Berdasarkan catatan dinas kehutanan lampung, ancaman kepunahan terhadap flora dan fauna terus
terjadi. Nperburuan liar, penebangan liar, dan pembukaan lahan masih berlangsung. Semua itu
megancam kepunahan gajah Sumatra, harimau Sumatra, badak Sumatra, dan berbagai flora
sepertibunga rafflesia (Rafflesia sp), amorphophallus titanium, amorphophallus deculsiva, dan
anggrek raksasa atau tebu (Grammatophylum speciosum).
''Setiap taman nasional memiliki tipologi spesifik, satwa prioritas berperan dalam ekosistem, serta
memiliki potensi jasa ekosistem dan lingkungan,'' kata Kapuslitbanghut Kisfianti L. Ginoga pada
sebuah forum diskusi Pengelolaan Jasa Lingkungan Bebasis Keanekaragaman Hayati Taman
Nasional, di Bandar Lampung, Kamis (19/4).
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di
Lampung, menjadikan pengelolaan hutan kawasan semakin terjaga. Kepala Bidang Perlindungan
dan Konservasi Hutan, Wiyogo Supriyanto menyatakan Pemerintah Provinsi Lampung
berkomitmen memberikan perhatian serius terhadap kawasan TNBBS, untuk menjaga keutuhan dan
kelestarian flora dan fauna terhadap ancaman kepunahan. Komitmen ini didasarkan pada
pengamanan hutan dan penegakkan hukum secara tegas.
Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Kemenhut Istanto pernah menyatakan, pentingnya
melindungi kawasan TNBBS dari ancaman kepunahan. Hal ini dikarenakan kawasan TNBBS bukan
hanya kebanggaan bagi Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu maupun Sumatra, tetapi juga
kebanggaan Indonesia bahkan dunia. Tetapi sangat disayangkan, apabila terdapat permasalahan
yang terjadi di kawasan TNBBS, seperti perambahan liar dari oknum masyarakat pendatang dan
perburuan liar.
Data status kelestarian
Harimau Sumatra
"Data tahun 2014 estimasi kami ada 12 sampai 27 ekor harimau sumatera di dalam hutan TNWK,"
katanya. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di
Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, menandakan
bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari. Tercatat
66 ekor harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Raflesia arnoldi
KLASIFIKASI
Harimau sumatra
Kerajaan: Animalia
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Genus: Phantera
Spesies: Panthera tigris
Subspesies: Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929
raflesia arnoldi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermotophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Aristolochiales
Famili : Rafflesiaceae
Genus : Reflesia
upaya pelestarian
1. Memberantas penebangan liar dan pembakaran hutan
Kebakaran hutan dan penebangan liar akan menghancurkan tanaman langka dan menghilangkan
habitan hewan. Ini dapat menyebabkan punahnya flora dan fauna ini. Karena itu pembakaran dan
penebangan liar harus ditindak tegas.
Kawasan yang dilindungi oleh peraturan yang ketat akan membentuk ekosistem yang terlindung
dari pengrusakan dan dapat membantu flora dan fauna di dalamnya untuk berkembang biak.
Perlindungan dapat dilakukan dengan melakukan patroli untuk menangkap pemburu liar dan
menindak pemburubagar rimbul efek jera.
Praktik penangkapan ikan seperti penggunaan cantrang, pukat harimau, racun ikan dan bom ikan
akan sangat merusak lingkungan laut dan membuat kelestarian flora dan fauna laut terancam
metode di atas akan membunuh ikan kecil yang belum berkembang dan menghancurkan terumbu
karang yang merupakan habitan ikan dan hewan laut lainya.
Tanpa ada kesadaran dari masyarakat. Karena itu masyarakat harus di didik mulai dari dini di usia
sekolah. Pendidikan meliputi pendidikan tentang pentingnya peran flora dan fauna di lingkungan,
manfaat pelestarian dan bahaya kerusakan lingkungan dan bahaya hilangnya atau punahnya satwa
langka.