Anda di halaman 1dari 5

Diagnosis diferensial

1. Penyakit Graves

Hipertiroid merupakan penyakit metabolik yang menempati urutan kedua terbesar


setelah diabetes melitus. Struma diffusa toksik (Graves disease) merupakan penyebab
hipertiroid terbanyak pertama kemudian disusul oleh Plummer’s disease, dengan
perbandingan 60% karena Graves disease dan 40% karena Plummer’s disease.
1Penyakit Graves adalah hipertiroidisme dengan penyebabnya peristiwa imunologi
dimana terbentuknya IgG yang mengikat dan mengaktifkan reseptor tirotropin disebut
thyroid-stimulating antibody (TSAb) yang menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia
folikuler yang berakibat membesarnya kelenjar dan meningkatnya produksi hormon
tiroid.1

Penatalaksanaan penyakit Graves mencakup beberapa metode. Pasien dapat


diterapi dengan obat-obatan antitiroid seperti methimazole atau propylthyouracil.
Pasien juga dapat menjalani subtotal thyroidectomy, biasanya diindikasikan pada
pasien dengan kelenjar tiroid yang sangat besar atau multinodular. Obat-obatan
penyekat beta misalnya propranolol juga efektif digunakan sebagai terapi tambahan
pada manajemen tirotoksikosis, dimana banyak gejala tirotoksikosis menyerupai
tanda stimulasi saraf simpatis. Terapi utama lainnya adalah dengan menggunakan
sodium iodida-131 sebagai agen RAI. Kelebihan terapi ini adalah cara pemberian
yang sederhana, efektif, murahdan tidak menimbulkan rasa nyeri.1

2. Goiter non toksik

Gondok nodular toksik (TNG) adalah kelenjar tiroid yang mengandung nodul tiroid yang
berfungsi secara otonom, yang mengakibatkan hipertiroidisme. Ada pertimbangan berbeda
jika pasien memiliki satu nodul toksik soliter (lihat Nodul Tiroid Soliter ). TNG, atau
penyakit Plummer, pertama kali dijelaskan oleh Henry Plummer pada tahun 1913. TNG
adalah penyebab hipertiroidisme kedua yang paling umum di dunia Barat, setelah penyakit
Graves. Pada orang lanjut usia dan di daerah dengan defisiensi yodium endemik, TNG adalah
penyebab paling umum dari hipertiroidisme.2

Obat antitiroid dan beta blocker digunakan untuk kursus singkat dalam pengobatan
TNG; mereka penting dalam memberikan pasien euthyroid dalam persiapan untuk
radioiodine atau pembedahan dan dalam mengobati hipertiroidisme sambil menunggu respon
klinis penuh terhadap radioiodine. Pasien dengan penyakit subklinis dengan risiko tinggi
komplikasi (misalnya, fibrilasi atrium, osteopenia) dapat diberikan percobaan methimazole
dosis rendah (5-15 mg / hari) atau beta blocker dan harus dipantau untuk perubahan gejala
atau perkembangan penyakit yang membutuhkan perawatan definitif.. 2

3. Miastenia gravis

Miastenia gravis (MG) adalah gangguan transmisi neuromuskular dapatan yang paling
banyak. Penyakit ini terjadi akibat produksi autoantibodi patogenik yang berikatan dengan
neuromuscular junction (NMJ), terutama reseptor asetilkolinesterase (AChR).1 Kerusakan
yang mendasarinya adalah berkurangnya jumlah reseptor asetilkolin (AchRs) yang tersedia
pada NMJ secara menyeluruh dan merusak membran postsinaptik. 3

MG secara klinis memiliki ciri kelelahan dan kelemahan pada otot. Keluhan
kelemahan meningkat sepanjang hari, diperburuk dengan aktivitas dan mengalami perbaikan
dengan istirahat. Ciri-cirinya meliputi ptosis, diplopia, disartria, disfagia, serta kelemahan
otot pernapasan dan anggota gerak. Sekitar setengah pasien memiliki keluhan okular. Yang
lain dapat mengeluhkan gejala pernapasan, disarthria, disfagia, atau kelelahan dan kelemahan
otot anggota gerak. Kelemahan otot okular biasanya bilateral dan asimetris serta
menimbulkan diplopia, ptosis atau keduanya. Kelemahan alat anggota gerak dan batang
tubuh biasanya distribusinya lebih banyak di proksimal dibandingkan di distal. Otot
quadriseps, triseps, dan ekstensor leher tampak lebih dulu terkena. Gejala yang paling serius
adalah gangguan pernapasan karena kelemahan otot diafragma dan interkostal. Gejala
pernapasan ini, bersama dengan gejala bulbar berat, dapat memuncak dan disebut krisis
miastenik dan membutuhkan ventilasi mekanik. 3
4. Mielitis Transversa

Kelainan neurologis yang disebabkan oleh peradangan dikedua sisi dari satu tingkat , atau
segmen daru sum-sum tulang belakang. Gejala klinik yang timbul yaitu Nyeri lokal
punggung bawah , tiba tiba paresthesia ( sensai abnormal seperti terbakar , menggelitik ,
menusuk atau kesemutan) di kaki , hilangnya sensorik , kelumpuhan parsial kaki.
Pemeriksaan Penunjang yang biasa dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada myelitis
transversa yaitu Lumbal pungsi ,MRI ,Mielogram ,Darah Rutin. 4

5. Sindrom Guiilain Barre

Guillain-Barré syndrome (GBS) adalah penyakit sistem saraf yang dimediasi oleh respon
imun, beronset akut atau subakut, dan biasanya ditandai dengan kelemahan progresif dari
ekstremitas, parestesia ekstremitas, dan arefleksia relatif atau komplit. GBS dikenal sebagai
penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi bakteri atau infeksi virus antesenden, yang paling
sering yaitu infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi saluran pencernaan. Campylobacter
jejuni sebagai bakteri yang paling berasosiasi dengan GBS, ditemukan pada 25 – 50% pasien
dewasa dengan frekuensi tinggi di negara-negara Asia. 5

Diagnosis GBS dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik dibantu dengan
pemeriksaan penunjang laboratorium. Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pemeriksaan
neurologis meliputi sensibilitas, reflek fisiologis, refleks patologis dan derajat kelumpuhan
motoris.5

Tabel perbedaan diagnosis banding berdasarkan penyebab dan gejala klinis.1,2,3,4,5

No Diagnosis Banding Penyebab Gejala Klinis


1 Penyakit Graves terbentuknya IgG yang  penurunan berat badan padahal
mengikat dan nafsu makan baik,
mengaktifkan reseptor  kelelahan atau kelemahan otot
tirotropin disebut  Tremor, Gugup
thyroid-stimulating  berdebar-debar
antibody (TSAb)  keringat berlebihan
 tidak tahan panas
 palpitasi ,pembesaran tiroid
 payah jantung
 ophtalmopathy Graves
2 Goiter non toksik Penyebab goiter non  Tanda dan gejala TNG mirip
toksik paling sering di dengan jenis hipertiroidisme
seluruh dunia adalah lainnya.
defisiensi yodium,  kelelahan atau kelemahan otot
namun demikian  Tremor
pasien dengan goiter  Gugup
non toksik sporadik  berdebar-debar
umumnya  keringat berlebihan
penyebabnya tidak
 tidak tahan panas
diketahui.
 palpitasi & pembesaran tiroid

3 Miastenia gravis Autoimun  kelelahan dan kelemahan pada


otot
 ptosis,diplopia
 disartria, disfagia
 kelemahan otot pernapasan
 Kelemahan anggota gerak
4 Mielitis Transversa Kelainan neurologis  Nyeri lokal punggung bawah
yang disebabkan oleh  tiba tiba paresthesia ( sensai
peradangan dikedua abnormal seperti terbakar ,
sisi dari satu tingkat , menggelitik , menusuk atau
atau segmen daru sum- kesemutan) di kaki
sum tulang belakang  hilangnya sensorik
 kelumpuhan parsial
kaki,Disfungsi pencernaan dan
kandung kemih
5 Sindrom Guiilain Diduga akibat infeksi  Kelemahan ascenden dan
Barre bakteri atau virus simetris
 Kelemahan akut dan progresif
yang ditandai arefleksia
 Facial flushing, kesulitan
memulai BAK, kelainan dalam
berkeringat, dan penglihatan
kabur (blurred visions)
 Gangguan sensorik pada
umumnya ringan
 Gangguan otonom dapat terjadi
 Gangguan saraf kranial
 Gangguan otot-otot nafas
Ref

1. Ariani D. 2016. Ny.Z Usia 47 Tahun Dengan Penyakit Graves. Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung.J Medulla Unila. Vol 4.No 3
2. Orlander RP.2016.Toxic Nodular Gointer. [Online]. Available from :
https://emedicine.medscape.com/article/120497-overview [Accessed 4 November
2020].
3. Kamarudin A. Chairani L. 2019. Tinjauan Pustaka: Miastenia Gravis. Departemen
Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Vol 10. No 1
4. PERDOSSI. 2016. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi
5. Wahyu FD. 2018. Guillain-Barre Syndrome: Penyakit Langkah Beronset Akut Yang
Mengancam Nyawa. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Vol 8.

Anda mungkin juga menyukai