan

Acourete: Akustika Bangunan 27


References
Berglund, B., Lindvall, T., & Schwela, D. (1999). GUIDELINES FOR COMMUNITY NOISE. World Health Organization, Geneva.

Bockhoff, M. (2007). Design of Low-Noise Machinery. In M. J. Crocker, Handbook of Noise and Vibration Control (pp. 794-804). John
Wiley & Sons, Inc.

Farnham, J., & Beimborn, E. (1990, July). Noise Barrier Design Guidelines. University of Wisconsin, Milwaukee.

Gray, A. (2017, March 27). These are the cities with the worst noise pollution. Retrieved from weforum.org: https://www.wefo-
rum.org/agenda/2017/03/these-are-the-cities-with-the-worst-noise-pollution/?utm_content=buffer8db29&utm_medium=so-
cial&utm_source=pinterest.com&utm_campaign=buffer

Hassanain, M. A., & Harkness, E. L. (2000). Noise Control and Speech Privacy Guidelines for Office Building Design. Journal of
Architectural Engineering.

UN Department of Public Information. (2018). Press Release of the World Urbanization Prospects 2018. United Nations Department
of Economic and Social Affairs (UN DESA), Population Division.

United Nation, D. P. (2015). World Urbanization Prospects: The 2014 Revision.

Wang, C., Si, Y., Abdul-Rahman, H., & Wood, L. C. (2015, November). Noise annoyance and loudness: Acoustic performance of
residential buildings in tropics. Building Services Engineering Research & Technology, 36(6).

Anda mungkin juga menyukai