PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan kapasitas individu dan kelembagaan sektor
publik, mahasiswa diharapkan mempunyai pemahaman teori dan kemampuan
praktik untuk menunjang kemapuan dalam dunia kerja. Kemampuan melakukan
tindakan secara mandiri dalam dunia kerja dapat dilatih dengan kegiatan magang.
Magang merupakan mata kuliah muatan program pendidikan Strata Satu (S1)
dalam masa studi di Universitas Brawijaya. Terutama dalam jurusan administrasi
publik di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, diharapkan
mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman kerja dan menambah wawasan perihal
dunia kerja di lingkup pemerintahan. Pengadaan kegiatan magang diharapkan
dapat memberikan pengalaman kerja baik dalam kemandirian bertugas, partisipasi
proaktif, responsif, dan komunikatif di dunia kerja.
Magang merupakan kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam upaya
mengetahui, membandingkan, dan mencari gap antara teoritik dan praktik dari
proses kerja di pemerintahan. Inti kegiatan magang merupakan sarana bagi
mahasiswa supaya mempunyai pengalaman langsung, kegiatan magang juga
menjadi sarana berpikir kritis dengan realitas secara profesional yang ada di
lingkungan kerja instansi pemerintah. Dari praktik langsung ini, mahasiswa akan
belajar langsung dari praktisi-praktisi yang berpengalaman di bidangnya masing-
masing. Kemudian dalam proses praktiknya akan di kaji dengan teori-teori yang
didapat selama di dunia perkuliahan untuk menemukan gap yang ada antara teori
dan praktik. Dari proses magang ini diharapkan mahasiswa mampu menemukan
pengetahuan yang dipetik dari praktik dan kenyataan yang terjadi di instansi
pemerintah.
Melalui kegiatan magang, mahasiswa bisa merefleksikan secara langsung
tentang apa yang dipelajari selama ini dalam perkuliahan. Administrasi Publik
merupakan matakuliah multidisiplin dalam bidang pemerintahan yang dibentuk
dengan tujuan untuk menghasilkan sumber daya manusia calon aparatur
pemerintah yang ahli dan siap pakai, serta responsif terhadap perubahan dan
1
2
B. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan dalam kegiatan magang dilaksanakan dengan
partisipasi aktif secara langsung, penulis ikut berpartisipasi mebjalankan tugas dan
juga pekerjaan para pegawai di Biro Perencanaan Kementerian Sosial RI seperti
melaksanakan tugas secara berotasi di sub bagian ARS, P2A, Evalap, KLN, dan
TU Biro di lingkup Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial.
Dalam pelaksanaannya penulis menyelenggarakan pelayanan administrasi rapat,
menyusun notulensi rapat, pengarsipan dokumen, mempelajari dan menganalisi
dokumen. Penulis di tempatkan oleh pembimbing magang di Biro Perencanaan
Kementerian Sosial pada 3 bagian, yaitu Sub bagian Analisis Rencana Strategis
(ARS) , Sub bagian Perencanaan Program dan Anggaran (P2A), Evaluasi dan
Pelaporan (EVALAP), dan TU Biro.
Sejak awal, penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan kegiatan magang
ini akan menemui beberapa kendala baik secara langsung maupun tidak langsung.
Meskipun dirasa tidak dapat melakukan pengamatan secara intens terhadap tugas,
pekerjaan dan juga pokok permasalahan yang akan dikaji terkait keterbatasan
waktu, penulis tetap mengupayakan agar penulisan laporan hasil praktek kerja
(magang) ini dapat diselesaikan dengan baik dan memenuhi persyaratan. Selain
5
6
Analisis Laporan
Penjajagan Usulan
Program dan Anggaran
2020 ( 7 Provinsi) dan
melakukan Crossceck Mampu melakakukan
Daftar Pagu Anggaran Analisa Laporan
Per Satker TA 2020 Penjajagan Usulan
Program dan
Anggaran 2020 di 7
Provinsi
3. Evaluasi dan Mengikuti rapat terkait mengetahuiMemahami Irma Dwi Cahyani
Pelaporan alur pengembangan dan cara menginput
pelaksanaan program Sasaran Strategis dan
Social Enterpreneur. Indikator kinerja
setiap bagian Biro
Perencanaan melalui
aplikasi E-Kinerja,
memahami penulisan
redaksional dari
Laporan Kinerja
Kementerian Sosial
BAB III
HASIL KEGIATAN
8
9
1. Sekretariat jenderal;
2. Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan sosial;
3. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial;
4. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial;
5. Direktoorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin;
6. Inspektorat Jenderal;
7. Badan Pendidikan, Penellitian, dan Penyuluhan Sosial; dan
8. Staf Ahli Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial.
b. Gambaran Umum Sekretariat Jenderal
Penulis saat melaksanakan praktek kerja lapangan (magang) memilih
Sekretariat Jenderal sebagai tempat magang, sebab berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Kementerian Sosial Pasal 7 Point
B menjelaskan bahwa fungsi dari Sekretariat Jenderal adalah koordinasi dan
penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Sosial. Fungsi
tersebut sesuai dengan minat kuliah penulis yakni Perencanaan
Pembangunan. Tugas dan fungsi yang berkaitan dengan perencanaan
diamanahkan kepada Sekretariat Jenderal melalui Peraturan Menteri Sosial
Nomor 20 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Sosial. Peraturan tersebut menjelaskan tentang susunan organisasi
Sekretariat Jenderal yang tertuang dalam pasal 8, yaitu:
1. Biro Perencanaan
Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan penyusunan rencana, program, dan anggaran, serta kerja
sama luar negeri. Dalam melaksanakan tugas, Biro Perencanaan
menyelenggarakan fungsi: penyiapan koordinasi dan penyusunan
analisis rencana strategis; penyiapan koordinasi dan penyusunan
rencana, program, dan anggaran; penyiapan koordinasi dan
pelaksanaan kerja sama luar negeri; pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan; dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
10
2. Biro Keuangan
Biro Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan
keuangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28, Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. urusan tata laksana keuangan;
b. urusan perbendaharaan;
c. urusan verifikasi dan akuntansi; dan
d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
3. Biro organisasi dan Kepegawaian
Biro Organisasi dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf c mempunyai tugas melaksanakan penataan
organisasi dan tata laksana serta urusan kepegawaian. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, Biro
Organisasi dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan penataan organisasi dan ketatalaksanaan;
b. penyiapan perencanaan dan formasi pegawai;
c. penyiapan pengembangan pegawai;
d. penyiapan urusan mutasi kepegawaian; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
4. Biro Hukum
Biro Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d terdiri atas:
a. Bagian Penyusunan Naskah Hukum;
b. Bagian Pertimbangan dan Advokasi Hukum; dan
c. Bagian Dokumentasi dan Informasi Hukum.
Bagian Penyusunan Naskah Hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64 huruf a mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
koordinasi dan penelaahan, penyusunan, pengharmonisasian naskah
hukum, serta evaluasi peraturan perundang-undangan.
5. Biro Umum
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77, Biro Umum menyelenggarakan fungsi:
11
Sumber:
Sumber: dokumen yang telah disusun dan ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Permens
Permens Sosial Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
os
os Kementerian Sosial Pasal 9 dijelaskan bahwa Biro Perencanaan mempunyai
Nomor tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
Nomor
20
20
Tahun
Tahun
2015
2015
12
B. Bidang-Bidang Kegiatan
1. Bagian Analisis Rencana Strategis terdiri atas:
a) Subbagian Analisis Rencana Strategis Perlindungan dan Jaminan Sosial.
Subbagian Analisis Rencana Strategis Perlindungan dan Jaminan Sosial
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan
penyusunan analisis rencana strategis perlindungan dan jaminan sosial.
b) Subbagian Analisis Rencana Strategis Rehabilitasi Sosial dan
Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial. Subbagian Analisis
Rencana Strategis Rehabilitasi Sosial dan Pendidikan, Penelitian dan
Penyuluhan Sosial mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
koordinasi dan penyusunan analisis rencana strategis rehabilitasi sosial
serta pendidikan, penelitian, dan penyuluhan sosial.
c) Subbagian Analisis Rencana Strategis Pemberdayaan Sosial dan
Penanganan Fakir Miskin. Subbagian Analisis Rencana Strategis
Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas
14
C. Bentuk-Bentuk Dukungan
Dukungan peserta magang:
a. Peserta magang menjalankan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
magang sesuai dengan tata tertib.
b. Peserta magang membantu pegawai dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari.
15
D. Hambatan-Hambatan
Hambatan dari Instansi
a. Mekanisme rapat yang kurang terkoordinasi dengan baik.
b. Target rapat yang tidak di tentukan sehingga rapat dilakukan untuk
membahas hal yang sama.
16
c. Tugas peserta magang pada saat rapat hanya sebatas notulen, jadi peserta
magang tidak bisa mengembangkan buah pikiran.
d. kurangnya staf pada beberapa bagian di Biro Perencanaan sehingga peserta
magang beberapa kali melakukan hal-hal di luar konteks tujuan magang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Reviu RKA-K/L unit eselon I oleh APIP K/L dilakukan untuk memberikan
keyakinan terbatas (limited assurance) dan memastikan kepatuhan penerapan
kaidah-kaidah perencanaan penganggaran. Reviu RKA-K/L unit eselon I oleh
APIP K/L difokuskan kepada kelayakan anggaran untuk menghasilkan sebuah
Keluaran (Output) Program/Keluaran (Output) Kegiatan; kepatuhan dalam
penerapan kaidah-kaidah perencanaan penganggaran antara lain penerapan standar
biaya masukan, standar biaya keluaran, dan struktur biaya, penggunaan akun, hal-
hal yang dibatasi, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari
penerimaan negara bukan pajak, pinjaman/hibah luar negeri, pinjaman/hibah
dalam negeri, dan surat berharga syariah negara, penganggaran badan layanan
umum, kontrak tahun jamak, dan pengalokasian anggaran yang akan diserahkan
menjadi penyertaan modal negara pada badan usaha milik negara; kepatuhan
mencantumkan penandaan anggaran pada level Keluaran (Output) Kegiatan
sesuai dengan Nawa Cita, Prioritas Nasional, Janji Presiden, dan Tematik APBN;
kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker, TOR/RAB,
dan dokumen pendukung terkait lainnya; dan rincian anggaran yang digunakan
untuk mendanai Inisiatif Baru dan rincian anggaran Angka Dasar yang mengalami
perubahan pada level komponen. Hasil Reviu RKA-K/L disampaikan kepada unit
eselon I yang memiliki alokasi anggaran (portofolio) dan sebagai penanggung
jawab program untuk dilakukan perbaikan atau penyesuaian apabila diperlukan;
Sekretariat Jenderal/ Sekretariat Utama/ Sekretariat c.q. Biro Perencanaan/ Unit
Perencanaan Kementerian/ Lembaga; Pedoman reviu RKA-K/L unit eselon I oleh
APIP K/L tercantum dalam Lampiran IV PMK No 94 tahun 2017; APIP K/L
dapat menyesuaikan dan mengembangkan langkah-langkah dalam pedoman reviu
RKA-K/L sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing
Kementerian/Lembaga.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Selain itu dalam kegiatan rapat yang dilakukan oleh Biro Perencanaan
masih belum kondusif, karena beberapa peserta kegiatan rapat tidak
memperhatikan orang yang sedang bicara, serta masih ada beberapa pegawai yang
datang terlambat dalam rapat. Hal itu didukung dengan tidak adanya kesepakatan
dalam rapat dan terkesan debat kusir antar peserta rapat. Disisi lain penulis
mengamati dalam setiap rapat masih terjadi “Ego Sektoral” antar Direktorat
sehingga substansi dalam kegiatan rapat itu sendiri tidak dibahas karena kegiatan
yang tidak kondusif.