NIM : 200432619258
D26
PAI MODUL BAB 2
Manusia Dalam Konsepsi Islam
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT
dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah seperti
shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan fadhilahnya), zakat (baca
syarat penerima zakat dan penerima zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan
ibadah lainnya dengan penuh keikhlasan dan segenap hati sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat berikut ini
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya dengan
manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana disebutkan dalam
ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa
keberadaan manusia lainnya.
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah
yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS
: Al araf 26-27).
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al-Insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu dan
pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan hal lainnya
(baca hukum menuntut ilmu). Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut
ini
“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami
cabut dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS:
Al Hud:9).
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena manusia
memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik, tumbuh,
memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri
makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di bumi seperti
hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis dapat berakhir
dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta
perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Seorang manusia yang hanya mengikuti hawa nafsu maka perilaku yang
ditimbulkan selalu mengarah ke perilaku tercela. Hawa nafsu jika tidak dikontrol
dengan baik cenderung akan membawa manusia ke arah yang negatif atau kearah
yang Allah membenci.
Terdapat banyak hal negatif yang timbul jika seseorang mengikuti hawa nafsu.
Hal-hal negatif yang timbul karena mengikuti hawa nafsu antara lain adalah iri,
dengki, dusta, sombong dan khianat.
Dalam menjalani kehidupan, kita dihadapkan pada banyak pilihan. Mulai dari
pilihan dalam berkarir, asmara, tempat berlibur, dan lain sebagainya. Bila kita
sudah mengenali diri sendiri, tentu kita jauh lebih mudah menentukan pilihan
yang tepat. Ambil contoh kecilnya kita menyukai menulis, tentu kita dapat dengan
mudah memilih berkarir di dunia tulis menulis.
Sebagai manusia biasa, tentu kita dihadapkan pada beberapa masalah entah itu
masalah ringan maupun rumit. Kita akan lebih mudah mencari solusi tepat jika
sudah mengenali diri sendiri. Ibarat orang sakit, obatnya beda-beda kan? Semisal
dalam menyelesaikan masalah Anda butuh masukan orang lain, tentu Anda akan
lebih mudah menyelesaikan masalah dengan meminta saran dari orang terdekat
yang sudah menjadi pilihan Anda.
Masih terkait dengan masalah. Ketika kita dihadapkan pada sebuah masalah,
dengan keberhasilan kita mengenali diri sendiri akan membantu kita untuk
berkompromi dengan diri sendiri dan orang lain dalam berbagai situasi.
Dalam hidup bermasyarakat, tentu kita dihadapkan pada ragam kepribadian. Beda
kepribadian, cara bersosialisasinya juga beda. Untuk memahami kepribadian
orang lain, tentu kita juga harus bisa mengenali kepribadian kita dulu. Bagaimana
bisa mengenal orang lain dengan baik kalau belum bisa mengenal diri sendiri?
5. Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia sebagai khalifah fil ardhi
tidak bersifat mutlak. Jelaskan maksud pernyataan tersebut!