Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INOVASI PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Kelompok 10

Firmansyah (2011220050)

Kurnia Permata (2011220062)

Mar’atul Aulia Rahmi (2011220051)

Dosen : Fitra Hayani, M.Pd


Mata Kuliah : Dasar-dasar Pendidikan

PRODI PENDIDIKKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah “Inovasi Pendidikan” tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Inovasi Pendidikan”. Ucapan terimakasih kami haturkan kepada
Dosen pengampu matakuliah Dasar-dasar Pendidikan, teman-teman dan semua pihak
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama pertolongan Allah SWT
yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat umum.

Bengkulu, 9 Januari 2021

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa reformasi ini, pendidikan di Indonesia tetap membutuhkan
perbaikan dan peningkatan mutu. Salah satunya dengan melalukan inovasi-inovasi
pendidikan, untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Apalagi pada
masa globalisasi yang menuntut kita untuk mampu bersaing di tengah-tengah
bangsa lain yang mungkin lebih maju, baik dalam hal pendidikan, maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebab, jika kita tidak mampu bersaing dan mengikuti
perkembangan jaman, maka generasi muda tidak mampu mengembangkan potensi
yang ada dalam bangsa dan negara, baik sumber daya manusia, maupun sumber
daya alam untuk kesejahteraan bangsa. Maka dalam hal ini inovasi pendidikan
sangat dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inovasi pendidikkan ?
2. Bagaimana hakikat inovasi Pendidikkan?
3. Apa saja masalah-masalah yang mununtut inovasi pendidikkan?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi inovasi pendidikkan ?
5. Apa saja tujuan inovasi pendidikkan dan bagaimana cara pencapainnya ?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian inovasi pendidikkan.
2. Untuk menjelaskan hakikat inovasi pendidikkan.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah yang menuntut inovasi pendidikkann.
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi inovasi pendidikkan.
5. Untuk mengetahui tujuan inovasi pendidikkan dan cara pencapainnya.

BAB II
3
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan hakikat Inovasi Pendidikkan


Innovation (inovasi) adalah suatu ide, barang, kejadian, atau metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang, baik itu berupa hasil diskoveri maupun invensi. Tujuan diadakan inovasi
adalah untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Dengan demikian, dapat
dikatakan inovasi bersifat subyektif dan spesifik.
Inovasi pendidikan adalah suatu perubahan baru yang berbeda dari hal
sebelumnya, dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai suatu tujuan dalam dunia pendidikan Menurut Salam (1997: 179). Sejalan
yang dikemukakan Sa’ud (2010: 8) inovasi Pendidikan dapat dikatakan sebagai
sebuah usaha untuk mengadakan suatu perubahan dengan tujuan untuk memperoleh
hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Inovasi pendidikan dilakukan untuk
memecahkan masalah-masalah kependidikan1.
Pada hakikatnya, pendidikan dilakukan untuk memperbaiki kehidupan
seseorang atau sekelompok orang agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Untuk
memperjelas pengertian inovasi pendidikan, maka perlu terlebih dahulu dibahas
tentang pengertian discovery, invention, dan innovation. Discovery adalah
penemuan sesuatu pada hakikatnya hal yang ditemukan itu sudah ada, akan tetapi
belum diketahui orang. Seprti halnya penemuan Benua Amerika. Pada hakikatnya,
Benua Amerika itu sudah lama ada di dunia ini, akan tetapi, baru ditemukan oleh
Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua
Amerika, artinya Columbus adalah orang Eropa yang pertama kali menemukan
benua Amerika (Kusnandi, 2017).
Pendidikan adalah produk yang terlahir dari aktivitas manusia saat bereaksi
terhadap fenomena realitas kesemestaan jagad raya. Pada awalnya, kehadiran
pendidikan menjadi sarana bagi manusia untuk belajar mengenal, mengkaji dan
memahami segala realitas kehidupan, termasuk mengenal dirinya yang merupakan
bagian dari realitas itu sendiri. Dalam perkembangannya pendidikan tidak hanya
sekedar berperan sebagai sarana untuk memenuhi hasrat keingintahuan manusia,
namun juga berperan sebagai sarana bagi realisasi potensi kedirian individu. Kedua
bentuk peran pendidikan ditujukan untuk menghadirkan manusia sebagai individu
yang bereksistensi, karena sejatinya pendidikan yang terlahir dari rahim aktivitas
manusia harus mampu memanusiakan manusia. Sebagai proses realisasi potensi
kedirian individu, pendidikan harus dirancang di atas bangunan kesadaran, bahwa
individu memiliki potensi yang secara natural senantiasa bergerak menuju gerbang
aktualisasi (Ahmad, 2013).2

B. Problematika Yang Menuntut Inovasi Pendidikkan

1
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group. hlm-25
2
Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia.Jurnal Islam Nusantara, Vol.01 No.2 hlm 146
4
Banyak hal yang menuntut diadakannya inovasi pendidikan di Indonesia, di
antaranya adalah : Pertama, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Dewasa ini, penguasaan terhadap teknologi menjadi hal yang penting dan prestise,
karena dianggap sebagai indikator kemajuan suatu negara. Negara dikatakan maju
jika memiliki tingkat penguasaan teknologi tinggi (high technology), sedangkan
negara-negara yang tidak bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering
disebut sebagai negara gagal (failed country) (Ngafifi, 2014).
Kedua, Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk pada gilirannya akan
menambah jumlah rumah tangga dan dengan demikian bertambah pula kebutuhan
rumah. Sementara itu kenaikan pendapatan masyarakat ternyata berjalan lebih
lambat dibandingkan dengan perkembangan harga rumah. Dengan demikian
kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perumahannya pun juga
cenderung menurun(Darwin, 1991).
Ketiga, meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik. (4) Menurunnya kualitas pendidikan. (5) Kurangnya relevansi
antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. (6)
Minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat untuk membangun dirinya pada
kemajuankemajuan (7) Pola penyelenggaraan pendidikan yang sentralistik,
monolitik dan uniformistik. (8) Rendahnya kualitas pembelajaran. Permasalahan
mendasar yang perlu di benahi dapat dinyatakan bahwa manajemen pendidikan
merupakan sasaran yang sangat besar dan multistratum (Irianto, Kebijakan
Pembaruan Pendidikan, 2011).
Selain problematika tersebut, terdapat masalah lain, diantaranya: (1)
Rendahnya Kualitas Sarana Fisik, sarana fisik misalnya, banyak sekali sekolah dan
perguruan tinggi kita yang gedungnya telah rusak, kepemilikan dan penggunaan
media pembelajaran yang rendah, buku perpustakaan tidak lengkap (Ramayulis,
2006). (2) Rendahnya Kualitas Guru, keadaan guru di Indonesia juga amat
memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang
memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No
20/2003 tentang Sisdiknas yaitu merencanakan dan melaksanakan proses 3
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan
serta melakukan sebuah penelitian dan pengabdian kepada.

3
Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia.Jurnal Islam Nusantara, Vol.01 No.2 hlm 149
5
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, seorang guru harus mampu
meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai pendidik.Sebagai pendidik guru
harus mampu meningkatkan pengetahuannya secara mandri. Melalui membaca
guru akan dapat mengembangkan diri dalam menambah ilmu pengetahuannya.
Maka dari itu, budaya membaca di dalam kalangan guru perlu dibangun. Dengan
membaca guru akan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya serta
mampu menambah wawasan yang belum diketahui olehnya.
Guru telah diposisikan sebagai faktor terpenting dalam proses belajar
mengajar. Kualitas dan kompetensi guru dianggap memiliki pengaruh terbesar
terhadap kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya apabila guru
dituntut untuk bertindak secara profesional dalam melaksanakan proses belajar
mengajar guna meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka lakukan.4 Tuntutan
seperti ini sejalan dengan perkembangan masyarakat modern yang menghendaki
bermacam-macam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang
semakin lama semakin kompleks. Tuntutan kerja secara profesional juga
dimaksudkan agar guru berbuat dan bekerja sesuai dengan profesi yang
disandangnya (Baharun, 2017).
Guru memegang peran yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berart
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik
(Baharun, 2016).
Beberapa hal terkait dengan kegagalan dan keberhasilan yang dinamakan
“educational reform”.Educational reform tersebut terjadi karena kegagalan yang
dilator belakangi oleh lima alasan, yaitu 1) believing that complex problems can be
solved quickly 2) adopting innovations which have only symbolic benefit. 3)
Responding too quickly to fads and fashions. 4) misunderstandingresistance as an
attempt to block, rather than as indicating a need for help and support. 5 5) allowing
pockets of success to fail through lack of support. Dengan demikian, inovasi
pendidikan adalah proses pengubahan pendidikan kepada hal yang baru untuk
kepuasan pelanggan dan memenangkan kompetisi. Untuk mencapainya diperlukan

4
Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia.Jurnal Islam Nusantara, Vol.01 No.2 hlm 150
5
Ibid.,hlm 150
6
adanya pertumbuhan, penemuan atau penciptaan baru, eksploitasi positif, berjiwa
wirausaha, kreativitas, desain, dan pengetahuan.Selain itu, keikutsertaan
lingkungan sekitar dan pelanggan dapat membantu tercapainya hasil yang
diinginkan oleh organisasi pendidikan itu sendiri (Sari, 2015).
Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat tidak saja
mengubah cara orang berkomunikasi dan bekerja, namun lebih jauh lagi telah
membuat alam persaingan baru. Five Forces (lima kekuatan) yang harus dicermati
oleh berbagai pihak pimpinan lembaga pendidikan. Five Forces dapat dijelaskan
sebagai berikut: (1) Persaingan antar lembaga pendidikan yang sudah ada (rivalry
among existing institution). (2) Ancaman dari lembaga pendidikan pendatang baru
(threat of new entrant). (3) Ancaman dari suatu lembaga pendidikan yang mana
menawarkan jasa pendidikan pengganti (threat of substitute educations service).
(4) Kekuatan tawar-menawar pemasok/masyarakat yang membutuhkan jasa
pendidikan (bargainning power of suppliers). (5) Kekuatan tawar-menawar
pembeli (bargaining power of buyer) (Baharun, 2016).6
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inovasi Pendidikkan
Lembaga pendidikan formal seperti sekolah adalah subsistem dari sistem
sosial. Jika terjadi perubahan dalam sistem sosial, lembaga pendidikan formal
tersebut juga akan mengalami perubahan dan hasilnya akan berpengaruh terhadap
sistem sosial. Oleh karena itu, lembaga pendidikan mempunyai beban ganda, yaitu
melestarikan nilainilai budaya tradisional dan mempersiapkan generasi muda untuk
menyiapkan diri menghadapi tantangan kemajuan zaman.
Motivasi yang mendorong perlunya diadakan inovasi pendidikan jika dilacak
biasanya bersumber pada dua hal, yaitu: (1) kemauan sekolah (lembaga
pendidikan) untuk mengadakan respons terhadap tantangan kebutuhan masyarakat,
dan (2) adanya usaha untuk menggunakan sekolah (lembaga pendidikan) untuk
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Antara lembaga pendidikan
dengan sistem sosial terjadi hubungan yang erat dan saling memengaruhi 7.
Misalnya, sekolah telah sukses menyiapkan tenaga yang terdidik sesuai
dengankebutuhan masyarakat. Dengan adanya tenaga terdidik, tingkat
kehidupannya meningkat dan cara bekerjanya juga lebih baik. Tenaga terdidik
akan merasa tidak puas jika bekerja tidak menggunakan kemampuan inteleknya

6
Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia.Jurnal Islam Nusantara, Vol.01 No.2 hlm 151
7
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia, hlm 76
7
sehingga perlu adanya penyesuaian dengan lapangan pekerjaan. Dengan demikian,
selalu terjadi perubahan yang bersifat dinamis, yang disebabkan hubungan
interaktif antara lembaga pendidikan dengan masyarakat.
1. Faktor yang Memengaruhi Inovasi Pendidikan Berikut ini akan dikemukakan
beberapa faktor yang cukup berperan memengaruhi inovasi pendidikan
(Hasbullah, 2001: 14), yaitu sebagai berikut.
a. Visi terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan persoalan asasi bagi manusia sebagai makhluk
yang dapat dididik dan harus dididik yang akan tumbuh menjadi manusia
dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Sejak kelahirannya,
manusia telah memiliki potensi dasar yang universal, berupa:
1. Kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk
(moral identity).
2. Kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri
sesuai dengan pembawaan dan citacitanya (individual identity).
3. Kemampuan untuk berhubungan dan kerja sama dengan orang lain
(sosial identity).
4. Adanya ciri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang
lain (individual differences).
Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yang
didapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orangtuanya serta di
lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang
akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta
kasih orangtua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka
pada usiausia dini merupakan dasar kukuh yang memungkinkan timbulnya
pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak
akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan
pembawaan, lingkungan budaya, dan zamannya.
b. Faktor Pertambahan Penduduk Adanya pertambahan penduduk yang tinggi
menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, terutama
pendidikan8. Banyak masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan
meledaknya jumlah anak usia sekolah. Masalahmasalah yang berkaitan
langsung dengan pendidikan tersebut adalah:

8
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia, hlm 77-78
8
1. Kekurangan kesempatan belajar. Masalah ini merupakan masalah yang
mendapat prioritas pertama dan utama yang perlu segera digarap.
2. Masalah kualitas pendidikan. Kurangnya dana, jumlah guru, fasilitas
pendidikan, sudah tentu akan memengaruhi merosotnya mutu pendidikan.
3. Masalah relevansi. Masalah relevansi pada prinsipnya cukup mendasar,
sebab dalam kondisi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan output
pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat, terutama dalam
hubungannya dengan kesiapan kerja. Hal tersebut lebihlebih dengan
digulirkannya konsep “link and match”, yang salah satu tujuannya adalah
mengatasi persoalan relevansi tersebut.
4. Masalah efisiensi efektivitas pendidikan diusahakan agar memperoleh
hasil yang baik dengan biaya dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus
dicari sistem mendidik dan mengajar yang efisien dan efektif, sesuai
dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan9.
c. Faktor Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Kemajuan zaman ditandai dengan kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan secara
akumulatif bertambah pesat. Perkembangan tersebut sudah tentu harus
dimasukkan dalam kurikulum sekolah, meskipun hal ini menyebabkan
adanya kurikulum yang sangat sarat dengan masalah-masalah baru.
d. Tuntutan Adanya Proses Pendidikan yang Relevan
Dalam mempersiapkan proses pendidikan yang relevan sesuai dengan
perkembangan zaman, sistem pembelajaran harus disesuaikan agar tidak
ketinggalan dan mampu mencetak output yang mempunyai kualitas tinggi
serta mampu bersaing dengan dunia internasional. Salah satu contoh inovasi
dalam pendidikan, yaitu dalam hal kurikulum. Kurikulum di Indonesia yang
sering bergantiganti karena menyesuaikan dengan kondisi dan tuntutan
zaman, serta anak didik mampu menerapkan ilmu yang diberikan oleh
pendidik untuk menghadapi kemajuan zaman.
Untuk memahami perlunya perubahan pendidikan atau kebutuhan adanya
inovasi pendidikan, ada tiga hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap 10

9
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia, hlm 78
10
Ibid., hlm 79
9
kegiatan di sekolah, yaitu: (a) kegiatan belajar mengajar, (b) faktor internal
dan eksternal, dan (c) sistem pendidikan (pengelolaan dan pengawasan)11.

D. Tujuan Dan Cara Pencapaiannya (Strategi) Inovasi Pendidikkan


a. Tujuan Inovasi Pendidikkan
“Tujuan” yang direncanakan mengharuskan adanya perincian yang jelas
tentang sasaran dan hasil yang ingin dicapai, yang dapat diukur untuk
mengetahui perbedaan antara keadaan sesudah dengan sebelum inovasi. Tujuan
inovasi adalah efisiensi, relevansi, dan efektivitas mengenai sasaran jumlah
anak didik sebanyakbanyaknya, dengan hasil pendidikan yang sebesarbesarnya
(menurut kriteria kebutuhan anak didik, masyarakat, dan pembangunan) dengan
menggunakan sumber tenaga, uang, alat, dan waktu dalam jumlah sekecil-
kecilnya (Suryosobroto, 1990: 129).
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan,
yaitu kemampuan sumber tenaga, uang, sarana, dan prasarana, termasuk
struktur dan prosedur organisasi. Jadi, keseluruhan sistem perlu ditingkatkan
agar semua tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan sebaikbaiknya
(Hasbullah, 2001: 189).
Tujuan pendidikan Indonesia jika disimpulkan bahwa saat ini Indonesia
sedang mengejar ketertinggalan iptek secara global yang berjalan sangat cepat
dan berusaha agar pendidikan bisa dirasakan dan didapatkan oleh semua warga
Indonesia.
Adapun arah tujuan inovasi pendidikan tahap demi tahap, yaitu:
1. mengejar ketertinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan
teknologi sehingga semakin lama pendidikan di Indonesia semakin
berjalan sejajar dengan kemajuan tersebut.
2. Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah dan luar sekolah
bagi setiap warga negara. Misalnya, meningkatkan daya tampung usia
sekolah SD, SLTP, SLTA, dan PT.
Di samping itu, akan diusahakan peningkatan mutu yang dirasakan
semakin menurun saat ini12. Dengan sistem penyampaian yang baru, peserta

11
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia, hlm 79
12
Ibid., hlm 48
10
didik diharapkan menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil
memecahkan masalahnya sendiri.13
Tujuan jangka panjang yang hendak dicapai ialah terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya. Tujuan lain dilakukannya inovasi pendidikan adalah untuk
memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia
kependidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
Secara lebih terperinci, maksud diadakannya inovasi pendidikan adalah
sebagai berikut (Hasbullah, 2001: 199201). Pertama, inovasi/ pembaharuan
pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalahmasalah pendidikan. Tugas
inovasi/pembaharuan pendidikan yang utama adalah memecahkan masalah-
masalah yang dijumpai dalam dunia pendidikan dengan cara inovatif. Inovasi
atau pembaharuan pendidikan juga merupakan tanggapan baru terhadap
masalah kependidikan yang dihadapi. Titik pangkal pembaharuan pendidikan
adalah masalah pendidikan yang aktual, yang secara sistematis akan dipecahkan
dengan cara inovatif. Akhirakhir ini, semua usaha pembaharuan pendidikan
ditujukan untuk kepentingan siswa atau subjek belajar demi perkembangannya,
yang sering disebut student centered approach. Pembaharuan pendidikan yang
memusatkan pada masalah pendidikan umumnya dan perkembangan subjek
pendidikan khususnya mengutamakan segi efektivitas dan segi ekonomis dalam
proses belajar14.
b. Strategi Inovasi Pendidikkan
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program
perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi. Akan tetapi, memilih
strategi yang tepat bukan pekerjaan yang mudah. Sukar untuk memilih satu
strategi tertentu guna mencapai tujuan atau target perubahan sosial tertentu.
1. Strategi Fasilitatif
Strategi fasilitatif digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan.
Adanya kurikulum baru dengan pendekatan keterampilan proses misalnya,
memerlukan perubahan atau pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika
untuk keperluan tersebut digunakan pendekatan fasilitatif, program
pembaharuan yang dilaksanakan menyediakan berbagai macam fasilitas dan
sarana yang diperlukan. Sekalipun demikian, fasilitas dan sarana itu tidak

13
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia hlm 48-50
14
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia hlm 49-50
11
akan banyak bermanfaat dan menunjang perubahan jika guru atau pelaksana
pendidikan sebagai sasaran perubahan tidak memahami masalah pendidikan
yang dihadapi, tidak merasakan perlu adanya perubahan pada dirinya, tidak15
perlu atau tidak bersedia menerima bantuan dari luar atau dari yang lain,
tidak memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha pembaharuan.
2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)
Menurut (Zaltman, Duncan, 1977: 111) strategi pendidikan sebagai
suatu pengajaran kembali (re-education) atau perubahan sosial dalam
pendidikan dipakai untuk mencapai suatu perubahan sosial. Dengan
demikian jika pendidikan menggunakan strategi pendidikan itu sama saja
mengadakan suatu perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta,
dengan begitu orang yang menggunakan fakta atau informasi itu dapat
menentukan dan mengambil tindakan yang akan dilakukannya. Setiap
manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk dapat
membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau tingkah lakunya
apabila fakta itu ditujukan kepadanya.
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu
karena mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai hasil
yang optimal. Tanpa strategi, proses pendidikan tidak akan terarah sehingga
tujuan pendidikan yang telah efektif dan efisien semuanya akan sia-sia. Agar
strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif, maka perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut ini.
a. Strategi pendidikan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi dan
situasi berikut ini.
1. Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam
waktu yang singkat atau tidak ingin segera cepat berubah.
2. Apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan social.
3. Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan16

15
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group, hlm 92
16
Ibid., hlm 33-34
12
4. Apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola
tingkah laku yang sudah ada ke tingkah laku yang baru17.
5. apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui
dan dimengerti atas dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan
adanya kontrol dari klien.
3. Strategi Bujukan
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan,
artinya tujuan perubahan sosial dicapai dengan cara membujuk (merayu)
agar sasaran perubahan (guru) mau mengikuti perubahan sosial yang
direncanakan. Sasaran perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan
cara memberikan alasan, mendorong, atau mengajak untuk mengikuti contoh
yang diberikan. Strategi bujukan dapat berhasil apabila berdasarkan alasan
yang rasional, pemberian fakta yang akurat.
Strategi bujukan tepat digunakan apabila:
a. Guru (sasaran perubahan) tidak berpartisipasi dalam proses perubahan
social
b. Guru berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak perubahan social
c. Guru diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari
kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain.
d. Masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah
kurang efektif;
e. Pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap sasaran perubahan.
f. Perubahan sosial sangat bermanfaat, tetapi mengandung risiko yang dapat
menimbulkan perpecahan.
g. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat
diamati manfaatnya secara langsung.
h. Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat
awal diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan18.

17
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group, hlm 33-34
18
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia hlm 94-95
13
4. Strategi Paksaan (Power Strategies)
Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam
pelaksanaan program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran
perubahan) untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan
bentuk hasil target yang diharapkan. Kekuatan paksaan dipengaruhi oleh
ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan, tersedianya
berbagai alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung 19
tersedianya dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan program.
Penggunaan strategi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
b. Apabila klien tidak merasa perlu untuk berubah atau tidak menyadari
perlunya perubahan social.
c. Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang
untuk mengusahakan perubahan
d. Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang diharapkan
harus terwujud.
e. Tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap perubahan
social.
f. Dapat digunakan jika klien sukar untuk mau menerima perubahan sosial;
dan
g. Dapat digunakan untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial
yang telah direncanakan20.

19
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group, hlm 34
20
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group, hlm 35
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau
kelompok orang (masyarakat), yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam inovasi
pendidikan mempuyai tujuan yang jelas. inovasi pendidikan memiliki sifat-
sifat, yaitu : Penggantian (substitution), Perubahan (alternation), Penambahan
(addition), Penyusunan kembali (restructuring), Penghapusan (elimination),
Penguatan (reinforcement). Profesionalisme dan keunggulan guru merupakan
kata kunci yang perlu terus diungkapkan dalam upaya membangun sumber
daya manusia yang berkualitas di masa perkembangan iptek. Namun, dalam
menerima adanya iptek perlu adanya sikap yang bijaksana.
B. Saran
Saran bagi semua dalam menyikapi perkembang iptek yaitu,: Terbuka
terhadap inovasi dan perubahan. Berorientasi pada masa depan daripada masa
lampau., memanfaatkan iptek dengan bijaksana, menghargai jenis pekerjaan
sesuai dengan prestasi, menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk
pembangunan berkelanjutan, menghargai dan menghormati hak-hak asasi
manusia, tetap menjunjung nilai keluhuran bangsa dengan menjadi manusia yang
bermoral.

15
DAFTAR PUSTAKA
Kristiawan Muhammad,dkk.2018.Inovasi Pendidikan.Medan:Wade Group
Kadi,Titi, dan Robiatul Awwaliyah.2017.Inovasi Pendidikan : Upaya
Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia.Jurnal Islam Nusantara,
Vol.01 No.2
Rusdiana.2014.Konsep Inovasi Pendidikan.Bandung : CV.Pustaka Setia

16

Anda mungkin juga menyukai