129 258 1 SM
129 258 1 SM
2 Tahun 2015
29
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
o
Laboratories (U.S.), Becton, hal berikut: (1) belum pada suhu 94-95 C, (2)
Dickinson and Co. (U.S.), Bio-Rad ditemukannya enzim DNA annealing/penempelan primer-
Laboratories (U.S.), Qiagen polimerase yang tahan panas primer pada segmen tertentu DNA
(Netherlands), Promega (U.S.), menyebabkan harus dilakukan menggunakan suhu spesifik (suhu
Sigma-Aldrich (U.S.), Roche penambahan enzim baru setiap spesifik ini didapatkan dari nilai -
o
Diagnostics (Switzerland), siklus polimerasi bertambah yang Tm primer dikurangi 5 C) dimana
Siemens Healthcare (Germany), menyebabkan tidak efisiennya fragmen DNA akan diperbanyak,
o
dan Thermo Fisher Scientific proses pengerjaan untuk dan (3) polimerasipada suhu 72 C
(U.S.) dengan omset fantastis mendapatkan jumlah kopi DNA yaitu suhu optimal enzim untuk
dimana keuntungan pasar hampir yang ideal dan (2)penggunaan tiga memanjangkan primer-primer
sebagian besarnya diperoleh dari water bath terpisah menyebabkan yang sudah menempel
penjualan enzim polymerase. proses PCR secara teknis cukup tadi.Adapun waktu yang
[14]
Omset penjualan atas mesin dan sulitdilakukan .Untunglah dibutuhkan untuk berpindah dari
produk-produk PCRdiprediksi penemuan enzim DNA polimerase satu langkah ke langkah
akan mencapai angka yang cukup tahan panas dari mikroba selanjutnya dalam satu kali siklus
spektakular yaitu sebesar 13.4 Thermophilus aquaticusmengatasi PCR adalah bergantung pada
miliar dolarpada tahun 2020 kendalapada pada proses mesin PCRtetapi secara umum
(http://www.genengnews.com/key penambahan enzim sekaligus durasi denaturasi biasanya paling
wordsandtools/print/3/36590/). menurunkan biaya PCR yang lama 30 detik, durasi annealing
[15]
Atas penemuan yang revolusioner sebelumnya cukup besar . Tidak sangat bergantung pada
diabad 21inilah akhirnya Kary B. lama setelah itu, revolusi mesin spesifikasi dan panjang primer
Mullis dihadiahi nobel kimia pada PCRdimana suhu tiap-tiap langkah yang dibuat tetapi untuk
tahun 1993 (Gambar 1). PCR (denaturasi, annealing, dan mudahnya durasi tidak kurang dari
polimerasi) dikendalikan secara 15 detik dan tidak lebih lama dari 1
Prinsip-prinsip Dasar PCR otomatis di dalam satu wadah menit, sedangkan durasi
Ide cemerlang itu muncul secara reaksitertutup juga berhasil polimerasi sangat ditentukan oleh
spontan di dalam kepala Kary B. diciptakan dengan nama “Thermal panjang fragmen DNA yang
[16]
Mullis ketika berkendara dari San Cycler” . Otomatisasi ini selain dihasilkan dan secara kasar
Francisco menuju Mendocin. Dua memudahkan proses PCR hal ditetapkan untuk memperbanyak
pasang fragmen oligonukleotida inijuga berdampak fragmen DNA dengan ukuran 1 kb
(primer) yang saling berlawanan padapemakaian tempat untuk dibutuhkan durasi 1 menit
dan berkomplemen terhadap mesin PCR menjadi lebih efisien tergantung pada jenis enzim
[17]
masing-masing utas DNAnya (Gambar 2). polimerase yang digunakan .
dengan mengulang siklus (1) Dari tujuh komponen PCR,
denaturasi dimana dua untas DNA Secara teknis perbanyakan DNA perancangan primer yang baik
dipisahkan secara fisik dengan PCR memerlukan tujuh adalah kunci keberhasilan dalam
menggunakan suhu tinggi, (2) komponen yaitu (1) proses amplifikasi DNA dengan
annealingdimana suhu diturunkan template/cetakan DNA yang akan metode ini. Adapun pasangan
untuk memfasilitasi penempelan diperbanyak, (2) enzim DNA primer yang optimal yaitu bila
DNA polymerase secara spesifik polimerase tahan panas, (3) satu primer tersebut hanya menempel
pada untas tunggal DNA yang pasang primer, (4) dNTP, spesifik pada gen targetnya dan
sudah berkomplementasi dengan (5)kofaktor MgCl2, (6) larutan bila proses amplifikasi DNA
primer spesifiknya, dan (3) penyangga dan (7) air. Ke-tujuh selesai tidak terbentuk dimer
[18]
polimerasidimana utas tunggal komponen tadi dicampurkan di primer . Perancangan primer
DNA dibaca oleh DNA dalam tubung ukuran 200 µL biasanya menggunakan software
polymerase dengan dalam kondisi dingin sebelum bioinformatika dan untungnya saat
menambahkan basa-basa DNA dilakukan PCR di dalam mesin ini sudah banyak software gratis
komplemennya (Gambar 3) maka thermal cycler. Metode yang bisa diakses secara online
fragmen DNA dapat diperbanyak konvensional perbanyakan DNA seperti primer3plus
[13]
secara eksponensial .Aplikasi dengan PCR terdiri dari tiga (http://www.bioinformatics.nl/cgi-
dariprinsip dasar PCR ini langkah/stepyang diulang untuk bin/primer3plus/primer3plus.cgi/).
terkendala ketika dicobakan suatu siklus tertentuyaitu (1)
diloratorium dikarenakan beberapa denaturasi cetakan/template DNA
30
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
31
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
Gambar 3. Alat PCR (kiri) yang digunakan untuk Perbanyakan kopi DNA pada awal sebelum ditemukan
mesin Thermal-Cycler PCR (kanan) (http://galleryhip.com/thermal-cycler-pcr.html)
Tabel 1. Jenis-jenisDNA polimerase yang sudah ada di pasar dan digunakan sebagai tools dalam biologi
molekular berserta karakteristiknya
Karakteristik
Jenis Enzim Type DNA Aktivitas Aktivitas Panambahan Referens
polimerase eksonukleas eksonukleas Fidelity adenin pada i
e 5→3 e 3→5 ujung 3 DNA
Taq:
[22]
Thermus √ - Rendah √
aquaticus
Tfl:
Tidak
Thermus Tipe A √ - √ [23]
diketahui
flavus
Tma:
Thermotoga - √ Sedang - [24]
maritima
KOD:
Thermococcu
- √ Tinggi - [25]
s
Tipe B
kodacaraensis
Pfu:
- √ Tinggi - [22]
Pyrococcus
32
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
furiosus
Pwo:
Tidak
Pyrococcus - √ - [26]
diketahui
woesei
Metodologi PCR yang semula cukup signifikan pada hasil-hasil at Low Denaturation
[27]
digunakan hanya untuk penelitian dewasa ini terutama Temperature)-PCR , PNAC
perbanyakaan DNA saja sekarang pada bidang kedokteran seperti (Peptide Nucleic Acid
[28]
sudah jauh mengalami prediksi suatu penyakti atau clamp)PCR ,Supression
[29]
perkembangan yang cukup mengukur efektivitas suatu obat PCR dan TETRA ARMS
memukau mengikuti kebutuhan melalui perhitungan jumlah kopi (AmplificationRefractory
[30]
akan analisa berdasarkan kasus gen, analisa keragaman gen MutationSystem)-PCR . Adapun
yang sedang terjadi. Inovasi terkait pembawa penyakit atau analisa prinsip dan aplikasi dari masing-
technique” PCR yang kini mutasi gen. Metode-metode itu masing metode tersebut dapat
berkembang memiliki peranan antara lain COLD (Coamplification dilihat pada Tabel 2.
Metode
Prinsip Fungsi Aplikasi Ref.
PCR
COLD Denaturasi selektif Pengayaan 1. Pengayaan gen KRAS [31][32]
PCR missmatch/heterodu fragmen DNA yang dan gen P53 yang
pleks DNA mengandung membawa mutasi yang
(campuran DNA tipe mutasi pada jumlahnya sedikit pada
mutan dengan tipe populasi suatu sel kanker paru
wildnya) pada Tc sel dan deteksi 2. Deteksi mutasi DNA
(suhu critikal) mutasi gen BRAF dan K-ras pada
kolon kanker
3. meningkatkan akurasi
deteksi mutasi K-ras
dengan metode analisa
kurva leleh (melting curve)
PNAC Penghambatan Deteksi mutasi gen Deteksi mutasi KRAS [33]
PCR secara selektif pada kanker kolon dengan
perbanyakan tingkat sensitivtas dan
fragmen DNA tipe spesifitas yang cukup
wild menggunakan tinggi
oligo peptida
Supressio Ampflifikasi spesifik Deteksi keragaman Deteksi type alele gen [34]
n PCR pada daerah SS loop gen thrombin III, interleukin 1α,
dari hairpin DNA insulin like growth factor II,
yang terbentuk dari aldolase B, alfa
ikatan komplemetari microglobulin, Low Density
yang kuat pada Lipoprotein
ujung-ujung linker
menggunakan primer
spesifik gen
TETRA Amplifikasi fragmen Deteksi keragaman Deteksi mutasi gen [35]
ARMS gen spesifik gen dan mutasi PI3KCA exon 9 dan 20
PCR menggunakan pada kanker payudara
sepasang primer
pengamit (flanking
primer) dan
sepasang primer
internal yang
berposisi saling
berlawanan arah
33
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
[43]
(single cell) . Tidak tertutup
kemungkinan beberapa tahun lagi
Berkat teknologi PCR pula dari sekarang dengan semakin
canggihnya teknologi komputer
pengurutan basa-basa DNA dan berkembangannya ilmu
material dan bioteknologi bisa
manusia berhasil dituntaskan terwujudnya mesin portable PCR
dengan dimensi fisik yang cukup
dalam kurun waktu yang relatif kecil tetapi tetap memilikifeature-
featuretercanggih didalamnya
singkat yang membawa sehingga dengan mesin PCR
seperti ini akan sangat membantu
dampak besar bagi dunia bagi para penggunayang dinamis
(peneliti kepurbakalaan, petugas
kedokteran yang membawa kesehatan dan petugas
konservasi)yang
arah pengobatan berfokus mengharuskanproses PCR dan
olah data di lapangan sehingga
pada individu pasien atau data yang didapatkan akan lebih
cepat dan akurat.
yang disebut dengan personal Peranan PCR dalam Diagnostik
medicine Kesehatan
34
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
dengan tingkat sensitifitas dan yang sudah diakui sebagai gold prinsip kerja yaitu pengurutan
[45]
spesifitas yang cukup tinggi . standard dalam diagnostik klinis basa-basa DNA oleh DNA
seperti FISH (Flouresence In Situ
Oleh sebab ituwajar jika teknologi polymerase dengan
[46]
ini cukup mumpuni dalam Hybdridization) yang memasangkan basa-basa DNA
mendeteksi mikroorganism menggunakan prinsip kerja yaitu yang sudah dimodifikasi secara
berbahaya yang titernya cukup pelabelan DNA target pada kimia hanya dengan melibatkan
kecil sekalipun dalam beragam jaringan secara in situ penggunaan satu primer.Dibawah
sampel, mendeteksi suatu mutasi menggunakan probe ini adalah tabel 3 kompilasi dari
gen tertentu pada pasien berflourensensi, IHC beberapa hasil penelitian beserta
[47]
penderita kanker, dan mendeteksi(ImmunoHistoChemistry) yang aplikasi klinis PCR dalam
kelainan gen-gen bawaan. menggunakan prinsip yaitu deteksi diagnostik kesehatan terkait
protein menggunakan antibodi deteksi penyakit berbahaya,
Secara teknis, metode PCR dapat spesifik yang sudah ditempelkan penyakait turunan dan penyakit
dipakai sebagai metode probe khusus, maupun sanger kanker.
[48]
komplemen terhadap metode baku sequensing yang menggunakan
Tabel 3. Aplikasi metode PCR dalam deteksi berbagai macam penyebab penyakit
Metode Keampuhan metode PCR Referensi
Aplikasi Gen/krom
Deteksi Metode pembandin Sensitifita Spesifisitas
PCR osom
g s
Diagnost Salmonella Lokus Real- Metode *** *** [49]
ik sp. pada ttrRSBCA Time kultur bakteri
penyeba pangan PCR
b Mycobacteri IS6110 Nested- - ** ** [50]
Penyakit um PCR
berbaha tuberculosis
ya pada darah
dan urin
Plasmodium 18s RNA Multiplex Blood smear *** *** [51]
sp. pada Real- menggunaka
darah Time n Microskopi
PCR
Diagnost Down’s Duplikasi Quantitai Analisa *** *** [52]
ik syndrome gen TTC3 ve Real- karyotipe
penyakit pada Time kromosom
turunan kromosom PCR
21 dan
KDM2A
pada
kromosom
11
48,XXYY kromosom Quantitati Anilsa *** *** [53]
syndrome sex ve karyotipe
flouresce kromosom
nce PCR
Ret MEPC2 Quantitati DHPLC, *** *** [54]
syndrome ve real DGGE, dan
time PCR SSCP
Diagnost Otak EGFR, Droplet Sequencing *** *** [55]
ik TP53, Digital
kanker KRAS, dan PCR
Neurofibro
min 2 dan
NF2p.R57
Hati P16 Metilasi- Deteksi ** ** [56]
PCR stabilitas
mikrosatelite
DNA atau
deteksi
mutasi P53
Payudara Her-2 Real- IHC *** *** [57]
Time (ImmunoHys
PCR toChemistry)
*** sangat tinggi** tinggi* sedang
35
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
Kebutuhan diagnostik khusus yang sudah terlatih.Lebih Souriau, Christelle, and Peter J.
kesehatansaat inikaitannya lanjut, diagnostik gen Hudson. "Recombinant
dengan metode molekular yaitu menggunakan metode PCR sudah antibodies for cancer
tersedianya metode molekular banyak dipakai di rumah sakit dan diagnosis and therapy."
yang memenuhi kriteria (1) pusat-pusat diagnostik sehingga Expert opinion on biological
akurat, (2) cepat, dan (3) murah. dengan pemeriksaan rutin dan therapy 3.2 (2003): 305-318.
Akurasi metode PCR sangat masif akan berdampak pada
ditentukan oleh kemampuan kita ongkos pemeriksaan yang murah Wilson, Brenda J., and Stuart G.
dalam hal (1) merancang dan tentu itu akan tergantung Nicholls. "The Human
pasangan primer spesifik dari gen pada teknologi PCR yang Genome Project, and recent
yang akan diperbanyak, (2) digunakan semakin sensitif advances in personalized
pemilihan gennya, (3) beserta metode yang dipakai maka ongkos genomics." Risk management
pemilihan metode PCR yang akan diagnostik yang ditawarkanakan and healthcare policy 8
dipakai. Pemilihan gen untuk sedikit lebih mahal. (2015): 9.
diagnostik menggunakan PCR
akan ditentukan oleh kebutuhan Kesimpulan Lunshof, Jeantine E., et al.
dari jenis deteksi. Untuk deteksi "Personal genomes in
bakteri biasanya menggunakan Teknologi PCR akan terus progress: from the human
16sRNA, deteksi jamur mengalami inovasi seiring dengan genome project to the
menggunakan 18sRNA atau ITS, perkembangan ilmu pengetahuan personal genome project."
deteksi kanker menggunakan hayati yang dewasa ini begitu Dialogues in clinical
onkogen spesifik kanker. dinamis dan kompleks. Inovasi neuroscience 12.1 (2010): 47.
Pemilihan metode PCR mana teknologi PCR mencakup tiga
yang dipakai tergantung seberapa komponen utama yaitu ‘software”, Ma, Xujun, Qian Qian, and Dahai
besar tingkat deteksi yang “hardware” dan “technique”. Zhu. "Expression of a
diinginkan. Deteksi jenis mikroba Penemuan-penemuan baru pada calcineurin gene improves
pada suatu jaringan misalkan, ketiga komponen tersebut telah salt stress tolerance in
cukup digunakan metode PCR memperkuat PCR sebagai salah transgenic rice." Plant
biasa yang digabungkan analisa satu tools bioteknologi yang molecular biology 58.4
post-PCR dengan sanger mumpuni dalam menjawab (2005): 483-495.
[58]
seqeuncing . Sedangkan untuk tantangan penelitian maupun
deteksi mutasi gen pada jaringan diagnostik kedepan. Singh, Anil K., et al. "Raising
kanker yang memerlukan tingkat salinity tolerant rice: recent
akurasi tinggi maka biasanya Daftar Pustaka progress and future
digunakan metode PCR yang perspectives." Physiology and
telah dimodifikasi seperti telah Bartlett, John MS, and David Molecular Biology of Plants
dipaparkan sebelumnya pada Stirling. "A short history of the 14.1-2 (2008): 137-154.
tabel 2.Beberapa hasil penelitian polymerase chain reaction."
membuktikan metode-metode PCR protocols. Humana Key, Suzie, Julian KC Ma, and
tersebut memiliki akurasi Press, 2003. 3-6. Pascal MW Drake.
bervariasi namun secara umum "Genetically modified plants
tingkat deteksi mutasi meningkat Gibbs, Richard A. "DNA and human health." Journal of
sebesar 10-100 kalinya jika amplification by the the Royal Society of Medicine
dibandikan dengan deteksi mutasi polymerase chain reaction." 101.6 (2008): 290-298.
dengan metode sanger Analytical Chemistry 62.13
sequensingdimana produk (1990): 1202-1214. Garibyan, Lilit, and Nidhi Avashia.
PCRnya hasil dari perbanyakan "Research Techniques Made
metode konvensional PCR. Untuk Ladisch, Michael R., and Karen L. Simple: Polymerase Chain
kecepatan dalam proses Kohlmann. "Recombinant Reaction (PCR)." The Journal
mendapatkan hasil, pengolahan human insulin." Biotechnology of investigative dermatology
sampel (ektrasi DNA, proses progress 8.6 (1992): 469-478. 133.3 (2013): e6.
pencampuran komponen PCR,
proses PCR dan analisa hasil) Robson, Martin C., Thomas A. DeGraves, Fred J., Dongya Gao,
dengan metode PCR jauh lebih Mustoe, and Thomas K. Hunt. and Bernhard Kaltenboeck.
cepat dibandingkan dengan "The future of recombinant "High-sensitivity quantitative
pengolahan sampel yang sama growth factors in wound PCR platform." Biotechniques
dengan metode IHC hal ini healing." The American 34.1 (2003): 106-115.
disebabkan karena kompleksitas journal of surgery 176.2
prosedur IHC dan sulitnya (1998): 80S-82S. Shampo, Marc A., and Robert A.
penafsiran hasil pewarnaan yang Kyle. "Kary B. Mullis—Nobel
mengharuskan adanya personel Laureate for procedure to
36
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
replicate DNA." Mayo Clinic Technology 40.6 (2007): detection assay for colorectal
Proceedings. Vol. 77. No. 7. 1475-1483. cancer micrometastases in
Elsevier, 2002. lymph nodes." International
Cline, Janice, Jeffery C. Braman, journal of cancer 111.3
Mullis, K. B., et al. "Specific and Holly H. Hogrefe. "PCR (2004): 409-414.
enzymatic amplification of fidelity of Pfu DNA
DNA in vitro: the polymerase polymerase and other Kaur, Manjit, and G. Mike
chain reaction." thermostable DNA Makrigiorgos. "Novel
Biotechnology Series (1992): polymerases." Nucleic acids amplification of DNA in a
17-17. research 24.18 (1996): 3546- hairpin structure: towards a
3551. radical elimination of PCR
Saiki, Randall K., et al. "Primer- errors from amplified DNA."
directed enzymatic Kaledin, A. S., A. G. Sliusarenko, Nucleic acids research 31.6
amplification of DNA with a and S. I. Gorodetskiĭ. (2003): e26-e26.
thermostable DNA "[Isolation and properties of
polymerase." Science DNA polymerase from Machnicki, Marcin M., et al.
239.4839 (1988): 487-491. extreme thermophylic "ARMS-PCR for detection of
bacteria Thermus aquaticus BRAF V600E hotspot
Weier, Heinz Ulrich, and Joe W. YT-1]." Biokhimiia (Moscow, mutation in comparison with
Gray. "A programmable Russia) 45.4 (1980): 644-651. Real-Time PCR-based
system to perform the techniques." Acta Biochimica
polymerase chain reaction." Diaz, R. S., and E. C. Sabino. Polonica 60.1 (2013): 57-64.
DNA 7.6 (1988): 441-447. "Accuracy of replication in the
polymerase chain reaction. Mancini, Santucci., et al. “The use
van Pelt-Verkuil, Elizabeth, Alex Comparison between of COLD-PCR and high-
Van Belkum, and John P. Thermotoga maritima DNA resolution melting analysis
Hays. Principles and technical polymerase and Thermus improves the limit of detection
aspects of PCR amplification. aquaticus DNA polymerase." of KRAS and BRAF mutations
Springer Science & Business Brazilian journal of medical in colorectal cancer. Journal
Media, 2008. and biological research 31.10 of Molecular Diagnostics.
(1998): 1239-1242. 12.5 (2010): 705- 711.
He, Q., et al. "Primers are decisive Takagi, Masahiro, et al.
for sensitivity of PCR." "Characterization of DNA Castellanos-Rizaldos E, Liu P., et
Biotechniques 17.1 (1994): polymerase from Pyrococcus al. “Temperature-Tolerant
82-84. sp. strain KOD1 and its COLD-PCR reduces
Kim, Kee Pum, et al. "Improved application to PCR." Applied temperature stringency and
thermostability and PCR and environmental enables robust mutation
efficiency of Thermococcus microbiology 63.11 (1997): enrichment. Clinical
celericrescens DNA 4504-4510. Chemistry. 58.7 (2012): 1130-
polymerase via site-directed 1138.
mutagenesis." Journal of Dąbrowski, Sławomir, and Józef
biotechnology 155.2 (2011): Kur. "Cloning and Expression Taback B, Bilchik AJ., et al.
156-163. inEscherichia coliof the ”Peptide nucleic acid clamp
Recombinant His-Tagged PCR: A novel K-ras mutation
Lee, Jong Il, et al. DNA Polymerases detection assay for colorectal
"Characterization and PCR fromPyrococcus cancer micrometastases in
application of a thermostable furiosusandPyrococcus lymph nodes. International
DNA polymerase from woesei." Protein expression Journal of Cancer. 111
Thermococcus pacificus." and purification 14.1 (1998): (2004): 409-414.
Enzyme and Microbial 131-138.
Technology 47.4 (2010): 147- Broude NE, Zhang L., et al.
152. Carotenuto, Pietro, et al. “Multiplex allel-specific target
"Detection of KRAS mutations amplification based on PCR
Song, Jung Min, et al. in colorectal cancer with Fast supression. Protocol National
"Characterization and PCR COLD-PCR." International of Academic Science. 98.1
performance of a family B- journal of oncology 40.2 (2001): 206-211.
type DNA polymerase from (2012): 378-384.
the hyperthermophilic Harle A, Lion M., et al. “Analysis of
crenarchaeon Taback, Bret, et al. "Peptide PIK3CA exon 9and 20
Staphylothermus marinus." nucleic acid clamp PCR: A mutations in breast cancers
Enzyme and Microbial novel K‐ras mutation using PCR HRM and PCR-
37
BioTrends Vol.6 No.2 Tahun 2015
38