OLEH :
KELOMPOK 1
1. METORIUS LAOLI (171011402327)
2. NIKO ABDUL SYAEFI (171011402376
3. ALVIN FERIANA (2014142314)
4. HATTA AGUS HAIRUL (171011402304)
Berkas adalah sebuah unit tempat menyimpan informasi. dapat diakses lebih
dari satu proses, dapat dibaca, dan bahkan menulis yang baru. Sedangkan Sistem
Berkas adalah sistem penyimpanan pengorganisasian, pengelolaan data pada alat
penyimpanan eksternal, dengan menggunakan teknik organisasi data tertentu.
Pengertian organisasi berkas adalah teknik atau cara untuk menyatakan dan
menyimpan record-record dalam berkas/file.
Record adalah merupakan kumpulan dari data yang terstruktur. Dalam record setiap
elemen bisa mempunyai data yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Model dasar berkas file terdiri atas 4 macam, yaitu:
Sequential
1. Relative
2. Index Squential
3. Multi Key
Organisasi berkas indeks sequential adalah berkas/file yang disusun sedemikian rupa
sehingga dapat diakses secara sequential (berurutan) maupun secara direct (langsung) atau
kombinasi keduanya. Atau bisa diartikan bahwa berkas index sequential ini merupakan
kombinasi dari berkas sequential dan berkas relatif.
Organisasi berkas ini mirip dengan Organisasi Berkas Sequential dimana setiap
rekaman disusun secara beruntun di dalam file, hanya saja ada tambahan indeks yang
digunakan untuk mencatat posisi atau alamat dari suatu kunci rekaman di dalam file.
1. Akses Sequential (suatu cara pengaksesan record yang didahului pengaksesan record-
record didepannya). Contoh Magnetic Tape.
2. Akses Direct (suatu cara pengaksesan record yang langsung, tanpa mengakses seluruh
record yang ada). Contoh: Magnetic Disk.
Index-nya digunakan untuk melayani sebuah permintaan untuk mengakses sebuah record
tertentu. Sedangkan data-nya digunakan untuk mendukung akses squential terhadap seluruh
kumpulan-kumpulan record.
2.3 Keuntungan dan Kerugian Dalam Organisasi Berkas Indeks Sequential :
1. Pengumpulan Data
Proses dimana data yang ada dikumpulkan secara berurut berdasarkan klasifikasi yang
membedakannya. Pada tahap pengumpulan data ini, semua data akan diurutkan secara
bertahap dan terorganisir dengan baik.
2. Pemasukkan Data ( Input Data )
Pada tahap ini, data-data yang telah dibedakan dan dikumpulkan tersebut akan secara
permanent dimasukkan ( di input ) kedalam suatu device penyimpanan. Device
( media ) penyimpanan ini dapat berupa memori atau device penyimpanan lainnya.
3. Pengeditan Data
Tahap selanjutnya yang harus dilakukan dalam proses secara sequential adalah
pengeditan data. Setelah data yang ada dikumpulkan dan proses input data juga telah
dilakukan maka proses selanjutnya adalah editing. Dalam tahap ini data yang telah di
input akan diubah ( edit ).
Akar pohon (root) adalah Handoko.
Secara rekursif suatu struktur pohon dapat didefinisikan sebagai berikut:
Pada contoh gambar tersebut, indeksnya disusun berdasarkan binary search tree.
Indeksnya digunakan untuk melayani sebuah permintaan untuk mengakses sebuah record
tertentu, sedangkan berkas data sekeunsial digunakan untuk mendukung akses sekuensial
terhadap seluruh kumpulan record-record.
Alasannya :
Karena Kedua pendekatan tersebut menggunakan bagian indeks dan bagian data,
dimana masing-masing menempati file yang terpisah. Karena diimplementasikan pada
organisasi internal yang berbeda. Masing-masing file tersebut harus menempati pada alat
penyimpan yang bersifat Direct Access Storage Device (DASD).
1. Blok Indeks dan Data (Dinamik)
Pada pendekatan ini berkas indeks dan berkas data diorganisasikan dalam blok.
Berkas indeks mempunyai struktur tree, sedangkan berkas data mempunyai struktur
sekuensial dengan ruang bebas yang didistribusikan antar populasi record.
Untuk cara pertama, kita menyusun data dengan lebih memperhatikan ke data yang
bersifat logik, bukan fisik. Jadi, data dan index diorganisasikan ke dalam blok-blok. Blok-
blok index diorganisasi secara sequential (consecutive) dan bertingkat-tingkat (misal setiap
blok hanya berisi 4 record index yang berisi key field dan pointer).
Setiap tingkat akan menuju ke blok data (misal setiap blok hanya berisi 4 record data)
di tingkat selanjutnya dan seterusnya menuju ke blok data yg akan mendapatkan record yg
dicari secara direct.
Bila dilakukan penyisipan data dan blok tertentu (tempat data baru itu) sudah penuh
(tidak ada tempat kosong/ padding lagi), maka akan dilakukan reorganisasi blok dengan
membentuk blok baru. Tentu, mungkin saja perubahan ini akan berdampak pada isi blok
index-nya.
Contohnya:
Pada gambar tersebut ada N blok data dan 3 tingkat dari indeks. Setiap entry pada
indeks mempunyai bentuk (nilai key terendah, pointer), dimana pointer menunjuk pada blok
yang lain, dengan nilai key-nya sebagai nilai key terendah. Setiap tingkat dari blok indeks
menunjuk seluruh blok, kecuali blok indeks pada tingkat terendah yang menunjuk ke blok
data.
Jika sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu, misal kita ingin mengakses
dengan nilai key BAT, indeks dengan tingkat tertinggi (dalam hal ini blok indeks 3-1) yang
pertama yang akan dicari pada contoh ini, pointer dari AARDVARK menunjuk blok indeks
2-1. Pointer yang ditunjuk pada kotak tersebut adalah pointer yang berisikan AARDVARK,
yang akan menunjuk ke blok indeks 1-1. Pointer berikutnya yang akan ditunjuk adalah
pointer yang berisi BABOON, yang selanjutnya akan menunjuk blok data 2. Blok data ini
akan mencari untuk record dengan key tujuan, yaitu BAT, dimana pada blok ini record
tersebut ditemukan.
2. Prime dan Overflow Data Area (Statik)
Pendekatan lain untuk mengimplementasikan berkas indeks sequential adalah
berdasarkan struktur indeks dimana struktur indeks ini lebih ditekankan pada karakteristik
hardware (fisik) dari penyimpanan, dibandingkan dengan distribusi secara logik dari nilai
key.
Indeksnya ada beberapa tingkat, misalnya tingkat cylinder index dan tingkat track
index. Berkas datanya secara umum diimplementasikan sebagai 2 berkas, yaitu prime area
dan overflow area.
Contohnya:
Setiap cylinder dari alat penyimpanan mempunyai 4 track. Pada berkas binatang ada 6
cylinder yang dialokasikan pada prime data area. Track pertama (nomor 0) dari setiap
cylinder berisi sebuah indeks pada record key dalam cylinder tersebut.
Dalam sebuah track data, tracknya disimpan secara urut berdasarkan nilai key. Tingkat
pertama dari indeks dalam berkas indeks dinamakan master indeks. Tingkat kedua dari
indeks dinamakan cylinder indeks.
Entry pada master indeks: nilai key tertinggi, pointer. Entry pada cylinder indeks: nilai
key tertinggi, nomor cylinder.
Contoh Pengaksesan:
Misal : mengakses dengan nilai key BAT
Hal ini bisa disimpulkan: Permintaan untuk mengakses data secara sequential akan
dilakukan dengan mengakses cylinder dan track dari berkas data prime secara urut.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari data diatas maka didapatkan kesimpulan yaitu Organisasi berkas indeks
sequential adalah Berkas/file yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat diakses
secara sequential maupun secara direct (langsung) atau kombinasi keduanya, direct dan
sequential data merupakan segala sesuatu yang masih dalam bentuk bahan mentah yang
akan diproses. Data yang sudah diproses tersebut dan berguna bagi orang yang
menerimanya ini disebut sebagai informasi.
Indeks disusun berdasarkan binary search tree dan digunakan untuk melayani sebuah
permintaan untuk mengakses sebuah record tertentu.
Berkas data sequential digunakan untuk mendukung akses sequential terhadap
seluruh kumpulan record-record. Pada pendekatan ini kita menyusun data dengan lebih
memperhatikan ke data yang bersifat logik, bukan fisik, jadi berkas indeks dan berkas
data diorganisasikan dalam blok.
Berkas indeks mempunyai struktur tree
Berkas data mempunyai struktur sequential dengan ruang bebas yang
didistribusikan antar populasi record.
Didalam organisasi Berkas index sequential ini ada 2 pendekatan dasar untuk
mengimplementasikan konsep dari organisasi berkas indeks sequential , yaitu: Blok
Indeks dan Data (Dinamik) , Prime dan Overflow Data Area (Statik) .
DAFTAR PUSAKA
http://raodhotulm.blogspot.com/2014/05/organisasi-berkas-indeks-sequential.html
http://journal.mercubuana.ac.id/data/1Bab5.doc
http://oktosetia.blogspot.com/2011/12/materi-mata-kuliah-sistem-berkas.html