Anda di halaman 1dari 4

0

BISNIS INTERNASIONAL
TUGAS II

SUSANTI NOORHAYATI
NIM.030776283

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
2018
1

Negara Amerika Serikat (AS) dibawah Presiden Donald J Trump, sebagai salah
satu pemain utama dalam bisnis internasional, sudah menyetujui untuk menerapkan
kebijakan proteksionis dengan mengenakan tariff bea masuk impor sebesar 25%
untuk produk baja dan tariff 10% untuk impor aluminium.

1. Menurut anda, apakah kebijakan ini masih kondusif untuk perdagangan


internasional saat ini? Apa dampak yang mungkin terjadi dari negara-negara
eksportir baja dan alumunium ke AS (misalnya : China) ?
2. Apakah akan ada dampaknya terhadap perdagangan dengan Indonesia,
sebagai salah satu negara berkembang, yang memiliki surplus neraca
perdagangan dengan AS ?

Pembahasan:

Proteksi berarti perlindungan khusus di bidang ekonomi. Perlindungan ini diberikan


oleh pemerintah kepada produsen dalam negeri terhadap pesaingnya dari luar
negeri. Proteksi ini diberikan terutama kepada produk industri yang masih kurang
efisien dan industri baru agar dapat bersaing setelah berproduksi beberpa waktu.

Politik Proteksi bertujuan :

a. untuk melindungi industri dalam negeri agar mampu tumbuh dan berkembang
sehingga mampu bersaing dengan industri sejenis dari luar negeri;
b. Dapat mengurangi pengangguran dalam negeri;
c. melindungi produk dalam negeri;
d. antidumping.

Cara melakukan politik proteksi sebagai berikut :

a. melarang ekspor barang/bahan yang diperlukan oleh industri dalam negeri.


b. Melarang/membatasi barang impor yang sudah dapat dihasilkan dalam negeri
maupun menyaingi produk dalam negeri.
c. memberikan rangsangan produk dalam negeri untuk meningkatkankan eksport
dan mampu bersaing dengan luar negeri.
d. Memperlancar dan memperpendek proses dan jalur ekspor impor.

Kebijakan Presiden USA Donald J. Trump dalam menerapkan bea masuk import
sebesar 25% untuk produk baja dan tarif 10% untuk impor alumunium sangat
2

mengganggu kondusivitas hubungan perdagangan internasional. Munilateralisme


dan proteksionisme Amerika Serikat (AS) akan berdampak pada kepentingan AS
maupun China. Sikap AS juga akan merugikan perekonomian global.

Jika ditambah tarif impor senilai US$50 miliar yang sudah diterapkan, ini berarti
hampir setengah total produk yang Amerika beli dari China, negara sumber impor
terbesar mereka, sekarang terkena hukuman bea masuk. Seluruh sektor industri
akan merasakan dampaknya, termasuk pertanian, manufaktur, tekstil, dan ritel.

Akibat kebijakan tersebut China yang merupakan pasar ekspor terbesar ketiga untuk
AS membalas dengan rencana penerapan tarif impor terhadap produk AS senilai
US$60 miliar yang dikirim ke sana. Artinya, sekitar 80% ekspor AS ke China akan
terkena bea masuk balasan.

Padahal saat ini yang dibutuhkan bukan perang dagang, tetapi kerjasama ekonomi.

Sedangkan bagi Indonesia yang merupakan negara berkembang, hubungan dagang


dengan AS berupa ekspor kelapa sawit yang juga terkena dampaknya. Indonesia
bisa membalas dengan tidak lagi dengan tidak lagi mengimpor terigu asal negara
adidaya tersebut.

Saat ini, jumlah impor terigu dari AS terbilang tak dominan. Berdasarkan data
Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture),
impor gandum dari AS sepanjang 2017 tercatat di angka 1,2 juta ton atau 11 persen
dari kebutuhan impor terigu Indonesia.

Kebutuhan nasional terigu diprediksi meningkat di masa depan. Pasalnya, semakin


tinggi pendapatan masyarakat, maka masyarakat akan melakukan substitusi beras
menjadi produk pangan berbasis terigu. Adapun konsumsi beras saat ini sebanyak
110 klogram (kg) per kapita, diramal akan menurun.

Maka dari itu, pemenuhan kebutuhan akan terigu juga harus didorong dengan
sistem perdagangan yang baik. Salah satunya adalah tidak menggantungkan satu
komoditas tertentu ke negara lain.
3

Indonesia harus menyelesaikan pekerjaan rumahnya, yakni membentuk perjanjian


dagang dengan beberapa negara yang potensial sebagai tujuan ekspor. Selain itu,
Indonesia harus bisa menjaga keseimbangan perdagangan dengan negara tujuan
ekspor tersebut.

Sumber :

BMP Modul 5 ADBI4432 Bisnis Internasional


Cnbcindonesia.com
Cnnindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai