2987-Article Text-9590-1-10-20201221
2987-Article Text-9590-1-10-20201221
ABSTRAK: Peningkatan kualitas produk industri farmasi mendorong tersedianya uji yang akurat dan
efisien untuk mendeteksi adanya pirogen. Endotoksin merupakan salah satu dari pirogen yang umumnya
ditemukan sebagai kontaminan pada produk obat. Hingga saat ini pengujian pirogen yang digunakan se
cara umum di Indonesia adalah metode Rabbit Pyrogen Test (RPT) dan Limulus Amebocyte Lysate (LAL).
Namun, kedua metode ini memiliki kekurangan yang hampir sama, yaitu penggunaan hewan hidup se
bagai bahan uji. Untuk alasan ini, saat ini sedang dikembangkan metode in vitro yang lebih menguntung
kan untuk uji pirogen, yaitu dengan Recombinant Factor C (rFC) dan Monocyte Activation Test (MAT). Tu
juan dari review ini adalah memberikan pemaparan mengenai kelebihan dan kekurangan metode uji piro
gen dan endotoksin yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, serta kajian penggunaan metode alternatif
pada industri farmasi di Indonesia. Diharapkan dengan pemaparan dan kajian yang diberikan dapat digu
nakan sebagai pertimbangan penggunaan metode uji pirogen dan endotoksin yang lebih efektif dan efisien.
Kata kunci: Pirogen; Monocyte Activation Test (MAT); Recombinant Factor C (rFC)
ABSTRACT: The development of product quality in the pharmaceutical industry encourages the availability of ac-
curate and efficient tests to detect pyrogens. Endotoxin is one of the pyrogens commonly found as a contaminant
in medicinal products. Until recently, Rabbit Pyrogen Test (RPT) and Limulus Amebocyte Lysate (LAL) methods
are frequently used to test pyrogen in Indonesia. However, these two methods have almost the same weakness,
as both of the methods use animals as test material. For this reason, a more profitable in vitro method for pyro-
gen testing is currently being developed, namely the Recombinant Factor C (r FC) and Monocyte Activation Test
(MAT). The purpose of this review is to provide an overview of the advantages and disadvantages of pyrogen and
endotoxin test methods adjust to the needs of consumers, also an explanation of the use of this alternative methods
in the pharmaceutical industry in Indonesia. It is expected that this review can be used as a consideration to in-
dustry both of alternative methods as a more effective and efficient testing methods for pyrogens and endotoxin.
tion Test (MAT) [9]. Kedua metode alternatif ini kemudian dipilah berdasarkan kriteria inklusi
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan uji dan eksklusi yang telah ditentukan. Kemudian
pirogen dan endotoksin dengan kelinci ataupun studi yang telah dipilih, ditelaah lebih lanjut untuk
LAL. Adanya metode alternatif yang baru ini di mengekstraksi data berupa nama author, tahun
harapkan dapat mengurangi penggunaan bina publikasi, metode penelitian, subjek penelitian,
tang dalam pengujian. hasil penelitian, dan kesimpulan penelitian.
Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI ta Ekstraksi data dilakukan secara bertahap dengan
hun 2020 [3], kedua metode alternatif yang sudah memisahkan masing-masing data berdasarkan
ada tersebut masih belum dikenal dan diterapkan metode penelitian yang digunakan. Metode
penggunaannya di industri farmasi di Indonesia. penelitian hasil ekstraksi data ini dibandingkan
Oleh karena itu, pada review ini akan dijelaskan dengan gold standard dari uji pirogen dan
kelebihan dan kekurangan dari metode alternatif endotoksin, yaitu metode RPT dan LAL. Jika
yang mencakup efisiensi dan efektifitas pengu peneliti menemukan adanya kesulitan dalam
jian dibandingkan dengan gold standard yang su mengekstraksi data, maka peneliti meminta
dah ada saat ini, serta kemungkinan penggunaan bantuan dari pihak kedua untuk memastikan
metode alternatif tersebut di Indonesia. Diharap kebenaran data yang telah diekstraksi.
kan dengan semakin berkembangnya teknologi,
maka pengujian dengan menggunakan hewan
sebagai alat uji dapat dikurangi bahkan dihilang 3. Hasil dan pembahasan
kan. Selain itu, metode alternatif yang diuraikan Berdasarkan skema pada Gambar 1, dilakukan
pada review ini dapat menjadi bahan pertimba pencarian dengan menggunakan google scholar
sebagai sumber database. Strategi pencarian
ngan pengujian endotoksin di Indonesia yang
dengan menggunakan kata kunci (“endotoxin
lebih baik, efisien, dan efektif untuk memenuhi
test” OR “pyrogen test” OR “pyrogen” “endotoxin”)
kebutuhan di berbagai perusahaan farmasi.
AND (“Recombinant Factor C”) AND (“Monocyte
Activation Test”) mendapatkan hasil 56 artikel.
Terdapat 9 artikel diluar rentang waktu yang
2. Metode
telah ditentukan dari kriteria, yaitu terbitan
Penelitian ini merupakan kajian sistematis
sepuluh tahun terakhir dan terdapat 1 artikel
yang dibuat sesuai dengan pedoman Preferred
yang sama. Kemudian dari 46 artikel diseleksi
Reporting Items for Systematic Review and Meta-
lebih lanjut berdasarkan kriteria inklusi sebagai
Analyses (PRISMA). Sumber data pada penelitian
berikut, literatur menggunakan Bahasa Inggris
ini hanya menggunakan beberapa literatur
dan Bahasa Indonesia, termasuk literatur
standar resmi/kompendial dan database online.
kompendial terbaru, dan dapat diakses secara
Kriteria inklusi yang digunakan adalah sebagai
lengkap, didapatkan ada 13 artikel yang
berikut: literatur dalam Bahasa Inggris dan
dieksklusi. Selanjutnya, 33 artikel yang tersisa
Bahasa Indonesia, berasal dari negara yang
diperiksa lebih lanjut berdasarkan kesesuaian
sedang berkembang, literatur kompendial
judul dan abstrak artikel dengan tujuan dari
terbitan terbaru, waktu publikasi maksimal
review dan didapatkan ada 25 artikel yang tidak
sepuluh tahun terakhir, dan literatur penelitian
sesuai dengan tujuan. Artikel yang dieksklusikan
fullpaper. Kriteria eksklusi yang digunakan
tidak membahas mengenai metode rFC dan MAT
adalah literatur dengan hasil yang tidak jelas atau
sebagai metode pengujian endotoksin dan pirogen
membingungkan dan literatur dengan konflik
test. Berdasarkan kriteria format yang ditentukan,
kepentingan di dalamnya.
terdapat empat artikel yang tidak berupa format
Studi yang bisa diakses secara lengkap,
jurnal penelitian sehingga dikeluarkan. Dari hasil
seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapat dari ekstrak sel darah kepiting tapal kuda.
yang telah ditentukan tersebut, didapatkan empat Uji LAL didasarkan atas kemampuan endotoksin
artikel untuk dikaji lebih lanjut. Keempat artikel menyebabkan koagulasi “protein coagulogen”,
yang dianalisa lebih lanjut, yaitu Hermanns et al. sehingga terbentuk gel [11]. Untuk mengevaluasi
(2012), Piehler et al. (2020), Stang et al. (2014), hasil reaksi tersebut, ada empat metode dasar
dan Hasiwa et al. (2013) (Tabel 1). yang digunakan, antara lain: the gel-clot end
point test, uji turbidimetri, uji kolorimetri, dan uji
3.1. Hasil ekstraksi data kromogenik substrat [12].
Uji pirogen dan uji endotoksin sangat Penggunaan uji LAL semakin meningkat,
diperlukan dalam industri farmasi terutama sehingga dikembangkan metode baru yang
untuk obat-obatan yang memerlukan proses merupakan alternatif dari metode LAL.
sterilisasi. Terdapat beberapa metode pengujian Pengembangan dilakukan berdasarkan
endotoksin mulai dari yang konvensional hingga bioteknologi modern dengan menggunakan
modern. Pengujian yang pertama kali ditemukan protein rekombinan. Rekombinan Faktor C (rFC)
pada tahun 1942 adalah uji pirogenitas dengan ini merupakan versi sintetis dari protein yang
menggunakan kelinci sebagai hewan uji atau diekstraksi dan dipurifikasi dari darah kepiting
yang dikenal dengan Rabbit Pyrogen Test (RPT) tapal kuda untuk mendeteksi endotoksin bakteri.
[10]. Sekelompok kelinci disuntik injeksi produk Protein faktor C merupakan protein pertama
yang akan diuji dan dipantau peningkatan suhu dalam kaskade pengujian LAL [13].
tubuh hewan uji [8]. Metode alternatif lain yang dapat digunakan
Setelah itu, dikembangkan uji in vitro yang untuk pengujian pirogen adalah metode Monocyte
memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi, yaitu Activation Test (MAT). Pada MAT, dilakukan
dengan Limulus Amebocyte Lysate (LAL) yang pengukuran atau deteksi secara in vitro terhadap
senyawa yang mengaktifkan monosit manusia kesamaan antara satu sama lain yaitu
atau sel monosit yang melepaskan mediator penggunaan metode alternatif, baik itu
endogen yang berperan dalam respon demam Recombinant Factor C (rFC) ataupun Monocyte
manusia yang kemudian dideteksi dengan Activation Test (MAT) sebagai metode pengujian.
menggunakan teknik ELISA [14]. Pada metode Berdasarkan dari artikel yang sudah dipilih,
MAT, terdapat beberapa varian yang berbeda terdapat perbedaan pada masing-masing artikel
yang menentukan hasil pengujian, yaitu asal yaitu sampel pengujian yang digunakan untuk
monosit darah manusia yang digunakan sebagai
membandingkan.
sumber dan pembacaan ELISA. Sumber monosit
Pada artikel pertama oleh Hermanns et al.
yang dapat digunakan antara lain whole blood
(2012) [16], merupakan artikel review yang
cyropreserved, peripheral blood mononuclear
menjelaskan mengenai kemampuan metode MAT
cells (PBMC), dan MonoMac 6 (MM6) Cell Line.
sebagai alternatif pengganti dari metode RPT dan
Perbedaan sumber monosit akan mempengaruhi
LAL yang keduanya menggunakan hewan sebagai
sensitivitas hasil deteksi endotoksin, monosit
media uji. Metode MAT dipilih berdasarkan
dari sel MM 6 menghasilkan kit uji MAT yang
paling baik saat ini karena memiliki sensitifitas kriteria 3R, yaitu Replace, Reduce, and Refine, yang
sebesar 0,05 EU.mL-1 [15]. berarti metode MAT menggantikan LAL karena
Pada keempat artikel yang ada memiliki dapat mendeteksi endotoksin dan pirogen secara
lebih baik, mengurangi penggunaan kelinci adanya kontaminan endotoksin. Perlu adanya
dan kepiting tapal kuda, serta menghilangkan modifikasi pada metode MAT agar dapat
penggunaan lisat dari darah kepiting tapal kuda. digunakan untuk mendeteksi adanya kontaminan
Pengembangan metode MAT yang semakin baik pada permukaan peralatan medis.
menunjukkan bahwa standar prosedur MAT Artikel terakhir dari Hasiwa et al. (2013) [19],
dapat mendeteksi setidaknya 50 pg.mL -1
LPS merupakan artikel review yang menganalisa
pada sampel. Metode MAT merupakan metode kemampuan uji dari metode MAT terhadap
yang memiliki reprodusibilitas dan sensitivitas sampel non-endotoksin pirogenik. Data yang
yang baik, serta dapat dipertanggungjawabkan dikumpulkan cukup banyak mencakup hasil
hasilnya. Kesimpulan pada artikel ini adalah pengujian dengan metode MAT pada berbagai
metode alternatif ini dapat digunakan untuk uji substansi media. Berdasarkan data yang ada,
pirogen menggantikan metode RPT dan LAL yang terbukti bahwa metode MAT dapat mendeteksi
digunakan sebelumnya. adanya non-endotoksin pirogen pada sampel
Artikel yang kedua oleh Piehler et al. (2020) yang tidak dapat terdeteksi dengan metode LAL.
[17], lebih membandingkan antara metode LAL Dari keempat artikel yang dikumpulkan,
dan metode Recombinant Factor C (rFC) sebagai dapat disimpulkan bahwa metode alternatif
metode alternatif. Pengujian dilakukan dengan lebih baik dibandingkan metode konvensional
menggunakan 13 sampel dan membandingkan yang digunakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
3 kit analisa, yaitu 1 metode LAL dan 2 metode kajian lebih lanjut untuk penerapan kedua
rFC dengan kit analisa yang berbeda. Hasilnya metode alternatif ini pada industri farmasi di
menunjukkan bahwa kedua kit metode rFC Indonesia. Pemaparan mengenai kelebihan dan
memberikan hasil analisa yang lebih akurat kekurangan masing-masing metode pengujian
dan presisi dibandingkan metode LAL dengan dapat digunakan sebagai acuan penerapan
tingkat ketepatan hampir 100%. Berdasarkan metode alternatif.
perhitungan yang dilakukan antara ketiga metode
tersebut, ditunjukkan bahwa metode rFC sangat 3.2. Hasil sintesis data
handal, setara bahkan lebih unggul dibandingkan Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui hasil
dengan metode LAL dan dapat digunakan untuk sintesis data dari keempat metode pengujian yang
pengujian endotoksin bakteri. ada baik secara konvensional maupun metode
Pada artikel ketiga oleh Stang et al. (2014) alternatif. Pada masing-masing metode diuraikan
[18], pengujian pirogen dilakukan pada sampel prinsip kerja dalam menganalisa endotoksin
peralatan medis dengan menggunakan metode dan pirogen. Limit deteksi atau sensitivitas
dari metode pengujian dapat diketahui dan
MAT. Pengujian pirogen pada peralatan medis ini
disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengujian.
sangat diperlukan untuk menghindarkan pasien
Metode yang paling sensitif untuk mendeteksi
dari kontaminasi pirogen pada permukaan alat
endotoksin adalah metode rFC, dengan
medis yang dapat mengakibatkan komplikasi
sensitivitas hingga 0,001 EU.mL-1, sedangkan
pada pasien. Metode yang digunakan untuk
metode yang paling tidak sensitif adalah metode
pengujian pirogen ini adalah metode MAT dan
RPT yang dapat digantikan dengan metode MAT
menggunakan metode LAL sebagai pembanding.
sebagai metode alternatif, dan diulas secara
Deteksi kontaminasi endotoksin kemudian singkat kelebihan dan kekurangan dari metode
dibandingkan antara kedua metode tersebut, dan uji. Kelebihan dan kekurangan dari metode uji
didapatkan bahwa kedua metode MAT dan LAL endotoksin dan pirogen akan diuraikan lebih
standar yang digunakan tidak dapat mendeteksi
Kekurangan - Sensitivitas ren - Hanya dapat men - Hanya dapat - Sensitivitas lebih
dah deteksi endotok mendeteksi en rendah dibanding
- Uji kualitatif sin saja dotoksin kan dengan metode
- Tidak ada kon - Dapat terganggu - Hasilnya dapat LAL
trol positif adanya β-glucan terpengaruh oleh - Membutuhkan
- Uji pirogen di - Mudah terinterfe faktor eksternal waktu lebih lama
pengaruhi oleh rensi oleh faktor [23] dibandingkan de
reaksi fisiologis eksternal ngan LAL [24]
hewan - Secara tidak lang
- Perlu banyak sung mengguna
hewan untuk kan hewan se
media uji bagai bahan uji
- Perlu biaya yang [22]
besar [6]
lanjut pada bagian selanjutnya. senyawa pirogen yang dapat ditoleransi manusia
dan relevan [8]. Kelebihan lain dari pengujian
3.3. Kelebihan dan kekurangan RPT, LAL, rFC, dengan kelinci ini adalah kemampuan kelinci
dan MAT untuk mendeteksi semua senyawa pirogen en
Pengujian dengan kelinci hingga saat ini masih dotoksin maupun non endotoksin [6]. Namun,
sering digunakan, karena metode ini sudah lama terdapat pula kelemahan dari pengujian dengan
dikenal dan digunakan untuk menguji berbagai menggunakan kelinci, seperti pemeliharaan dan
sediaan serta terbukti memberikan hasil yang perawatan hewan uji serta laboratorium yang
memuaskan. Selain itu, kelinci memiliki sensi lebih intensif, sensitivitas dari kelinci dipenga
tivitas terhadap senyawa pirogenik yang mirip ruhi oleh faktor eksternal lain yang dapat menga
dengan manusia, sehingga kenaikan suhu dari caukan hasil, dan adanya variabilitas kelinci yang
kelinci dapat distandarisasi terhadap konsentrasi mengakibatkan respon setiap kelinci belum tentu
Kedua metode alternatif banyak diteliti orang hasilnya menunjukkan bahwa metode rFC ini
serta dilakukan validasi serta pengujian lain un lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan
tuk mengetahui spesifisitas dan sensitifitas dari metode LAL yang lebih kompleks [28]. Efektifi
masing-masing pengujian. Persyaratan minimum tas dari metode rFC telah dibandingkan dengan
agar metode alternatif menjadi metode kom metode kompendial yang ada yaitu LAL, hasilnya
pendial adalah metode tersebut telah divalidasi menunjukkan bahwa metode rFC lebih efektif
dengan tepat. Dengan hasil validasi yang baik, dan dapat menggantikan metode LAL [17].
metode alternatif dapat setara atau lebih baik Di sisi lain, pada metode MAT telah dilakukan
dibandingkan dengan metode kompendial. Pada pula berbagai validasi yang menunjukkan bahwa
metode rFC, menurut Bolden, 2019 [28], validasi metode ini lebih baik serta efektif dan efisien
yang perlu dilakukan meliputi tingkat akurasi, dibandingkan dengan metode RPT ataupun LAL.
presisi, spesifisitas, batas kuantitasi, linearitas, Validasi penggunaan metode MAT dilakukan pada
jangkauan, dan ketahanan. berbagai produk farmasi seperti serum dan vak
Berikut ini merupakan beberapa parameter sin [21]. Kesimpulan dari masing-masing pene
validasi dari metode Recombinant Factor C (rFC), litian validasi menunjukkan bahwa pengujian
yaitu: dengan metode MAT lebih efektif dibandingkan
- Spesifisitas: pada rFC tidak terdapat jalur glu- dengan metode RPT sebagai metode pemban
can-sensitive Factor G yang dapat memberikan dingnya [31]. Selain itu, pada metode MAT tidak
hasil positif palsu dan memberikan spesifisi digunakan hewan uji sebagai media uji, sehing
tas hasil yang lebih baik dibandingkan dengan ga hasil pengujian in vitro ini memberikan hasil
metode LAL [20]. yang lebih akurat dan lebih meminimalisasi ada
- Reprodusibilitas: protein yang digunakan nya gangguan dari faktor eksternal. Metode MAT
pada rFC diproduksi secara rekombinan dan ini telah berhasil divalidasi dan terbukti men
telah divalidasi, sehingga memiliki reproduci jadi metode yang efektif dan efisien, serta dapat
bility yang lebih baik dibandingkan dengan diaplikasikan pada banyak bidang kesehatan,
reagen LAL yang bersumber dari alam [29]. seperti obat-obatan, cairan dialisis, dan peralatan
- Sensitivitas: sensitivitas analisis dari rFC lebih medis [32].
baik, deteksi fluoresensi lebih sensitif diban
dingkan dengan deteksi absorbansi seperti 3.5. Produk rFC dan MAT yang telah beredar
yang dilakukan pada metode LAL [20]. Hasil Pengujian dengan metode rFC dan MAT su
efektifitas dari rFC menunjukkan dapat men dah mulai digunakan oleh beberapa industri
deteksi kandungan endotoksin pada 100 ng farmasi di beberapa negara [32], meskipun di
protein rekombinan [30]. Indonesia masih belum mulai digunakan. Pada
Telah dilakukan beberapa penelitian terkait Tabel 3 ditunjukkan beberapa produk yang su
penggunaan rFC dalam mendeteksi endotoksin, dah diedarkan dan dapat digunakan. Berdasar
Tabel 3. Berbagai produk rFC dan MAT yang sudah beredar di pasaran
Nama Produsen Tipe Batas deteksi
(EU.mL-1)
EndoZyme® II bioMerieux SA Fluorescence microplate assay using Recombinant 0,005
Horseshoe Crab Factor C (rFC)
PyroGene™ Lonza Recombinant Factor C Endpoint Fluorescent Assay 0,005
PyroMAT ®
Sigma Aldrich Monocyte Activation Test (MAT) in Vitro Test Kits 0,05
for Pyrogen and Endotoxin Testing
MAT with the Mono Confarma MAT kits based on a cell line Mono Mac 6 0,05
Mac 6 Cell Line
kan The 165th European Pharmacopeia (Ph. Eur.) mengenai uji endotoksin <201> dan uji pirogen
Commission [25], mereka mengumumkan pada <231>. Pada uji endotoksin bakteri, metode yang
Desember 2019 bahwa metode rFC dapat digu digunakan di Industri Indonesia saat ini adalah
nakan untuk pengujian endotoksin bakteri yang metode LAL dengan dua tipe teknik uji, yaitu
akan efektif pada 1 Januari 2021. Apabila tidak teknik pembentukan jendal gel (gel-clot assay)
ada perubahan, maka selanjutnya pengujian en dan teknik fotometrik. Teknik fotometrik ini
dotoksin dapat menggunakan metode rFC secara mencakup metode turbidimetri, yang berdasarkan
langsung tanpa perlu dilakukan validasi terlebih adanya kekeruhan setelah pengujian dan metode
dahulu [34]. kromogenik yang berdasarkan munculnya warna.
Dari keempat metode analisa yang sudah Di antara dua teknik tersebut, dapat dipilih salah
berkembang saat ini dapat dibedakan bahwa satu untuk pengujian endotoksin. Apabila hasil
pemilihan metode yang akan digunakan yang didapat kurang sesuai, dapat menggunakan
berdasarkan keperluan dari masing-masing teknik jendal gel untuk menentukkan hasil
konsumen. Untuk pengujian pirogenitas secara akhir. Namun, uji pirogen yang dicantumkan
keseluruhan baik karena endotoksin maupun pada Farmakope Indonesia masih menggunakan
non endotoksin dapat menggunakan Rabbit metode pengujian dengan pengukuran kenaikan
Pyrogen Test (RPT) atau Monocyte Activation suhu kelinci atau metode RPT [3].
Test (MAT) untuk yang lebih modern. Sementara Lembaga validasi metode alternatif, yaitu
untuk pengujian endotoksin bakterial dapat Interagency Coordinating Committee on the
menggunakan metode konvensional dengan Validation of Alternative Methods (ICCVAM)
Limulus Amebocyte Lysate (LAL) Test atau [15] merekomendasikan bahwa secara umum
dengan Recombinant Factor C (rFC). Metode yang sebuah penelitian yang optimal, dapat mencakup
menggunakan aplikasi bioteknologi modern, pengujian paralel tiga arah, dengan melakukan
yakni rFC dan MAT, keduanya tidak menggunakan uji in vitro dibandingkan dengan RPT dan uji
hewan untuk proses pengujian. endotoksin bakteri. Ketiga uji yang dilakukan
Endotoksin tes dapat digunakan untuk secara paralel ini untuk mengevaluasi relevansi
mendeteksi adanya kontaminasi yang terjadi dan kinerja dari metode in vitro yang digunakan.
akibat bakteri gram negatif. Sedangkan pirogen Oleh karena itu, metode in vitro perlu untuk
tes untuk mendeteksi secara umum adanya diterapkan agar pengujian in vivo dapat
respon demam yang diakibatkan oleh kontaminasi dikurangi dengan alasan etika dan ilmiah [15].
endotoksin maupun non endotoksin. Oleh karena Hingga saat ini pengujian secara in vitro belum
itu, endotoksin tes umumnya dilakukan pada beredar di Indonesia. Diharapkan dengan adanya
selama proses produksi berjalan dan digunakan pemaparan ini, industri-industri farmasi di
pada bahan baku serta air yang digunakan saat Indonesia dapat mempertimbangkan penggunaan
proses produksi. Sementara itu, pirogen tes metode alternatif untuk tes endotoksin maupun
memiliki cakupan deteksi pirogen yang lebih luas pirogenitas. Berdasarkan data yang diakses pada
termasuk endotoksin dan non endotoksin. Oleh https://www.merckmillipore.com/ID/ [35]
karenanya pirogen tes dapat digunakan untuk terdapat kit analisa PyroMAT™, kit ini merupakan
memprediksi aktivitas pirogenik di manusia dan kit untuk analisa pirogen dengan metode MAT
digunakan sebagai metode pengujian produk jadi yang menggunakan Mono-Mac 6 (MM6) cell line
[32]. sebagai sumber monosit, dan menggunakan
deteksi ELISA pada Interleukin-6 (IL-6). Selain
3.6. Aplikasi metode alternatif di Indonesia itu juga terdapat Pyordetect Kit yang juga kit
Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi VI pengujian berbasis MAT dengan cyro-blood
[3], pada bagian lampiran terdapat penjelasan sebagai sumber monosit dan deteksi ELISA pada
membuat pengujian pirogenitas maupun Function and Recognition. Springer Verlag; 2010.
endotoksin lebih efektif dan efisien di kemudian 5. Gennaro AR, et al. Remingtons Pharmaceutical
hari. Science. 18th Edition. Pensylvania: Marck
Publishing Company; 1990.
6. Park CY, Jung SH, Bak JP, Lee SS, Rhee DK.
4. Kesimpulan Comparison of the rabbit pyrogen test and
Limulus amoebocyte lysate (LAL) assay for
Berdasarkan kajian literatur ini dapat di endotoxin in hepatitis B vaccines and the effect
simpulkan bahwa metode alternatif lebih baik of aluminum hydroxide. Biologicals: Journal
dibandingkan metode konvensional. Metode of the International Association of Biological
pengujian yang digunakan di Indonesia saat ini Standardization. 2005;33(3):145-51.
adalah metode konvensional yang keduanya me
7. Iwanaga S. The limulus clotting reaction. Current
miliki banyak kekurangan. Metode alternatif un
opinion in immunology. 1993;5(1):74-82.
tuk uji pirogenitas dengan Rabbit Pyrogen Test
8. Fricker G. Endotoxins–Pyrogens, LAL Testing and
(RPT) adalah Monocyte Activation Test (MAT),
Depyrogenation, Kevin L. Williams (Ed.), New
sedangkan metode alternatif untuk uji endotok
York, Oxon: Informa Healthcare; 2007.
sin bakteri dengan Limulus Amebocyte Lysate Test
of Pharmaceuticals and Other Products (NIH Dordrecht, The Netherlands. pp. 2010;187–208.
24. Reich J, Weyer FA, Tamura H, Nagaoka I,
Publication, n. 08e6392). 2008.
Motschmann H. Low endotoxin recovery—
16. Hermanns J, Bache C, Becker B, Loeschner B,
Masking of naturally occurring endotoxin.
Montag T, Spreitzer I. Alternatives to animal
International journal of molecular sciences.
use for the LAL-assay. ALTEX Proceedings.
2019;20(4):838.
2012;1(12):81-4.
25. European Pharmacopoeia Commission adopts
17. Piehler M, Roeder R, Blessing S, Reich J.
revised general chapter on Monocyte Activation
Comparison of LAL and rFC Assays—Participation
Test to facilitate reduction in testing on laboratory
in a Proficiency Test Program between 2014 and animals. EDQM, 2016.
2019. Microorganisms. 2020;8(3):418. 26. Hartung T. The human whole blood pyrogen
18. Stang K, Fennrich S, Krajewski S, Stoppelkamp S, test: lessons learned in twenty years. ALTEX:
Burgener IA, Wendel HP, Post M. Highly sensitive Alternatives to Animal Experimentation.
pyrogen detection on medical devices by the 2015;32(2):79-100.
monocyte activation test. Journal of Materials 27. Potu A, Burra S, Patil AK. Monocyte Activation
Science: Materials in Medicine. 2014;25(4):1065- Test: A New Pharmacoepial Quality Control Test