Anda di halaman 1dari 10

JGK-Vol.13 , No.

1 Januari 2021

The Ketogenic Diet and Its Impact on the Gut Microbiota


in Diabetes Mellitus Type 2

Rr. Annisa Ayuningtyas, M.Gz


Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang
email: annisa.ayuningtyas@unimus.ac.id

ABSTRACT

The incidence of type 2 diabetes mellitus (T2DM) increase significantly. Lifestyle


changes, including patterns and types of food, have an effect on the occurrence of
T2DM. Changes in the composition and type of gut microbiota have a significant
impact on the incidence of metabolic diseases, including T2DM. Ketogenic diet,
which consist of high fat, moderate protein, and very low carbohydrates, is
currently a common diet for weight-loose program in obese people, where obesity
is a risk factor for T2DM. However, the use of this diet as management in T2DM
subject is still a controversy. It is proven that ketogenic diet can alter the
composition of Bacteriodetes to Firmicutes in T2DM subject and may improve the
metabolic profile of this subject. The ketogenic diet can be recommended as a diet
for T2DM subject with attention to the special conditions of the subject.

Keyword: Ketogenic Diet, Gut Microbiota, Type-2-Diabetes Mellitus

Diet Ketogenik dan Dampaknya terhadap Mikrobiota Usus


pada Kondisi Diabetes Melitus Tipe 2

Rr. Annisa Ayuningtyas, M.Gz


Program Studi Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang
email: annisa.ayuningtyas@unimus.ac.id

ABSTRAK

Angka kejadian diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) meningkat secara signifikan.


Perubahan gaya hidup termasuk pola dan jenis makanan berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit DMT2. Perubahan komposisi dan jenis mikrobiota usus
berdampak signifikan terhadap kejadian penyakit metabolik, termasuk DMT2.
Diet ketogenik dengan komposisi tinggi lemak, cukup protein, dan karbohidrat
sangat rendah, saat ini menjadi tren diet yang banyak dipilih untuk menurunkan
berat badan pada orang obesitas, dimana obesitas menjadi salah satu faktor risiko
DMT2. Meskipun demikian, penggunaan diet ini sebagai manajemen diet pada
individu dengan DMT2 masih menjadi kontroversi. Pemberian diet ketogenik
pada individu dengan DMT2 mampu mengubah komposisi Bacteriodetes terhadap
Firmicutes dan berdampak terhadap perbaikan profil metabolik. Diet ketogenik
dapat direkomendasikan sebagai diet bagi individu dengan DMT2 dengan
memperhatikan kondisi khusus.

Kata Kunci: Diet Ketogenik, Mikrobiota Usus, Diabetes Melitus Tipe 2


23
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

PENDAHULUAN makanan dari makanan tanpa


Diabetes mellitus tipe 2 pemprosesan menjadi makanan-
(DMT2) merupakan penyakit yang makanan cepat saji. Asupan lemak
saat ini jamak ditemui dan disebut trans dan minuman manis meningkat,
sebagai pandemi global sementara konsumsi serat, buah-
(Unnikrishnan et al., 2017). Tahun buahan dan sayuran menurun
2017 tercatat DMT2 menjadi 98,3% (Unnikrishnan et al., 2017). Studi
dari total kasus diabetes, dengan menunjukkan bahwa diet tinggi
peningkatan insiden global sebesar sukrosa, gandum dan biji-bijian yang
104% dari tahun 1990 hingga tahun telah diproses, serta produk-produk
2017 (Liu et al., 2020). Individu daging olahan memperburuk kondisi
dengan diabetes secara umum diabetes, sementara karbohidrat
memiliki risiko 1,89 kali lebih tinggi dalam bentuk pati resisten mampu
untuk mengalami kematian akibat memperbaiki parameter kadar
komplikasi penyakit yang glukosa darah (Unnikrishnan et al.,
dideritanya, dibandingkan dengan 2017; Marques et al., 2020).
individu tanpa diabetes. Risiko lebih Perubahan komposisi
tinggi ditemukan pada wanita mikrobiota usus berdampak
dibandingkan pria, sedangkan signifikan terhadap kejadian penyakit
berdasarkan usia, risiko kematian metabolik, termasuk DMT2.
pada usia muda (30-49 tahun) juga Penurunan keanekaragaman
ditemukan lebih tinggi dibandingkan mikrobiota usus menyebabkan
usia 70 tahun ke atas (Yang et al., bakteri patogenik, inflamasi saluran
2019). Penyakit DMT2 juga bukan pencernaan, dan meningkatkan
lagi menjadi penyakit pada negara progresivitas penyakit DMT2
maju dengan pendapatan ekonomi melalui mekanisme penurunan
tinggi, melainkan angka kejadiannya sensitivitas insulin. Jenis diet yang
semakin meningkat pada negara dikonsumsi diketahui berpengaruh
berkembang dan negara dengan pula terhadap komposisi mikrobiota
pendapatan perkapita yang rendah. usus. Diet yang kaya akan sumber
Jika dibandingkan antara daerah nabati dan serat akan meningkatkan
perkotaan dan pedesaan, studi jumlah Bacteroidetes dan membantu
menunjukkan bahwa angka kejadian mencegah inflamasi pada usus serta
diabetes di pedesaan meningkat dari meningkatkan sensitivitas insulin,
5,7% pada tahun 1985-1989 menjadi sedangkan diet kaya sumber hewani
8,7% pada tahun 2005-2011 akan meningkatkan rasio Firmicutes
(Zabetian et al., 2014). dan menyebabkan resistensi insulin
Terdapat beberapa faktor yang (Sharma and Tripathi, 2019).
memengaruhi tingginya angka Sejalan dengan hasil studi yang
kejadian DMT2, diantaranya menunjukkan bahwa jenis diet dapat
perubahan pola makan, jenis memengaruhi komposisi mikrobiota
makanan yang dikonsumsi, dan usus, maka tatalaksana diet individu
kurangnya aktivitas fisik (Sami et al., dengan DMT2 menjadi hal yang
2015; Unnikrishnan et al., 2017). perlu diperhatikan. Diet rendah
Semakin majunya teknologi dan karbohidrat dan diet ketogenik saat
semakin tingginya pendapatan ini menjadi tren diet yang banyak
menyebabkan pergeseran jenis dipilih untuk menurunkan berat
24
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

badan pada orang obesitas, dimana prebiotik, dan antibiotik (Garach,


obesitas menjadi salah satu faktor Perdigones and Tinahones, 2016).
risiko DMT2. Meskipun demikian, Mikrobiota dalam usus
penggunaan diet ini sebagai manusia memiliki interaksi yang
manajemen diet pada individu sangat erat antar satu sama lain, serta
dengan DMT2 masih menjadi dengan manusia sebagai host dari
kontroversi (Bolla et al., 2019). mikrobiota tersebut. Mikrobiota
Kajian ini akan membahas dalam usus ini terlibat dalam
bagaimana diet ketogenik dapat berbagai fungsi metabolik tubuh,
berperan terhadap komposisi seperti fermentasi dan absorbsi
mikrobiota usus dan apakah jenis karbohidrat yang tidak mengalami
diet ini dapat menjadi alternatif diet digesti, absorbsi elektrolit dan
untuk individu dengan DMT2. mineral, meningkatkan motilitas
usus, stimulasi hormon yang
Mikrobiota Usus dan Peranannya merangsang rasa kenyang, mencegah
dalam Progresivitas Diabetes tumbuhnya bakteri patogenik dan
Melitus Tipe 2 sintesis beberapa mikronutrien
Mikroorganisme yang terdapat (seperti biotin, kobalamin, dan
dalam tubuh manusia membentuk vitamin K). Mikrobiota usus juga
suatu mikrobiota. Terdapat berinteraksi dengan sistem imun,
setidaknya 10-100 triliun merangsang maturasi sel-sel imun
mikroorganisme yang terdiri dari dan fungsinya (Upadhyaya and
1000 spesies, hidup dalam usus Banerjee, 2015; Garach, Perdigones
manusia dewasa. Jenis mikrobiota and Tinahones, 2016).
yang paling banyak menghuni usus Komposisi dan jenis
manusia adalah bakteri yang berasal mikrobiota usus berpengaruh
dari filum Firmicutes, Bacteroidetes, terhadap kondisi kesehatan individu
Actinobacteria, Fusobacteria, dan dan berhubungan dengan DMT2 dan
Verucomicrobia. Jenis bakteri seperti penyakit lainnya. Analisis berbasis
Proteobacteria seperti Escherichia taksonomi menunjukkan bahwa pada
dan Enterobacteriaceae jarang individu dengan diabetes terjadi
ditemukan. Firmicutes dan perubahan komposisi mikrobiota
Bacteroidetes menyusun lebih dari usus, baik tingkat filum dan genus
90% dari total komposisi mikrobiota (Li et al., 2020). Studi menunjukkan
usus. Seiring dengan bertambahnya bahwa rendahnya proporsi
umur, maka proporsi Firmicutes Bacteroidetes terhadap Firmicutes
akan lebih tinggi dari Bacteroidetes berhubungan dengan obesitas dan
(Upadhyaya and Banerjee, 2015; resistensi insulin (Qin et al., 2012).
Garach, Perdigones and Tinahones, Studi lain yang dilakukan oleh
2016). Komposisi mikrobiota usus Larsen terhadap 36 laki-laki dewasa
ini bersifat unik antar satu individu menunjukkan bahwa proporsi filum
dengan lainnya, dan sangat Firmicutes dan kelas Clostridia
bergantung pada usia, jenis kelamin, menurun signifikan pada subjek
kondisi geografis tempat individu dengan diabetes, dibandingkan
tersebut tinggal, dan jenis makanan subjek yang tidak mengalami
yang dikonsumsi. Jenis dan jumlah diabetes. Rasio Bacteroidetes
mikrobiota usus ini dapat pula terhadap Firmicutes berkorelasi
dipengaruhi oleh konsumsi probiotik, positif dan signifikan dengan
25
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

konsentrasi plasma glukosa. Studi ini komponen dinding sel bakteri gram
juga menemukan bahwa kelas negatif, yang komposisinya
Betaproteobacteria ditemukan dalam meningkat pada sirkulasi subjek
jumlah yang lebih banyak pada dengan konsumsi makanan tinggi
subjek dengan diabetes dan diketahui lemak dan berpengaruh terhadap
berkorelasi pula dengan plasma resistensi insulin, toleransi glukosa,
glukosa (Larsen et al., 2010). dan produksi molekul-molekul
Terdapat perbedaan proinflamasi (Garach, Perdigones
mekanisme yang menjelaskan and Tinahones, 2016; Sharma and
korelasi mikrobiota usus terhadap Tripathi, 2019).
penyakit diabetes, pada DM tipe 1
(DMT1) dan DMT2. Mekanisme Prinsip Diet Ketogenik
pada DMT1 lebih mengarah pada Diet Ketogenik secara
peranan mikrobiota terhadap sistem sederhana berarti diet tinggi lemak
imun. Perubahan komposisi dan rendah kabohidrat. Diet ini
mikrobiota usus menyebabkan pertama kali diperkenalkan tahun
integritas sel-sel mukosa usus 1921 oleh Dr. Wilder. Munculnya
menurun dan menyebabkan diet ketogenik berawal dari observasi
kebocoran pada usus. Hal ini yang dilakukan Woodyatt yang
meningkatkan permeabilitas dan menunjukkan bahwa orang normal
berdampak terhadap inflamasi dan yang berada dalam kondisi lapar atau
gangguan respon imun pada usus diet dengan komposisi karbohidrat
(Sharma and Tripathi, 2019). yang terlalu rendah disertai dengan
Sementara pada DMT2, penanda lemak yang terlalu tinggi akan
utama yang ditemukan adalah adanya ditemukan aseton dan asam beta-
resistensi insulin dan berhubungan hidroksibutirat, dimana keduanya
dengan kondisi proinflamasi dengan merupakan bagian dari badan keton.
tingginya produksi IL-6, IL-1, dan Selanjutnya, Dr. Wilder kemudian
TNFα yang mengganggu interaksi mengaitkan kondisi puasa tersebut
insulin dengan reseptornya. dengan pengaturan makan, sehingga
Dikaitkan dengan mikrobiota usus, dapat memproduksi badan keton
individu dengan obesitas dalam jumlah yang tinggi. Hasil
menunjukkan penurunan bakteri penelitiannya kemudian diberi nama
yang memproduksi butirat, seperti “diet ketogenik” (Wheless, 2008;
Roseburia intestinalis dan F. Nylen, Likhodii and Burnham,
prausnitzii, dan terjadi peningkatan 2009).
Lactobacillus gasseri, Streptococcus Diet ketogenik ini kemudian
mutans, dan beberapa dicobakan pada pasien epilepsi.
mikroorganisme Clostridium. Sebelumnya pada awal tahun 1900
Proporsi Proteobacteria yang lebih untuk mengatasi kejang pada anak
banyak meningkatkan ekspresi yang mengalami epilepsi digunakan
mikrobiota yang terlibat dalam stress metode puasa sebagai bentuk
oksidatif dan inflamasi. Studi pada pengobatan. Namun dengan metode
hewan coba menunjukkan bahwa ini kejang hanya dapat dikontrol
perubahan komposisi mikrobiota selama puasa tetap dilakukan. Puasa
dapat mengubah tingkatan inflamasi dalam jangka waktu yang lama tentu
pada jaringan adiposa. tidak mungkin dilakukan. Setelah
Lipopolisakarida merupakan didapat korelasi antara puasa dengan
26
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

diet ketogenik, hasilnya ketika indeks glikemik rendah adalah


dicobakan pada pasien epilepsi, diet gandum, polong-polongan, sayuran,
ini dapat mengontrol epilepsi pada buah-buahan, dan produk susu
anak. Diet Ketogenik kemudian (Mcdonald, 1998; Rolfes, Pinna and
digunakan secara luas untuk terapi Whitney, 2009).
pasien epilepsi pada awal tahun 1920 Pembatasan karbohidrat pada
hingga tahun 1930 (Mcdonald, 1998; diet ketogenik secara tidak langsung
Wheless, 2008). akan menyebabkan tubuh merasa
Secara umum diet ketogenik lapar. Hal ini meskipun tidak
terdiri dari makanan dengan menyebabkan peningkatan jumlah
komposisi tinggi lemak, protein absolut protein yang dikonsumsi,
cukup, dan karbohidrat sangat rendah namun persentase protein tetap akan
(Masood, Annamaraju and Uppaluri, meningkat ke level moderat
2020). Karbohidrat pada diet (Westman et al., 2007). Jika
ketogenik dibatasi hingga 5-10%, dikonversi ke dalam gram, konsumsi
protein pada rentang 30-35% dan protein pada diet ketogenik dapat
lemak 55-60% (Chang, Borer and mencapai 1,75 gram per kilogram
Lin, 2017; Masood, Annamaraju and berat badan (Mcdonald, 1998).
Uppaluri, 2020). Diet seimbang pada Sumber lain menyebutkan untuk
umumnya mengandung lebih dari mempertahankan massa otot,
200 gram karbohidrat dalam setiap glukoneogenesis, dan oksidasi lemak
harinya, namun pada diet ketogenik diperlukan protein pada rentang 1,3-
direduksi secara signifikan. Terdapat 2,5 gram per kilogram berat badan
perbedaan pandang antara peneliti (Chang, Borer and Lin, 2017).
tentang batasan karbohidrat pada diet Lemak pada diet ketogenik
ketogenik, sehingga memunculkan mengambil proporsi paling besar,
istilah diet rendah karbohidrat (low yaitu mencapai 50-60% dari total
carbohydrate diet (LCD)) dan diet kebutuhan (Westman et al., 2007;
sangat rendah karbohidrat (very low Chang, Borer and Lin, 2017).
carbohydrate diet (VLCD)). Batasan Lemak ini digunakan untuk bahan
karbohidrat pada LCD berada pada baku proses lipolisis dan disimpan di
rentang 50-150 gram per hari, jaringan adiposa. Oksidasi lemak
sedangkan pada VLCD pembatasan menghasilkan badan keton yang
karbohidrat hingga kurang dari 20-50 terdiri dari tiga bentuk, yaitu aseton,
gram per hari (Westman et al., 2007; asetoasetat, dan beta-hidroksibutirat
Johnstone et al., 2008). Sumber lain (BHB) (Nylen, Likhodii and
menyebutkan pembatasan Burnham, 2009). Jenis lemak yang
karbohidrat dapat mencapai 10-15 dianjurkan untuk dikonsumsi dalam
gram dalam satu harinya (Mcdonald, diet ketogenik adalah jenis
1998; Wheless, 2008). monounsaturated fatty acid (MUFA)
Jenis karbohidrat yang dapat dan asam lemak tak jenuh rantai
dikonsumsi untuk diet ketogenik panjang (polyunsaturated fatty acid
pada prinsipnya termasuk jenis (PUFA)) (Boison, 2017).
karbohidrat kompleks dengan indeks
glikemik yang rendah. Hal ini Ketogenesis pada Diet Ketogenik
dimaksudkan untuk meminimalisasi Tubuh akan mengalami
pengeluaran insulin. Beberapa adaptasi setelah beberapa hari
contoh makanan yang mengandung melakukan diet ketogenik. Secara
27
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

normal, karbohidrat merupakan diproduksi dari hasil dekarboksilasi


sumber produksi energi yang utama spontan dari asetoasetat dan dapat
pada jaringan tubuh. Ketika tubuh menjadi penanda terjadinya
kekurangan karbohidrat akibat diet ketoasidosis pada bayi dengan
ketogenik, maka sekresi insulin akan menghasilkan aroma yang khas. Beta
menurun secara signifikan, sehingga hidroksibutirat (BHB) diproduksi
tubuh akan masuk ke fase katabolik. dari reduksi asetoasetat. Beta
Selain itu sebagai dampak reduksi hidroksibutirat merupakan jenis
karbohidrat pada diet, cadangan badan keton yang paling umum
glukosa di dalam tubuh akan berada di sirkulasi (Paoli, 2014).
berkurang dan menyebabkan Penelitian menyebutkan bahwa
ketidakcukupan produksi asam konsentrasi badan keton setelah
oksaloasetat untuk oksidasi lemak melakukan diet ketogenesis selama
secara normal melalui siklus krebs. satu minggu mencapai 2,75
Selanjutnya, terkait dengan siklus mmol/hari, lebih besar dari niai rata-
krebs, oksaloasetat yang bersifat rata konsentrasi badan keton sebesar
relatif tidak stabil pada suhu tubuh 0,1 mmol/hari. Setelah beradaptasi,
normal diperlukan untuk optimalisasi konsentrasi badan keton menurun
metabolisme pada siklus krebs. secara gradual, namun tetap berada
Kedua hal tersebut menyebabkan di atas nilai normal. Rata-rata total
sistem saraf pusat tidak mendapatkan BHB plasma sebesar 130 µmol/L
cukup suplai glukosa. Setelah 3-4 pada akhir diet normal, dan
hari periode diet ketogenik, sistem meningkat lima kali lipat hingga 653
saraf pusat terutama otak, akan µmol/L pada akhir konsumsi diet
mencari alternatif energi lain yang sangat rendah karbohidrat (Westman
berasal dari kelebihan produksi asetil et al., 2007). Kondisi metabolik ini
ko-A dan menyebabkan akan terjadi selama tubuh tidak
pembentukan badan keton. Seperti mendapatkan cukup karbohidrat
telah dijelaskan sebelumnya, badan sebagai sumber energi dan termasuk
keton diproduksi dari proses dalam kategori aman karena badan
ketogenesis. Proses ketogenesis ini keton diproduksi dalam jumlah yang
terjadi di mitokondria hati. Hati kecil, tanpa menyebabkan perubahan
sebagai produsen badan keton tidak pH darah (kondisi ketoasidosis)
dapat menggunakan produknya (Masood 2020).
sebagai sumber energi sebab hati
tidak memiliki enzim 3-ketoasil Ko- Dampak Diet Ketogenik terhadap
A transferase yang dibutuhkan untuk Komposisi Mikrobiota Usus dan
mengubah asetoasetat menjadi Diabetes Melitus Tipe 2
asetoasetil Ko-A. Badan keton ini Jenis diet yang dikonsumsi
menjadi sumber energi yang sangat individu secara umum berperan
baik digunakan jantung, otot, dan terhadap perbaikan parameter
ginjal (Masood 2020). metabolik pada individu dengan
Asetoasetat (AcAc) merupakan diabetes. Dua penanda utama diet
badan keton yang utama. Jenis badan ketogenik adalah adanya peningkatan
keton ini dihasilkan sebagai produk produksi badan keton oleh hati dan
intermediet dari oksidasi lemak. penurunan kadar glukosa darah.
Jenis badan keton lainnya merupakan Peningkatan produksi badan keton
hasil turunan dari asetoasetat. Aseton merupakan dampak dari oksidasi
28
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

asam lemak. Dampak diet ketogenik trigliserida dan meningkatnya kadar


ini adalah menurunnya inflamasi HDL. Hasil meta analisis ini
sebagai dampak aktivasi peroxisome menunjukkan bahwa diet ketogenik
proliferator-activated receptors dapat bermanfaat untuk perbaikan
(PPARs), penurunan produksi faktor-faktor metabolik pasien
mediator inflamasi seperti interleukin diabetes yang mengalami obesitas
dan tumor necrosis factor alpha dan kelebihan berat badan (Choi,
(TNFα), serta spesies oksigen reaktif. Jeon and Shin, 2020).
Badan keton hasil produksi diet Terkait dengan komposisi
ketogenik ini menunjukkan fungsi mikrobiota usus, diet ketogenik
neuroprotektif dengan meningkatkan berdampak pula terhadap perubahan
ATP dan menurunkan produksi komposisi mikrobiota usus. Studi
reactive oxygen species (spesies menunjukkan adanya penurunan
oksigen reaktif; ROS) melalui komposisi spesies Bifidobacterium
peningkatan oksidasi NADH dan dan Actinobacteria secara signifikan
mekanisme penghambatan transisi pada subjek manusia dan hewan.
permeabilitas mitokondria (Stafstrom Selain itu, pada studi ini, ditemukan
and Rho, 2012). pula dampak langsung dari badan
Studi pada subjek sehat keton BHB yang dihasilkan dari diet
membuktikan diet ketogenik dengan ketogenik, terhadap komposisi
5% energi dari karbohidrat dan 60% mikrobiota usus. Percobaan pada
energi dari lemak menghasilkan subjek tikus menunjukkan bahwa
penurunan serum glukosa pada awal Bifidobacterium berkurang signifikan
diet, kemudian meningkat gradual jumlahnya di dalam lumen intestinal
hingga nilai normal. Kadar insulin pasca pemberian diet ketogenik.
puasa tidak berbeda signifikan antara Sementara itu, pada subjek manusia
diet normal dengan diet ketogenik. ditemukan BHB berperan terhadap
Setelah 1-2 hari diet ketogenik, penurunan Actinobacteria,
serum BHB meningkat dari 0,1 Bifidobacterium, dan Lactobacillus
menjadi 0,4 mmol/L, dan asam serta meningkatkan komposisi
lemak bebas meningkat dari 0,2 Bacteroidetes (Ang et al., 2020).
menjadi 0,4 mmol/L (Westman et al., Tingginya jumlah Bacteroidetes pada
2007). Hal ini sejalan dengan hasil usus individu akan meningkatkan
meta analisis dampak diet ketogenik produksi energi (Sharma and
pada pasien dengan obesitas dan Tripathi, 2019).
diabetes, ditemukan bahwa: (1) diet Jenis bakteri Bacteroidetes
ketogenik selama 3-12 bulan efektif lebih sering ditemukan pada individu
mengontrol kadar glukosa darah yang mengonsumsi sumber makanan
dengan penurunan HbA1c, dan nilai hewani, sementara Prevotella banyak
HOMA-IR. (2) diet ketogenik selama ditemukan pada individu yang
4 minggu sampai 12 bulan mengonsumsi diet kaya akan sumber
berhubungan dengan penurunan nabati. Bakteri pada usus
berat badan individu dengan obesitas memproduksi beberapa metabolit
maupun overweight. (3) Diet seperti asam lemak rantai pendek
ketogenik selama 4 hari sampai 2 (short-chain fatty acid; SCFA)
tahun dapat memperbaiki profil lipid seperti butirat, propionat, dan asetat.
pada pasien dengan diabetes, Asam lemak butirat mampu
dibuktikan dengan rendahnya kadar menurunkan asupan kalori dengan
29
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

meningkatkan rasa kenyang dan komposisi mikrobiota usus dan


terlibat dalam menjaga integritas sel- parameter metabolik terkait DMT2.
sel pada usus melalui penyediaan Pemberian diet ketogenik terhadap
energi untuk proliferasi enterosit subjek yang mengalami DMT2 tetap
(Sharma and Tripathi, 2019). perlu mempertimbangkan kondisi-
Jenis lemak yang dianjurkan kondisi khusus seperti kehamilan,
dikonsumsi pada diet ketogenik menyusui, adanya gangguan makan,
adalah omega-6, omega-3, PUFA, penyakit ginjal, dan konsumsi obat
dan MUFA. Rasio omega-3 yang yang berisiko menyebabkan
lebih banyak dibandingkan omega-6 ketoasidosis diabetik.
juga menjadi faktor yang perlu
diperhatikan. Jenis protein yang DAFTAR PUSTAKA
direkomendasikan adalah protein Ang, Q. Y. et al. (2020) „Ketogenic
berbasis nabati. Hal ini sejalan Diets Alter the Gut
dengan penelitian yang menemukan Microbiome Resulting in
bahwa pemberian protein isolat Decreased Intestinal Th17
kacang hijau pada mencit yang Cells‟, Cell, 181(6), pp. 1263-
diinduksi obesitas dengan diet tinggi 1275.e16. doi:
lemak, mampu meningkatkan 10.1016/j.cell.2020.04.027.
proporsi Bacteroidetes terhadap
Firmicutes (Nakatani et al., 2018). Boison, D. (2017) „New insights into
Pemberian diet ketogenik the mechanisms of the
diketahui berdampak positif terhadap ketogenic diet‟, Woters
perbaikan mikrobiota usus dan Kluwer Health, 2, pp. 187–
parameter metabolik individu dengan 192. doi:
DMT2, tetapi belum tentu cocok 10.1097/WCO.00000000000
untuk semua individu. Hal ini 00432.
disebabkan diet ini menyebabkan
ketosis. Pemberian diet terhadap Bolla, A. M. et al. (2019) „Low-carb
pasien DMT2 yang mengalami risiko and ketogenic diets in type 1
gangguan makan, dengan penyakit and type 2 diabetes‟,
ginjal, maupun wanita hamil dan Nutrients, 11(5), pp. 1–14.
menyusui, bukanlah pilihan yang doi: 10.3390/nu11050962.
tepat. Pasien DMT2 yang diberikan
obat SGLT-2 inhibitor juga tidak Chang, C., Borer, K. and Lin, P.
diperbolehkan mengonsumsi diet (2017) „Low ‐ Carbohydrate ‐
jenis ini karena berisiko mengalami High ‐ Fat Diet : Can it Help
ketoasidosis diabetik (Bolla et al., Exercise Performance ?‟,
2019). Journal of Human Kinetics,
56(March), pp. 81–92. doi:
SIMPULAN 10.1515/hukin-2017-0025.
Komposisi dan jenis
mikrobiota usus berpengaruh Choi, Y. J., Jeon, S. M. and Shin, S.
terhadap progresivitas DMT2. Diet (2020) „Impact of a ketogenic
ketogenik dengan komposisi rendah diet on metabolic parameters
karbohidrat, protein moderat, dan in patients with obesity or
lemak dalam jumlah tinggi diketahui overweight and with or
berdampak baik terhadap perbaikan without type 2 diabetes: A
30
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

meta-analysis of randomized x.
controlled trials‟, Nutrients,
12(7), pp. 1–19. doi: Marques, A. M. et al. (2020) „Effects
10.3390/nu12072005. of the amount and type of
carbohydrates used in type 2
Garach, A. M., Perdigones, C. D. and diabetes diets in animal
Tinahones, F. J. (2016) „Gut models : A systematic
microbiota and type 2 review‟, PloS one, 15(6), pp.
diabetes mellitus‟, 1–19. doi:
Endocrinologia Y Nutricion, 10.1371/journal.pone.023336
63(10), pp. 560–568. 4.

Johnstone, A. M. et al. (2008) Masood, W., Annamaraju, P. and


„Effects of a high-protein Uppaluri, K. R. (2020)
ketogenic diet on hunger , Ketogenic Diet, StatPearls.
appetite , and weight loss in Available at:
obese men feeding ad libitum https://www.ncbi.nlm.nih.gov
1 – 3‟, American Journal of /books/NBK499830/.
Clinical Nutrition, 87(6), pp.
44–55. Mcdonald, L. (1998) The Ketogenic
Diet : A Complete Guide for
Larsen, N. et al. (2010) „Gut the Dieter and Practitioner.
microbiota in human adults Edited by E. Volk. Lyle
with type 2 diabetes differs McDonald.
from non-diabetic adults‟,
PLoS ONE, 5(2), pp. 1–10. Nakatani, A. et al. (2018) „Dietary
doi: mung bean protein reduces
10.1371/journal.pone.000908 high-fat diet-induced weight
5. gain by modulating host bile
acid metabolism in a gut
Li, Q. et al. (2020) „Implication of microbiota-dependent
the gut microbiome manner‟, Biochemical and
composition of type 2 Biophysical Research
diabetic patients from Communications, 501(4), pp.
northern China‟, Scientific 955–961. doi:
Reports, 10(1), pp. 1–8. doi: 10.1016/j.bbrc.2018.05.090.
10.1038/s41598-020-62224-
3. Nylen, K., Likhodii, S. and
Burnham, W. M. (2009) „The
Liu, J. et al. (2020) „Trends in the Ketogenic Diet : Proposed
incidence of diabetes Mechanisms of Action‟,
mellitus: results from the Neurotherapeutics, 6(April),
Global Burden of Disease pp. 402–405.
Study 2017 and implications
for diabetes mellitus Paoli, A. (2014) „Ketogenic Diet for
prevention‟, BMC Public Obesity : Friend or Foe ?‟,
Health, 20(1), pp. 1–12. doi: International Jpurnal of
10.1186/s12889-020-09502- Environmental Research and
31
JGK-Vol.13 , No.1 Januari 2021

Public Health, 11, pp. 2092–


2107. doi: Upadhyaya, S. and Banerjee, G.
10.3390/ijerph110202092. (2015) „Type 2 diabetes and
gut microbiome : at the
Qin, J. et al. (2012) „A metagenome- intersection of known and
wide association study of gut unknown Type 2 diabetes and
microbiota in type 2 gut microbiome : at the
diabetes‟, Nature, 490(7418), intersection of known and
pp. 55–60. doi: unknown‟, Gut Microbes,
10.1038/nature11450. 6(2), pp. 85–92. doi:
10.1080/19490976.2015.1024
Rolfes, S. R., Pinna, K. and Whitney, 918.
E. (2009) Understanding
Normal and Clinical Westman, E. C. et al. (2007) „Low-
Nutrition. 8th edn. Belmont: carbohydrate nutrition and
Wadsworth Cengage metabolism‟, American
Learning. Journal of Clinical Nutrition,
86(6), pp. 276–284.
Sami, W. et al. (2015) „Effect Of
Diet On Type 2 Diabetes Wheless, J. W. (2008) „History of the
Mellitus: A Review‟, ketogenic diet‟, Epilepsia, 49,
International Journal of pp. 3–5. doi: 10.1111/j.1528-
Scientific & Technology 1167.2008.01821.x.
Research, 4(8), pp. 112–118.
Yang, J. J. et al. (2019) „Association
Sharma, S. and Tripathi, P. (2019) of Diabetes With All-Cause
„Gut microbiome and type 2 and Cause-Specific Mortality
diabetes: where we are and in Asia: A Pooled Analysis of
where to go?‟, Journal of More Than 1 Million
Nutritional Biochemistry, 63, Participants‟, JAMA network
pp. 101–108. doi: open, 2(4), p. e192696. doi:
10.1016/j.jnutbio.2018.10.00 10.1001/jamanetworkopen.20
3. 19.2696.

Stafstrom, C. E. and Rho, J. M. Zabetian, A. et al. (2014) „Global


(2012) „The ketogenic diet as rural diabetes prevalence: A
a treatment paradigm for systematic review and meta-
diverse neurological analysis covering 1990–
disorders‟, Frontiers in 2012‟, Diabetes Research
Pharmacology, 3(April), pp. and Clinical Practice, 104(2),
1–8. doi: pp. 206–213. Available at:
10.3389/fphar.2012.00059. https://www.diabetesresearch
clinicalpractice.com/article/S
Unnikrishnan, R. et al. (2017) „Type 0168-8227(14)00007-
2 Diabetes : Demystifying the 2/fulltext#.
Global Epidemic‟, Diabetes,
66(June), pp. 1432–1442. doi:
10.2337/db16-0766.
32

Anda mungkin juga menyukai