Dasar Dan Jenis Ilmu Pengetahuan (Jurnal Biologi)
Dasar Dan Jenis Ilmu Pengetahuan (Jurnal Biologi)
Rusmini
Abstrak
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan
pengetahuan secara sungguh-sungguh. Secara khusus, manusia
mampu mengembangkan pengetahuan ini karena ia mempunyai
bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatarbelakangi informasi tersebut, serta memiliki kemampuan
berpikir dengan mengikuti suatu alur kerangka berpikir tertentu. Dua
kelebihan inilah yang memungkinkan manusia untuk mengembangkan
pengetahuannya, yaitu bahasa yang bersifat komunikatif dan pikiran
yang mampu menalar, yang berpijak pada dasar dan jenis ilmu
pengetahuan.
Kata Kunci
Dasar Pengetahuan, Jenis Ilmu Pengetahuan
A. Dasar-dasar Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa Inggris
knowledge. Sedangkan secara terminologi, Sidi Gazalba menjelaskan
bahwa pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan
tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran.1
Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk
mengatakan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Dalam hal
ini, suatu hal yang menjadi pengetahuannya selalu terdiri dari 1) unsur
yang mengetahui, 2) hal yang ingin diketahui, dan 3) kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui tersebut. Artinya, pengetahuan
selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk
mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin
diketahuinya.
1
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hal.4.
79
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
2
Abbas Hamami M, Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat (Yogyakarta: Fakultas Filsafat
UGM), hal.11.
80
Rusmini, Dasar...
c. Otoritas (authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh
seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah
satu sumber pengetahuan karena kelompoknya memiliki
pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan
dalam pengetahuannya.
d. Intuisi (intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia
yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan
atau stimulus mampu untuk membuat pernyataan yang berupa
pengetahuan.
Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa
melalui proses penalaran tertentu. Intuisi bersifat personal dan
tidak bisa diramalkan; sebagai dasar untuk menyusun
pengetahuan secara teratur, maka intuisi tidak bisa diandalkan.
e. Wahyu (revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada
nabi dan rasul-Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai
pengetahuan melalui wahyu karena ada kepercayaan tentang
sesuatu yang disampaikan itu.
Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber
pengetahuan karena kita mengenal sesuatu yang bersumber pada
kepercayaan kita.
f. Keyakinan (faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri
manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang
dimaksud adalah kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan
pematangan dari kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis;
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi,
sedangkan keyakinan sangat statis; kecuali ada bukti-bukti baru
yang akurat dan sesuai.
81
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
3. Jenis Pengetahuan
Di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai
pengetahuan dan kebenaran. Burhanuddin Salam mengemukakan
bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu
pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan
pengetahuan agama.3
a. Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa yaitu pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan
dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana
ia menerima secara baik. Common sense diperoleh dari
pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram
bunga, makanan dapat memuaskan rasa lapar, dan sebagainya.
b. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu yaitu ilmu sebagai terjemahan dari
science. Ilmu pada prinsipnya merupakan usaha untuk
mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense,
suatu pengetahuan yang berasal dari pengalaman dan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dilanjutkan
dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode.
c. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat yaitu pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan
filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman
kajian tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan
yang lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian
tentang sesuatu, dan biasanya memberikan pengetahuan yang
reflektif dan kritis.
3
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal.6.
82
Rusmini, Dasar...
d. Pengetahuan agama
Pengetahuan agama yaitu pengetahuan yang hanya
diperoleh dari Tuhan melalui para utusan-Nya, yang bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.Pengetahuan
agama yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan
melalui para utusan-Nya, yang bersifat mutlak dan wajib diyakini
oleh para pemeluk agama.
4. Penalaran dan Logika
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik
4
sesuatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada
hakikatnya merupakan makhluk yang berpikir, merasa, bersikap, dan
bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang
diperoleh melalui kegiatan merasa atau berpikir. Penalaran
merupakan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri)
tertentu dalam menemukan kebenaran, yaitu:
a. Adanya suatu pola berpikir (logika); kegiatan penalaran
merupakan suatu proses berpikir logis (kegiatan berpikir menurut
suatu pola (logika) tertentu.
b. Adanya sifat analitik dari proses berpikirnya; penalaran
merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika
ilmiah (kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu). 5
Dalam hal ini, tidak semua kegiatan berpikir berdasarkan
penalaran (bersifat logis dan analitis). Perasaan merupakan suatu
penarikan kesimpulan yang tidak berdasarkan penalaran. Intuisi juga
merupakan suatu kegiatan berpikir yang non-analitik yang tidak
berdasarkan pola berpikir tertentu.
Artinya, penalaran merupakan suatu proses berpikir yang
menghasilkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan
penalaran ini mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir
harus dilakukan menurut suatu cara tertentu. Suatu penarikan
4
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2003), hal.42.
5
Ibid., hal.43.
83
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
6
William S. Sahakian dan Mabel Lewis Sahakian, Realism of Philosophy dalam Jujun, Ibid., hal.46.
7
Ibid.
8
Ibid., hal.55-59.
84
Rusmini, Dasar...
9
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Yogyakarta: Pondok
Pesantren Al-Munawwir, 1984), hal.1036.
85
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
10
Jujun, Op.Cit., hal.104.
11
Wihadi Admojo, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal.324.
12
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.55.
13
Ibid., hal.56.
14
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty, 2000).
86
Rusmini, Dasar...
15
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal.15.
16
Bahm dalam Muhammad Adib, Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu
Pengetahuan) (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal.35.
87
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
c. Metode (method)
Metode ini berkaitan dengan hipotesis yang kemudian diuji. Esensi
science terletak pada metodenya. Science merupakan sesuatu
yang selalu berubah, demikian juga metode, bukan merupakan
sesuatu yang absolut atau mutlak.
d. Aktivitas (activity)
Science adalah suatu lahan yang dikerjakan oleh para scientific
melalui scientific research, yang terdiri dari aspek individual dan
sosial.
e. Kesimpulan (conclusion)
Science merupakan a body of knowledge. Kesimpulan yang
merupakan pemahaman yang dicapai sebagai hasil pemecahan
masalah adalah tujuan dari science, yang diakhiri dengan
pembenaran dari sikap, metode, dna aktivitas.
f. Pengaruh (effects)
Apa yang dihasilkan melalui science akan memberikan pengaruh
berupa pengaruh ilmu terhadap ekologi (applied science) dan
pengaruh ilmu terhadap masyarakat dengan membudayakannya
menjadi berbagai macam nilai.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan lahir dari pengembangan
suatu permasalahan (problems) yang dapat dijadikan sebagai
kegelisahan akademik. Atas dasar problem, para ilmuwan memiliki
suatu sikap (attitude) untuk membangun metode-metode dan kegiatan-
kegiatan (method and activity) yang bertujuan untuk melahirkan suatu
penyelesaian kasus (conclusions) dalam bentuk teori-teori, yang akan
memberikan pengaruh (effects) baik terhadap ekologi maupun terhadap
masyarakat.
Dengan demikian, kita bisa membedakan istilah ”pengetahuan”
dan ”ilmu”. Secara umum, pengetahuan ini diperoleh dari pengalaman,
bdimiliki oleh manusia, yaitu pengetahuan tentang hal-hal yang
berlaku umum dan tetap serta pasti, utamanya tentang hal-hal yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari.
88
Rusmini, Dasar...
17
Poedjawijatna, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hal.6.
18
Ibid., hal.59.
89
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
19
Van Melsen, Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita (terj. K. Bertens, Jakarta: Gramedia),
hal.65-67.
90
Rusmini, Dasar...
20
Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu (Semarang: IKIP Semarang Press, 1990), hal.8-9.
21
Surajiyo, Op.Cit., hal.61-64.
91
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
92
Rusmini, Dasar...
22
Van Melsen, Op.Cit., hal.25-47.
93
Edu-Bio; Vol. 5, Tahun 2014
e. Filsafat
Filsafat juga merupakan ilmu non-empiris, yang berfungsi
sebagai kerangka sistematis yang umum, mengingat adanya
pandangan bahwa filsafat sebagai induk semua ilmu lain. Dalam
keanekaragaman ilmu ini perlu diteruskan pencarian jawaban atas
pertanyaan yang pada awal mulanya dikemukakan oleh filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas Hamami M. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan Diktat.
Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM.
Ahmad Warson Munawwir. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia.
Yogyakarta: Pondok Pesantren Al-Munawwir, 1984.
Amsal Bakhtiar. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Hartono Kasmadi, dkk, Filsafat Ilmu. Semarang: IKIP Semarang Press,
1990.
Jujun S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Muhammad Adib. Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan
Logika Ilmu Pengetahuan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Poedjawijatna. Pembimbing ke Arah Alam Filsafat. Jakarta: Rineka Cipta,
1994.
Sidi Gazalba. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan Bintang, 1992.
Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
The Liang Gie. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty, 2000.
Van Melsen. Ilmu Pengetahuan dan Tanggung Jawab Kita. (terj. K.
Bertens, Jakarta: Gramedia.
Wihadi Admojo. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
94