Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

PERUBAHAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN STRES

Dosen Pengampu :

Syaharuddin Y, SE., MM

Kelompok 7 :
Alika Maysya Putri (190102620
8)
(190102622
Atika Sari
4)
(190102617
Cindy Lorenza
1)
(190102606
Jumiarti Ningsih
3)
(190102623
Natalia Daniati Sania
2)
(190102617
Salma Nabila
8)
(190102612
Sherina Elvira Nur Ramadhani
0)
(190102621
Vazha Tania Soraya Vauza 5)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

Alamat: Kampus Unmul Gunung Kelua Samarinda, Jl. Tanah Grogot No. 1,
Samarinda Ulu, Gunung Kelua, Gn. Kelua, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda,
Kalimantan Timur 75117
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dalam penyelesaian tugas ini tentunya banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada anggota kelompok yang bekerja
sama dengan baik sehingga tugas ini selesai pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak memiliki kekurangan dan kekeliruan sehingga jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan. Hal ini, disebabkan oleh kemampuan, pengetahuan dan wawasan kami yang
sangat terbatas.
Mengingat kami masih dalam tahap belajar, kami sangat mengharapkan kritik, saran
dan pikiran positif lainnya untuk dijadikan bahan masukan bagi kami dalam perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, Oktober 2020

Disusun oleh

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………….............. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............. ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................


A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah....................................................................................................................2
D. Manfaat Makalah..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
A. Pengertian Perubahan Organisasi.........................................................................................4
B. Tuntutan Perubahan Organisasi............................................................................................5
C. Faktor-faktor penyebab perubahan Organisasi.....................................................................6
D. Jenis-jenis perubahan organisasi..........................................................................................8
E. Level Perubahan Organisasi.................................................................................................8
F. Tahapan Perubahan Organisasi.............................................................................................8
G. Strategi perubahan organisasi...............................................................................................9
H. Pengertian Manajemen stres...............................................................................................10
I. Dampak Stres.......................................................................................................................11
J. Penyebab Tingkatan Stres...................................................................................................13
K. Reaksi Psikologi Terhadap Stres........................................................................................15
L. Strategi Mengatasi Stres.....................................................................................................15
M. Faktor Manajemen Stes.....................................................................................................17
N. Strategi Manajemen Stres...................................................................................................18
O. Tujuan Manajemen Stres....................................................................................................18
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................20
ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di
tengahtengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu
menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan
dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan survive apalagi berkembang. Ini
berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang tidak
dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan
lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi
modern.
Kecuali perubahan yang bertujuan menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan, organisasi kadang-kadang menganggap perlu secara sengaja melakukan
perubahan guna meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
Karena sifat dan tujuan setiap organisasi berbeda satu sama lain maka frekuensi dan
kadar perubahan yang terjadinya pun tidak selalu sama. Organisasi-organisasi tertentu
lebih sering mengalami perubahan, sementara organisasi lain relatif jarang
melakukannya.
Menghadapi kondisi lingkungan yang selalu berubah tersebut, tidak ada cara
lain yang lebih bijaksana bagi seorang pimpinan kecuali dengan memahami hakekat
perubahan itu sendiri dan menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
Sekolah (sebagai bagian dari organisasi sosial) tidak luput dari kondisi sebagaimana
dikemukakan di atas, yang berarti jika sekolah ingin survive apalagi berkembang
dituntut untuk tanggap terhadap berbagai perubahan yang terjadi dan mampu
merespon dengan benar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Organisasi ?
2. Bagaimana tuntutan perubahan organisasi ?
3. Apa Faktor-faktor penyebab perubahan Organisasi ?
4. Apa Jenis-jenis perubahan organisasi ?

1
5. Bagaimana Level Perubahan Organisasi ?
6. Apa Tahapan Perubahan Organisasi ?
7. Bagaimana Strategi perubahan organisasi ?
8. Apa yang dimaksud dengan Manajemen stres ?
9. Apa Dampak Stres ?
10. Bagaimana Penyebab Tingkatan Stres ?
11. Bagaimana Reaksi Psikologi Terhadap Stres ?
12. Bagaimana Strategi Mengatasi Stres ?
13. Apa Faktor Manajemen Stes ?
14. Bagaimana Strategi Manajemen Stres ?
15. Apa Tujuan Manajemen Stres ?

C. Tujuan Makalah
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui Perubahan Organisasi.
2. Untuk mengetahui tuntutan perubahan organisasi.
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor peyebab perubahan Organisasi.
4. Untuk mengetahui Jenis-jenis perubahan organisasi.
5. Untuk mengetahui Level Perubahan Organisasi.
6. Untuk mengetahui Tahapan Perubahan Organisasi.
7. Untuk mengetahui Strategi perubahan organisasi.
8. Untuk mengetahui Manajemen stres.
9. Untuk mengetahui Dampak Stres.
10. Untuk mengetahui Penyebab Tingkatan Stres.
11. Untuk mengetahui Reaksi Psikologi Terhadap Stres.
12. Untuk mengetahui Strategi Mengatasi Stres.
13. Untuk mengetahui Manajemen Stes.
14. Untuk mengetahui Strategi Manajemen Stres.
15. Untuk mengetahui Tujuan Manajemen Stres.

D. Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan pemahaman tentang Perubahan Organisasi.
2. Meningkatkan pemahaman tentang tuntutan perubahan organisasi.
2
3. Meningkatkan pemahaman tentang Faktor-faktor peyebab perubahan Organisasi.
4. Meningkatkan pemahaman tentang Jenis-jenis perubahan organisasi.
5. Meningkatkan pemahaman tentang Level Perubahan Organisasi.
6. Meningkatkan pemahaman tentang Tahapan Perubahan Organisasi.
7. Meningkatkan pemahaman tentang Strategi perubahan organisasi.
8. Meningkatkan pemahaman tentang Manajemen stres.
9. Meningkatkan pemahaman tentang Dampak Stres.
10. Meningkatkan pemahaman tentang Penyebab Tingkatan Stres.
11. Meningkatkan pemahaman tentang Reaksi Psikologi Terhadap Stres.
12. Meningkatkan pemahaman tentang Strategi Mengatasi Stres.
13. Meningkatkan pemahaman tentang Manajemen Stes.
14. Meningkatkan pemahaman tentang Strategi Manajemen Stres.
15. Meningkatkan pemahaman tentang Tujuan Manajemen Stres.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Organisasi


Perubahan Organisasi, Setiap organisasi selalu membutuhkan suatu perubahan,
perubahan tersebut sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan organisasi
tersebut.
Perubahan organisasi mengacu kepada hal yang berkaitan dengan aktivitas
pelaksanaan tugas di dalam suatu organisasi, sehingga menuju kepada suatu keadaan
di dalam perusahaan tersebut yang dianggap lebih baik oleh pihak manajemen seiring
dengan berjalannya waktu. Restrukturisasi organisasi adalah salah satu dari bentuk
perubahan organisasi.
Hage dan Aiken menyebutkan bahwa proses perubahan terdiri atas empat langkah,
yaitu evaluasi, inisiasi, implementasi, rutinitas.
Kurt Lewin mengembangkan tiga tahap model perubahan yang meliputi
bagaimana mengambil inisiatif perubahan, mengelola dan menyetabilkan proses
perubahan itu sendiri. Lebih jauh Robbins menjelaskan tahap perubahan tersebut
dengan istilah unfreezing, moving, dan refreezing.
Unfreezing merupakan proses awal dari tahap perubahan. Pada tahap ini
terjadi pencarian perilaku dan sistem lama (status quo). Pertentangan antara faktor
yang mendorong perubahan dan yang menentang akan terjadi pada tahap ini. Tahap
pencarian berjalan lancar jika kekuatan pendorong mendominasi. Kekuatan
pendorong perubahan selanjutnya menggerakkan pada perilaku dan sistem yang
diinginkan.
Moving merupakan tahap pembelajaraan. Pada tahap ini, pekerja diberi
informasi baru, model dan sistem kerja yang diharapkan diterapkan nantinya, atau
sebuah cara pandang baru untuk level pengambil kebijakan.
Refreezing merupakan tahap pembekuan kembali perilaku, sistem serta cara
pandang yang diharapkan. Pada tahap ini diperlukan sebuah peneguhan dan
penegasan kembali tentang arti penting perubahan yang sedang dijalankan. Guna
mendukung perubahan jangka panjang diperlukan sebuah sitem yang mengawal dn
menjamin pelaksanaan perubahan yang sedang dijalankan.

Dalam model perubahan tiga tahap, Lewin menggunakan beberapa asumsi yang
melandasi keberhasilan perubahan. Asumsi yang dipakai oleh Lewin meliputi:

4
1. Proses perubahan menyangkut mempelajari sesuatu yang baru, dan tidak
melanjutkan sikap atau perilaku sekarang ini.
2. Perubahan harus didorong adanya keinginan dan motivasi untuk berubah.
3. Manusia adalah penggerak perubahan.
4. Adanya resistensi adanya perubahan adalah sebuah keniscayaan, walaupun tujuan
perubahan sangat diinginkan.
5. Perubahan yang efektif memerlukan penguatan perilaku baru, sikap, dan praktik
organisasional.

B. Tuntutan Perubahan Organisasi


Jaman akan terus menerus berubah secara konstan, dan suatu organisasi harus
menyesuaikan dengan segala perubahan untuk dapat bertahan.
1. Kekuatan Persaingan (Competitive Forces)
Setiap organisasi berusaha keras untuk mencapai keuntungan dari
persaingan. Persaingan menjadi pemicu untuk melakukan perubahan dikarenakan
apabila organisasi tersebut tidak dapat melebihi pesaingnya dalam efisiensi,
kualitas atau kemampuan untuk melakukan inovasi pada produk dan jasa, maka
organisasi tersebut tidak akan bertahan.
2. Ekonomi. Politik, dan Kekuatan Global
Ekonomi, politik, dan kekuatan global secara terus menerus
mempengaruhi organisasi dan memaksa mereka untuk bagaimana dan di mana
harus menghasilkan barang dan jasa. Perserikatan ekonomi dan politik antar
negara menjadi suatu kekuatan yang penting untuk perubahan. Tidak ada suatu
organisasi yang mampu mengabaikan dampak dari ekonomi global dan kekuatan
politik terhadap aktivitasnya.
3. Kekuatan Demografi dan Sosial (Demography and Social Forces)
Perubahan dalam komposisi dari kekuatan pekerja dan terus meningkatnya
keaneka ragaman karyawan, hal ini mengenalkan pada organisasi banyaknya
peluang dan tantangan. Perubahan dalam karakteristik demografis dari kekuatan
pekerja memaksa para manajer untuk merubah gaya mereka dalam mengatur
karyawan dan belajar bagaimana cara memahami, mengawasi dan memotivasi
dengan setiap anggota yang berbeda secara efektif. Banyak perusahaan membantu
para pekerja mereka untuk memahami akan adanya perubahan teknologi yang

5
terus berkembang dengan menyediakan dukungan dalam mengedepankan
pelatihan dan pendidikan.
4. Kekuatan Etika (Ethical Forces)
Sama pentingnya bagi suatu organisasi dalam mengambil tindakan untuk
berubah sebagai tanggapan atas tuntutan dalam perubahan demografis dan sosial
untuk kearah perilaku perusahaan yang lebih jujur dan bertanggung jawab.
Banyak organisasi membutuhkan perubahan untuk mengijinkan para manajer dan
para pekerja di semua tingkatan untuk melaporkan perilaku yang tidak pantas,
sehingga suatu organisasi dapat dengan segera menyingkirkan perilaku seperti itu
dan melindungi kepentingan umum bagi para pelanggan dan anggotanya.

C. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Organisasi


Perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda, perubahan merupakan
pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi menuju pada keadaan yang
diinginkan dimasa depan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan manajemen organiasi antara lain sebagai
berikut : 1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang bersumber dalam internal
organisasi itu sendiri Faktor ini merasakan adanya kebutuhan akan perubahan
yang dirasakan. Oleh karena itu, setiap organisasi mengahadapi pilihan antara
berubah atau mati tertekan oleh kekuatan perubahan. Faktor internal di dalam
organisasi dapat pula menjadi pendorong untuk perlunya perubahan. Adapun yang
termasuk dalam faktor internal adalah sebagai berikut:
a. Perubahan ukuran dan struktur organisasi
Perubahan yang terjadi menyebabkan banyak organisasi melakukan
restrukturisasi dan biasanya diikuti dengan downsizing dan outsourcing.
Restrukturisasi cenderung membentuk organisasi yang lebih datar dan
berbasis team. Outsourcing dimaksudkan untuk menarik tenaga professional
guna meningkatkan kinerja organisasi. Perubahan ukuran dan struktur
organisasi ini di maksudkan untuk memperoleh SDM yang sesuai dengan
tugas atau Job description yang diberikan, sehingga organisasi itu memperoleh
orang yang ahli di bidangnya dan manajemen sekolah berjalan dengan baik.

b. Perubahan dalam sistem administrasi

6
Perubahan sistem administrasi dimaksudkan untuk memperbaiki
efisiensi, merubah citra organisasi, atau untuk mendapatkan kekuasaan dalam
organisasi. Perubahan sistem administrasi dimaksudkan agar organisasi
menjadi lebih kompetetif.
c. Introduksi teknologi baru
Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan mempengaruhi
cara bekerja orang-orang dalam organisasi. Teknologi baru diharapkan
membuat organisasi semakin kompetitif. Teknologi telah merubah pekerjaan
dan organisasi. Penggantian pegawasan dengan menggunakan komputer
menyebabkan rentang kendali manejer semakin luas dan organisasi semakin
yang lebih datar.

2) Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar
lembaga/organisasi, yaitu keseluruhan faktor yang berasal dari luar organisasi
yang dapat mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi, seperti: ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kebudayaan, sumber alam, demografi, sosiologi dan
sebagainya. Faktor eksternal lainnya antara lain :
a. Lingkungan Alam Fisik yang Ada di Sekitar Manusia
Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan fisik, seperti terjadinya gempa
bumi, taufan, banjir besar, dan lain-lain mungkin menyebabkan bahwa
masyarakat yang mendiami daerah-daerah tersebut terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggalnya yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan
keadaan alam yang baru tersebut.
b. Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat menyebabkan terjadinya
perubahanperubahan yang sangat besar baik pada lembaga/organisasi
kemasyarakatan maupun struktur masyarakat.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain dapat menyebabkan terjadinya
perubahan sosialdan budaya. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua
masyarakat, mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh

7
timbalbalik, artinya masing-masing masyarakat mempengaruhi masyarakat
lainnya, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat yang lain itu.

D. Jenis-Jenis Perubahan Organisasi


1. Perubahan tidak terencana (unplanned change)
Perubahan bersifat spontan, tanpa ada arahan dari agen perubahan. Jenis-jenis
perubahan yang tidak dapat diantisipasi oleh organisasi. Contohnya pemogokan
liar yang membuat pabrik tutup, atau konflik interpersonal yang menghasilkan
prosedur baru dalam hubungan antar departemen.
2. Perubahan terencana(planed change)
Perubahan ini dihasilkan oleh usaha-usaha yang dilakukan oleh agen
perubahan. Perubahan ini merupakan respon dari adanya perbedaan antara apa
yang diharapkan dan kondisi aktual. Contonhnya dalam suatu organisasi yang
menerapkan teknologi informasi dalam organisasinya sehingga dapat membantu
organisasi dalam mewujudkan tujuan dan cita – cita organisasi.

E. Level Perubahan Organisasi


1. Perubahan makroevolusioner (macroevolutinary forces of change)
Merupakan perubahan-perubahan organisasi yang disebabkan oleh perilaku
organisasi-organisasi lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan organisasi lain
seringkali mempengaruhi suatu organisasi, sehingga terjadi perubahan.
2. Perubahan microevolusioner (microevolutionary forces of change)
Merupakan perubahan-perubahan yang disebabkan pengaruh faktor-faktor
internal dalam siklus atau daur kehidupan organisasi, baik karena pertambahan
ukuran dan kompleksitas, maupun masalah pertumbuhan (growth) dan penurunan
(decline) organisasi.
3. Perubahan politis(political forces of change)
Merupakan perubahan pada level individu. Biasanya pergulatan politik dan
kekuasaan dalam organisasi.

F. Tahapan Perubahan Organisasi


Kurt Lewin mengembangkan tiga tahap model perubahan yang meliputi
bagaimana mengambil inisiatif perubahan, mengelola dan menyetabilkan proses

8
perubahan itu sendiri. Lebih jauh Robbins menjelaskan tahap perubahan tersebut
dengan istilah unfreezing, moving, dan refreezing.
Unfreezing merupakan proses awal dari tahap perubahan. Pada tahap ini
terjadi pencarian perilaku dan sistem lama (status quo). Pertentangan antara faktor
yang mendorong perubahan dan yang menentang akan terjadi pada tahap ini. Tahap
pencarian berjalan lancar jika kekuatan pendorong mendominasi. Kekuatan
pendorong perubahan selanjutnya menggerakkan pada perilaku dan sistem yang
diinginkan.
Moving merupakan tahap pembelajaraan. Pada tahap ini, pekerja diberi
informasi baru, model dan sistem kerja yang diharapkan diterapkan nantinya, atau
sebuah cara pandang baru untuk level pengambil kebijakan.
Refreezing merupakan tahap pembekuan kembali perilaku, sistem serta cara
pandang yang diharapkan. Pada tahap ini diperlukan sebuah peneguhan dan
penegasan kembali tentang arti penting perubahan yang sedang dijalankan. Guna
mendukung perubahan jangka panjang diperlukan sebuah sitem yang mengawal dn
menjamin pelaksanaan perubahan yang sedang dijalankan.

G. Strategi Perubahan Organisasi


1. Force-Coercion Strategy
Perubahan dilakukan melalui wewenang formal dan/atau penggunaan reward
& punishment. Perubahan diperoleh dengan cepat namun cenderung dilakukan
karena adanya rasa takut terhadap hukuman atau keinginan mendapatkan reward,
pengaruhnya bersifat temporer. Sesuai untuk digunakan pada tahap unfreezing,
yaitu meninggalkan pola lama dan mendorong terbentuknya pola baru.
2. Rational Persuasion Strategy
Perubahan dilakukan melalui pengetahuan, data empiris maupun argumen
rasional. Manajer harus menggunakan pendekatan rasional bahwa perubahan akan
memberikan manfaat yang besar dibandingkan pola sebelumnya. Argumen bisa
disampaikan oleh agen perubahan, ahli dari luar maupun melalui demonstrasi.
Perubahan yang terjadi lebih lambat dari strategi force-coercion, namun hasilnya
lebih “tahan lama” dan terinternalisasi dalam diri individu.
3. Shared Power Strategy
Strategi yang melibatkan partisipasi dari pihak-pihak yang terlibat untuk
melakukan perubahan sesuai dengan nilai, kebutuhan maupun tujuan

9
individu/kelompok. Manajer memerlukan reference powerdan ketrampilan untuk
bekerja efektif bersama berbagai pihak. Perubahan ini memerlukan waktu yang
cukup lama, namun perubahan tersebut akanlebih tahan lama dan terinternalisasi
dalam diri masing-masing.

H. Pengertian Manajemen Stres


Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya tekanan.
Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar. Stres tidak
selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki
nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh
banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat
waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka
dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres
tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat
berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan.
Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan,
bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih
sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Beberapa ahli mendefinisikan stres sebagai:
a) Respon non spesifik dari tubuh di setiap tuntutan.
b) Suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu
kesempatan di mana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau
penghalang.
c) Adanya ketidakseimbangan antara tuntutan (fisik dan psikis) dan kemampuan
memenuhinya. Gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut akan berdampak
krusial.
d) Stres merupakan tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun secara mental
terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan
mengakibatkan dirinya terancam.
Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara
efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul
karena tanggapan (respon).

10
Menurut Greenberg (2002) Manajemen stress adalah suatu tindakan yang
dilakukan seseorang untuk mengontrol sumber stress yang di alaminya agar tidak
menimbulkan efek negatife kedepannya. Manajemen stress adalah dimana individu
melakukan pengontrolan atau pengaturan stress yang bertujuan untuk mengenal
penyebab stress dan mengetahui teknik-teknik mengelola stress, sehingga orang lebih
baik dalam menguasai stress dalam kehidupan (Schafer, 2000 dalam Segarahayu,
2013).
Manajemen stress lebih daripada sekedar mengatasinya, yakni belajar
menanggulanginya secara adaptif dan efektif (Margiati, 1999 dalam Segarahayu,
2013). Manajemen stres berarti membuat perubahan dalam cara berfikir dan merasa,
dalam cara berperilaku dan sangat mungkin dalam lingkungan individu masingmasing
(Margiati, 1999 dalam Segarahayu, 2013).

I. Dampak Stres
1. Stress kronis mengganggu tidur anda
Menurut survei American Pyschological Association's 2019 Stress in America,
kebanyakan orang Amerika mengatakan mereka mengalami tingkat stres yang
lebih tinggi dari normal. Itu bisa mengurangi kualitas tidur.
“Anda bisa masuk ke lingkaran setan,jika kamu stres dan kamu tidak bisa
menghentikan kekhawatiran dan kecemasanmu, kamu tidak bisa tidur, atau kamu
bangun lebih banyak, atau kamu melihat jam dan kamu tidak bisa kembali tidur”
ujar Geyer, direktur medis di Canyon Ranch di Lenox, Massachusetts.
Satu studi 2019 menemukan bahwa hanya satu malam tanpa tidur dapat
menyebabkan peningkatan 30% dalam tingkat stres, sementara studi 2015 yang
meneliti wanita paruh baya selama periode sembilan tahun menemukan bahwa
mereka yang melaporkan tingkat stres tertinggi memiliki kualitas tidur yang lebih
rendah dan lebih mungkin melaporkan mengalami insomnia. Penelitian medis
menunjukkan kurang tidur telah dikaitkan dengan segala hal mulai dari kecemasan
hingga depresi.
Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko masalah jantung, obesitas, dan
diabetes - dan itu dapat membatasi kemampuan tubuh Anda untuk melawan
infeksi menurut National Institutes of Health.

11
2. Saat stress, Anda memiliki pilihan makanan yang buruk
“Orang yang stres mungkin menggunakan makanan sebagai penghiburan
kamu biasanya tidak mengunyah brokoli ketika sedang stres. Kamu biasanya
mengambil donat dan keripik”. Kata Kahn, profesor kedokteran klinis di Wayne
State University School of Medicine.
Meskipun tidak semua orang stres makan, stres mengarah pada respons
melawan yang dapat melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang
meningkatkan nafsu makan. Stres yang terus-menerus dapat menyebabkan
peningkatan kadar kortisol, menurut Harvard Health Publishing. Ketika suatu
peristiwa yang menegangkan terjadi, kadar kortisol harus menurun. Tetapi bagi
orang-orang yang terjebak dalam siklus stres, kadar kortisol mungkin tetap
meningkat dan orang-orang mungkin masih merasakan keinginan untuk makan
makanan ringan yang manis dan berlemak.
Satu penelitian penting 2007 menemukan bahwa orang dengan kadar kortisol
yang lebih tinggi lebih cenderung ngemil sebagai respons terhadap stres. Wanita
lebih cenderung makan ketika stres daripada pria. Satu studi 2014 menemukan
bahwa makan saat stres lebih sering terjadi pada anak perempuan daripada anak
laki-laki. American Psychological Association menemukan bahwa wanita lebih
cenderung sering melaporkan stres daripada pria, dengan 31 persen wanita
melaporkan makan selama masa-masa sulit dibandingkan 21 persen pria.
3. Saat stres kita tidak ingin berolahraga
Seringkali orang yang stres tidak menyediakan waktu untuk berolahraga.
“Orang-orang yang olahraga dari kehidupan mereka”, kata Kahn.
4. Stress dapat mengacaukan hormon Anda
Bagi wanita dan pria, stres dapat memicu ketidakseimbangan hormon. “Ketika
pasien datang kepada saya untuk ketidakseimbangan hormon, akar penyebabnya
biasanya adalah terlalu banyak kortisol atau hormon stres”, kata Dr. Jane Oh,
dokter obgun di Illinois dikutip dari www.healthline.com.
5. Stres dapat memperburuk masalah kulit
Para peneliti telah mengidentifikasi sejumlah kondisi yang tidak selalu
disebabkan oleh stres tetapi dapat diperburuk olehnya. Daftar itu termasuk
jerawat, psoriasis, rosacea, alopecia, dan eksim juga.

12
6. Stress memperburuk keadaan hati
Selama episode akut stres, tubuh dibanjiri dengan adrenalin, yang
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Dalam kasus stres ekstrem,
Anda bahkan dapat mengalami kondisi yang dikenal sebagai "sindrom patah hati"
rasanya persis seperti serangan jantung.
7. Stress membuat Anda rentan terhadap penyakit
Studi 2015 menunjukkan bahwa stres dapat menyebabkan orang terserang
demam. Stres juga dikaitkan dengan timbulnya alergi dan asma.
8. Stres dapat memunculkan depresi
Intinya adalah bahwa depresi dapat disebabkan oleh kombinasi faktor. Meski
begitu, National Institute of Mental Health memang menyebutkan stres sebagai
faktor risiko penyakit tersebut.
9. Stress bisa membuat sistem pencernaan Anda rusak
Jika Anda pernah merasa ingin muntah sebelum memberikan pidato atau
presentasi, maka Anda sudah tahu bahwa stres memiliki efek langsung pada usus
Anda. Faktanya, stres diketahui menyebabkan gejala-gejala seperti mulas,
gangguan pencernaan, mual, muntah, diare, dan sembelit. Itu karena otak dan usus
Anda terhubung erat dan dikendalikan oleh banyak hormon yang sama, menurut
University of Maryland Medical Center.

J. Penyebab Tingkatan Stres


a) Penyebab Stress
Hal-hal yang membuat stress disebut dengan stressor. Ancaman, peristiwa
atau berubah adalah yang membuat stress. Ada dua penyebab seseorang
mengalami stress, yaitu:
1) External Stressors
Kondisi ruangan seperti kebisingan, cahaya yang berlebih, dan suhu
udara yang panas dan keadaan ruangan yang sempit.
• Social Interation seperti mengalami perlakuan yang kasar, korban sikap
yang berkuasa, menerima perlakuan yang agresif dari orang lain dan
mengalami kekerasan.

13
• Organisational seperti kondisi organisasi yang bisa membuat muncul stress
yaitu terdapat peraturan yang terlalu red tape, dan tekanan date line yang
harus dipenuhi.
• Peristiwa penting dalam hidup seperti kelahiran, kematian, kehilangan
pekerjaan, promosi, dan berubahnya status perkawinan.
• Kecerobohan aktivitas sehari-hari, seperti keseharian bepergian dengan
jarah jauh, lupa menyimpan kunci dan rusaknya alat-alat atau mesin. 2)
Internal Stressors
• Stressors internal bisa dikarenakan terdapat pemilihan dari gaya hidup
yang diikuti seperti kecanduan minum-minuman yang memiliki
kandungan kafein, berkurangnya tidur, dan jadwal yang selalu padat.
• Pembicaraan pribadi yang negatif, hal ini bisa muncul dengan tanda
pemikiran yang pesimis, sering mengkritik diri sendiri dan menjalankan
analisis yang berlebih.
• Jebakan fikiran seperti mengharapkan yang tidak kunjung terwujud, terlalu
banyak yang dipikirkan atau tidak berpikir sama sekali, atau berpikiran
kaku.
• Hambatan secara pribadi seperti terlalu sibuk kerja (workhaholic) atau
terlalu menginginkan segala sesuatu menjadi sempurna (ingin terlihat
perfeksionis).

b) Tingkatan Stress
Tingkatan stress dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Eustress
Eustress merupakan stress positif yang terjadi pada saat tingkatan
stress cukup tinggi untuk memotivasi supaya berperilaku untuk mendapatkan
sesuatu. Eustress merupakan stress yang baik, yang memberikan keuntungan
kesehatan seperti latihan fisik atau mendapatkan promosi.
2) Distress
Distress atau stress negative terjadi pada saat tingkatan stress sangat
tinggi atua sangat rendah dan tubuh serta pikiran mulai merespon penyebab
stress dengan negatif. Distress di lain pihak adalah stress yang mengganggu
kesehatan dan biasa membuat tidak seimbang antara tuntutan stress dan
kemampuan untuk memenuhi tuntutan.
14
Dengan seperti itu penanganan stress bisa memberikan tingkat motivasi dan
stimulus. Jika mempunyai kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan, kita
bisa memakai stress dengan cara yang efektif.

K. Reaksi Psikologi Terhadap Stres


Reaksi psikologis terhadap stres dapat meliputi, (Sarafino, 2007) :
1. Kognisi
Stres dapat melemahkan ingatan dan perhatian dalam aktivitas kognitif.
Stresor berupa kebisingan dapat menyebabkan deficit kognitif pada anak-anak.
Kognisi juga dapat berpengaruh dalam stres.
2. Emosi
Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan
keadaan emosionalnya untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapat
mempengaruhi stres dan pengalaman emosional. Reaksi emosional terhadap stres
yaitu rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, perasaan sedih dan rasa marah.
3. Perilaku sosial
Stres dapat mengubah perilaku individu terhadap orang lain. Individu
dapat berperilaku menjadi positif maupun negatif. Bencana alam dapat membuat
individu berperilaku lebih kooperatif, dalam situasi lain, individu dapat
mengembangkan sikap bermusuhan. Stres yang diikuti dengan rasa marah
menyebabkan perilaku sosial negative cenderung meningkat sehingga dapat
menimbulkan perilaku agresif. Stres juga dapat mempengaruhi perilaku
membantu pada individu.

L. Strategi Mengatasi Stres


Adanya kebutuhan hidup yang tidak terpenuhi, kebimbangan dalam
menetukan suatu pilihan yang menyangkut masa depannya, dan adanya suatu
keinginan atau cita-cita yang tidak tercapai serta kegagalan yang terus-menerus atas
usaha yang telah dilakukan bisa memicu timbulnya stress.
Stress tidak bisa dibiarkan begitu saja. Perlu adanya strategi dan juga
dukungan orang-orang terdekat agar stress atas masalah yang dihadapi tidak
mempengaruhi kondisi fisiknya. Apalagi sampai membuat si penderita jatuh sakit.
Dukungan keluarga dapat menjadi semangat tersendiri, dengan perhatian juga kasih

15
sayang orang-orang terdekat, memotivasinya untuk segera bangkit dari keterpurukan
yang dialami serta mencari solusi atas masalah tersebut. Menceritakan masalah
kepada orang lain yang dipercaya juga dapat meringankan sedikit beban pikiran.
Menurut Ardi Ardani,T; Tri Rahayu,I & Sholichatun,Y ( 2007) ada beberapa strategi
dalam mengatasi stess , antara lain:
• Memecahkan Persoalan Secara Tenang
Mengevaluasi penyebab – penyebab stress lalu menentukan langkah
penyelesaian yang tepat juga mempersiapkan upaya lain utuk menghadapi
kemungkinan bahaya.
• Menarik diri
Dengan memilih tidak mengambil tindakan apapun disertai sikap apatis dan
depresi atau dengan kata lain memilih acuh tak acuh dengan lingkungan sekitar.
• Represi
Upaya seseorang untuk menyingkirkan semua yang dapat menimbulkan
kecemasan dan stress.
• Menyangkal
Kenyataan Penipuan diri dengan menganggap tidak adanya pengalaman yang
tidak menyenangkan dengan maksud untuk melindungi diri. Pembentukan Reaksi
Berusaha menyembunyikan masalah yang dihadapi dengan menampilkan ekspresi
wajah yang berlainan dengan kenyataan.
• Fantasi
Dengan berfantasi orag sering merasa dirinya mencapai tujuannya. Kadang
khayalan lebih menarik daripada kenyataan yang ada. Dengan berfantasi yang
sedang – sedang dan dalam pengendalian kesadaran yang baik, maka fantasi
dapat menjadi cara yang sehat mengatasi stress.
• Mengelak
Seseorang yang mengalami stress terlalu lama , kuat , dan terus – menerus
maka ia akan cenderung mengelak. Maksudnya ia mengelak dari kenyataan itu
dengan mengulang suatu perilaku secara terus menerus.
Gaya seseorang dalam mengendalikan masalah tergantung pada kebiasaan standar
kebudayaan dimana ia dibesarkan. Selain dukungan dari orang – orang terdekat
seperti keluarga, teman, dan sahabat. Mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa
juga merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi stress.

16
M. Faktor Manajemen Stres
Menurut Chang, Roger dan Susan (2008) manajemen stres dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor personal dan faktor lingkungan. Pada faktor personal terdiri 5
dimensi yaitu motivasi (motivation), manfaat (benefits), koping emosional positif
(positive emotional coping), koping emosional negatif (negative emotional coping),
dan efikasi diri (self-efficacy). Kemudian faktor lingkungan terdiri dari 3 dimensi
yang mempengaruhi manajemen stres yaitu aksesibilitas (Physical Environtment),
dukungan sosial, dan hambatan (situation).
Menurut Swanburg (2002) motivasi sebagai konsep yang menggambarkan
baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang
menampakkan perilaku manusia. Menurut Sadirman (2007) motivasi adalah
perubahan energi diri seseorang yang ditandai dengan “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Kemudian manfaat (Benefits) menurut kamus
besar bahasa indonesia (2002) merupakan sesuatu yang memiliki nilai guna atau
faedah. Koping emosional merupakan usaha meredakan emosi individu yang
ditimbulkan oleh stresor tanpa mengubah suatu situasi yang menjadi sumber stres
secara langsung dengan usaha yang baik (positif) atau dengan usaha yang tidak baik
bagi individu (negatif). Efikasi diri (Self-Efficacy) merupakan judgement seseorang
atas kemampuannya untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang mengarah
pada pencapaian tujuan tertentu (Bandura, 1997).
Faktor lingkungan yang mempengaruhi manajemen stres yaitu aksesibilitas
(Physical Environment) sebagai sumber atau stimulus yang dapat mengancam
kesejahteraan individu. Karakteristik lingkungan dengan karakteristik individu yang
menentukan apakah situasi yang menekan tersebut menimbulkan stres atau tidak yang
nantinya akan mempengaruhi individu untuk melakukan manajemen stres untuk
dirinya (Helmi, 1999). Dukungan sosial merupakan bantuan pertolongan dari orang
lain yang mempunyai hubungan dekat atau orangorang terdekat misalnya, keluarga,
teman, atau rekan kerja kepada seseorang baik secara materi, informasi, dan emosi
yang berguna untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologis seseorang (Ni’mah,
2014). Sedangkan hambatan (situation) adalah sebuah halangan, rintangan atau suatu
keadaan yang tidak dikehendaki atau disukai kehadirannya, menghambat
perkembangan seseorang, menimbulkan kesulitan baik bagi diri sendiri maupun
oranglain dan ingin atau perlu dihilangkan (Poerwandarminta, 1991).

17
N. Strategi Manajemen Stres
1. Pendekatan Individual
Seorang karyawan dapat mengambil tanggung jawab pribadi dalam mengurangi
stres. Strategi individu yang telah terbukti efektif termasuk melakukan teknik
manajemen waktu, melakukan aktivitas fisik, berolahraga relaksasi, dan
mengembangkan jaringan dukungan sosial.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor penyebab stres, terutama tugas dan peran serta struktur
organisasi, dikelola oleh manajemen. Dengan cara ini, faktor-faktor ini dapat
dimodifikasi atau diubah.
Di antara strategi yang paling mungkin dipertimbangkan oleh manajemen adalah
peningkatan seleksi dan penempatan staf, penggunaan tujuan yang lebih realistis,
perencanaan tempat kerja, keterlibatan staf yang lebih besar, peningkatan komunikasi
organisasi dan penegakan program kesejahteraan.

O. Tujuan Manajemen Stres


Tujuan utama dari penerapan manajemen stress adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup seseorang agar menjadi lebih baik.
Berikut beberapa tujuan penerapan manajemen stress didalam organisasi :
• Mencegah segala kemungkinan timbulnya penyebab stress
• Mengantisipasi terjadinya stres pada seseorang pada khususnya dan organisasi
secara keseluruhan.
• Membantu pengelolaan stress sehingga tidak mengakibatkan pada hal yang buruk
 Memulihkan kembali individu atau organisasi dari kondisi stress.
Pada dasarnya, stress dapat berpengaruh pada emosi dan cara orang berpikir terutama
tekanan yang didapatkan seseorang sangatlah besar.Tentunya, tekanan ini dapat
mengancam kemampuan individu untuk menghadapi kondisi lingkungannya.

BAB III PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Semua organisasi merupakan bagian dari sistem sosial yang hidup di
tengahtengah masyarakat. Masyarakat itu sendiri memiliki sifat dinamis, selalu
mengalami perubahan dan perkembangan. Karakteristik masyarakat seperti itu
menuntut organisasi untuk juga memiliki sifat dinamis. Tanpa dinamika yang sejalan
dengan dinamika masyarakat, organisasi tidak akan survive apalagi berkembang. Ini
berarti bahwa perubahan dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang tidak
dapat dihindari. Secara terus menerus organisasi harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Proses penyesuaian dengan
lingkungan merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi organisasi
modern. Setiap organisasi selalu membutuhkan suatu perubahan, perubahan tersebut
sebagai reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan organisasi tersebut. Perubahan
organisasi mengacu kepada hal yang berkaitan dengan aktivitas pelaksanaan tugas di
dalam suatu organisasi, sehingga menuju kepada suatu keadaan di dalam perusahaan
tersebut yang dianggap lebih baik oleh pihak manajemen seiring dengan berjalannya
waktu. Restrukturisasi organisasi adalah salah satu dari bentuk perubahan organisasi.
Sedangkan Manajemen Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat
adanya tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau dari luar.
Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena
stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.

DAFTAR PUSTAKA

19
http://pusattesis.com/perubahan-organisasi-menurut-robbins/
http://ilmumanajemenberkah.blogspot.com/2018/12/perubahan-organisasional-
danmanajemen.html
https://www.dictio.id/t/faktor-faktor-apa-yang-mempengaruhi-perubahan-
manajemenorganisasi/16775/3
https://www.ganipramudyo.web.id/2017/05/perubahan-organisasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Stres https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_stres
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68264/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y
https://lifestyle.bisnis.com/read/20200409/106/1224935/ini-9-dampak-stress-pada-tubuh
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-manajemen-stress-
penyebabtingkatan-strategi-mengatasi.html
http://digilib.uinsby.ac.id/15841/5/Bab%202.pdf
http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/11/strategi-mengatasi-stress.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/68264/Chapter%20II.pdf?sequence=4
&isAllowed=y
https://ruangpengetahuan.co.id/pengertian-manajemen-stress/
https://www.pahlevi.net/pengertian-manajemen-stress/

20

Anda mungkin juga menyukai