Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran menyimak cerita
pendek melalui penggunaan model Cooperative Script dan (2) meningkatkan kemampuan menyimak
cerita pendek siswa melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Script. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus. Subjek pada penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan, sedangkan objek penelitian ini pembelajaran
menyimak cerpen mata pelajaran Bahasa Indonesia. Proses pembelajaran pada aspek perhatian,
keseriusan, dan keaktifan terjadi peningkatan dari pra tindakan hingga siklus II. Dilihat dari hasil tes,
menunjukkan bahwa model Cooperative Script mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
Hal itu terbukti dari nilai evaluasi yang didapat siswa mengalami peningkatan. Pada pra tindakan nilai
rata-rata kelas yaitu 62, pada siklus I rata-rata kelas 75,5, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas
yaitu 89. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan menyimak siswa mengalami peningkatan.
1
Cerianing Putri Pratiwi, Dosen IKIP PGRI Madiun, Email: cerianingp@yahoo.com
mendapatkan fakta, untuk menganalisis fakta Secara garis besar unsur pembangun
dan gagasan, untuk mendapatkan inspirasi, cerpen adalah unsur instrinsik dan ekstrinsik.
untuk menghibur diri, juga untuk memperbaiki Nurgiyantoro (2005: 23) menyatakan unsur
kemampuan bercakap-cakap. instrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang
Tarigan (1994:187) menyebutkan membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-
manfaat menyimak diklasifikasikan menjadi unsur instrinsik terdiri dari; tema, penokohan,
tiga hal utama, yaitu (1) untuk menikmati, (2) alur, latar, dan amanat sebagai unsur yang
meningkatkan pemahaman, dan (3) menilai hal paling menunjang dan paling dominan dalam
yang disimak. Ada bebrapa faktor yang membangun karya sastra (fiksi).
mempengaruhi kegiatan menyimak, Model Pembelajaran Cooperative Script
dikemukakan oleh Hunt (dikutip Tarigan Model Cooperative script terdiri dari
1994:97) menyebutkan ada lima faktor yang dua kata yaitu Cooperative dan Script. Model
mempengaruhi menyimak, yaitu (1) sikap, (2) pembelajaran ini termasuk model pembelajaran
motivasi, (3) pribadi, (4) situasi kehidupan, kooperatif. Menurut Supriyono (2009:126)
dan (5) peranan dalam masyarakat. skrip kooperatif merupakan belajar di mana
Cerita Pendek siswa bekerja berpasangan dan bergantian
Sumardjo dan Saini K.M ( 1994:30) secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
menyatakan bahwa cerita pendek adalah dari apa yang telah dipelajari. Langkah-
cerita berbentuk prosa yang relatif pendek. langkah model pembelajaran Cooperative
Ciri dari cerita pendek adalah cerita dengan script pada pembelajaran menyimak cerpen ini
tujuan memberikan gambaran tajam dan jelas, yaitu (1) Siswa menyimak cerpen lalu
dalam bentuk tunggal, utuh, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru, (2)
mencapai efek tunggal pula pada Siswa berpasangan dengan teman sebangku,
pembacanya. Hal ini sejalan dengan pendapat (3) Guru dan siswa menetapkan siapa yang
Wiyanto (2005:77) yang menyatakan bahwa pertama berperan sebagai pembicara dan siapa
cerita pendek (cerpen) adalah cerita yang yang berperan sebagai pendengar, (4) Siswa
hanya menceritakan satu peristiwa dari yang berperan sebagai pembicara membacakan
seluruh kehidupan pelakunya. Menurut hasil jawaban dari pertanyaan guru, sementara
Sumardjo (2007: 84), cerpen adalah seni pendengar mengoreksi dan menanggapi
keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan jawaban dari pembicara, (5) Bertukar peran,
pendapat para ahli diatas, maka dapat yang semula sebagai pembicara bertukar
disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita menjadi pendengar dan sebaliknya, (6)
pendek yang menceritakan sebagian kecil dari Tanggapan dari guru, (7) penutup.
kehidupan pelaku utamanya yang langsung METODE PENELITIAN
mengarah pada topik utama. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Bulak 1 Bendo, (d) angket, (e) dan tugas. Pengujian validitas
Magetan. Penelitian ini berlangsung selama 5 data dalam penelitian ini dilakukan dengan
bulan, yaitu Agustus sampai dengan cara trianggulasi.
Desember 2015. Rincian kegiatan penelitian Metode analisis data yang yang
tersebut adalah persiapan penelitian, digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan kualitatif dan deskriptif komparatif. Analisis
(perencanaan, tindakan, observasi, refleksi), data deskriptif kualitatif akan digunakan untuk
penyusunan laporan penelitian, seminar hasil mengalisis data verbal, yaitu data hasil
penelitian, penyempurnaan laporan pengamatan pembelajaran menyimak cerpen
berdasarkan masukan seminar. siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan
Subjek pada penelitian ini adalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran
kelas V SDN Bulak 1 Bendo, Magetan tahun Cooperative Script. Analisis data deskriptif
ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa 20, komparatif untuk data kuantitatif, yakni
terdiri dari siswa 13 putra dan 7 siswa putri. dengan membandingkan hasil antarsiklus.
Penelitian ini mengambil objek penelitian HASIL PENELITIAN DAN
pembelajaran menyimak cerpen mata pelajaran PEMBAHASAN
Bahasa Indonesia. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini ada dua data yaitu Penelitian ini dilaksanakan sebanyak
data verbal dan data nonverbal. Data verbal dua siklus untuk meningkatkan kemampuan
pada penelitian ini yaitu hasil rekaman menyimak cerpen kelas V pada kompetensi
kegiatan menyimak cerpen siswa kelas V SDN dasar mengidentifikasi unsur cerita (tokoh,
Bulak 1 Bendo Magetan dengan menggunakan tema, latar, amanat) yang didengarnya.
model pembelajaran Cooperative Script. Data Sebelum melaksanakan tindakan, dilakukan
nonverbal pada penelitian ini adalah nilai hasil observasi awal untuk mengetahui kondisi di
evaluasi kemampuan menyimak cerpen siswa lapangan melalui pengamatan, angket, dan tes.
kelas V SDN Bulak 1 Bendo Magetan dengan Dari pengamatan yang dilakukan diketahui ada
model pembelajaran Cooperative Script. beberapa masalah pada pembelajaran
Pada penelitian ini sumber datanya menyimak cerpen. Masalah tersebut yaitu
adalah guru dan siswa. Guru bertindak sebagai model pembelajaran yang dipakai oleh guru
informan, yaitu orang yang memberikan masih sederhana. Selain itu, siswa juga kurang
informasi tentang pembelajaran menyimak minat terhadap pembelajaran menyimak cerita
cerpen di kelas V SDN Bulak 1 Bendo pendek. Dikarenakan siswa tidak berminat
Magetan. Siswa bertindak sebagai subjek. dengan pembelajaran menyebabkan siswa
Teknik pengumpulan data yang tidak antusias dalam menyimak sehingga
digunakan pada penelitian ini terdiri dari (a) konsentrasi siswa saat menyimak lemah.
observasi, (b) wawancara, (c) kajian dokumen, Terlihat pada saat guru membacakan cerpen,
siswa ada yang melamun dan tidak menyimak tersebut menyebabkan timbulnya sedikit
cerita pendek yang sedang dibacakan guru. gegaduhan, sehingga dapat merusak
Ada juga siswa yang berbicara sendiri atau konsentrasi siswa lainnya yang sedang serius
mengobrol dengan teman sebangkunya. menyimak. Evaluasi kemampuan siswa dalam
Perhatian siswa masih terbagi-bagi. Siswa juga menyimak cerpen sebelum pra tindakan dapat
belum serius dalam menyimak cerpen. Hal dilihat pada tabel berikut.
1. 80 2 160
2. 70 4 280
3. 60 11 660
4. 50 2 100
5. 40 1 40
Jumlah 20 1240
Rata-rata 62
Melihat hasil pembelajaran pada oleh siswa. Guru mempersensi siswa. Guru
kondisi pra tindakan, tedapat 2 siswa memberi penjelasan tujuan pembelajaran hari
mendapat nilai 80, 4 siswa mendapat nilai ini. Untuk menghemat waktu, guru segera
70, 11 siswa mendapat nilai 60, 2 siswa memulai dengan memberikan apersepsi pada
mendapat nilai 50, dan 1 siswa mendapatkan kelas tentang unsur-unsur cerpen. Apersepsi
nilai 40. diberikan untuk menggali pengetahuan siswa.
KKM pelajaran Bahasa Indonesia di Setelah melakukan apersepsi, guru
SDN Bulak 1, Bendo, Magetan adalah 70. membacakan cerpen yang berjudul “Moreli
Melihat KKM tersebut, maka diketahui dalam Penyelamat Bumi“. Setelah selesai
pembelajaran pada pra tindakan ini masih ada membacakan cerpen, guru memberi 10
14 siswa yang tidak tuntas. Hanya 6 siswa pertanyaan tentang unsur-unsur cerpen. Siswa
yang mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata menjawab 10 pertanyaan tersebut pada lembar
kelas juga masih rendah yaitu 62. jawaban yang diberikan guru. Setelah selesai
Siklus I menjawab pertanyaan, guru membagi siswa
Proses pelaksanaan tindakan untuk berpasangan. Guru dan siswa
pembelajaran menyimak cerpen dengan menetapkan siapa yang pertama berperan
menggunakan model pembelajaran sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi
Cooperative Script pada siklus I ini pendengar. Lalu pembicara membacakan
dilaksanakan dalam satu pertemuan. jawaban dari tugas yang diberikan guru.
Pembelajaran dimulai ketika guru Sementara itu, pendengar mengoreksi apa
mengucapkan salam yang dijawab serentak yang dibacakan pembicara. Setelah selesai,
siswa saling bertukar peran. Berikut adalah rincian evaluasi proses pada siklus I.
Tabel 2 Data Proses Pembelajaran Siklus 1
No. Nilai Jumlah Siswa
Perhatian siswa Keseriusan Keaktifan dalam
dalam menyimak cerpen pembelajaran
pembelajaran menyimak
1 90 5 6 6
2 85 8 7 5
3 80 6 5 4
4 75 1 2 3
5 70 0 0 2
Rata-rata 84,25 84,25 82,5
Evaluasi kemampuan siswa dalam kunci jawaban dapat dilihat pada tabel
mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus I berikut.
yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan
1. 90 4 360
2. 80 7 560
3. 70 5 350
4 60 4 240
Jumlah 20 1510
Rata-rata 75,5
Setelah selesai memutarkan rekaman, jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.
guru memberikan 10 pertanyaan seputar Sementara itu, pendengar mengoreksi apa
cerpen yang telah disimak. Siswa menjawab jawaban dari pembicara. Setelah selesai, siswa
pertanyaan dengan antusias. Setelah selesai saling bertukar peran. Apabila semua siswa
menjawab pertanyaan, siswa saling sudah menjadi pembicara dan pendengar, guru
berpasangan dengan teman sebangku. Guru dan siswa bersama-sama membahas jawaban
menetapkan siapa yang pertama berperan dari pertanyaan yang diajukan guru. Berikut
sebagai pembicara dan siapa berperan menjadi adalah rincian evaluasi proses pada siklus II.
pendengar. Kemudian pembicara membacakan
Evaluasi kemampuan siswa dalam kunci jawaban dapat dilihat pada tabel
mengidentifikasi unsur cerpen pada siklus II berikut.
yang didasarkan pada deskriptor sesuai dengan
1. 100 4 400
2. 90 10 900
3. 80 6 420
Jumlah 20 1780
Rata-rata 89
guru dengan disiplin. Hasil evaluasi pada bertanya. Pada saat menyimak rekaman yang
siklus II juga mengalami peningkatan yang diputar oleh guru, semua siswa serius dan
sangat baik. Pada siklus II ini, semua siswa berkonsentrasi.
sudah mendapatkan nilai tuntas. Rata-rata Hasil tes pembelajaran dari pra
kelas juga mengalami peningkatan tindakan hingga siklus II, sudah mengalami
dibandingkan siklus I yaitu dari 75,5 menjadi peningkatan. Pada pra tindakan siswa yang
89. Hal ini menunjukkan bahwa model mendapatkan nilai tuntas hanya 6 siswa,
pembelajaran Cooperative Script mampu sedangkan yang belum tuntas ada 14. Pada
meningkatan kemampuan menyimak siswa. siklus I, siswa yang mendapatkan nilai tuntas
SIMPULAN DAN SARAN lebih banyak dari pra tindakan yaitu 16 siswa.
Sebelum dilaksanakan tindakan pada Pada siklus II, semua siswa mendapatkan nilai
siklus I, proses pembelajaran menyimak di tuntas. Nilai rata-rata kelas tiap siklus juga
SDN Bulak 1, Bendo, Magetan masih kurang mengalami peningkatan, pada siklus I nilai
maksimal. Siswa masih terlihat belum antusias rata-rata sebesar 75,5, sedangkan pada siklus II
dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu nilai rata-rata kelas sebesar 89. Berdasarkan
disebabkan minat siswa pada pembelajaran hal tersebut, dapat diketahui bahwa model
menyimak kurang. Dikarenakan kurangnya pembelajaran Cooperative Script dapat
minat siswa terhadap pembelajaran menyimak meningkatkan kemampuan menyimak cerpen
menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi siswa kelas V SDN Bulak 1, Bendo, Magetan.
pada simakan cerpen yang dibacakan guru. Berdasarkan simpulan di atas, maka
Setelah diadakan tindakan pada siklus I, proses peneliti ingin memberikan saran kepada (1)
pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Guru, guru agar selalu memberikan model
Siswa terlihat lebih antusias karena minat pembelajaran yang menyenangkan sehingga
belajar siswa meningkat. Perhatian siswa pada siswa akan lebih aktif dalam menyimak dan
pembelajaran menyimak sudah meningkat. prestasi pun meningkat. (2) Siswa, siswa agar
Hampir semua siswa sudah serius dan terus meningkatkan kemampuan menyimak
berkonsentrasi pada saat menyimak cerpen dengan terus berlatih menjadi penyimak yang
yang dibacakan guru. Pada siklus II, proses baik agar pengetahuan siswa terus bertambah,
pembelajaran lebih meningkat lagi dari siklus (3) peneliti selanjutnya, agar terus
I. Semua siswa sudah terlihat antusias dalam mengembangkan model pembelajaran.
mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat begitu
berminat untuk belajar. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dan siswa juga aktif dalam
DAFTAR PUSTAKA
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soedjiatno. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya I. Malang: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
_________. 1991. Keterampilan Menyimak dan Pengajarannya II. Malang: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan IKIP Malang Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tarigan, Henry Guntur. 1980. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
________, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.