Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan kapasitas individu dan kelembagaan sektor
publik, mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman teori dan kemampuan
praktik untuk menunjang kemapuan dalam dunia kerja. Kemampuan melakukan
tindakan secara mandiri dalam dunia kerja dapat dilatih dengan kegiatan magang.
Magang merupakan mata kuliah muatan program pendidikan Strata Satu (S1)
dalam masa studi di Universitas Brawijaya. Terutama dalam jurusan administrasi
publik di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman kerja dan menambah wawasan perihal
dunia kerja di lingkup pemerintahan. Pengadaan kegiatan magang diharapkan
dapat memberikan pengalaman kerja baik dalam kemandirian bertugas, partisipasi
proaktif, responsif, dan komunikatif di dunia kerja.
Magang merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam upaya
mengetahui, membandingkan, dan mencari gap antara teoritik dan praktik dari
proses kerja di pemerintahan. Inti kegiatan magang merupakan sarana bagi
mahasiswa supaya mempunyai pengalaman langsung, kegiatan magang juga
menjadi sarana berpikir kritis dengan realitas secara profesional yang ada di
lingkungan kerja instansi pemerintah. Dari praktik langsung ini, mahasiswa akan
belajar langsung dari praktisi-praktisi yang berpengalaman di bidangnya masing-
masing. Kemudian dalam proses praktiknya akan di kaji dengan teori-teori yang
didapat selama di dunia perkuliahan untuk menemukan gap yang ada antara teori
dan praktik. Dari proses magang ini diharapkan mahasiswa mampu menemukan
pengetahuan yang dipetik dari praktik dan kenyataan yang terjadi di instansi
pemerintah.
Melalui kegiatan magang, mahasiswa bisa merefleksikan secara langsung
tentang apa yang dipelajari selama ini dalam perkuliahan. Administrasi Publik
merupakan matakuliah multidisiplin dalam bidang pemerintahan yang dibentuk
dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia calon aparatur
pemerintah yang ahli dan siap pakai, serta responsif terhadap perubahan dan

1
2

perkembangan iptek maupun masalah yang dihadapi khususnya yang berkaitan


dengan perencanan pembangunan.
Dalam dunia kerja dewasa ini banyak lulusan baru dari perguruan tinggi
menghadapi kesulitan dalam beradaptasi di tempat kerja karena kurangnya
pengalaman bekerja, hal itu menunjukan bahwa lulusan tersebut kurang
mendapatkan kesempatan untuk menjajaki dunia kerja khususnya di instansi
pemerintahan. Instansi pemerintah menjadi pusat studi Administasi Publik karena
di dalamnya terdapat banyak proses yang dipelajari di mata kuliah Administrasi
Publik, seperti Kebijakan Publik, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Kepemimpinan dan masih banyak keilmuan yang dapat digali di instansi
pemerintahan. Atas pertimbangan di atas, ketepatan pemilihan tempat magang
sesuai dengan bidang keilmuan yang dipelajari sangat membantu mahasiswa
dalam mendapatkan pengalaman kerja di dunia pemerintahan yang sebenarnya
sehingga meningkatkan kemampuan, kesiapan, dan profesionalitas mahasiswa di
dunia kerja khususnya di instansi pemerintahan.
Jurusan Administrasi Publik terdapat banyak mata kuliah yang berkaitan
dengan mata perencanaan pembangunan, seperti mata kuliah teori governance,
kebijakan publik, dan beberapa mata kuliah lain. Mata kuliah perencanaan
pembangunan mengajarkan cara penyusunan dan penganggaran dalam
pembangunan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan secara teoritik terkait
perencanaan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable
development) guna menciptakan sumber daya manusia yang kompeten, di dukung
dengan pemberian pengetahuan secara praktik di tempat magang diharapkan calon
praktisi tersebut lebih adaptif, responsive, dan proaktif dalam mewujudkan pembangunan
nasional di Indonesia. Untuk menyeimbangkan keilmuan teoritik yang penulis dapatkan
di dunia perkuliahan dan untuk mengaplikasikan keilmuan tersebut, penulis memilih Biro
Perencanaan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial sebagai tempat praktik. Biro
Perencanaan berperan sebagai otak dari Kementerian Sosial, dan secara umum bertugas
melakukan penyusunan, pelaksanaan, serta evaluasi kebijakan Kementerian Sosial.
Secara khusus Biro Perencanaan melakukan Analisis Rencana Strategis yang dilakuan
oleh sub bagian ARS, melakukan Pengolahan Program dan Anggaran yang dilakukan
oleh sub bagian P2A, melakukan Evaluasi dan Pelaporan yang dilakukan oleh sub bagian
Evalap, melakukan Kerjasama Luar Negeri yang dilakukan oleh sub bagian KLN, dan
3

melakukan Analisis Kebijakan dilakukan olef JFAK, melakukan Anlisis Perencanaan


dilakukan oleh JFP, melakukan urusan tata administrasi dilakukan oleh sub bagian TU.
Hal tersebut di atas membuat ketertarikan yang kuat bagi penulis untuk
melaksanakan kegiatan praktik/magang di Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal
Kementerian Sosial untuk dapat mengimplementasikan teoritik yang penulis dapat selama
di dunia perkuliahan. Dengan demikian, sesuai dengan judul yang penulis tetapkan
mengenai “Peran Biro Perencanaan dalam Penyusunan Rencana Kerja (Renja)
Kementerian Sosial Tahun Anggaran 2020 Melalui Aplikasi KRISNA” Penulis ingin
melihat peran Biro Perencanaan dalam penyusunan Renja K/L 2020 dengan
menggunakan aplikasi KRISNA di Kementerian Sosial.
.
B. Tujuan Dan Manfaat Magang
Kegiatan Magang ini bertujuan untuk memperoleh manfaat yang besar bagi
semua pihak, baik bagi penulis, lembaga perguruan tinggi, maupun bagi pihak
instansi pemerintah obyek pelaksanaan dari kegiatan ini Tujuan yang ingin
dicapai adalah :
a) Tujuan Umum
Menambah wawasan mahasiswa dalam mendapatkan gambaran kerja
yang sesungguhnya dan memberikan pemikiran baru melalui kesesuaian
pengetahuan teoritik yang diperoleh di dunia perkuliahan dengan kenyataan
yang ada di institusi yang relevan dengan bidang Perencanaan Pembangunan.
b) Tujuan Khusus
1. Sebagai sarana untuk menerapkan keilmuan teoritik dan keterampilan yang
diperoleh selama mengikuti perkuliahan ke dalam praktik di dunia kerja
yang sesungguhnya.
2. Memberikan pengalaman praktik kepada mahasiswa sesuai dengan bidang
keilmuan dan kompetensi.
3. Mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya
dengan bersikap responsif, proaktif, dan profesional.
4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari,
memahami, dan menganalisis kegiatan serta persolan yang relevan dengan
perencanan pembangunan.
4

Manfaat kegiatan Magang adalah :


a) Bagi Instansi
1. Instansi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu
penyelesaian tugas-tugas keseharian untuk kebutuhan di unit kerja masing-
masing.
2. Instansi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu dan
kredibilitas kinerjanya.
3. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara instansi dengan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
b) Bagi Mahasiswa
1. Mendapatkan pengalaman praktik dan dapat menerapkan keterampilan
teoritik ilmu pengetahuan yang didapatkan selama masa perkuliahan,
terutama mengenai penyusunan rencana kerja pemerintah tahun 2020
dengan aplikasi KRISNA.
2. Sebagai sarana evaluasi untuk dapat meningkatkan kemampuan diri dalam
responsifitas, adaptifitas, dan kreatifitas pada ilmu yang dimiliki serta
dalam tata cara hubungan dengan masyarakat dilingkungan kerja secara
profesional.
3. Mengetahui kondisi nyata mengenai peran Biro Perencanaan dalam
Penyusunan Rencana Kerja Tahuun 2020 dengan aplikasi KRISNA
Kementerian Sosial.
4. Mendapat bahan untuk penulisan karya tulis ilmiah/skripsi.
5. Sebagai sarana pengenalan awal dalam memahami suasana kerja di sebuah
instansi pemerintah.

c) Bagi Lembaga Perguruan Tinggi


1. Bahan evaluasi atas laporan hasil Magang yang dilakukan oleh mahasiswa
untuk penyesuaian kurikulum di masa yang akan datang agar menjadi
lebih baik.
2. Sarana pengenalan instansi pendidikan jurusan Administrasi Publik kepada
instansi pemerintah yang membutuhkan lulusan atau output sumber daya
5

manusia yang dihasilkan oleh Fakultas Ilmu Administrasi Universitas


Brawijaya.
3. Media untuk meningkatkan kualitas hubungan kerja dengan instansi
pemerintah yang dijadikan tempat Magang.
4. Memperkenalkan program kepada instansi pemerintah yang bergerak di
bidang perencanaan pembangunan.
5. Terbinanya jaringan kerjasama dengan instansi pemerintah tempat Magang
dalam upaya meningkatkan keterkaitan jaringan dan kesetaraan antara
substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan.
BAB II
RENCANA KEGIATAN

A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang


Kegiatan Magang ini dilaksanakan selama 30 hari kerja sesuai dengan
ketentuan pihak Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya. Dimulai pada
tanggal 1 Agustus 2019 s/d 9 September 2019. Mengenai jam kerja Magang juga
disesuaikan dengan ketentuan dan kebijaksanaan dari pihak instansi yang
bersangkutan.
Lokasi dalam melaksanakan kegiatan magang penulis dilakukan di
Kementerian Sosial RI (Biro Perencanaan-Sekretaris Jenderal). Jalan Salemba
Raya No.28 Jakarta Pusat, 10430.

B. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam kegiatan magang dilaksanakan dengan
partisipasi aktif secara langsung, penulis ikut berpartisipasi mebjalankan tugas dan
juga pekerjaan para pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Sosial RI seperti
melaksanakan tugas secara berotasi di sub bagian ARS, P2A, Evalap, KLN, dan
TU Biro di lingkup Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial.
Dalam pelaksanaannya penulis menyelenggarakan pelayanan administrasi rapat,
menyusun notulensi rapat, pengarsipan dokumen, mempelajari dan menganalisi
dokumen. Penulis di tempatkan oleh pembimbing magang di Biro Perencanaan
Kementerian Sosial pada 3 bagian, yaitu Sub bagian Analisis Rencana Strategis
(ARS) , Sub bagian Perencanaan Program dan Anggaran (P2A), Evaluasi dan
Pelaporan (EVALAP), dan TU Biro.
Sejak awal, penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan magang
ini akan menemui beberapa kendala baik secara langsung maupun tidak langsung.
Meskipun dirasa tidak dapat melakukan pengamatan secara intens terhadap tugas,
pekerjaan dan juga pokok permasalahan yang akan dikaji terkait keterbatasan
waktu, penulis tetap mengupayakan agar penulisan laporan hasil praktek kerja
(magang) ini dapat diselesaikan dengan baik dan memenuhi persyaratan. Selain

5
6

hal tersebut, penulis juga mengumpulkan data-data guna menunjang penyusunan


laporan hasil praktek kerja (magang) ini dengan menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan, dengan mempelajari teori-teori yang relevan yang
mendukung penyelesaian laporan magang terkait dengan permasalahan yang
dibahas.
2. Pendekatan lapangan, dengan melakukan pengamatan kegiatan secara
langsung dengan menggunakan teknik :
a. Observasi partisipan, yaitu teknik pengumpulan data dengan tujuan
secara langsung dalam objek kerja untuk mempelajari dan memahami
proses kegiatan kerja.
b. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data sekunder dengan cara
mengutip atau menyalin dokumen yang relevan sebagai data dalam
laporan. Di dalam pendekatan lapangan melalui dokumentasi kelompok
penulis membantu menyiapkan sarana dan prasarana pendokumentasian
mengenai Rencana Kerja Kementerian Sosial tahun 2020 dengan
mengikuti kegiatan Penelitian RKA/KL Kementerian Sosial TA 2020.
Data yang dipergunakan dalam penyusunan laporan hasil praktek kerja
(magang) ini bersumber dari :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara
dan diskusi dengan praktisi.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dalam bentuk
dokumen, catatan, arsip, dan lain-lain.
Sebelum melaksanakan kegiatan di Biro Perencanaan Kementerian Sosial
terdapat beberapa ketentuan atau peraturan yang telah ditetapkan instansi bagi
mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan magang. Mahasiswa sebagai peserta
magang diharuskan untuk mematuhi peraturan atau tata tertib yang telah
ditetapkan, agar seluruh peserta kegiatan magang dapat berperilaku secara tertib,
kegiatan dapat berjalan dengan baik dan keseluruhannya dapat
dipertanggungjawabkan.
Beberapa tata tertib yang harus dipatuhi mahasiswa pada saat kegiatan
magang di Biro Perencanaan Kementerian Sosial yaitu :
7

1. Selama melaksanakan Kerja Praktek, harus mengikuti ketentuan dan aturan


yang berlaku.
2. Jam Kerja Praktek Hari Senin s.d Kamis pukul 07.30 WIB s.d 16.00 WIB,
hari Jumat pukul 07.30 WIB s.d 16.30 WIB. Istirahat pukul 12.00 WIB s.d
13.00 WIB.
3. Tidak menuntut uang transport dan uang makan.
4. Surat Keterangan Pelaksanaan Kerja Praktek akan diberikan setelah selesai
melaksanakan Kerja Praktek.
C. PEMBAGIAN KERJA

Tabel 1. Pembagian Kerja Peserta Magang di Biro Perencanaan Kementerian


Sosial
No. Sub Bagian Tugas Output Nama Mahasiswa
1. Analisis Rencana Mempelajari tentang Mengetahui Af’idatul Faidah,
Strategis pemberdayaan sosial di pemberdayaan sosial Mahandhika Hendy
Kabupaten Sumbawa. di Kabupaten Firmanda
Mempelajari analisis Sumbawa.
rencana kelembagaan .Mengetahui rencana
pemberdayaan sosial kelembagaan
2020-2024. Revieu Isu- pemberdayaan sosial
Isu Strategis dan Agenda 2020-2024.
Pembangunan Mengetahui isu-isu
Teknokratik RPJMN strategis dan agenda
2020-2024. Revieu pembangunan
Skenario dan Agenda teknokratik RPJMN
Pembangunan Nasional 5 2020-2024.
Tahun Ke Depan. Mengetahui scenario
dan agenda
pembangunan nasional
5 tahun ke depan.
2. Perencanaan Menginput data dan Memahami cara Zuda Karimatur
Program dan melakukan crossceck menginput data Rohmah,
Anggaran Honorarium dan Bantuan Bantuan Biaya Mahandhika Hendy
Biaya Operasional Operasional dan Firmanda, Irma Dwi
Pendamping Profesional Honorarium Cahyani
Setiap Kabupaten di 33 Pendamping
Provinsi dalam Professional Setiap
Pelaksanaan Program Kabupaten di 33
Pembangunan dan Provinsi dalam
Pemberdayaan Pelaksanaan Program
Masyarakat Desa. Pembangunan dan
Membuat design cover Pemberdayaan
Konsolidasi Perencanaan Masyarakat desa.
Program dan Anggaran Mampu membuat
8

Kementerian Sosial Design cover,


2020, menginput dan memahami cara
mensinkronkan Dupak menginput dan
dengan data anggaran mensinkronkan Dupak
perencanaan, dengan data anggaran
perencanaan.

Analisis Laporan
Penjajagan Usulan
Program dan Anggaran
2020 ( 7 Provinsi) dan
melakukan Crossceck Mampu melakakukan
Daftar Pagu Anggaran Analisa Laporan
Per Satker TA 2020 Penjajagan Usulan
Program dan
Anggaran 2020 di 7
Provinsi
3. Evaluasi dan Mengikuti rapat terkait mengetahuiMemahami Irma Dwi Cahyani
Pelaporan alur pengembangan dan cara menginput
pelaksanaan program Sasaran Strategis dan
Social Enterpreneur. Indikator kinerja
setiap bagian Biro
Perencanaan melalui
aplikasi E-Kinerja,
memahami penulisan
redaksional dari
Laporan Kinerja
Kementerian Sosial
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Gambaran Umum Lokasi Magang


a. Gambaran Umum Kementerian Sosial
Bedasarkan Peraturan Presiden nomor 46 Tahun 2015 bab I pasal 2,
Kementerian Sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial
dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan. Tugas ini dijabarkan lagi dalam pasal 3
yang memuat fungsi Kementerian Sosial, yaitu:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang rehabilitasi
sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan
penanganan fakir miskin;
2. Penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu;
3. Penetapan standar rehabilitasi sosial;
4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh organisasi di lingkungan Kementerian
Sosial;
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Sosial;
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sosial
7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
Kementerian Sosial di daerah
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan
kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial; dan
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur
organisasi di lingkungan Kementerian Sosial
Selanjutnya di bidang organisasi, susunan Kementerian Sosial tertuang
dalam peraturan yang sama namun dalam bab dan pasal berbeda, yaitu bab
II tentang Organisasi dan pasal 4 yang menunjukkan Kementerian Sosial
terdiri atas:

8
9

1. Sekretariat jenderal;
2. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan sosial;
3. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial;
4. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial;
5. Direktoorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin;
6. Inspektorat Jenderal;
7. Badan Pendidikan, Penellitian, dan Penyuluhan Sosial; dan
8. Staf Ahli Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial.
b. Gambaran Umum Sekretariat Jenderal
Penulis saat melaksanakan praktek kerja lapangan (magang) memilih
Sekretariat Jenderal sebagai tempat magang, sebab berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Kementerian Sosial Pasal 7 Point
B menjelaskan bahwa fungsi dari Sekretariat Jenderal adalah koordinasi dan
penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Sosial. Fungsi
tersebut sesuai dengan minat kuliah penulis yakni Perencanaan
Pembangunan. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan perencanaan
diamanahkan kepada Sekretariat Jenderal melalui Peraturan Menteri Sosial
Nomor 20 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Sosial. Peraturan tersebut menjelaskan tentang susunan organisasi
Sekretariat Jenderal yang tertuang dalam pasal 8, yaitu:
1. Biro Perencanaan
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta kerja
sama luar negeri. Dalam melaksanakan tugas, Biro Perencanaan
menyelenggarakan fungsi: penyiapan koordinasi dan penyusunan
analisis rencana strategis; penyiapan koordinasi dan penyusunan
rencana, program, dan anggaran; penyiapan koordinasi dan
pelaksanaan kerja sama luar negeri; pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
10

2. Biro Keuangan
Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
keuangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. urusan tata laksana keuangan;
b. urusan perbendaharaan;
c. urusan verifikasi dan akuntansi; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
3. Biro organisasi dan Kepegawaian
Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf c mempunyai tugas melaksanakan penataan
organisasi dan tata laksana serta urusan kepegawaian. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Biro
Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penataan organisasi dan ketatalaksanaan;
b. penyiapan perencanaan dan formasi pegawai;
c. penyiapan pengembangan pegawai;
d. penyiapan urusan mutasi kepegawaian; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
4. Biro Hukum
Biro Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d terdiri atas:
a. Bagian Penyusunan Naskah Hukum;
b. Bagian Pertimbangan dan Advokasi Hukum; dan
c. Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.
Bagian Penyusunan Naskah Hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 huruf a mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi dan penelaahan, penyusunan, pengharmonisasian naskah
hukum, serta evaluasi peraturan perundang-undangan.
5. Biro Umum
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77, Biro Umum menyelenggarakan fungsi:
11

a. penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha kementerian;


b. penyiapan pelaksanaan tata usaha pimpinan;
c. penyiapan pelaksanaan urusan rumah tangga; dan
d. penyiapan pelaksanaan urusan perlengkapan dan layanan
pengadaan.
Biro Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e terdiri
atas:
a. Bagian Tata Usaha Kementerian;
b. Bagian Tata Usaha Pimpinan;
c. Bagian Rumah Tangga; dan
d. Bagian Perlengkapan dan Layanan Pengadaan.
6. Biro Hubungan Masyarakat
Bagian Tata Usaha Kementerian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 79 huruf a mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan
persuratan, kearsipan, dan tata usaha Biro. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80, Bagian Tata Usaha
Kementerian menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan urusan persuratan;
b. penyiapan bahan pelaksanaan urusan kearsipan; dan
c. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

c. Gambaran Umum Biro Perencanaan


Biro Perencanaan menjadi garda terdepan dalam hal merencanakan
suatu kebijakan, program, kegiatan Kementerian Sosial dalam bentuk
Dokumen Rencana Strategis dan Rencana Kerja. Selain merencanakan, Biro
ini memiliki tugas melaksanakan serta melakukan pemantauan bedasarkan

Sumber:
Sumber: dokumen yang telah disusun dan ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Permens
Permens Sosial Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
os
os Kementerian Sosial Pasal 9 dijelaskan bahwa Biro Perencanaan mempunyai
Nomor tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
Nomor
20
20
Tahun
Tahun
2015
2015
12

anggaran, serta kerjasama luar negeri. Dalam Peraturan Menteri Sosial


Nomor 20 Tahun 2015 Pasal 10 menjelaskan Biro Perencanaan
menyelenggarakan fungsi :
a. penyiapan koordinasi dan penyusunan analisis rencana strategis
b. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran;
c. penyiapan koordinasi dan pelaksanaan kerja sama luar negeri;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 Pasal 11
menjelaskan bahwa Biro Perencanaan terdiri atas :
a. Bagian Analisis Rencana Strategis;
b. Bagian Perencanaan Program dan Anggaran;
c. Bagian Kerja Sama Luar Negeri; dan
d. Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
Berdasarkan bagian diatas, penulis ditempatkan di tiga bagian, yaitu
Analisis Rencana Strategis, Perencanaan Program dan Anggaran, Evaluasi
dan Pelaporan.
a) Bagian Analisis Rencana Strategis
Bagian Analisis Rencana Strategis mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan analisis rencana
strategis. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Analisis Rencana
Strategis menyelenggarakan fungsi:
 penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan analisis rencana
strategis perlindungan dan jaminan sosial;
 penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan analisis rencana
strategis rehabilitasi sosial, pendidikan, penelitian dan penyuluhan
sosial; dan
 penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan analisis rencana
strategis pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin
b) Bagian Perencanaan Program dan Anggaran
Bagian Perencanaan Program dan Anggaran mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan perencanaan
13

program dan anggaran. Dalam melaksanakan tugas, Bagian


Perencanaan Program dan Anggaran menyelenggarakan fungsi:
 penyiapan bahan koordinasi serta penyusunan perencanaan
program dan anggaran teknis;
 penyiapan bahan koordinasi serta penyusunan perencanaan
program dan anggaran untuk daerah; dan
 penyiapan bahan koordinasi serta penyusunan perencanaan
program dan anggaran generik
c) Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Bagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan
rumah tangga Biro. Dalam melaksanakan tugas Bagian Evaluasi dan
Pelaporan menyelenggarakan fungsi:
 pemantauan dan evaluasi;
 penyusunan laporan; dan
 pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

B. Bidang-Bidang Kegiatan
1. Bagian Analisis Rencana Strategis terdiri atas:
a) Subbagian Analisis Rencana Strategis Perlindungan dan Jaminan Sosial.
Subbagian Analisis Rencana Strategis Perlindungan dan Jaminan Sosial
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan analisis rencana strategis perlindungan dan jaminan sosial.
b) Subbagian Analisis Rencana Strategis Rehabilitasi Sosial dan
Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial. Subbagian Analisis
Rencana Strategis Rehabilitasi Sosial dan Pendidikan, Penelitian dan
Penyuluhan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan penyusunan analisis rencana strategis rehabilitasi sosial
serta pendidikan, penelitian, dan penyuluhan sosial.
c) Subbagian Analisis Rencana Strategis Pemberdayaan Sosial dan
Penanganan Fakir Miskin. Subbagian Analisis Rencana Strategis
Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas
14

melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan analisis rencana


strategis pemberdayaan sosial dan penanganan fakir miskin.
2. Bagian Perencanaan Program dan Anggaran terdiri atas:
a) Subbagian Program dan Anggaran Teknis. Subbagian Program dan
Anggaran Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi serta penyusunan perencanaan program dan anggaran teknis.
b) Subbagian Program dan Anggaran Daerah. Subbagian Program dan
Anggaran Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi serta penyusunan perencanaan program dan anggaran untuk
daerah.
c) Subbagian Program dan Anggaran Generik. Subbagian Program dan
Anggaran Generik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi serta penyusunan perencanaan program dan anggaran generik.

3. Bagian Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas:


a) Subbagian Pemantauan dan Evaluasi. Subbagian Pemantauan dan
Evaluasi
mempunyai tugas melakukan pemantauan dan evaluasi.
b) Subbagian Pelaporan. Subbagian Pelaporan mempunyai tugas melakukan
penyusunan laporan.
c) Subbagian Tata Usaha Biro. Subbagian Tata Usaha Biro mempunyai
Sumber: Permensos Nomor 20 Tahun 2015

Bagan 2. Struktur Organisasi Biro Perencanaan Kementerian Sosial


tugas
melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

C. Bentuk-Bentuk Dukungan
Dukungan peserta magang:
a. Peserta magang menjalankan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
magang sesuai dengan tata tertib.
b. Peserta magang membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari.
15

Dukungan dari Instansi


a. Peserta magang sangat terbantu dengan adanya fasilitas penunjang yang ada
di Biro Perencanaan Kementerian Sosial seperti Akses internet Wireless,
Mesin scan & fotokopi, Mesin print, Mesin penghancur dokumen, Ruang
rapat yang nyaman.
b. Peserta magang sangat terbantu dengan pihak pimpinan dan pegawai yang
terlebih dahulu telah memberikan bimbingan dan penjelasan. Sehingga
peserta magang dapat mempunyai gambaran terhadap pekerjaan yang akan
dilakukan.
c. peserta magang mendapatkan pengenalan dunia kerja oleh pimpinan dan
pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Sosial. Dengan dukungan
tersebut, peserta magang dapat belajar dan lebih siap untuk menghadapi
dunia kerja.
d. peserta magang mendapatkan pembagian kerja yang berbeda sehingga
masing-masing peserta magang memiliki pengalaman kerja yang berbeda.
e. peserta magang mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam
penyusunan laporan magang dari pimpinan dan pegawai.
f. adanya komunikasi dua arah antara peserta magang dengan pegawai.
g. Peserta magang mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan
yang diadakan oleh Biro Perencanaan.
h. Peserta magang mendapatkan ilmu yang tidak didapatkan pada bangku
perkuliahan.

D. Hambatan-Hambatan
Hambatan dari Instansi
a. Mekanisme rapat yang kurang terkoordinasi dengan baik.
b. Target rapat yang tidak di tentukan sehingga rapat dilakukan untuk
membahas hal yang sama.
16

c. Tugas peserta magang pada saat rapat hanya sebatas notulen, jadi peserta
magang tidak bisa mengembangkan buah pikiran.
d. kurangnya staf pada beberapa bagian di Biro Perencanaan sehingga peserta
magang beberapa kali melakukan hal-hal di luar konteks tujuan magang.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Temuan Gap antara Teori dan Praktek


Menurut Sjafrizal (2016) Perencanaan pada dasarnya merupakan cara,
teknik, atau metode untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara bertahap,
terarah, dan efisien, sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Kemudia menurut
Arthur W. Lewis (1965) dalam Sjafrizal menjelaskan perencanaan pembangunan
sebagai suatu kumpulan kebijaksanaan dan program pembangunan untuk
merangsang masyarakat dan swasta untuk menggunakan sumberdaya yang
tersedia secara lebih produktif. Tjockroamidjojo (1976) menjelaskan perencanaan
pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber-sumber pembanguan
(termasuk sumber-sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk mencapai
tujuan-tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih efisien dan
efektif. UU No 25 Tahun 2004 mendefinisikan perencanaan pembangunan
sebagai suatu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
pusat dan daerah.
Komponen utama dari perencanaan pembangunan pada dasarnya:
1. merupakan usaha pemerintah secara terencana dan sistematis untuk
mengendalikan dan mengatur proses pembangunan.
2. Mencakup periode jangka panjang, menengah, dan tahunan.
3. Menyangkut dengan variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan baik secara langsung
maupun tidak langsung
4. Mempunyai suatu sasaran yang jelas sesuai dengan keinginan masyarakat.
Sementara itu, menurut Widjojo Nitisastro dalam Tjokroamidjojo (1985:14)
Perencanaan berikisar dalam dua hal : Pertama, adalah penentuan pilihan secara
sadar mengenai tujuan kongkrit yang hendak dicapai dalam waktu tertentu atas
dasar nilai-nilai yang dimiliki masyarakat yang bersangkutan. Kedua, adalah
pilihan diantara cara-cara alternatif yang efisien serta rasional guna mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Dengan demikian menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1985)
di dalam perencanaan ataupun perencanaan pembangunan perlu diketahui lima hal
pokok: Pertama, permasalahan-permasalahan pembangunan suatu
negara/masyarakat yang dikaitkan dengan sumber-sumber pembangunan yang
dapat diusahakan, dalam hal ini sumber-sumber daya ekonomi dan sumber-
sumber daya lainnya. Kedua, tujuan serta sasaran rencana yang ingin dicapai.
Ketiga, kebijaksanaan dan cara untuk mencapai tujuan dan sasaran rencana
dengan melihat penggunaan sumber-sumbernya dan pemilihan alternatif-
alternatifnya yang terbaik. Keempat, penterjemahan dalam program-program atau
kegiatan-kegiatan yang konkrit. Kelima, jangka waktu pencapaian tujuan.
Berdasarkan teori-teori pembangunan diatas Pengertian perencanaan
pembangunan secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara rasional
yang menghasilkan suatu atau beberapa kebijakan yang dilakukan dan dijadikan
pedoman dalam pembangunan secara efektif dan efisien.

1. Perencanaan Pembangunan Mendukung Koordinasi Antar Pelaku


Pembangunan
Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2004 dalam rangka
mendorong proses pembangunan secara terpadu dan efisien perencanaan
pembangunan Nasional di Indonesia mempunyai 5 tujuan dan fungsi pokok yang
pertama adalah mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan. Namun dalam
kenyataanya sampai saat ini belum terdapat keterpaduan kegiatan antara para
pelaku pembangunan khusunya dalam institusi pemerintahan (antar satuan kerja).
Berdasarkan pengamatan dan keikutsertaan penulis dalam setiap proses
pemerintahan melalui kegiatan magang berbasis kompetensi, penulis menemukan
lemahnya koordinasi antar satuan kerja. Hal tersebut didasarkan pada sikap saling
mementingkan satuan kerja masing-masing. Sjafrizal (2016) mengatakan belum
terpaduunya antara kegiatan dalam instansi pemerintah terlihat dari masih
kentalnya sifat dan pandangan ego sektoral. Kondisi ini menurut pengamatan
penulis didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan anggaran dana, seperti
temuan penulis di Kementerian Sosial perihal pengadaan diklat bendahara yang
seharusnnya diadakan oleh Badiklit namun diklat tersebut diadakan oleh Biro
Keuangan. Dari temuan tersebut sesuai dengan pendapat Sjafrizal (2016) yang
menjelaskan bahwa kondisi ini didorong oleh adanya berbagai kepentingan
pribadi dan institusi dalam mendapatkan alokasi dana pembangunan untuk
mendukung kegiatan dinas atau instansi tersebut.

2. Perencanaan Pembangunan Menjamin Terciptanya Integrasi,


Sinkronisasi, dan Sinergi Antar Daerah
Berdasarkan Undang-Undang No 25 Tahun 2004, tujuan dan sasaran
pokok perencanaan pembangunan Indonesia yang kedua adalah menjamin
terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah. Di Kementerian
Sosial berdasarkan pengamatan penulis dalam bagian Perencanaan Program dan
Anggaran (P2A) terdapat sub bagian generik, daerah, dan teknis. Dalam
Perencanaan Program dan Anggaran Daerah, kendala dalam proses pembangunan
terdapat pada penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, menurut
pengamatan penulis selama mengikuti proses penyusunan Rencana Kerja
Kementerian Sosial Tahun Anggaran 2020, penulis menemukan kurangnya
informasi yang diperlukan pemerintah untuk melakukan prediksi dalam penetapan
sasaran strategis dan indikator. Disamping itu pemerintah pusat kurang
memahami permasalahan dan perkembangan pembangunan dikarenkan
pemerintah pusat kurang mengunjungi daerah serta kurangnya perbaruan data dari
daerah. Sesuai dengan pernyataan Sjafrizal (2016) dalam penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan perlu pula diperhatikan permasalahan dan
perkembangan pebangunan pada daerah sekitarnya sehingga perumusan kebijakan
dan program pembangunan dapat dilakukan secara terpadu dengan wilayah lainya.

3. Perencanaan Pembangunan Menjamin Keterkaitan dan Konsistensi


Antara Perencanaan, Penganggaran, Pelaksanaan, dan Pengawasan
Berdasarkan tujuan dan sasaran pokok dalam UU No 25 Tahun 2004
mengenai perencanaan pembangunan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasann. Menurut
pengamatan penulis di Biro Perencanaan Kementerian Sosial terdapat empat
bagian yakni Perencanaan Program dan Anggaran (P2A), Analisis Rencana
Strategis (ARS), Evaluasi dan Pelaporan (Evalap), dan Kerjasama Luar Negeri
(KLN) dalam pelaksanaan mewujudkan pembangunan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan keempat bagian sudah ada keterkaitan antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan. Sjafrizal (2016) menjelaskan
keterkaitan antara perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan sangat diperlukan
juga untuk menjamin agar apa yang direncanakan dapat dilaksanakan
(diimplementasikan).
Dengan kaitanya hal ini penulis menyimpulkan fungsi pengawasan sangat
penting baik dalam pengendalian atau monitoring maupun pelaporan dan
pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan rencana
sesuai dengan pelaksanaanya.

4. Perencanaan Pembangunan Mengoptimalkan Partisipasi Masyarakat Dalam


Perencanaan
Berdasarkan tujuan dan sasaran pokok dalam UU No 25 Tahun 2004 mengenai
mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencaan, penulis selama
mengikuti kegiatan magang menilai bahwa optimalisasi partisipasi masyarakat
dalam perencanaan sudah terlaksana dengan baik. Menurut Sjafrizal (2016)
perencanaan tidak akan mendapatkan hasil pembangunan dengan baik sesuai
aspirasi masyarakat bilamana tidak dapat mengoptimalkan pasrtisipasi masyarakat
dalam proses penyusunan rencana tersebut.

5. Perencanaan Pembangunan Menjamin Tercapinya Penggunaan Sumber


Daya Secara Efektif, Efisien, dan Adil
Berdasarkan tujuan dan sasaran pokok dalam UU No 25 Tahun 2004 yang
kelima yaitu menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif,
efisien, dan adil. Sjafrizal menjelaskan sejak semula tujuan dan fngsi utama
perencanaan pembangunan dalam literatur adalah untuk menjamin terwujudnya
penggunaan sumberdaya baik dana dan tenaga secara efektif, efisien, dan adil.
Tanpa perencaan kegiatan pembangunan juga dapat dilaksanakan, tetapi besar
kemungkinan tidak terlaksana secara efektif, eisien, dan adil sebagaimana
diharapkan. Berdasarkan pengamatan penulis selama mengikuti kegiatan magang
berbasis kompetensi di Kementerian Sosial secara umum penggunaan sumberdaya
manusia maupun modal sudah digunakan secara efesien dan efektif.

e. Perencanaan Pembangunan menurut UU No.25 Tahun 2004 Tentang


SPPN

Didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 ada beberapa ruang


lingkup perencanaan pembangunan baik secara nasional maupun daerah,
yaitu :

a) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)


Secara nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional merupakan penjabaran dan tujuan dibentuknya pemerintahan
Negara Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk visi, misi
dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional.
b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Perencanaan jangka menengah (Medium-term Planning) biasanya
mencakup waktu 4-5 tahun, tergantung dari masa jabatan prasiden atau
kepala daerah. Di Indonesia, rencana jangka menengah mempunyai
jangka waktu 5 tahun yang disusun baik oleh pemerintah nasional
maupun pemerintah daerah. Perencanaan jangka menengah pada
dasarnya merupakan jabaran dari perencanaan jangka panjang sehingga
bersifat lebih operasional. Perencanaan jangka menengah berisikan
perumusan kerangka ekonomi makro, strategi, kebijakan, dan program
pembangunan yang disusun bedasarkan visi dan misi presiden atau
kepala daerah terpilih. Di samping itu, perencanana jangka menengah
memuat juga sasaran dan terget pembangunan secara kualitatif dan
kuantitatif supaya perencanaan tersebut lebih terukur dan mudah
dijadikan sebagai dasar dalam melalukan monitoring dan evaluasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah adalah sebagai berikut: (1) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN); (2) Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD); (3) Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (Renstra K/L); (4) Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

c) Rencana Pembangunan Tahunan (RKP)


Perencanaan jangka pendek biasanya mencakup waktu hanya 1
tahun, sehingga seringkali juga dinamakan sebagai rencana tahunan
(Annual Planing). Rencana ini pada dasarnya adalah merupakan jabaran
dari Rencana Jangka Menengah. Di samping itu, perencanaan tahunan ini
bersifat sangat operasional karena didalamnya termasuk program dan
kegiatan, lengkap dengan pendanaannya. Bahkan dalam rencana tahunan
ini termasuk juga indikator dan target kinerja untuk masing-masing
program dan kegiatan. Karena itu, rencana tahunan ini selanjutnya
dijadikan dasar utama dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja baik pada tingkat nasional (RAPBN) maupun tingkat daerah
(RAPBD). Rencana tahunan yang mencakup ke semua sektor dinamakan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) baik pusat maupun daerah, sedangkan
khusus untuk satu sektor atau bidang dinamakan dengan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja SKPD).
B. Tahapan Penyusunan Rencana Kerja Kementerian / Lembaga Melalui
Aplikasi KRISNA
Penyusunan rancangan awal renja K/L
1. Penyusunan rancangan awal renja K/L dimulai setelah unit kerja
kementerian PPN atau BAPPENAS yang menjadi mitra K/L
menyampaikan informasi dan arahan yang meliputi
a. Rancangan tema, sasaran, arah kebijakan, dan prioritas
pembangunan di dalam RKP tahun yang direncanakan
b. Usulan program, kegiatan, keluaran (output) kegiatan, sub output,
komponen, danlokasi setelah dilaksanakanya pertemuan dua pihak
dengan K/L
c. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan K/L dan
d. Prioritas nasional dan program prioritas yang menjadi penekanan
dalam penyusunan RKP
2.Kementerian/Lembaga menuangkan atau memasukkan (input) /
mengunggah (upload) rancangan awal Renja K/L dalam system informasi
KRISNA
3.dalam penyusunan rancangan awal Renja K/L mengacu kepada prioritas
nasional dan program prioritas dengan ketentuan sebagai berikut:
a. besaran ancar-ancar pagu yang digunakan dalam proses penyusunan
rancangan awal Renja K/L adalah besaran anggaran tahun sebelumnya
b. program dan kegiatan diuatamakan untuk memenuhi kebutuhan wajib,
kegiatan yang bersifat prioritas dan selebihnya unutk memenuhi kegiatan
baru
c. rancangan awal Renja K/L terdiri atas usulan program dan kegiatan
yang bersifat prioritas maupun regular

penyusunan rancangan Renja K/L


1. Penyusunan rancangan Renja K/L dimulai setelah penetapan rancangan
awal RKP dan suratbersama Menteri PPN atau Bappenas dan Menteri
Keuangan tentang pagu indikatif disampaikan kepada K/L
2. K/L menyusunan rancangan Renja K/L denganmemberikan data serta
informasi yang lengkap serta benar (valid) dan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut:
a. Anggaran yang digunakan didalam proses penyusunan rancangan
Renja K/L menggunakan surat Bersama atau SB pagu indikatif sebagai
batas atas
b. Program, kegiatan, sasaran dan keluaran atau output kegiatandiarahkan
untuk mendukung sasaran pembangunan dalam rancangan awal RKP
c. Rancangan Renja K/L terdiri atas usulan program, kegiatan, keluaran
atau output kegiatan, sub outout, komponen dan lokasi yang bersifat
prioritas maupun regular. Untuk kegiatan priorita mengacu pada
kegiatan atau proyek priorita yang terdapat didalam rancangan awal
RKP
3. K/L wajib menuangkan atau memasukkan (Input) atau mengunggah
(upload) rancangan Renja K/L dalam aplikasi system informasi KRISNA.
4. Focus K/L dalam penyesuaian rancangan Renja K/L mencakup
a. Penajaman kegiatan dalam rangka memastikan bahwa komponen
kegiatan dapat menjamin tercapainya sasaran pembangunan
b. Penentuan lokasi kegiatan
c. Hasil sinkronisasi pelaksanaan kegiatan (antar K/L, pusat-daerah,
pemerintah dan swasta) sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kewenanganya
d. Kesiapan pelaksanaan kegiatan yang antara lain meliputi kerangka
acuan kerja (KAK), rencana anggaran biaya (RAB), feasibility study
(F/S), detail engineering design (DED), rencana pengadaan tanah
(Land Acquisition and Resettlement Plan/ LARAP).

Pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L


1. Pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L dilakukan untuk
menyempurnakan rancangan renja K/L yang mengacu pada peraturan
presiden tentang RKP dan SB Menteri PPN atau kepala Bappenas atau
Menteri Keuangan tentang pagu anggaran
2. Pemutakhiran rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L dilakukan dalam
rangka mengakomodasi hasil penelaahan rancangan Renja K/L dalam
pertemuan tiga pihak (Trilatteral Meeting) dan hasil kesepakatan forum-
forum koordinasi dengan pihak terkait
3. K/L menyesuikan rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L yang
mencakup
a. Penajaman kegiatan dalam rangka memastikan bahwa komponen
kegiatan dapat menjamin tercapainya sasaran pembangunan
b. Penentuan lokasi kegiatan
c. Hasil sinkronisasi pelaksanaan kegiatan (antar K/L, pusat-daerah,
pemerintah dan swasta) sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kewenanganya
d. Kesiapan pelaksanaan kegiatan yang antara lain meliputi kerangka
acuan kerja (KAK), rencana anggaran biaya (RAB), feasibility study
(F/S), detail engineering design (DED), rencana pengadaan tanah
(Land Acquisition and Resettlement Plan/ LARAP).

4. Berdasarkan seluruh rangkaian kegiatan sebagaimana dimaksud pada


proses diatas rancangan Renja K/L dimutakhirkan menjadi Renja K/L
5. Renja K/L yang telah dimutakhirkan, disahkan atau ditandatangani oleh
Menteri atau pimpinan Lembaga untuk kemudian disampaikan kepada
Menteri ppn atau kepala Bappenas dan Menteri Keuangan
6. Dalam hal Menteri atau pimpinan Lembaga berhalangan maka Menteri
atau pimpinanlembaga dapat mendelegasikan kewenanganya kepada
sekretaris jenderal atau sekretaris kementerian atas nama Menteri atau
deputi bidang administrasi atas nama Menteri atau sekretaris utama atas
nama pimpinan Lembaga

C. Peran Biro Perencanaan dalam Menyusun Rencana Kerja Tahunan


Kementerian Sosial
Penulis saat melaksanakan praktek kerja (magang) diikut sertakan dalam
Penelitian Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Sosial Pagu Anggaran
Tahun 2019 yang merupakan salah satu bagian dari penyusunan Rencana Kerja
K/L. Penelitian RKA/K-L bertujuan untuk memastikan kelengkapan dan
kebenaran RKA-K/L yang disusun sebelum disampaikan kepada APIP K/L dan
Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Anggaran untuk dilakukan
penelaahan bersama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/ Bappenas).
Penelitian RKA-K/L dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran
yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah perencanaan
penganggaran. Penelitian RKA-K/L dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal/
Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan K/L. Hal-
hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penelitian RKA-K/L adalah
sebagai berikut :

 Dokumen dalam rangka meneliti RKA-K/L, meliputi Rencana Kerja K/L


(Renja K/L) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran yang
direncanakan; hasil kesepakatan trilateral meeting; hasil reviu Angka Dasar
(baseline) dan hasil pembahasan proposal anggaran Inisiatif Baru (jika ada);
daftar rincian Pagu Anggaran K/L atau Alokasi Anggaran K/L per satuan
kerja (satker) / eselon I; Kertas Kerja (KK) satker, RKA satker dan RKA-K/L
formulir I/II/III; ADK RKA-K/L, target dan pagu Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) (jika ada); rekap penandaan anggaran; dokumen teknis lainnya
yang disusun oleh satker seperti Rencana Bisnis dan Anggaran Badan
Layanan Umum (RBA BLU), perhitungan kebutuhan biaya
pembangunan/renovasi bangunan gedung negara atau yang sejenis, serta data
dukung teknis lainnya; dan peraturan-peraturan terkait dengan penganggaran.
 Penelitian RKA-K/L difokuskan untuk meneliti hal-hal sebagai berikut :
konsistensi pencantuman sasaran Kinerja meliputi volume Keluaran (Output)
Kegiatan dan indikator Kinerja kegiatan dalam RKA-K/L sesuai dengan
sasaran Kinerja dalam Renja K/L dan RKP; kesesuaian total pagu dalam
RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L atau Alokasi Anggaran K/L yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Bappenas; kesesuaian
sumber dana dalam RKA-K/L dengan sumber dana yang ditetapkan dalam
Pagu Anggaaran atau Alokasi Anggaran K/L; kepatuhan dan ketepatan
penandaan anggaran pada level Keluaran (Output) Kegiatan; dan kelengkapan
dokumen pendukung RKA-K/L, antara lain RKA satker, Term of Reference/
Rincian Anggaran Biaya (TOR/RAB), dan dokumen pendukung terkait
lainnya.

Hasil Penelitian RKA-K/L yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal/


Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan K/L
selanjutnya disampaikan kepada unit eselon I K/L untuk dilakukan penyesuaian
atau perbaikan (jika ada) dan secara paralel disampaikan kepada APIP K/L untuk
dilakukan reviu RKA-K/L. Penelitian ini berpedoman pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 94 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.

Dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran


Kementerian/Lembaga, RKA-K/L unit eselon I yang telah ditanda tangani
disampaikan kepada : Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q.
Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan Kementerian/ Lembaga untuk diteliti dan
APIP K/L untuk direviu. Penelitian RKA-K/L unit eselon 1 oleh : Sekretariat
Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan
Kementerian/ Lembaga dilakukan melalui verifikasi atas kelengkapan dan
kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran. Verifikassi atas kelangkapan dan
kebenaran dokumen yang dipersyaratkan serta kepatuhan dalam penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran difokuskann untuk meneliti :
Konsistensi pencantuman sasaran Kinerja dalam RKA-K/L sesuai dengan sasaran
Kinerja dalam Renja K/L dan Rencana Kerja Pemerintah; kesesuaian total pagu
dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L; kesesuaian sumber dana dalam
RKA-K/L dengan sumber dana yang ditetapkan dalam Pagu Anggaran K/L;
kepatuhan dan ketepatan dalam penandaan anggaran pada level Keluaran (Output)
Kegiatan sesuai dengan Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan
Tematik APBN; dan kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain
RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya. Hasil
penelitian RKA-K/L disampaikan kepada : APIP K/L untuk direviu dan unit
eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung
jawab program untuk dilakukan perbaikan atau penyesuaian apabila diperlukan.
Pedoman penelitian RKA-K/L unit eselon I oleh : Sekretariat Jenderal/ Sekretariat
Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan Kementerian/
Lembaga tercantum dalam Lampiran IV.

Reviu RKA-K/L unit eselon I oleh APIP K/L dilakukan untuk memberikan
keyakinan terbatas (limited assurance) dan memastikan kepatuhan penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran. Reviu RKA-K/L unit eselon I oleh
APIP K/L difokuskan kepada kelayakan anggaran untuk menghasilkan sebuah
Keluaran (Output) Program/Keluaran (Output) Kegiatan; kepatuhan dalam
penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain penerapan standar
biaya masukan, standar biaya keluaran, dan struktur biaya, penggunaan akun, hal-
hal yang dibatasi, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari
penerimaan negara bukan pajak, pinjaman/hibah luar negeri, pinjaman/hibah
dalam negeri, dan surat berharga syariah negara, penganggaran badan layanan
umum, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan
menjadi penyertaan modal negara pada badan usaha milik negara; kepatuhan
mencantumkan penandaan anggaran pada level Keluaran (Output) Kegiatan
sesuai dengan Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan Tematik APBN;
kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker, TOR/RAB,
dan dokumen pendukung terkait lainnya; dan rincian anggaran yang digunakan
untuk mendanai Inisiatif Baru dan rincian anggaran Angka Dasar yang mengalami
perubahan pada level komponen. Hasil Reviu RKA-K/L disampaikan kepada unit
eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung
jawab program untuk dilakukan perbaikan atau penyesuaian apabila diperlukan;
Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit
Perencanaan Kementerian/ Lembaga; Pedoman reviu RKA-K/L unit eselon I oleh
APIP K/L tercantum dalam Lampiran IV PMK No 94 tahun 2017; APIP K/L
dapat menyesuaikan dan mengembangkan langkah-langkah dalam pedoman reviu
RKA-K/L sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing
Kementerian/Lembaga.

Penelitian RKA-K/L unit eselon I oleh Sekretariat Jenderal/ Sekretariat


Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan Kementerian/
Lembaga dapat dilakukan bersama dengan reviu RKA-K/L unit eselon I oleh
APIP K/L. Sebagai tindak lanjut penelitian dan reviu RKA-K/L, Sekretariat
Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit Perencanaan
Kementerian/ Lembaga dapat memberikan tanda “@” pada RKA-K/L yang
selanjutnya akan menjadi catatan di halaman IV DIPA. Unit eselon I yang
memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggungjawab program
melakukan perbaikan atau penyesuian RKA-K/L unit eselon I berdasarkan : hasil
penelitian Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro
Perencanaan/ Unit Perencanaan Kementerian/ Lembaga dan hasil reviu APIP K/L.
RKA-K/L unit eselon I yang telah diperbaiki atau disesuaikan disampaikan
kepada Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/
Unit Perencanaan Kementerian/ Lembaga.

D. Pembahasan Kegiatan Penulis


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Magang merupakan salah satu mata kuliah muatan Universitas Brawijaya


bagi Program Pendidikan Sarjana (S1) dalam masa studinya. Esensi kegiatan
magang adalah menjadi sarana agar mahasiswa mempunyai pengalaman langsung
dengan realitas profesional yang ada di lingkungannya. Dengan begitu mahasiswa
bisa mempunyai gambaran yang riil tentang apa yang selama ini dipelajari dalam
perkuliahan. Dalam pelaksanaan magang sendiri terdapat manfaat yang bsia
dirasakan oleh beberapa Stakeholder diantaranya bagi Mahasiswa sebagai peserta
magang, instansi, dan perguruan tinggi.
Dari kegiatan yang telah penulis lakukan selama 45 hari di Biro
Perencanaan Kementerian Sosial Republik Indonesia (25 Juni – 31 Agustus 2018),
hal-hal yang dapat penulis simpulkan, yaitu :

1. Proses perencanaan yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dalam menyusun


Rencana Kerja Tahunan Kementerian Sosial sudah sesuai dengan teori dan
regulasi yang mengatur seperti Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 9
Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga. Proses yang harus dilakukan oleh masing-masing
Kementerian/Lembaga yaitu:
1) Penyusunan Rancangan Awal Renja K/L
2) Penyusunan Rancangan Renja K/L
3) Penelaahan Rancangan Renja dalam Pertemuan Tiga Pihak I
4) Pemutakhiran Rancangan Renja K/L menjadi Renja K/L
5) Petunjuk pelaksanaan Penyusunan Renja K/L dan Penelaahan
Rancangan Renja K/L
2. Penelitian yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dalam penyusunan
Rencana Kerja Tahunan Kementerian Sosial sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 94 Tahun 2017 Tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran.
B. Saran

Pada Proses Penelitian yang dilakukan oleh Biro Perencanaan dalam


penyusunan Rencana Kerja Tahunan Kementerian Sosial, masih ditemukan
beberapa direktorat yang kurang sungguh-sungguh dalam menyusun TOR(Term
of references)/RAB (Rincian Anggaran Biaya) dan dokumen pendukung lainnya
dikarenakan masih copy paste dari TOR/RAB tahun sebelumnya. Selain itu ada
beberapa direktorat yang terkesan tidak siap dalam penyisiran anggaran, sehingga
membuat proses penelitian berjalan lambat.

Selain itu dalam kegiatan rapat yang dilakukan oleh Biro Perencanaan
masih belum kondusif, karena beberapa peserta kegiatan rapat tidak
memperhatikan orang yang sedang bicara, serta masih ada beberapa pegawai yang
datang terlambat dalam rapat. Hal itu didukung dengan tidak adanya kesepakatan
dalam rapat dan terkesan debat kusir antar peserta rapat. Disisi lain penulis
mengamati dalam setiap rapat masih terjadi “Ego Sektoral” antar Direktorat
sehingga substansi dalam kegiatan rapat itu sendiri tidak dibahas karena kegiatan
yang tidak kondusif.

Penyebab kurang terkoordinasinya kegiatan rapat ini menurut penulis adalah


kurang maksimalnya peran moderator dalam melaksanakan tugasnya yaitu
mengendalikan jalannya pertemuan, hal ini berdampak langsung kepada penulis
terhadap kualitas notulensi yang dihasilkan, seperti tulisan yang tidak runtut atau
terpotong-potong. Sehingga penulis menyarankan kepada Biro Perencanaan
sebagai berikut;

(1) Perlu adanya ketegasan Biro Perencanaan dalam melakukan Penelitian


Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Sosial sehingga pihak yang
diteliti sungguh-sungguh dalam menyusun TOR/RAB dan dokumen
pendukung lainnya.
(2) Perlu disampaikan tata tertib selama Penelitian Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Sosial sehingga bisa menciptakan suasana yang
kondusif.
(3) Dalam kegiatan rapat perlu adanya penegasan dari moderator sehingga
rapat yang berjalan tidak keluar dari substansi atau inti permasalahan.
(4) Perlu menerapkan sistem bergantian dalam menyampaikan pendapat oleh
Audience, sistem ini bekerja jika moderator memberikan izin kepada
Audience yang ingin memberikan tanggapan terhadap suatu hal.
DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 94 Tahun


2017 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran

Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan


Anggaran.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan


Nasional Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyusunan dan
Penelaahan Renja K/L.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 tahun 2015


Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial.

Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015


Tentang Kementerian Sosial.

Pemerintah Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang


Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Sjafrizal. 2016. Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi.


Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Gunung


Agung.

Siagian, Sondang. 2016. Administrasi Pembangunan : Konsep, Dimensi, dan


Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara.

Kunarjo. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan. Jakarta:


UI-Press.

Handoko, T.Hani. 1998. Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kartasasmita, Ginandjar. 1994. Perencanaan Pembangunan Nasional: Berbagai


Tantangan dan Pemasalahannya Memasuki PJP II. Makalah disampaikan
pada kuliah umum sivitas akademika Universitas Brawijaya. Malang, 2
Desember,

Anda mungkin juga menyukai