Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulana Prasasti

Kelas :B

NIM : 1800024208

Dosen Pengampu : Supid Arso Hananto, S.H., LL.M.

Tugas Praktek Peradilan Semu (Perdata)

1. Kasus :
Penggugat yang beralamat Jl. Kapas No. 10 Yogyakarta, D. I. Yogyakarta yang
merupakan tempat tinggal Orang Tua Pengggugat menggugat cerai Tergugat di
PN. Yogyakarta, dimana dalam gugatannya Penggugat menyatakan alamat
Tergugat di Jl. Prof. Dr. Soepomo,SH No.4 Bantul D.I. Yogyakarta. Tergugat
hadir pada sidang I (pertama) setelah dipanggil secara sah dan patut oleh
Jurusita PN. Bantul. Mediasi antara Penggugat dan Tergugat dinyatakan gagal
oleh Hakim Mediator. Sidang kemudian dilanjutkan, Penggugat membacakan
gugatannya, lalu Tergugat dalam jawabannya eksepsinya menyatakan PN.
Yogyakarta tidak mempunyai kewenangan / kompetensi secara relatif untuk
mengadili perkara tersebut karena Tergugat beralamat di Jln. Prof. Dr.
Soepomo,SH No.4 Bantul D.I. Yogyakarta sesuai surat Gugatan Penggugat dan
Panggilan / Relaas yang disampaikan Jurusita PN. Bantul sehingga yang
berwenang mengadili perkara ini adalah PN. Bantul. Tergugat dalam Repilknya
menyatakan, PN. Yogyakarta berwenang mengadili perkara ini karena alamat
KTP Tergugat di Jl. Kapas No. 50 Yogyakarta, D. I. Yogyakarta, serta
berdasarkan:”Putusan MA Nomor: 604/K/pdt/1984 (28-9-1985). Dikatakan,
bahwa berdasarkan bukti yang diajukan Penggugat dan Tergugat, ditemukan
fakta yang membuktikan Tergugat mempunyai 2 (dua) tempat kediaman yang
jelas. Sehubungan dengan itu, tidak ada larangan bagi Penggugat memilih salah
satu tempat tinggal Tergugat yang paling menguntungkan baginya. Oleh karena
itu, Gugatan yang di ajukan Penggugat pada salah satu Pengadilan Negeri
tersebut, tidak melanggar asas actor sequitur forum rei yang digariskan pasal
118 (1) HIR “(M. Yahya Harahap,S.H., Hukum Acara Perdata: Tentang Gugatan,
Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, Dan Putusan Pengadilan Cetakan
keempat, 2006, hlm. 193).

Pertanyaan:
Bagaimana Putusan Sela Majelis Hakim pemeriksa perkara tersebut, jelaskan
beserta dasar hukumnya?

Jawaban :
- Putusan Sela Majelis Hakim Pemeriksa Perkara :
Menimbang, bahwa mencermati proses persidangan sebagaimana tertera
dalam contoh kasus diatas dan juga pertimbangan hukum sebagaimana
tertulis dalam putusan hakim diatas, tampak pengadilan di tingkat pertama
sudah melakukan Mediasi hukum namun proses Mediasi hukum itu
dinyatakan gagal oleh Hakim Mediator, dan dilanjutkan ke sidang kedua.
Menimbang, bahwa dengan sudah terteranya identitas dari Tergugat memiliki
2 (dua) domisili tempat tinggal jadi hakim bisa menyetujui permintaan dari
Penggugat untuk menyatakan bahwa Penggugat bisa memilih dua tempat
lokasi Pengadilan dengan alasan identitas dari Tergugat memiliki dua lokasi
tempat tinggal yaitu yang pertama di Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H No.4 Bantul
D.I. Yogyakarta dan yang kedua sesuai dengan identitas KTP Tergugat juga
berdomisili di Jl. Kapas No. 50 Yogyakarta, D.I. Yogyakarta. Sehingga tidak
ada larangan sehingga dari penggugat mempunyai hak untuk memilih lokasi
pengadilan yang menguntungkan bagi Penggugat serta Penggugat juga pada
salah satu pengadilan tidak dianggap melanggar Pasal 118 Ayat 1 HIR “guna
melindungi kepentingan tergugat dalam mengajukan pembelaan
diri, asas hukum menentukan gugatan haruslah diajukan kepada pengadilan
dalam wilayah hukum tempat tinggal tergugat.” atau disebut juga Asas Actor
Sequitor Forum Rei.
- Dasar Hukum :
a. Pasal 118 Ayat 1 HIR “Guna melindungi kepentingan tergugat dalam
mengajukan pembelaan diri, asas hukum menentukan gugatan haruslah
diajukan kepada pengadilan dalam wilayah hukum tempat tinggal
tergugat” (Asas Actor Sequitor Forum Rei)
b. Pasal 20 Ayat 1 PP No. 9 Tahun 1975, yakni gugatan perceraian diajukan
oleh suami atau istri atau kuasanya, kepada pengadilan yang daerah
hukumnya meluputi tempat kediaman tergugat.

2. Kasus:
Penggugat adalah salah satu anak dari Ahli Waris dari Ibu Sutri (Pewaris
beragama Islam) yang meninggal pada 1 Januari 2021 yang meninggalkan tanah
seluas 1.000 m² di Jl. Prof. Dr. Soepomo,SH No.4 Bantul D.I. Yogyakarta. Ibu
Sutri mempunyai 2 orang anak yaitu Penggugat dan Tergugat dimana Suami Ibu
Sutri yang bernama Bapak Pono yang merupakan ayah Penggugat dan
Tergugat telah meninggal dunia pada 1 Februari 1990. Selanjutnya setelah Ibu
Sutri meninggal, harta warisan tersebut di atas dikuasai oleh Tergugat.
Penggugat kemudian mengajukan Gugatan PMH ke PN. Bantul. Tergugat dalam
eksepsinya menyatakan Pengadilan Negeri Bantul tidak berwenang mengadili
perkara tersebut karena perkara tersebut masuk dalam sengketa waris dan oleh
karena para pihak yang bersengketa beragama Islam sehingga sudah
sepantasnya masuk dalam yurisdiksi Pengadilan Agama Bantul.

Pertanyaan:
Bagaimana Putusan Sela Majelis Hakim pemeriksa perkara tersebut, jelaskan
beserta dasar hukumnya?

Jawaban :
- Putusan Sela Majelis Hakim Pemeriksa Perkara :
Menimbang, bahwa putsan sela yang diputuskan oleh hakim menerima
gugatan yang diajukan oleh Penggugat dan menolak eksepsi dari pihak
tergugat dikarenakan kasus yg tertulis diatas termasuk Perbuatan Melawan
Hukum.
Menimbang, bahwa didalam kasus yang tertulis diatas yang mana dari pihak
Tergugat tidak membagikan hak waris untuk pihak Penggugat yang mana
seharusnya warisan itu dibagi rata juga ke pihak Penggugat. Jadi hakim
memberi putusan bahwa pihak Tergugat dapat dinyatakan melakukan
Perbuatan Melawan Hukum dengan alasan pihak Tergugat mengambil hak-
hak dari pihak Penggugat yang mana seharusnya dari pihak Penggugat
mendapatkan juga sebagian dari waris tersebut namun kenyataannya tidak
diberikan atau dibagi dari pihak Tergugat.
- Dasar Hukum :
Putusan MA No. 132 K/Pdt/1993 menyatakan bahwa “apabila terdapat
sengketa milik atas objek perkara, penyelesaian sengketa milik tetap menjadi
kewenangan peradilan umum sedangka sengketa pembagian warisannya
merupakan yurisdiksi peradilan agama”.
Bahwa berdasarkan kaidah hukum mengenai sengketa milik dapat dilihat
dalam putusan MA No 11K/AG/1979. alam putusan tersebut ditentukan suatu
kaidah hukum acara yang menegaskan: “Apabila dalam suatu gugatan yang
menyangkut pembagian harta warisan masih terkandung sengketa hak milik
maka perkara yang bersangkutan tidak termasuk kewenangan Pengadilan
Agama untuk memeriksanya tapi termasuk kewenangan Peradilan Umum.”
Jadi dalam prinsipnya, harta peninggalan/warisan itu harus dibagi. tidak bisa
terbagi dan hal ini diatur dalam pasal 1066 KUHPerdata yang menyatakan
“Tiada seorangpun yang mempunyai bagian dalam harta peninggalan
diwajibkan menerima harta peninggalam tersebut dalam keadaan tidak
terbagi.”
Jadi, berdasarkan uraian dasar hukum diatas maka bisa disimpulkan bahwa
Penggugat sebagai ahli waris bisa melakukan langkah hukum dengan
mengajukan gugatan pembagian waris ke pengadilan terhadap ahli waris
atau orang yang menguasai harta warisan tersebut agar warisan yang saat ini
dipegang oleh tergugat wajib bersifat harus untuk dibagikan kepada pihak
Penggugat.

Catatan:
1.Tugas dikumpulkan dengan mengunggah di Google Classroom paling lambat
pada hari Rabu tanggal 28 April 2021 pukul 23.59 WIB.
2.Sertakan sumber kutipan (sitasi).
Zero-tolerance policy for plagiarism.

Anda mungkin juga menyukai