DD Sk. 1
DD Sk. 1
1. Penyakit Graves
Gondok nodular toksik (TNG) adalah kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid yang
berfungsi secara otonom, yang mengakibatkan hipertiroidisme. Ada pertimbangan berbeda
jika pasien memiliki satu nodul toksik soliter (lihat Nodul Tiroid Soliter ). TNG, atau
penyakit Plummer, pertama kali dijelaskan oleh Henry Plummer pada tahun 1913. TNG
adalah penyebab hipertiroidisme kedua yang paling umum di dunia Barat, setelah penyakit
Graves. Pada orang lanjut usia dan di daerah dengan defisiensi yodium endemik, TNG adalah
penyebab paling umum dari hipertiroidisme.2
Obat antitiroid dan beta blocker digunakan untuk kursus singkat dalam pengobatan
TNG; mereka penting dalam memberikan pasien euthyroid dalam persiapan untuk
radioiodine atau pembedahan dan dalam mengobati hipertiroidisme sambil menunggu respon
klinis penuh terhadap radioiodine. Pasien dengan penyakit subklinis dengan risiko tinggi
komplikasi (misalnya, fibrilasi atrium, osteopenia) dapat diberikan percobaan methimazole
dosis rendah (5-15 mg / hari) atau beta blocker dan harus dipantau untuk perubahan gejala
atau perkembangan penyakit yang membutuhkan perawatan definitif.. 2
3. Miastenia gravis
Miastenia gravis (MG) adalah gangguan transmisi neuromuskular dapatan yang paling
banyak. Penyakit ini terjadi akibat produksi autoantibodi patogenik yang berikatan dengan
neuromuscular junction (NMJ), terutama reseptor asetilkolinesterase (AChR).1 Kerusakan
yang mendasarinya adalah berkurangnya jumlah reseptor asetilkolin (AchRs) yang tersedia
pada NMJ secara menyeluruh dan merusak membran postsinaptik. 3
MG secara klinis memiliki ciri kelelahan dan kelemahan pada otot. Keluhan
kelemahan meningkat sepanjang hari, diperburuk dengan aktivitas dan mengalami perbaikan
dengan istirahat. Ciri-cirinya meliputi ptosis, diplopia, disartria, disfagia, serta kelemahan
otot pernapasan dan anggota gerak. Sekitar setengah pasien memiliki keluhan okular. Yang
lain dapat mengeluhkan gejala pernapasan, disarthria, disfagia, atau kelelahan dan kelemahan
otot anggota gerak. Kelemahan otot okular biasanya bilateral dan asimetris serta
menimbulkan diplopia, ptosis atau keduanya. Kelemahan alat anggota gerak dan batang
tubuh biasanya distribusinya lebih banyak di proksimal dibandingkan di distal. Otot
quadriseps, triseps, dan ekstensor leher tampak lebih dulu terkena. Gejala yang paling serius
adalah gangguan pernapasan karena kelemahan otot diafragma dan interkostal. Gejala
pernapasan ini, bersama dengan gejala bulbar berat, dapat memuncak dan disebut krisis
miastenik dan membutuhkan ventilasi mekanik. 3
4. Mielitis Transversa
Kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan dikedua sisi dari satu tingkat , atau
segmen daru sum-sum tulang belakang. Gejala klinik yang timbul yaitu Nyeri lokal
punggung bawah , tiba tiba paresthesia ( sensai abnormal seperti terbakar , menggelitik ,
menusuk atau kesemutan) di kaki , hilangnya sensorik , kelumpuhan parsial kaki.
Pemeriksaan Penunjang yang biasa dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada myelitis
transversa yaitu Lumbal pungsi ,MRI ,Mielogram ,Darah Rutin. 4
Guillain-Barré syndrome (GBS) adalah penyakit sistem saraf yang dimediasi oleh respon
imun, beronset akut atau subakut, dan biasanya ditandai dengan kelemahan progresif dari
ekstremitas, parestesia ekstremitas, dan arefleksia relatif atau komplit. GBS dikenal sebagai
penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi bakteri atau infeksi virus antesenden, yang paling
sering yaitu infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi saluran pencernaan. Campylobacter
jejuni sebagai bakteri yang paling berasosiasi dengan GBS, ditemukan pada 25 – 50% pasien
dewasa dengan frekuensi tinggi di negara-negara Asia. 5
Diagnosis GBS dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dibantu dengan
pemeriksaan penunjang laboratorium. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pemeriksaan
neurologis meliputi sensibilitas, reflek fisiologis, refleks patologis dan derajat kelumpuhan
motoris.5
1. Ariani D. 2016. Ny.Z Usia 47 Tahun Dengan Penyakit Graves. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.J Medulla Unila. Vol 4.No 3
2. Orlander RP.2016.Toxic Nodular Gointer. [Online]. Available from :
https://emedicine.medscape.com/article/120497-overview [Accessed 4 November
2020].
3. Kamarudin A. Chairani L. 2019. Tinjauan Pustaka: Miastenia Gravis. Departemen
Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Vol 10. No 1
4. PERDOSSI. 2016. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi
5. Wahyu FD. 2018. Guillain-Barre Syndrome: Penyakit Langkah Beronset Akut Yang
Mengancam Nyawa. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Vol 8.