Azrimaidaliza*
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor resiko
terjadinya DM antara lain faktor genetik, pertambahan usia, kurangnya aktifitas fisik dan pola makan atau diet
yang tidak seimbang. Artikel ini membahas penyakit DM dan peran asupan zat gizi dalam mencegah dan
mengatasi Penyakit DM. Vitamin C adalah salah satu zat gizi mikro yang berperan dalam mengontrol kadar gula
darah. Dianjurkan bagi masyarakat untuk mengonsumsi makanan secara seimbang dan bagi penderita DM
disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan Indeks Glikemik rendah, konsumsi serat yang cukup dan
konsumsibuah-buahan serta sayuran yang banyak mengandung vitamin seperti vitamin C, yang berperan sebagai
antioksidan dan mencegahberkembangnya Penyakit DM.
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder which caused by multifactorial. The risk factors of DM are
genetic, age, low physical activities and an adequate diet. This article discuss about DM and the role of nutrient
intake inprevention dan treatment of DM. Vitamine C is one of the micro nutrient which have role to controlblood
glucose. Suggestion for people to consume balance food and for diabetic person consuming food with low
glicemic index, adequate fiber, fruits and vegetables which contain vitamine, such as vitamine C, as antioxidant
dan inprevention the growth of DM.
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (uniminda@yahoo.com)
6
Jumal Kesehatan Masyarakat, September 20 11-Maret 20 11,Vol. 6, No.1
37
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l
bagi berbagai penelitian global terhadap kelainan Obesitas merupakan faktor risiko utama
metabolik. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) untuk terjadinya DM. Hubungannya dengan DM
dengan 75 gram glukosa digunakan untuk tipe 2 sangat kompleks. Meskipun angka obesitas
membedakan antara DM danbukan DM.1 yang diukur melalui Indeks Massa Tubuh (IMT)
Penegakan diagnosis diabetes dengan cara; umumnya rendah pada orang-orang India, namun
(1) Gejala DM seperti rasa haus serta poliuria dan angka tersebut berkaitan erat dengan intoleransi
hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu £ 200 glukosa pada populasi perkotaan dan pedesaan.
mg/dl (11,1 mmol/1), (2) atau FPG (kadar glukosa Sekalipun masih berada di dalam kisaran berat
puasa) S 126 mg/dl (7,0 mmol/1), (3) atau glukosa badan yang dapat diterima, namun kenaikan berat
badan dapat meningkatkan risiko DM, khususnya
plasma 2 jam setelah makan (2 jam pp) > 200 mg/dl j ikaada predisposisi familial.
1
(11,1 mmol/1) selama pelaksanaan TTGO dan (4) Distribusilemak tubuh lebih pentingartinya
untuk keperluan skrining pada populasi dapat sebagai prediktor DM ketimbang obesitas.
digunakan kriteria kadar glukosa puasa atau 2 jam pp Adipositas tubuh bagian atas yang diukur melalui
sesudah pemberian per oral 7 5 gram glukosa.' rasio pinggang/panggul memiliki keterkaitan yang
Selain membedakan antara penderita DM lebih erat dengan DM pada sejumlah penelitian
atau tidak, melalui diagnosis juga dapat menentukan
cross-sectional dan prospektif.1 Lemak merupakan
apakah seseorang menderita diabetes tipe 1 atau 2. salah satu unsur yang terdapat dalam komposisi
Hal ini penting sekali karena antara kedua tipe tubuh manusia. Menurut Forber (1994), komposisi
memiliki perbedaan dalam perawatannya. Penderita tubuh merupakan jumlah seluruh dari bagian tubuh.
diabetes tipe 1 secara total bergantung pada suntikan Bagian tubuh terdiri dari adiposa dan massajaringan
insulin untuk dapat bertahan hidup sedangkan bebas lemak. Willet (1990), menjelaskan komposisi
penderita diabetes tipe 2 tidak perlu bergantung pada tubuh manusia terdiri dari adiposa (lemak) dan lean
suntikan insulin. body mass (bebas lemak), yaitu otot, tulang dan
cairan ekstraseluler, dan lain-lain. Antropometri
Faktor Risiko terjadinya Diabetes Melitus mengukur jaringan lemak dan bebas lemak secara
Faktor risiko terjadinya Diabetes Mellitus, tidak langsung, yang variasi jumlah dan proporsinya
yaitu genetik atau bawaan seperti penyakit yang
dapat dipergunakan sebagai indikator status gizi.6
diderita orang tua merupakan salah satu faktor risiko
Perubahan jaringan lemak akan menggambarkan
terjadinya DM. Bukti adanya komponen genetik
perubahan keseimbangan energi, sedangkan
berasal dari koefisien keselarasan DM yang
jaringan otot menggambarkan cadangan protein
meningkat pada kembar monozigot, prevalensi DM
tubuh. Indikator komposisi tubuh dipergunakan di
yang tinggi pada anak-anak dari orang tua yang
klinik untuk mengidentifikasi kekurangan gizi atau
menderita diabetes, dan prevalensi DM yang tinggi
kelebihan gizi serta memantau perubahan komposisi
pada kelompok etnis tertentu. Varian genetik lainnya
tubuh selama pemberian dukungan zat gizi.6
adalah kehilangan pendengaran yang diwariskan
DM tipe 2 dan hipertensi merupakan dua
secara maternal pada penderita DM yang merupakan
keadaan yang umumnya saling berkaitan.
ciri khas DM tipe 1 maupun tipe 2. Tuli neural
Keberadaan kondisi tersebut secara bersama-sama
sensorik berhubungan dengan onset DM yang dini
akan memperbesar risiko kardiovaskular,
dan bentuk ini ditandai oleh pewarisan maternal
komplikasi renal dan retina pada DM. Pengendalian
yang kuat. Hanya anak perempuan yang dapat
kadar glukosa darah dan tekanan darah yang ketat
mewariskan penyakit ini kepada keturunan,
akan mengurangi komplikasi vaskular secara
walaupun kedua gender sama-sama dapat terkena.1
signifikan pada DM.' Bukti yang kuat menunjukkan
Faktor resiko lainnya adalah pertambahan
penurunan tekanan darah secara signifikan
usia. Faktor resiko ini merupakan faktor risiko yang
menurunkan kejadian kardiovaskular pada pasien
penting untuk DM. Dalam semua penelitian
diabetik. Lebih jauh, studi intervensi menunjukkan
epidemiologi pada berbagai populasi, prevalensi
perbaikan kadar glukosa darah menurunkan insiden
DM memperlihatkan peningkatan spesifik menurut
kejadian kardiovaskular pada pasien diabetes tipe 2
usia. Pada populasi Eropa, usia pada onset DM
jika perbaikan dilakukan intervensi multifaktorial
umumnya berkisar antara 50-60 tahun, namun usia
dengan memasukkan target optimal lipidplasma dan
ini secara signifikan lebih rendah pada penduduk asli
Amerika dan India yang angka prevalensi DM-nya kadar tekanan darah.7 Hipertensi kemungkinan
tinggi.1 terjadi pada anak dengan diabetes tipe 2. Risiko
komplikasi diabetes makrovaskular dan
38
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l
mikrovaskular secara positif berhubungan dengan menunjukkan bahwa penurunan berat badanbahkan
kenaikan tekanan darah sistolik.4 tingkat sedang (5-10% dari berat badan basal) dapat
Pola makan atau diet merupakan memperbaiki glukosa darah, menurunkan resistensi
determinan penting yang menentukan obesitas dan insulin dan faktor risiko kardiovaskuler, seperti
resistensi insulin. Konsumsi makanan tinggi energi tekanan darah dan lemak tidak abnormal yang sering
dan tinggi lemak, selain aktivitas fisik rendah, akan ditemukan pada penderita pasien.8 Pada pasien DM
mengubah keseimbangan energi dengan tipe 2 dengan berat badan yang normal, pergantian
disimpannya energi sebagai lemak simpanan yang sebagian karbohidrat dengan lemak tak jenuh
jarang digunakan. Asupan energi yang berlebihan tunggal (MUFA) akan mengurangi kenaikan gula
akan meningkatkan resistensi insulin sekalipun darah setelah makan dan kadar trigliserida dalam
belum terjadi kenaikan berat badan yang signifikan. darah.1
Diet tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah
karbohidrat berkaitan dengan DM tipe 2. Diet kaya Asupan Karbohidrat dan Serat
akan energi dan rendah serat akan meningkatkan Efek karbohidrat pada kadar gula darah
kenaikan berat badan dan resistensi insulin bahkan sangatlah kompleks. Sumber-sumber gula yang
1
pada populasi berisiko rendah. dimurnikan (refined sugar) akan diserap lebih cepat
Faktor risiko utama bagi penderita diabetes dibandingkan dengan karbohidrat yang berasal dari
tipe 2 usia muda sebagai berikut; (1) Obesitas dan pati atau makanan berserat seperti sereal atau buah
tidak banyak gerak, merupakan kontributor utama atau dari jenis karbohidrat kompleks. Namun perlu
resistensi insulin. (2) Ras asli Amerika, kulit hitam, diperhatikan efek glikemia yang cukup besar
Spanyol, Asia dan Islandia Pasifik. (3) Memiliki variabilitasnya di antara berbagai makanan yang
keluarga dengan riwayat diabetes tipe 2 pada komposisinya tampak sama. Melalui Indeks
keturunan pertama dan kedua. (4) Usia 12-16 tahun, Glikemik (IG) dapat ditentukan kuantitas glikemia
rata-rata usia onset diabetes tipe 2 pada usia muda dalam makanan. Makanan dengan IG tinggi akan
(usia ini berkaitan dengan resistensi insulin yang menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah lebih
terjadi saat berkembangnya pubertas). (5) Berat cepat. Oleh karena itu dianjurkan bagi pasien
badan lahir rendah dan tinggi. (6) Dilahirkan dari ibu penderita DM agar memilih makanan dengan IG
yang mengalami diabetes saat hamil (diabetes rendah.1 Diet rendah IG akan memperbaiki kadar
gestasional) atau ibu dengan diabetes tipe 2. (7) glukosa darah padapenderita DM tipe 1 dan 2. Studi
Tidak mengonsumsi Air Susu Ibu(ASI) saat bayi.4 meta analisis pada 14 studi (randomized controlled
trials) yang melibatkan 356 penderita DM
Asupan Zat Gizi dan Serat bagi Penderita ditemukan bahwa dengan diet rendah IG
Penyakit Diabetes Mellitus memperbaiki kadar glukosa darah jangka pendek
Pada masyarakat dianjurkan untuk dan panjang, yang direfleksikan melalui penurunan
menerapkan pola makan yang sehat supaya secara signifikan kadar fruktosamine dan
terhindar dari DM terutama DM tipe 2 dengan cara 9
hemoglobin A1C. Makanan dengan IG rendah
mengonsumsi makanan secara seimbang terutama adalah antara lain whole grain, buah-buahan,
mengonsumsi lemak dan karbohidrat cukup serta sayuran dan kacang-kacangan yang juga termasuk
meningkatkan konsumsi serat, selain melakukan dalam makanan kaya serat.
aktifitas fisik atau olah raga secara teratur. Terkait Makanan berserat akan memberikan serat
dengan makanan yang dikonsumsi, sejumlah faktor pangan, vitamin dan mineral serta substansi lain
mempengaruhi respon glikemia terhadap makanan. yang penting bagi kesehatan. Dengan mengonsumsi
Faktor tersebut meliputi jumlah karbohidrat, jenis serat dalam jumlah yang cukup dapat memberikan
gula, sifat pati, cara memasak dan mengolah manfaat metabolik berupa pengendalian gula darah,
makanan serta bentuk makanannya, disamping hiperinsulinemia dan kadar lipid plasma atau faktor
komponen pangan lainnya. risiko kardiovaskuler.1 Jumlah serat yang dianjurkan
Pasien DM tipe 2 umumnya (60-70%) untuk dikonsumsi bagi penderita DM sama dengan
memiliki berat badan yang berlebih atau obes, dan jumlah serat yang dianjurkan pada masyarakat
frekuensi berat badan lebih tingkat sedang umum, yaitu 15-20 gram/ 1000 kkal setiap harinya
meningkat beberapa tahun terakhir juga terjadi pada dari berbagai bahanmakanansumber serat, terutama
pasien DM tipe 1, khususnya yang mendapatkan serat larut.8Hartanti (2004) menemukan asupan serat
terapi insulin secara intensif. Semua pasien ini sebagian besar penderita diabetes mellitus tipe 2
dianjurkan untuk menurunkan asupan energi dan masih kurang dari angka kecukupan serat 25
meningkatkan pengeluaran energi. Beberapa bukti gram/hari dan asupan serat makanan berkontribusi
39
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 20 11-Maret 20 11, Vol. 6, No. 1
terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes kaya dengan antioksidan akan memberikan manfaat
10
mellitus (p-value < 0,05). dalam memperkuat enzim pertahanan dan
menurunkan peroksidasi lipid.13 Hasil penelitian
Asupan Lemak Afkhami-Ardekani dan Shojaoddiny-Ardekani
Tujuan diet yang utama dalam kaitannya (2007) pada pasien diabetes ditemukan,
dengan lemak makanan pada penyandang DM suplementasi 500 mg vitamin C, yaitu 2 kali sehari
adalah membatasi asupan lemak jenuh dan selama 4 bulan dapat menurunkan plasma Low
kolesterol dari makanan. Lemak jenuh merupakan Density Lipoprotein (LDL), total kolesterol,
determinan diet yang penting untuk menentukan trigliserida dan insulin secara signifikan.12 Vitamin
kadar LDL-kolesterol di dalam plasma.1 Aspek C terutama yang bersumber dari bahan makanan
palingpenting yang berhubungan dengan komposisi alami, yaitu sayur-sayuran dan buah-buahan apabila
diet adalah konsumsi lemak jenuh <10% dari total dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan akan
energi atau bahkan <8% bagi pasien dengan risiko memberikan manfaat dalam mencegah terjadinya
kardiovaskuler tinggi. Adanya rekomendasi kuat, penyakit degeneratif.
yaitu tingginya risiko menderita penyakit Hasil penelitian yang dilakukan oleh
kardiovaskuler pada pasien diabetes dan kenyataan Azrimaidaliza, Melva Diana dan Ramadani (2010)
bahwa asupan lemak lemak jenuh memberikan efek menunjukkan bahwa asupan vitamin C berpengaruh
terhadap metabolisme lemak (meningkatkan pada penurunan kadar gula darah pada orang dewasa
kolesterol LDL), resistensi insulin dan tekanan di Kota Padang Panjang. Pola yang ditunjukkan
darah.8 adalah semakin meningkat asupan vitamin C
Penyandang DM tampaknya lebih sensitif (asupan makanan yang mengandung vitamin C dari
terhadap kolesterol dalam makanan ketimbang sumber alami) maka semakin menurunkan kadar
populasi yang bukan DM. Asupan kolesterol gula (Gambar l).14
sebaiknya juga dikurangi, yaitu <300 mg per hari
bagi semua penderita diabetes dan <250 mg per hari 400
40
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011, Vol. 6, No.l
per hari terutama yang menderita tekanan darah makanan sumber alami, yang berperan sebagai
tinggi.8 antioksidan akan menurunkan resistensi insulin
melalui perbaikan fungsi endothelial dan
Kesimpulan menurunkan stress oksidatif sehingga mencegah
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh banyak berkembangnya kejadian diabetes tipe 2. Selain
faktor. Pengaturan pola makan, terutama konsumsi menerapkan pola makan sehat juga dianjurkan bagi
lemak, karbohidrat dan serat cukup akan membantu masyarakat untuk melakukan olah raga secara
dalam mengontrol glukosa darah. Asupan zat gizi teratur.
mikro, salah satunya vitamin C terdapat dalam
Pustaka
1. Snehalatha, Chamukuttan dan Ramachandran, 9. Linus Pauling Institute. Glycemic index and
Ambady. Diabetes melitus dalam gizi kesehatan glycemic load. Diakses pada http ://lpi.
masyarakat. Editor : Michael J Gibney, et al. oregonstate.edu tanggal 8 Juli 2011.Oregon
PenerbitBukuKedokteran EGC. Jakarta. 2009. State University.
2. BadanPenelitiandan Pengembangan Kesehatan 10. Hartanti, Trisni. Pengaruh asupan serat
Departemen Kesehatan RI. 2008. Laporan hasil makanan, IMT dan usia terhadap kadar glukosa
riset kesehatan dasar nasional tahun 2007. darah penderita diabetes mellitus studi pasien
Jakarta. Departemen Kesehatan RI. diabetes mellitus tipe 2 Di RSUD Tugurejo
3. Dewi, Rahmawati. Faktor resiko penderita Semarang. Undergraduate Thesis, Diponegoro
diabetes mellitus tipe II dengan komplikasi University. 2004
gangguan system kemih di RSUP Dr. M. Djamil 11. Harvard School of Public Health. The nutrition
Padang Tahun 2010. Tesis. Fakultas Kedokteran source. Fats and cholesterol: Out with the bad, In
Universitas Andalas. Padang dalam with the good. Diakses pada http://www.hsph.
http://repository.unand.ac.id Diakses tanggal 2 harvard.edu tanggal 16 Agustus 2011. Harvard
Juli 2011. Schoolof Public Health
4. Pozzo, Alba Morales, Pediatric Type 2 Diabetes 12. Afkhami-Ardekani, Mohammad dan
mellitus dalam http://emedicine. medscape.com Shojaoddiny-Ardekani, Ahmad. Effect of
diakses pada tanggal 15 Juni 2011. vitamin C on blood glucose, serum lipids &
5. Misra, Anoop, Singhal, Neha dan Khurana, serum insulin in type 2 diabetes patients. Indian
Lokesh. Obesity, the Metabolic syndrome and J Med Res 126, November 2007, pp 471-474
type 2 diabetes in developing countries: Role of Diakses tanggal 5 November 2010.
dietary fats and oils .JAm Coll Nutr June 2010 13. Dallatu, M. K.1, Anaja, P. 0.2, Bilbis, L. S.3,
vol. 29 no. 3 Supplement 1 289S-301S dalam Mojiminiyi, F. B. O. Antioxidant micronutrien
www.jacn.org Diakses tanggal 4 Juli 2011. potentials in strenghening the antioxidant
6. Supariasa, I. Penilaian status gizi : EGC. Jakarta. defense in alloxan-induced diabetic rats.
2002 Nigerian Journal of Pharmaceutical Sciences.
7. Gaede et al, 2003 dalam Riccardi, G, Capaldo, B Vol. 8, No. 1, March, 2009. Diakses pada
dan Rivellese, A. diabetes mellitus dalam www.abu.edu.ng tanggal 8 Juli 201 1.
human nutrition. Eleventh Edition. Edited by 14. Azrimaidaliza, Melva Diana, Fivi dan
Garrow dan James. Elsevier Churchil Ramadani, Mery. 2010. Analisis asupan energi,
Livingstone. UK. 2005. serat dan faktor lainnya dengan kadar gula darah
8. Riccardi, G, Capaldo, B dan Rivellese, A.A. orang dewasa di Kota Padang Panjang Tahun
Diabetes mellitus dalam human nutrition. 2010. Laporan Penelitian Dana DIPA
Eleventh Edition. Edited by Catherine Geissler PSIKMFK Unand.
dan Flilary Powers. Elsevier Churchil 15. Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip dasar ilmu
Livingstone. UK. 2005. gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
41