Anda di halaman 1dari 7

Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.

2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

PENGARUH TEKHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDANGKAL

Julidia Safitri Parinduri


Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Flora Medan
E-mail : juli_prd@yahoo.com

Abstract
Deep relaxation breathing technique is one of relaxation therapy that can make the body become
more calm and harmonious, and able to empower his body to overcome the disruption that attacked
him. The type of research used in this study is quantitative research with research design that will
be used is one group pre-post design. The population in this study were all patients suffering from
hypertension in Sidak Puskesmas Working Area, with the number of 137 people, with the number
of samples of 32 respondents, taken by purposive sampling. Statistical test using wilcoxon test. The
results of this study There are significant differences / influence on blood pressure decrease in
elderly through deep breath relaxation technique with p value is 0.000. It is recommended For
respondents who have hypertension it is suggested to be able to do relaxation breathing technique
in routinely and can control blood pressure, so that can be separated from pharmacology
dependence.
Keywords : Deep Breathing Relaxation Technique, Hypertension

Abstrak
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu terapi relaksasi yang mampu membuat tubuh
menjadi lebih tenang dan harmonis, serta mampu memberdayakan tubuhnya untuk mengatasi
gangguan yang menyerangnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian yang akan digunakan adalah bersifat one
group pre-post design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh seluruh pasien yang
menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal, dengan jumlah 137 orang, dengan
jumlah sampel sebanyak 32 responden, diambil secara purposive sampling. Uji statistik
menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini Terdapat perbedaan/ pengaruh yang sangat
signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia melalui tehnik relaksasi nafas dalam
dengan p value yaitu 0,000. Disarankan Bagi responden yang mengalami hipertensi agar dapat
melakukan tehnik relaksasi nafas dalam secara rutin dan dapat mengontrol tekanan darahnya,
sehingga dapat lepas dari ketergantungan farmakologi.
Kata Kunci : Tekhnik Relaksasi Nafas Dalam, Hipertensi

PENDAHULUAN merupakan masalah kesehatan masyarakat


Hipertensi adalah suatu keadaan di di dunia dan berkaitan erat dengan pola
mana seseorang mengalami penigkatan perilaku hidup masyarakat. Sampai saat ini
tekanan darah diatas normal dalam jangka hipertensi masih tetap menjadi masalah
waktu yang lama. Jika diukur dengan karena beberapa hal, antara lain
tensimeter hasil pengukuran tekanan meningkatnya prevalensi hipertensi, masih
darahnya menunjukkan 140/80 mmHg banyak pasien hipertensi yang belum
(Sunanto, 2009). Menurut WHO (2012) mendapat pengobatan maupun yang sudah
dalam Porwanto (2012) hipertensi diobati tetapi tekanan darahnya belum

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |374


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

mencapai target, serta adanya penyakit karena pertumbuhan penduduk dan penuaan,
penyerta dan komplikasi berupa kerusakan jumlah penderita hipertensi yang tidak
organ target, terutama pada jantung dan terkontrol meningkat dari 600 juta pada
pembuluh darah yang memperburuk tahun 1980 menjadi hampir 1 miliar pada
prognosis pasien hipertensi. tahun 2008. Oleh karena itu akan terjadi
Menurut WHO (2012) dalam peningkatan jumlah pasien yang datang ke
Purwanto (2012) angka kejadian hipetensi puskesmas atau rumah sakit untuk
di seluruh dunia sekitar 972 juta orang mendapatkan pengobatan hipertensi dan
atau 26,4% penghuni bumi mengidap penanganan nyeri kepala yang diakibatkan
hipertensi dengan perbandingan 26,6% oleh hipertensi (WHO, 2008).
pria dan 26,1% wanita. Angka ini Berdasarkan penyakit penyebab
kemungkinan akan meningkat menjadi kematian pasien rawat inap di rumah sakit
29,2% ditahun 2025 dari 972 juta Provinsi Sumatera Utara, hipertensi
pengidap hipertensi, 333 juta berada di menduduki peringkat pertama dengan
negara maju dan 639 sisanya berada di proporsi kematian 27 % (1.162 orang), pada
negara sedang berkembang, termasuk kelompok umur lebih dari 60 tahun 20,2 %
Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan (1.349 orang). Indeks Pembangunan
Dasar (Riskesdas) 2007, Prevalensi Kesehatan Indonesia (IPKM) mencatat
hipertensi di Indonesia mencapai 37,7% prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2013
dari populasi pada usia 18 tahun ke atas mencapai 24,3%, Sumatera Utara sebanyak
dimana wanita beresiko lebih tinggi dari 23% dan Pematangsiantar 19,4%. Hipertensi
pada laki-laki. Dari jumlah itu, 60% terdiri dari hipertensi primer dan hipertensi
penderita hipertensi berakhir pada stroke sekunder.Hipertensi primer meliputi 95%
sedangkan sisanya pada jantung, gagal dari seluruh penderita hipertensi dan hanya
ginjal, dan kebutaan. Pada orang dewasa, sekitar 5% penderita hipertensi sekunder.
peningkatan tekanan darah sistolik 20 (Menkes RI, 2009).
mmHg menyebabkan peningkatan 60% Teknik relaksasi merupakan salah
resiko kematian akibat penyakit satu bentuk manajemen stres dalam upaya
kardiovaskuler. Data Riskesdas 2007 melakukan modifikasi gaya hidup. Teknik
menyebutkan hipertensi sebagai penyebab relaksasi (non-farmakologis) yang tepat
kematian nomor 3 setelah stroke dan adalah relaksasi otot progresif, latihan
tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% autogenik, pernafasan dan visualisasi
dari proporsi penyebab kematian pada (Schwickert, 2006 dalam Hamarno, 2010).
semua umur di Indonesia. Teknik relaksasi nafas dalam
Untuk setiap kenaikan tekanan darah merupakan salah satu terapi relaksasi yang
20/10 mmHg mulai dari 115/75 mmHg, mampu membuat tubuh menjadi lebih
memiliki risiko terjadinya penyakit tenang dan harmonis, serta mampu
kardiovaskular sebanyak dua kali lipat pada memberdayakan tubuhnya untuk mengatasi
beberapa kelompok usia. Komplikasi gangguan yang menyerangnya. Teknik
hipertensi selain penyakit jantung koroner relaksasi nafas dalam merupakan suatu
dan stroke, juga dapat mengakibatkan gagal teknik untuk melakukan nafas dalam, nafas
jantung, penyakit pembuluh darah perifer, lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
ganguan ginjal, perdarahan retina dan dan bagaimana menghembuskan nafas
gangguan pengelihatan. Secara global, secara perlahan. Teknik relaksasi nafas
prevalensi keseluruhan peningkatan tekanan dalam juga dapat meningkatkan ventilasi
darah pada orang dewasa dengan usia >25 paru dan meningkatkan oksigen darah.
tahun sekitar 40% pada tahun 2008. Proporsi Penatalaksanaan non-farmakologis terapi
penduduk dunia dengan tekanan darah relaksasi nafas dalam untuk menurunkan
tinggi, atau hipertensi yang tidak terkontrol tekanan darah pada penderita hipertensi
terjadi antara tahun 1980 dan 2008. Namun, dipilih karena terapi relaksasi nafas dalam

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |375


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

dapat dilakukan secara mandiri, relatif “Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam
mudah dilakukan daripada terapi non- dan Teknik Distraksi Terhadap Perubahan
farmakologis lainnya, tidak membutuhkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi”.
waktu lama untuk terapi dan mampu Hasil dari penelitian ini adalah terdapat
mengurangi dampak buruk dari terapi pengaruh bermakna dari teknik relaksasi
farmakologis bagi penderita hipertensi napas dalam terhadap perubahan intensitas
(Suwardianto, 2011). nyeri pada pasien post operasi.
Berbagai cara dilakukan oleh para Pada tahun 2011 pernah dilakukan
pakar dan praktisi kesehatan dalam upaya penelitian oleh Nurhayati tentang Perbedaan
mengatasi nyeri agar pasien merasa aman Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
dan nyaman, para pakar dan praktisi Pemberian Latihan Relaksasi Nafas Dalam
kesehatan mengemukakan macam-macam Terbimbing Pada pasien Hipertensi Di
terapi yaitu: terapi farmakologi dan terapi Wilayah Puskesmas Kerobokan Semarang.
non-farmakologi. Salah satu metode Desain penelitian ini adalah pre–experiment
pengobatan pengurangan rasa nyeri kepala design dengan jenis one group pretest –
dengan cara non-farmakologi yaitu dengan posttest design. Jumlah sampel 18 responden
metode relaksasi napas dalam. Klasifikasi dengan teknik simple random sampling.
metode relaksasi napas dalam dibagi Penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon
menjadi dua macam yaitu teknik relaksasi Signed Rank Test dengan nilai p < 0,05 yang
progresif aktif dan teknik relaksasi progresif berarti ada perbedaan yang signifikan antara
pasif. Teknik relaksasi progresif pasif tekanan darah sebelum dan sesudah
melibatkan penggunaan pernafasan perut pemberian latihan relaksasi Nafas Dalam
yang dalam dan pelan ketika otot mengalami terbimbing pada pasien hipertensi di wilayah
relaksasi dengan keteganggan sesuai urutan Puskesmas Krobokan Semarang.
yang diperintahkan. Teknik relaksasi yang Berdasarkan survey awal yang
efektif dapat menurunkan denyut jantung, dilakukan peneliti di Puskesmas Sidangkal
tekanan darah, mengurangi tension diperoleh kasus hipertensi dari bulan Januari
headache, menurunkan ketegangan otot, sampai dengan Juni tahun 2018, terdapat 43
meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kasus. Dari hasil wawancara yang dilakukan
tekanan gejala pada individu yang peneliti terhadap 8 pasien hipertensi
mengalami berbagai situasi (Potter & Perry, menyatakan tidak memahami apa itu tehnik
2010). relaksasi nafas dalam dan manfaatnya untuk
Potter & Perry (2010) mengatakan penurunan tekanan darah. Dari latar
bahwa terapi relaksasi napas dalam progresif belakang diatas peneliti tertarik meneliti
pasif memiliki manfaat yang sangat banyak tentang pengaruh tekhnik relaksasi nafas
dan positif bagi kesehatan, salah satunya dalam sebagai terapi tambahan terhadap
yaitu menurunkan nyeri kepala karena penurunan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Adapun penelitian terdahulu hipertensi di wilayah kerja puskesmas
tentang relaksasi napas dalam terkait dengan sidangkal.
hipertensi yang pernah dilakukan
sebelumnya yaitu oleh Sulistyarini (2013) METODE PENELITIAN
dengan judul “Terapi Relaksasi Untuk Jenis penelitian yang digunakan
Menurunkan Tekanan Darah dan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Rancangan penelitian yang digunakan
Hipertensi”. Penelitian ini didapatkan adalah bersifat one group pre-post design
kesimpulan bahwa relaksasi dapat yaitu suatu desain yang memberikan
menurunkan tekanan darah baik sistolik perlakuan pada satu kelompok, kemudian di
maupun diastolik pada penderita hipertensi. observasi sebelum dan sesudah implementasi
Penelitian lain untuk mengurangi intensitas (Polit & Beck, 2006).
nyeri yaitu oleh Stania (2014) dengan judul

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |376


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Penelitian ini dilakukan di Wilayah bersedia menjadi responden, 3) Pasien


Kerja Puskesmas Sidangkal. Waktu hipertensi yang bersifat kooperatif, 4) Pasien
penelitian dalam penelitian ini akan yang belum pernah mengikuti terapi relaksasi
dilakukan pada bulan Januari 2018 sampai nafas dalam, 5) Pasien bertempat tinggal yang
dengan bulan Agustus 2018. Populasi dalam dapat dijangkau oleh peneliti. Sedangkan
penelitian ini adalah seluruh pasien yang kriteria eksklusi penelitian adalah : 1) Pasien
menderita hipertensi di Wilayah Kerja yang mengalami penurunan kesadaran, 2)
Puskesmas Sidangkal yang berjumlah 43 Pasien yang tidak mengikuti prosedur
orang. Teknik sampling merupakan suatu penelitian.
proses seleksi sampel yang digunakan Besar Sampel dalam penelitian ini
dalam penelitian dari populasi yang ada, dihitung dengan menggunakan tabel power
sehingga jumlah sampel mewakili analysis. Penentuan besar sampel ditentukan
keseluruhan populasi yang ada. Teknik dari penelitian sebelumnya yang relevan
pengambilan sampel yang digunakan dalam dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
penelitian ini dengan teknik purposive peneliti Aan Dwi Sentana dan Marniatun
sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan judul pengaruh relaksasi nafas dalam
yang didasarkan pada pertimbangan terhadap penurunan tekana darah di Puskesmas
tertentu yang dibuat oleh peneliti (Polit & Dasan Agung Mataram. Dengan jumlah
Beck, 2012). sampel dalam penelitian ini sebanyak 32
Sampel dalam penelitian ini adalah responden maka berdasarkan tabel power
pasien dengan penyakit hipertensi yang analisis, dengan level signifikan (α= 0,05)
memenuhi syarat pasien penelitian. Langkah jumlah tersebut berada pada estimasi efek size
awal dilakukan identifikasi pasien dengan 0,70 dan equal power 0,80 (Polit & Back,
penyakit hipertensi diwilayah kerja 2012).
puskesmas Sidangkal, kemudian dari seluruh
pasien akan disesuaikan atau dipilih dengan HASIL PENELITIAN
kriteria syarat pasien yang sudah ditetapkan 1. Analisa Univariat
dengan teknik purposive sampling. Analisa univariat dalam penelitian ini
Kriteria pasien dalam penelitian ini terdiri dari data tekanan darah sebelum
terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi. melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam dan
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini data tekanan darah sesudah melakukan
adalah: 1) Pasien hipertensi, 2) Pasien yang tekhnik relaksasi nafas dalam.

Tabel 1. Rata-Rata Tekanan Darah MAP Sebelum Dan Sesudah Melakukan Tehnik
Relaksasi Nafas Dalam Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal
Mean N Std Deviasi SE Mean
Pre 109,97 32 3,258 0,576
Post 105,06 32 2,994 0,529

Berdasarkan tabel 1 didapatkan mean 2. Analisis Bivariat


tekanan darah sebelum melakukan tekhnik Sebelum melakukan Uji Bivariat
relaksasi nafas dalam adalah 109,97 mmHg, dilakukan dulu uji normalitas yang menjadi
sedangkan sesudah melakukan tekhnik salah satu syarat uji parametrik.
relaksasi nafas dalam mean tekanan darah
turun menjadi 105,06 mmHg.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |377


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Tabel 2. Analisa Normalitas Data Rata-Rata Tekanan Darah MAP Sebelum Dan Sesudah
Melakukan Tehnik Relaksasi Nafas Dalam Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TD MAP ,530 32 ,000 ,334 32 ,000
Pre
TD MAP ,338 32 ,000 ,638 32 ,000
Post

Setelah dilakukan uji normalitas Analisis bivariat dalam analisa data


didapatkan nilai sig. Pada Shapiro-Wilk yaitu menggunakan Uji Wilcoxon untuk melihat
p < 0.05 sehingga data tidak berdistribusi perbedaan atau pengaruh tekanan darah pada
normal. Setelah dilakukan transformasi data, saat sebelum dan sesudah melakukan tekhnik
hasil analisa juga menunjukkan data tidak relaksasi nafas dalam sebagai upaya terhadap
berdistribusi normal sehingga digunakan uji penurun tekanan darah dengan menggunakan
alternatif dari dari uji-T atau uji beda yaitu taraf kemaknaan 95 %.
uji Wilcoxon.

Tabel 3. Perbandingan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah Melakukan Tekhnik Relaksasi
Nafas Dalam Di Wilayah Kerja Puskesmas Sidangkal
Tekanan Darah Setelah Relaksasi Nafas Dalam - Tekanan
Darah Sebelum Relaksasi Nafas Dalam
Z -4800b
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000

Berdasarkan uji Wilcoxon paired sample T-test dengan tingkat


didapatkan hasil rerata perbedaan tekanan kepercayaan yang diambil sebesar 95%
darah sebelum dan sesudah melakukan dengan α 5% (0,05), didapatkan nilai ρvalue
tekhnik relaksasi nafas dalam dengan nilai tekanan darah 0,001. Hal ini berarti ada
significancy 0,000 (p<0,05), dengan pengaruh terapi relaksasi nafas dalam
demikian disimpulkan terdapat perbedaan terhadap penurunan tekanan darah pada
rata-rata tekanan darah MAP yang bermakna pasien hipertensi di Wilayah Kerja
antara sebelum melakukan tekhnik relaksasi Puskesmas Sidangkal Kota
dalam dengan sesudah melakukan tekhnik Padangsidimpuan. Hasil penelitian terapi
relaksasi nafas dalam. relaksasi nafas dalam dapat menurunkan
tekanan darah baik itu tekanan sistolik
PEMBAHASAN maupun diastolik. Kerja dari terapi ini dapat
Hasil penelitian menunjukkan ada memberikan pereganggan kardiopulmonari.
pengaruh terapi relaksasi nafas dalam Stimulasi peregangan di arkus aorta
terhadap penurunan tekanan darah pada dan sinus karotis diterima dan diteruskan
pasien hipertensi di Wilayah Kerja oleh saraf vagus ke medula oblongata (pusat
Puskesmas Sidangkal Kota Padang regulasi kardiovaskuler), dan selanjutnya
sidimpuan. Hal ini dibuktikan dengan rata- terjadinya peningkatan refleks baroreseptor.
rata tekanan darah MAP sebelum diberikan Impuls aferen dari baroreseptor mencapai
terapi relaksasi nafas dalam yaitu 109,97 pusat jantung yang akan merangsang saraf
mmHg setelah diberikan terapi relaksasi parasimpatis dan menghambat pusat
nafas dalam yaitu 105,06 mmHg. Terjadi simpatis, sehingga menjadi vasodilatasi
penurunan tekanan darah responden setelah sistemik, penurunan denyut dan kontraksi
diberikan terapi relaksasi nafas dalam. jantung. Perangsangan saraf parasimpatis ke
Berdasarkan analisis statistik menggunakan bagian–bagian miokardium lainnya

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |378


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

mengakibatkan penurunan kontraktilitas, tehnik relaksasi nafas dalam dengan p-


volume sekuncup menghasilkan suatu efek value yaitu 0,000.
inotropik negatif. Keadaan tersebut
mengakibatkan penurunan volume sekuncup SARAN
dan curah jantung. Pada otot rangka beberapa 1. Bagi Responden
serabut vasomotor mengeluarkan asetilkolin Bagi responden diharapkan dapat
yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
dan akibatnya membuat tekanan darah secara rutin dan dapat mengontrol
menurun. Tekanan darahnya, sehingga dapat lepas
Pada penelitian tersebut analisis dari ketergantungan farmakologi
statistik menggunakan paired sample Ttest 2. Bagi Ilmu Keperawatan
dengan tingkat kepercayaan yang diambil Terapi ini sebagai upaya untuk
sebesar 95% dengan α 5% (0,05), didapatkan mengembangkan ilmu keperawatan pada
nilai ρvalue tekanan darah sistolik 0,001 dan pasien hipertensi dalam mengontrol
ρvalue tekanan darah diastolik 0,001. Hal ini tekanan darah dan dapat sebagai
berarti bahwa nilai ρvalue lebih kecil dari petimbangan merencanakan intervensi
nilai α 5% (0,05), sehingga H0 ditolak yang keperawatan mandiri dalam manajemen
berarti ada pengaruh terapi relaksasi nafas penurunan tekanan darah pada penderita
dalam terhadap penurunan tekanan darah hipertensi, terapi yoga untuk institusi
pada pasien hipertensi di Wilayah Kerja pendidikan sebagai referensi dalam
Puskesmas Sidangkal. Melihat hasil tersebut meningkatkan mutu pembelajaran dan
dapat dikatakan bahwa pemberian terapi tambahan informasi untuk intervensi bagi
relaksasi nafas dalam mempunyai pengaruh penderita hipertensi dalam menurunkan
terhadap penurunan tekanan darah pada tekanan darah.
pasien hipertensi di Wilayah Kerja 3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Sidangkal Kota Padang Tehnik relaksasi nafas dalam dapat
sidimpuan. Sehingga, terapi relaksasi nafas digunakan sebagai pendukung dari
dalam dapat dijadikan sebagai salah satu pengobatan nonfarmakologis untuk
alternatif tindakan keperawatan menurunkan tekanan darah pada pasien
nonfarmakologis untuk menurunkan tekanan yang menderita hipertensi, terapi dengan
darah pada pasien hipertensi. Tekanan darah relaksasi nafas dalam sebagai intervensi
responden dengan hipertensi mengalami untuk menurunkan tekanan darah
penurunan baik pada tekanan darah sistolik sehingga dapat meningkatkan
maupun tekanan darah diastolik. pengembangan program kesehatan di
Puskesmas Sidangkal Kota
KESIMPULAN Padangsidimpuan.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah :
1. Rata-rata tekanan darah MAP tertinggi REFERENSI
sebelum melakukan tehnik relaksasi nafas Arikunto, S. (2011). Prosedur penelitian
dalam 114 mmHg dan rata-rata tekanan suatu pendekatan praktek, edisi
darah MAP terendah sebelum melakukan kelima. Jakarta : Rineka Cipta
tehnik relaksasi nafas dalam berada pada Bell K, Twigss J, Orlin BR (2015).
angka 104 mmHg. Hypertension : the silent killer.
2. Rata-rata tekanan darah MAP tertinggi updated jnc 8 recommendation.
sesudah melakukan tehnik relaksasi nafas Continuing Study. Auburn
dalam adalah 110mmHg dan rata-rata University. Alabama
tekanan darah MAP terendah 100 mmHg Brunner dan Suddarth. (2010). Keperawatan
3. Terdapat pengaruh yang sangat signifikan medikal bedah. Edisi 12 Volume 2.
antara penurunan tekanan darah terhadap Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |379


Indonesian Trust Health Journal Volume 3, No.2 - November 2020
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Hamarno, R. (2010). Pengaruh relaksasi otot Langowan Timur. Ejournal


progresif terhadap penurunan keperawatan (eKp). Volume 3,
tekanan darah klien hipertensi primer Nomor: 2, Mei 2015
di kota malang. Tesis. Program Studi Santoso, H. dan Ismail, A. (2009).
Magister Fakultas Ilmu Memahami krisis lanjut usia.
Keperawatan Universitas Indonesia. Jakarta: Gunung Mulia.
Depok. Sanjaya A. dan Rusdi I. (2009). Hubungan
Hidayati, Kushadiwijaya & Suhardi (2013) interaksi sosial dengan kesepian
Hubungan antara hipertensi, pada lansia. Naskah Publikasi
merokok dan minuman suplemen Fakultas Keperawatan Universitas
energi dan kejadian penyakit ginjal Sumatera Utara.
kronik. Berita Kedokteran Saverio Stranges, T. W. (2008). Relationship
Masyarakat. 24: 90-102 of alcohol drinking pattern to risk of
Jafar, N. (2008). Hipertensi. Respiratory hypertension: a population-based
Universitas Hasanuddin., Program study. J. Hypertens.
studi ilmu gizi fakultas kesehatan Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Cara jitu
masyarakat universitas Hassanuddin mengatasi hipertensi. Yogyakarta:
Makassar, 1-21. Penerbit Andi
JNC VII. (2015). The seventh report of the Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2012). Buku
joint national committee on ajar keperawatan medikal bedah
prevention, detection, evaluation, bruner & suddarth. alih bahasa
and treatment of high blood agung waluyo. Edisi 8. Vol 2.
pressure. USA: U.S Departement of Jakarta: Erlanga
Health and Human Services. Suwardianto. H, (2011). Pengaruh terapi
Organization WH. (2012). Global physical relaksasi napas dalam terhadap
activity questionnaire (GPAQ) perubahan tekanan darah pada
analysis guide. Geneva: World penderita hipertensi di puskesmas
Health Organization. wilayah selatan kota kediri. puslit2.
Polit, D.F., & Beck, C.T. (2006). Nursing petra. ac. id/ejournal/index.php/
research: Generating and assessing stikes/article/download/.../18257Dia
evidence for nursing practice. kses 24 Oktober 2017.
(9thed). Philadelphia, PA : WHO-ISH. (2008). Hypertension guideline
Lippincott Williams & Wilkins. committee. guidelines of the
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2010). management of hypertension. J
Fundamental keperawatan (Edisi 7) Hypertension. 2008;21(11): 1983-92.
(Buku 2) (Adrina Ferderia, Nggie &
Marina Albar, Penerjemah). Jakarta:
Salemba Medika.
Purwanto, B. (2012). Hipertensi
(patogenesis, kerusakan target organ
dan penatalaksanaan). Surakarta:
UNS Press.
Riskesdas. (2007). Pedoman pengukuran dan
pemeriksaan. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Runtukahu, R.F. (2015) Analisis faktor-
faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan melaksanakan diet pada
penderita hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Wolaang Kecamatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Murni Teguh |380

Anda mungkin juga menyukai