SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
AF’IDATUL FAIDAH
NIM. 165030100111016
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
MALANG
2020
MOTTO
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 165030100111016
Komisi Pembimbing
iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI
Hari : Rabu
Tanggal : 6 Januari 2021
Waktu : 09.00 WIB
Skripsi atas nama : Af’idatul Faidah
Judul : Evaluasi Program Konservasi Sumber Daya Air (Studi di
Kota Batu)
Dan dinyatakan
LULUS/TIDAK LULUS
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan
oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini
jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
Undangan yang berlaku (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 20 dan Pasal
25 ayat 2)
Af’idatul Faidah
NIM. 165030100111016
v
RINGKASAN
vi
SUMMARY
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada
Kedua orang tua saya yang telah memberikan semangat dan do’a
Sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini,
Terimakasih atas semua yang telah diberikan
viii
KATA PENGANTAR
(Studi di Kota Batu)” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk
sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu
2. Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku Ketua Jurusan
3. Bapak Dr. Fadillah Amin, M.AP., Ph.D. selaku Ketua Program Studi Ilmu
ix
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, mengarahkan dan
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas
7. Kedua orang Ibu Ami Sulastri dan bapak Ali Afandi yang selalu
8. Teman dan partner saya yaitu zuda, irma, dan syafiq yang selalu
Demi kesempurnaan skripsi ini, sara n dan kritik ysng sifatnya mebangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bisa bermanfaat dan
Af’idatul Faidah
x
DAFTAR ISI
MOTTO ................................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................... iii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI.......................................................v
RINGKASAN ....................................................................................................... vi
SUMMARY ......................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xv
xi
III.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 47
III.5.1 Observasi ........................................................................................ 47
III.5.2 Wawancara ..................................................................................... 48
III.5.3 Dokumentasi................................................................................... 49
III.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. 49
III.7 Analisis Data ............................................................................................ 50
III.8 Keabsahan Data ........................................................................................ 53
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik sumber daya alam yang
1
2
Gunung Kawi, Gunung Panderman, dan Gunung Welirang. hal ini membuat
Kota Batu berudara sejuk, memiliki lingkungan yang indah serta memiliki
kondisi hidrologi yang bervariasi dengan keberadaan sumber mata air, daerah
aliran sungai, dan sungai. Dengan keadaaan alam yang unik ini membuat Kota
kesempatan kerja yang lebih luas bagi penduduk Kota Batu di sektor
ini bisa dilihat dari produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Batu yang
terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS) tercatat PDRB Kota Batu meningkat dalam kurun beberapa tahun
terakhir. Pada tahun 2015 senilai Rp 11,5 miliar, 2016 Rp 12,9 miliar, 2017 Rp
16.9
15.8
14.3
12.9
11.5
adanya air tidak akan ada kehidupan di dunia ini sehingga kebutuhan manusia
tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan akan air, baik kebutuhan individu
maupun kebutuhan umum. Dari seluruh air bersih di dunia, diperkirakan hanya
Sumber daya air harus terus dijaga dan dilestarikan agar manusia dimasa
air di Kota Batu telah menurun dengan cukup signifikan, serta mengering
4
Keberadaan sumber mata air di Kota Batu sebelumnya tercatat ada 111 titik
kini telah mengalami penurunan. Dari 58 titik sumber air yang berada di
dari 32 sumber air kini tinggal 15 titik. Sementara itu sumber air di Kecamatan
Selain itu penyusutan debit air di Kota Batu ini bisa terjadi karena adanya
(KLH) Kota Batu menyebutkan bahwa terdapat hutan di Kota Batu seluas
11.227 Ha dengan luas kerusakan hutan akibat konversi lahan sekitar 3.900 Ha
3.900 Ha
luas Hutan
Kerusakan
11.227 Ha
kawasan hulu tidak terjaga dengan baik maka akan menimbulkan dampak
negatif bagi kawasan hilirnya. Hal itu terbukti pada rapat tahunan yang
diadakan Kota Batu dengan 16 kota/kabupaten yang mendapat supply air dari
Kota Batu. Beberapa wilayah yang debit airnya turun atau bahkan kekeringan
Lingkungan Hidup Kota Batu yang fokus dalam menjaga dan melindungi
konservasi sumber daya air ini selaras dengan Peraturan Daerah Kota Batu
manusia dan lingkungan hidup serta menjamin kepentingan generasi masa kini
Dalam pasal 9 Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 16 Tahun 2011 tentang
ruang, perlindungan sumber daya alam non hayati, perlindungan sumber daya
agama, nilai adat dan nilai sosial yang dipercaya dan dianut oleh masyarakat
6
yang hidup di atasnya. Pada kenyataanya peraturan ini belum berjalan dengan
memiliki beberapa masalah seperti adanya pembangunan Hotel The Radja pada
tahun 2012 lalu yang akhirnya mendapat protes dari masyarakat karena
mata air di wilayah sekitar (Tirto.id 3/7/19), hal ini tentu bertentangan dengan
Hal ini diperparah lagi dengan adanya perubahan RTRW Kota Batu 2019-
kawasan wisata alam dan lingkungan serta kegiatan agrowisata, namun dalam
listrik tenaga panas bumi (PLTPB) yang menurut masyarakat hal ini jauh dari
Oktober 2019). Selain itu, isu lain yang dapat mengancam cadangan air bawah
Daerah Air Minum (Perumdam) ada sebanyak 133 titik sumur bor pada tahun
2019 yang pada tahun 2020 bertambah 4 titik yang berada di Desa Punten, Desa
Menengah Daerah Kota Batu Tahun 2017-2022 serta Peraturan Daerah Kota
di Kota Batu)”.
dipeoleh penulis dengan (walhi dan komunitas nawak alam), kondisi sumber
air atau debit mata di Kota Batu mengalami penurunan yang signifikan
CIPP
8
1. Kontribusi Teoritis
penelitian selanjutnya.
2. Kontribusi Praktis
BAB I PENDAHULUAN
penelitian. Dalam bab ini akan diulas mengenai jenis penelitian yang
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan hasil dari penelitian yang terdiri dari kesimpulan
TINJAUAN PUSTAKA
bersangkutan.
10
11
sudah berakhir pada tahun 2015, dan dilanjutkan dengan era Sustainable
berikut:
12
1. Pembangunan manusia
2. Pembangunan ekonomi
4. Governance
pilar diatas sejajar dan melengkapi, seperti yang terdapat pada gambar di
bawah ini.
13
sosial
Cukup Adil
berkelanjutan
Lingkungan Ekonomi
Viable
Bilamana salah satu dari tersebut tidak ada atau lebih dari yang lain,
dapat menikmati hasil dari pembangunan yang ada. Hal inilah yang
bagi semua pihak dan elemen. Pada konteks yang ada di Indonesia,
sejumlah 17 tujuan yang harus dicapai. mulai dari (1) tanpa kemiskinan;
(2) tanpa kelaparan; (3) kehidupan sehat dan sejahtera; (4) pendidikan
berkualitas; (5) kesetaraan gender; (6) air bersih dan sanitasi layak; (7)
ruang wilayah daratan, lautan, dan udara sebagai satu kesatuan. Dengan
pemanfaatan ruang wilayah beserta potensi sumber daya yang ada bagi
antaranya adalah:
hanya melihat manusia sebagai individu yang berdiri sendiri saja, tetapi
konsep ini lahir ketika terjadinya migrasi masyarakat ke daerah kota, baik
influencing factors.
baik dari sisi sosial, politik, ekonomi dan lingkungan. Awalnya muncul
terhadap bencana dan juga perubahan iklim. Lebih lanjut, konsep ini
nantinya tidak menjadikan kota stagnan. Kedua konsep ini tidak bisa
norma yang ada di dalam kota berkelanjutan. Mengacu pada prinsip yang
pemerintah.
implementasi suatu kebijakan, (ii) terjadi dalam waktu relatif dan bukan
program-program pendukung.
keputusan.
evaluasi adalah:
pada penelitian.
terjadi
alternatif
yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai, dan kesempatan telah dapat dicapai
kepantasan tujuan dan target dalam hubungan tujuan dan sasaran, analisis
substantif)
paling awal. Yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah
oleh Tyler. Jika model yang dikembangkan oleg Tyler, evaluator terus
sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat dicapai, dalam model goal
hal negatif.
Scriven.
dilaksanakan.
dilakukan.
Angeles. Ciri dari model CSE-UCLA adalah adanya lima tahap yang
komponen.
evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu context, input,
26
process, dan product (CIPP). CIPP merupakan singkatan dari huruf awal
proses sebuah program kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah
a. Evaluasi Konteks
sampel yang dilayani, dan tujuan proyek. Tujuan pokok dari evaluasi
c. Evaluasi proses
d. Evaluasi product
berikut:
II.3 Lingkungan
maupun makhluk mati, kasat mata, ataupun tidak nampak mata. Melalui
berinteraksi. Denga kata lain, ada hubungan timbal balik antara bagian
manusia.
Akan tetapi, hal yang jauh lebih penting adalah guna kepentingan
kegiatan atau aktivitas ekonomi jangka panjang dengan kata lain, upaya-
Kegiatan Ekonomi
Produsen Konsumen
Input
Lingkungan (Udara,
Air, Energi, Bahan
Mentah, dsb)
menjadi dua aspek, yaitu aspek produksi dan aspek konsumsi (barang dan
barang dan jasa. Sementara disisi lain, lingkungan memiliki tiga fungsi
lingkungan.
bagi kelangsungan hidup manusia baik pada saat ini maupun dimasa yang
akan datang.
Hal ini agar pengelolaan sumberdaya yang terbatas bisa berdaya guna
dan berhasil guna baik untuk saat ini dan masa yang akan datang. Adapun
Pusat perhatian dalam masalah ini adalah pola dan tata kelola
hidup manusia yang terganggu. Hal ini karena manusia dengan akalnya
budaya, pola makan, atau pola mobilitas, dan sebagainya. Disisi lain,
para ahli karena berdasarkan pengalaman dan sejarah bisa saja terbukti.
2. Faktor Budaya
kuantitas air.
musim hujan dan melepas air yang telah ditampung pada musim kemarau
a. vegetatif
b. agronomi
d. manajemen dan/atau
teknologi
antara saat ini dan masa yang akan datang berada pada tempat yang
diperkenankan
berikut:
41
lingkungan
berkurang
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
variabelnya mandiri, baik satu variabel atau lebih untuk membuat perbandingan
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum
sumber daya air di Kota Batu serta memaparkan beberapa faktor yang menjadi
faktor pendukung dan penghambat evaluasi program konservasi sumber daya air.
42
43
studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang
relevan dan mana data yang tidak relevan. Dengan demikian dalam penelitian
kualitatif, hal yang harus diperhatikan adalah masalah dan fokus penelitian karena
pengumpulan data sehingga dengan batasan ini peneliti akan fokus memahami
direncanakan.
Lokasi dan situs penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau
permasalahan penelitian, serta merupakan salah satu sumber jenis data yang dapat
dapat diketahui bahwa lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti ini
untuk kebutuhan peneliti dapat mendapatkan validitas data dan aktualisasi data
lokasi di Kota Batu. Peneliti mengambil lokasi tersebut karena sebagian besar
kawasan hutan lindung ada di Kota Batu serta beberapa gunung yang ada di Kota
Batu dijadikan tempat pusat konservasi sumber daya air, oleh karena itu peneliti
daya air
memperoleh data yang dibutuhkan melalui dua sumber yakni sebagi berikut:
46
1. Data Primer
2. Data Sekunder
atau dokumen. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh yaitu
47
air yaitu
hidup
Lingkungan Hidup
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau metode yang dapat
1. Observasi
pelaksanaan konservasi sumber daya air di Kota Batu. Dalam konteks ini
sumber daya air dengan melihat kondisi konservasi dengan media tanaman
yang ditaman oleh dinas setiap tahunya dan pengaruhnya terhadap debit air.
2. wawancara
fenomena yang terjadi secara riil karena data yang diperoleh berasal dari
49
pihak-pihak terkait yang terlibat dalam suatu kegiatan. Dimana hal itu tidak
mengenai pelaksanaan konservasi sumber daya air. Lebih lanjutnya hal ini
3. Dokumentasi
sekaligus perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data dan pada
1. Peneliti Sendiri
2. Pedoman Wawancara
dilakukan sejak sebelum melakukan penelitian di lapang, pada saat di lapang, dan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
sebagai berikut:
Conclusion
Data
Drawing
Condensation
Verifying
data dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan Maret dan Juli di
data juga dapat dilakukan sebelum semua data terkumpul secara penuh.
lengkap dan rinci dari data yang ditemukan. Laporan itu kemudian dibuat
transkrip dan kemudian dipilah dan disusun sesuai dengan metode yang
hanya dapat berupa teks saja, tetapi juga berbentuk grafik yang berkaitan
verifikasi)
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung
berbagai sumber.
realibilitas data hasil penelitian. Validitas data adalah derajat ketetapan antara data
lapangan, sedangkan reabilitas data adalah derajat konsistensi atau stabilitas data
mengecek data hasil penelitian dari berbagai sumber dengan berbagai macam cara
dan pemilihan waktu yang tepat (Sugiyono, 2018:189). Dalam penelitian ini
berikut:
1. Triangulasi Sumber
terkait yakni Dinas Lingkungan Hidup dan masyarakat dalam hal ini
2. Triagulasi Teknik
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti
konservasi air kepada Dinas Lingkungan Hidup dan masyarakat dalam hal
Kota Batu merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur
kurang lebih 0,42 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Kota Batu
Batu ditetapkan sejak turunnya surat Keputusan Menteri Dalam Negeri pada
akhir Oktober 2001 dan mulai aktif dalam kegiatan pemerintah tahun 2002.
a. Kecamatan Batu
b. Kecamatan Junrejo
c. Kecamatan Bumiaji
55
56
Selatan (LS)/. Secara geostrategis Kota Batu memiliki posisi yang cukup
dan Kabupaten Pasuruan. Kota Batu mempunyai peran yang sangat penting
dengan iklim yang sejuk. Kota Batu dalam konteks kemiringan lahan berada
pada kemiringan 0% sampai lebih dari 40%. Selain itu wilayah Kota Batu
ada tiga gunung yang berada di wilayah Kota Batu yaitu Gunung Panderman
(2.010 meter), Gunung Welirang (3.156) dan Gunung Arjuno (3.339 meter),
sehingga Kota Batu tidak memiliki perubahan musim yang drastis antara
1) Visi
2) Misi
budaya
profesional.
meliputi:
1) Kepala Dinas
2) Sekretaris
Lingkungan
Dalam konteks ini tujuan konservasi sumber daya air dijelaskan oleh Bapak
“Tujuan program konservasi air di Kota Batu ini sesuai dengan pasal 3
undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 mengenai konservasi tanah
dan air yang tujuanya untuk
1. Melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan yang
jatuh, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah, dan mencegah
terjadinya konsentrasi aliran permukaan
2. Menjamin fungsi tanah pada lahan agar mendukung kehidupan
masyarakat
3. Mengoptimalkan fungsi tanah pada lahan untuk mewujudkan
manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara
seimbang dan lestari
4. Meningkatkan daya dukung DAS
5. Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas
dan memberdayakan keikutsertaan masyarakat secara
partisipatif
6. Menjamin kemanfaatan konservasi air secara adil dan merata
untuk kepentingan masyarakat.
Jadi karena program ini program dimana dari pemerintah pusat sudah
ada dan untuk daerah-daerah tertentu yang membutuhkan, jadi sudah
jelas untuk tujuan program ini sesuai dengan Undang-Undang
tersebut”. (Bapak Attar, 20 Maret 2020)
Berdasarkan pernyataan narasumber diatas dapat diketahui bahwa tujuan
“Kota Batu ini potensi sumberdaya alamnya sangat luar biasa terutama
air yang sangat melimpah kita mempunyai banyak sekali sumber mata
air sebanyak 138 sehingga konservasi ini menjadi hal yang wajib ada
disini dan antusiasme dari masyarakat sini juga sangat tinggi untuk
menjaga sungai dan lingkungan”. (Bapak Attar, 20 Maret 2020)
alam yang besar serta banyaknya mata air yang harus dilindungi.
“Kita ini di daerah hulu jadi konservasi itu harus ada karena kita
mengaliri 14 kota/kabupaten, bukan hanya malang raya tetapi sampai
surabaya kediri jombang itu hulunya disini. Kalau disini tidak ada
konservasi atau konservasi tidak berjalan dan kita kekurangan air ya
apalagi yang dibawah pasti kekurangan terlebih dahulu daripada kita.
Dulu konservasi itu hanya dihutan tetapi setelah itu kami
mengembangkan untuk area permukiman, bipori sumur resapan tapi
belum banyak, ini yang kami upayakan untuk tahun berikutnya
meskipun kecil kalau masyarakat tidak diarahkan masyarakat tidak
kesana” (Ibu Sugihartati, 23 Maret 2020)
Dilihat dari apa yang dikatakan narasumber diatas dapat diketahui bahwa
faktor pendorong adanya program konservasi sumber daya air di Kota Batu
adalah adanya sumber air yang besar sehingga sumber air ini digunakan juga
Kota Batu dapat disimpulkan bahwa konservasi dilakukan karena Kota Batu
Jawa Timur.
konservasi sumber daya air di Kota Batu dijelaskan oleh Bapak Attar selaku
hal ini yaitu Dinas Lingkungan Hidup, pemerintah desa, dan masyarakat.
64
Selain itu sumber daya yang dibutuhkan yaitu anggaran dan juga tanaman.
Selanjutnya proses input ini juga di konfirmasi oleh Ibu Sri Sugihartati
sebagai berikut:
lain yaitu anggaran sebagai penggerak kegiatan konservasi sumber daya air
yang setiap tahunya selalu diupayakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan
VI.2. 3 Proses
baik tata laksana kejadian dan aktivitas, evaluasi proses juga diarahkan pada
yang bisa diterima, pengawasan atau kontrol terhadap program, target, dan
dua cara yaitu vegetatif dan simpel teknis. Dari sekian banyak cara dua cara
ini dipilih karena paling efektif dan menjadi prioritas bagi Dinas
dengan usulan, prioritas, dan anggaran yang ada. Metode konservasi ini
dan air. Selanjutnya proses pelaksanaan konservasi sumber daya air juga
“Pelaksanaan itu tidak tentu karena disana setelah menanam kan kita
pulang ndak mungkin setiap hari, mangkanya kita penanaman itu di
masa hujan, setelah itu dimasa mulai kering kita kesana dan
membersihkan area sekitar sambil melihat tanaman. Disini memang ada
kawasan resapan air itu di nggabes dan di ngimbo itu kan daerah yang
dilindungi dan itu memang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
pertanian, tetapi sampai hari ini belum bisa diajukan permohonan hak
milik karena memang itu daerah resapan yang disitu dibawah kita ada
14 kabupaten kota sehingga das brantas itu aliran yang di aliri oleh mata
air yang di arboretrum juga dari gunung yang lain kayak anjasmoro,
gunung biru, dan gunung kecil yang lainya. Ada 14 kabupaten
kabupaten kota sehingga kita berada dipaling tinggi dihulunya sehingga
dibawah kita ini membutuhkan dari resapan air itu”. (Ibu Sugihartati,
23 Maret 2020)
Pendapat narasumber diatas memberikan keterangan bahwa pelaksanaan
resapan, pelaksanaan konservasi sumber daya air tidak pasti dan biasanya
dilakukan satu tahun sekali serta disaat musim hujan, kemudian pelaksanaan
program konservasi sumber daya air ini juga disampaikan oleh Bapak
berikut:
67
“Penanaman pohon memang ada tetapi tidak sering, tiap tahun sekali
itu biasanya penghijauan setiap Januari Februari. Sekarang banyak
wilayah hutan yang sudah beralih sudah jadi sayur semua, sebetulnya
kasihan yang nanem enak tapi beberapa tahun lagi anak cucu bakal
merasakan apalagi sekarang ada tempat wisata diatas, kalau tidak salah
punya orang bali atau siapa gitu 25 hektar, di selatan coban talun ketas.
Itu kan mainya sama orang atas. Sekarang orang bawah melarang tapi
orang atas (pemerintah) member ijin ya kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalau lubang biopori tidak pernah ada, dulu pernah digagas embung itu
pernah dibahas tetapi kenyataannya sampai sekarang tidak ada padahal
itu jamanya pak edi rumpoko, sekarang satu desa 3 itu sukur-sukur
kalau ada”. (Bapak Surahmat, 23 Juni 2020)
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh narasumber diatas terkait dengan
banyak wilayah hutan yang beralih fungsi menjadi sayuran, hal ini membuat
daya air juga dijelaskan oleh Bapak Armadi selaku ketua Himpunan
sekali dan setiap dua tahun sekali dilakukan secara spontanitas oleh
adalah hal yang sangat penting dalam proses konservasi sumber daya air.
berikut:
ini adalah melalui masyarakat, belum ada penelitian atau kajian dari dinas
masih kurang baik dari masyarakat maupun dari pemerintah, hal ini dilihat
daya air juga dijelaskan oleh Bapak Armadi selaku ketua Himpunan
dalam proses pelaksanaan suatu program tentu ada target yang harus
dicapai, evalusi target melihat apakah target ini tercapai dan sesuai dengan
tujuan. Target ini dijelaksan oleh Bapak Attar selaku seksi Seksi
“RPJMD ada lima tahun, target kita dibagi dalam 5 tahun itu. Misalnya
kalau seratus persen kami ditarget untuk mencapai 20 persen setiap
tahunya itu yang ideal. Kalau yang tidak ideal tercapai seratus persen
setelah lima tahun itu, jadi target kami ada yang setahun itu cuma dua
puluh. Kalau ini misal di akumulasikan 5 tahun berarti ini 10 ribu 10
ribu, target saya memang 10 ribu kami membuat targetnya berdasarkan
angan-angan kami, misalkan impian kami ingin membangun 10 ribu
tanaman, kami tiap tahun harus menyesuakian anggaran pemerintah
kota, mungkin tahun 2018 tidak sampai 2 ribu tidak samapai target,
mungkin cuma 1800 kurangnya kami tutupi di tahun selanjutnya.
Pokoknya kami punya arahan, pokoknya dengan RPJMD itu 10 ribu
tiap tahun 2 ribu, kami targetnya segitu, perkara nanti ditengah jalan
ada uangnya berapa ya menyesuaikan. Ini tahun ke 3 ya 60% dilihat
dari pohon yang hidup, ya kami asumsikan hidup semua tapi ya kita
belum bisa mengkaji dan meneliti, kami mengharapkan dibantu dari
dunia perkuliahan itu”. (Bapak Attar, 20 Maret 2020)
Pendapat narasumber diatas memberikan keterangan bahwa targetnya setiap
seratus persen dilakukan selama lima tahun, tetapi hal ini belum pasti karena
71
“Kalau target dalam hitungan jumlah kita tidak ada itu kita ikut
pemerintah kota saja, tetapi setiap tahunya kita upayakan untuk selalu
kunjungi area konservasi. Ketika itu memang harus perlu ada
penambahan bibit tanaman kita segers mengadakan”. (Ibu Sugihartati,
23 Maret 2020)
Berdasarkan pendapat narasumber diatas dapat diketahui bahwa tidak ada
target secara hitungan dari pemerintah desa, namun mereka selalu berupaya
“Selama ini tidak ada masalah atau kendala yang berarti, Cuma
mungkin pertanggungjawabanya memang sulit, kendalamya disitu
terkait administratif seperti memasukkan buku rekekning dsb. Kalau
ada ya mungkin dari masyarakat yang kurang mentaati peraturan juga
dari anggaran kita yang terbatas karena tidak hanya konservasi saja
yang kita lakukan, ya kita lakukan yang prioritas”. (Bapak Attar, 20
Maret 2020)
Berdasarkan penyataan narasumber diatas dapat diketahui bahwa kendala
pelaksanaan program konservasi sumber daya air juga dijelaskan oleh Ibu
pelaksanaan konservasi sumber daya air adalah dari masyarakat dan okum
terkait yang menjarah daerah sekitar mata air sehingga konservasi yang
sumber daya air juga dijelaskan oleh Bapak Armadi selaku ketua Himpunan
selama proses kegiatan adalah kegiatan ini dilakukan sendiri atas inisiatif
kegiatan, target, dan kendala masih kurang maksimal, hal ini dilihat dari
VI.2. 4 Produk
tumbuhan yang ditanam dan masih hidup serta pembangunan sumur resapan
memberikan dampak yang besar terhadap air minum. Dari hasil wawancara
sumber daya air memberikan dampak yang besar terhadap masyarakat Kota
Batu terutama bagi petani dan air minum serta 14 kota/kabupaten yang
VI.3 Pembahasan
penting dan harus ada serta dilaksanakan. Program konservasi sumber daya
77
konservasi sumber daya air di Kota Batu menjadi sangat penting karena
memiliki faktor pendorong yaitu sumber daya alam terutama air yang sangat
melimpah, adanya sumber mata air yang banyak, serta posisinya yang
berada di bagian hulu DAS brantas menjadikan Kota Batu sebagai salah satu
dijaga mengingat air sangat dibutuhkan tidak hanya masyarakat Kota Batu
tetapi Jawa Timur. Program konservasi juga sangat penting karena sumber
daya air yang dimanfaatkan sekarang harus tetap bertahan untuk masa yang
akan datang, hal ini sesuai dengan konsep lingkungan yang dikatakan oleh
mendukung kehidupan.
baik, sedangkan untuk unsur ekonomi dan sosial belum terlihat sebagai
masyarakat Kota Batu sebagian besar ditopang oleh sektor agrowisata yang
banyak air, dan apabila airnya berkurang tentu akan mengancancam sektor
Batu tidak terlihat adanya upaya lebih dari hanya menghasilkan produk
akhir yang berupa tertanamnya dua ribu bibit pohon, pembangunan sumur
resapan, dan lubang biopori yang jika dibandingkan dengan konsep SDG’s
masih kurang terintegrasi dengan unsur sosial dan ekonomi sehingga dari
kekurangan air.
dan pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk mengatasi kelangkaan air)
ketersediaannya, maka pelaksanaan konservasi air Kota Batu ini jauh dari
lokasi konservasi. Hal ini dapat terwujud jika konsep dialog antar
79
masyarakat. Proses input ini akan berjalan apabila ketiga stakeholders yang
saja tetapi masyarakat terutama yang peduli terhadap lingkungan atau air
unsur sosial dengan baik. Selain itu anggaran juga merupakan salah satu alat
pengguna sumber daya air dalam jumlah besar juga belum dikategorikan
wahana wisata air, dan perusahaan yang berpotensi merusak air belum
menjadi bagian aktif dari input program konservasi yang seharusnya mereka
Indonesia yang ke 6 (air dan sanitasi yang layak) terutama pada target 6.5
maka dalam tahap input program konservasi sumber daya air di Kota Batu
daya air dilakukan dengan beberapa cara dalam pelaksanaanya seperti yang
Tanah dan Air, tetapi Dinas Lingkungan Hidup hanya memfokuskan pada
dua hal yaitu vegetatif dan simple teknis karena dua cara tersebut dianggap
penanaman bibit pohon disekitar mata air dan simple teknis dengan
Target dalam program konservasi ini adalah tertanamnya dua ribu bibit
pohon di sekitar mata air setiap tahunya. Target ini dikatakan Dinas
lahan area konservasi, bahkan area untuk menjarah hutan yang awalnya
berjarak 100 kilo meter dari area konservasi atau sumber mata air sekarang
sekarang berubah ditanami sayur oleh petani. Hal ini menurut ketua HIPPA
kurang sustain atau artinya sangat rentan untuk tidak terlalu peduli dengan
lingkungan atau dalam konteks ini air sehingga tidak ada keterlibatan
karena sangat rentan monitoring yang tidak berjalan dengan baik, bahkan
pemerintah pun tidak hadir dalam sustain. Misalnya tidak adanya jadwal
unsur ekonomi tidak sustain karena ekonominya dengan cara merusak lahan
konservasi, hal itu merupakan contoh dalam lingkup kasus yang kecil karena
lingkungan.
Fungsi sosial dalam sustainable development goals dari tahap proses ini
untuk sadar menjaga alam. Hal ini bisa terjadi karena dari awal tidak
kewajiban untuk menjaga air. Selain itu juga dalam fungsi sosial tahap
sumberdaya air di Kota Batu, maka hal tersebut tidak selaras dengan
pedoman rencana aksi SDG’s Indonesia ke 6 (air bersih dan sanitasi layak)
Sesuatu yang dapat di apresiasi sampai saat ini adalah terdapat pada
bersih masyarakat kota batu yang dikelola oleh HIPPAM. Namun kecilnya
secara langsung melainkan karena air dilingkungan Kota Batu jauh dari
disetiap RW. Hal ini juga dimungkinkan karena tidak adanya peningkatan
sumber daya air di Kota Batu. Keberhasilan ini dilihat dari pencapaian akan
85
tujuan awal dan target yang ditetapkan serta manfaat program dengan
sumber daya air di Kota Batu sangat besar terutama untuk Jawa Timur.
Dengan adanya konservasi sumber daya alam terutama air di Kota Batu
menjadikan sumber daya air di Kota Batu masih terjaga dan masih bisa
pohon setiap tahunya, bahkan di tahun 2019 lebih dari dua ribu bibit pohon.
Selain itu terbangunya sumur resapan dan lubang biopori di beberapa tempat
prioritas di Kota Batu. Kota Batu dengan kontur kemiringan tanah yang
tinggi dan ruang terbuka hijau alami maupun buatan yang masih banyak
lubang biopori sehingga konservasi air dengan cara sipil teknis hanya
Seperti yang diterangkan diatas pada tahap proses, tahap produk ini
memiliki keuntungan yaitu ketersediaan air yang cukup dan akses air
program konservasi air kota batu yang memiliki dampak besar kepada akses
air dan ketersediaan. Akan tetapi, masyarakat Kota Batu secara swadaya
Batu dikarenakan sebagian besar wilayah Kota Batu adalah kawasan hijau.
dari program konservasi sumber daya air ini masih belum selaras dengan
tujuan SDG’s ke 6 (air bersih dan sanitasi layak) terutama pada target 6.1
(mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan
masyarakat dan komunitas yang sampai saat ini belum dilakukan dengan
oleh di Kota Batu, hal ini tidak selaras dengan pedoman rencana aksi SDG’s
Indonesia pada target 6.5 (menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu
kepantasan) karena dalam produk konservasi sumber daya air di Kota Batu
belum terlihat ada pengelolaan yang terintegrasi dengan baik. Dalam fungsi
tenaga air (hydropower), biaya tinggi untuk pencemaran air. Dalam fungsi
atau spesifik tentang air. Dalam fungsi lingkungan tahap produk ini
tourism).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
program konservasi sumber daya air dengan model CIPP (konteks, input,
merupakan daerah dengan sumber daya alam yang melimpah, hal ini
program konservasi sumber daya air yang nanti hasil akhirnya adalah
lubang biopori.
sumber daya air yakni adanya anggaran, alat penunjang yakni bibit
88
89
lancar. Hal ini bisa terjadi akibat dialog yang tidak terjalin dengan baik
4) Produk dari adanya program konservasi sumber daya air di Kota Batu
V.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terkait program
itu sendiri
pengguna air dalam skala besar seperti perhotelan dan wahana air,
masyarakat dan komunitas peduli air untuk ikut serta dalam agenda
universal terhadap air bersih yang tidak hanya dapat dirasakan oleh
91
kota batu saja, melainkan oleh masyarakat yang menjadi hilir DAS
Daftar Pustaka
Abdullah, Marlang dan Maryana Rina. 2015. Hukum Konservasi Sumber Daya
Graha Ilmu
Aksara
Salemba Humanika
Maret Press
Ihwan, Mahmudi. 2011. CIPP: Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. At-
Jusuf, Gunawan. 2015. Bue Gold “Emas Biru Sumber Nyawa Kehidupan”. Jakarta
Rosdakarya
Bandung: Alfabeta
Triwanto, Joko. 2012. Konservasi Lahan Hutan dan Pengelolaan Daerah Aliran
Ulum & Rispa. 2017. Environmental Governance Isu, Kebijakan, dan Tata Kelola
USEPA, 2013
Wahab, S Abdul. 2008. Analisis Kebijaksaan dari formulasi ke implementasi
PRESS
Miles, M.B. Huberman, A.M. dan Saldana, J. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Zhang, Xiaoling & Li, Huan. 2018. Urban resilience and urban sustainability: What
5 Desember 2019
95
Agama : Islam
No. Hp : 082330074009
Email : Fidaafidah22@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
MI Al-Karimi 2004-2010