HALAMAN JUDUL
|i
Halaman ini sengaja dikosongkan
| ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
Kepada Departemen Teknik Fisika
| iii
Halaman ini sengaja dikosongkan
| iv
PERANCANGAN SISTEM KONTROL PADA LOW-COST
EMERGENCY VENTILATOR ITS UNTUK MEMBANTU
PROSES PERNAFASAN PASIEN COVID-19
ABSTRAK
Ditemukannya virus jenis baru yang diberi nama COVID-19 di Wuhan, Tiongkok, pada
Desember 2019 membuat heboh warga dari setiap negara. Penyakit ini sendiri merupakan
jenis penyakit menular yang menyerang sistem pernafasan. Pandemi Coronavirus Disease
(COVID-19) mulai merebak dari Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok pada awal 2020
(World Health Organization, 2020) dan menginfeksi hampir seluruh negara di dunia, tak
terkecuali Indonesia. COVID-19 pada stadium akhir akan membuat pernafasan pasien
sangat sulit dilakukan secara manual dan mandiri sehingga membutuhkan bantuan
ventilator. Ventilator secara sederhana memompa udara dengan kadar oksigen tinggi ke
paru paru. Salah satu metode mekanik adlah dengan bantuan ambu-bag yang diberikan
tekanan dengan ritme tertentu. Pada kerja praktek ini, saya bergabung dengan tim
Emergency Ventilator ITS (EVITS) untuk membuat sebuah prototype low-cost ventilator
yang harapannya akan mampu diproduksi massal dan membantu banyak pasien terdampak
COVID-19. Pada kerja praktek ini penulis bertugas merancang program ventilator. Pada
Ventilator buatan ITS ini memiliki beberapa poin yang perlu diperhatikan. Ventilator
memiliki dua mode , yaitu mode pressure dan mode volume. Sesuai namanya, mode
pressure menargetkan ventilator untuk menyediakan oksigen dengan PIP yang sudah
ditetapkan. Sama halnya dengan mode volume hanya berbeda parameter yang dijaga yaitu
Volume Tidal (VT). Kemudian dari ventilator tersebut diperlukan kalibrasi dengan Fluke
yang sudah disiapkan oleh BPFK agar lulus uji Teknis.
|v
Halaman ini sengaja dikosongkan
| vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................v
| vii
3.2 METODE PENYELESAIAN TUGAS KHUSUS 1...................... 9
PENUTUP ................................................................................... 22
LAMPIRAN .............................................................................................. 26
A. Lembar Kegiatan.......................................................................... 26
| viii
DAFTAR GAMBAR
| ix
Halaman ini sengaja dikosongkan
|x
DAFTAR TABEL
| xi
Halaman in sengaja dikosongkan
| xii
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia saat ini telah disibukkan dengan munculnya sebuah penyakit yang disebabkan oleh
coronavirus. Coronavirus ini merupakan sebuah kelompok virus yang dapat menyerang
manusia maupun hewan. Ditemukannya virus jenis baru yang diberi nama COVID-19 di
Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Penyakit ini sendiri merupakan jenis penyakit
menular yang menyerang sistem pernafasan[1]. Pandemi Coronavirus Disease (COVID-19)
mulai merebak dari Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok pada awal 2020 (World Health
Organization, 2020) dan menginfeksi hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali
Indonesia, dengan penyakit yang sangat menular dan mematikan. Secara statistik, hingga
laporan ini ditulis, per 23 Oktober 2020 data menunjukkan sudah 497,668 total kasus di
Indonesia dan total korban meninggal tercatat sejumlah 15,884 jiwa dengan kenaikan dalam
seminggu terakhir (9-22 November 2020) sebanyak 59,662 kasus [2]. Keterbatasan alat
kesehatan merupakan salah satu penyebab angka kematian tinggi dari korban pengidap di
rumah sakit. Terutama mesin medis ventilator sebagai penunjang pernafasan bagi pasien
yang tidak mampu bernapas sendiri sebagai dampak coronavirus.
COVID-19 menyerang tubuh manusia khususnya pada bagian daya tahan tubuh dan
pernafasan. Dampak terparah mengakibatkan penderita menderita pneumonia yang
membuat sulitnya bernapas diawali dengan sakit pada bagian dada serta nafas pendek.Oleh
sebab itu diperlukan Ventilator pada penderita yang telah sampai pada tahap ini. Alat yang
kami buat memompa udara dengan konsentrasi oksigen tinggi ke paru-paru secara paksa
ataupun mengikuti ritme nafas pasien dengan menggunakan bantuan ambu bag sebagai
media mekanis dengan memberikan tekanan. Ambu-bag dipilih karena memiliki harga yang
relatif murah dan sistem kendali yang relatif mudah dibuat dibandingkan dengan sistem
lainnya. Pada kerja praktek ini, saya bergabung dengan tim Emergency Ventilator ITS
(EVITS) untuk membuat sebuah prototype low-cost ventilator yang harapannya akan
mampu diproduksi massal dan menyelamatkan banyak pasien terdampak COVID-19.
Team EVITS diketuai oleh bapak Dr. rer. nat. Ir.Aulia Muhammad Taufiq Nasution, M.Sc.
dan dibimbing langsung oleh bapak Iwan Cony Setiadi, S.T., M.T. Pada tim Emergency
Ventilator, kami terbagi menjadi 3 divisi utama dalam pembagian ranah kerjanya. Mulai dari
divisi electrical and programming yang dikoordinasikan oleh Purwanto Pamuji, A.md.,
bertanggung jawab pada sistem elektrik dan bagaimana programming dalam ventilator
berjalan, Kemudian divisi mekanik yang dikoordinasikan oleh Yogi Pratama, S.T.,
bertanggung jawab mulai dari desain hingga rancang bangun sistem mekanis mechanical
ventilator dan terakhir divisi publikasi dan desain yang dikoordinasikan oleh Lusthya Resita
Zonara bertanggung jawab pada dokumentasi dan public coverage dari tim EVITS. Struktur
organisasi team dapat dilihat pada gambar 1.3.
Pembimbing
Lapangan
Iwan Cony Setiadai, S.T., M.T.
Kepala Divisi
Electrical dan Kepala Divisi Divisi Publikasi dan
Programming Mekanik Desain
Purwanto Pamuji, A.md. Yogi Pratama, S. T. Lusthya Resita Zonara
Anggota 1 Anggota 1
Sapto Wahyu Sudrajat Hafid Alifianto
Anggota 2 Anggota 2
Falentin Fafa Tri Yulianto Hafrizal Tulus Adiprakoso
Anggota 3 Anggota 3
Achmad Yaseh M.A Linggar Handy Swandana
Gantt chart tersebut dibuat dengan patokan minggu pertama pada minggu ke 3 bulan maret
ketika program mulai di inisiasi dan berakhir pada sekitar 28 Juli setelah prototipe masuk ke
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya untuk uji kelayakan klinis.
Fase pertama dimulai saat inisiasi dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat ITS ke
Teknik Fisika. Tim E-VITS kemudian dibentuk dengan tujuan utama menghasilkan
prototipe Ventilator Low-Cost yang mudah dibuat dan direplikasi untuk membantu
penanganan COVID-19. Fase pertama dikerjakan selama kurang lebih 1 bulan dan hasilnya
adalah prototipe sederhana yang memuat fungsi inti dari ventilator, yaitu pengaturan
Inspiration dan Expiration Ratio (IE Ratio), Respiratory Rate/Beat Per Minute (BPM) dan
Tidal Volume (TV). Prototipe pertama ini memiliki desain terbuka dan menggunakan motor
Desain pertama memiliki sistem kontrol dengan mode pressure saja. Metode ini
menekankan ventilator untuk menyuplai oksigen dengan tekanan tertentu. Namun,
kebutuhan PIP (Peak Inspiratory Pressure) yang dibutuhkan masih belum mencukupi
dengan menggunakan model tersebut. Sistem kontrol masih menerapakan sistem forward
tanpa koreksi pwm motor sehingga sistem masih kasar dan belum cukup untuk diuji secara
klinis. Dari hasil prototipe tersebut kemudian oleh BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan) diberikan evaluasi untuk dapat mengikuti sertifikasi layak untuk produksi
massal. Terdapat 2 uji yang perlu diselesaikan, yaitu uji teknis dan uji klinis. Untuk
memenuhi uji teknis dari BPFK diperlukan desain yang tertutup serta sistem kontrol yang
terkalibrasi. Sistem kontrol dibagi menjadi 2 sub bagian , yaitu sistem kontrol pressure dan
kontol volume. Sedangkan kalibrasi dilakukan dengan menggunakan Fluke VT Plus HF
yang disediakan dari BPFK untuk menguji suplai ventilator yang diberikan ventilator sudah
sesuai dengan parameter yang diberikan.
Setelah dilakukan revisi desain , elektrik dan program Ventilator sudah dilengkapi dengan
fitur kontrol pada versi ini lebih lengkap dari versi sebelumnya, upgrade yang dilakukan
meliputi kontrol PEEP (Positive-end Expiratory Pressure) dan kontrol konsentrasi oxygen
(FiO2) menggunakan mixer external. Desain terbaru ini juga dilengkapi dengan interface
yang lebih intuitif dari versi sebelumnya. Prototipe kemudian dimasukkan dalam uji teknis
BPFK dan dinyatakan lolos pada 22 Mei 2020[4].
Kedua, dalam hal elektrik dan mekanik saya mempelajari mengenai pemilihan komponen
elektrik yang benar untuk pembuatan ventilator. Mulai dari pemilihan motor DC dengan
Torque yang tepat , Sensor yang cocok untuk mendapatkan parameter seperti pressure , gas
flow ,serta kadar oksigen. Serta, memikirkan bagaimana cara memasang komponen tersebut
pada ventilator bersesuaian dengan design yang dibuat oleh divisi mekanik.
Terakhir, saya mampu lebih mendalami pemrograman dengan membuat sistem kerja alat
medis ventilator yang kompleks beserta rule-rule yang ada seperti perlu adanya mode
pressure dan mode volume.
Sistem Mekanis dari Low-Cost Ventilator mengacu kepada prinsip kerja dari Ambu-Bag
yang umumnya ditekan secara manual menggunakan sepasang tangan secara hati hati untuk
mengembalikan ritme pernapasan seseorang. Maka dari itu, konsep inti dari prinsip kerja
ventilator ini adalah dengan menggantikan tangan manusia dengan lengan mekanik yang
menirukan gerak mengembang-kempiskan ambu-bag. Kami menggunakan lengan
sederhana dari bahan stainless steel dan akrilik yang melakukan gerak menjepit untuk
memompa udara keluar dari ambu-bag. Lengan ini digerakkan dengan mekanisme gerigi
yang diputar dengan Motor DC. Kecepatan gerakan dan dalamnya ambu bag ditekan akan
mempengaruhi parameter pernapasan ventilator. Ilustrasi dibawah menggambarkan desain
dasar mekanik ventilator untuk menekan ambu-bag sebagai pengganti tangan manusia yang
telah didiskusika oleh tim dan dikerjakan oleh divisi mekanis. Kedua Lengan ventilator
mekanik memberikan tekanan kepada ambu-bag untuk mendorong oksigen keparu-paru
pasien dengan aturan tertentu yang disesuaikan oleh pengguna.
Setting diatas mengikuti kemampuan dari standar kemampuan dari design yang kami buat
dan menandakan spesifikasi maksimum dari EVITS (Emergency Ventilator ITS).
Bagian utama dalam memprogram ventilator adalah mengatur gerakan dari motor agar
sesuai dengan gerakan manusia dalam menekan ambu bag. Pemilihan motor bukanlah
maslah mudah karena diperlukan banyak perocbaan agar spesifisikasi motor dengan desain
gear yang ada sesuai. Pada beberapa prototype pertama, kami mencoba menggunakan motor
Wiper kaca mobil karena pertimbangan torsinya yang cukup besar, ukurannya dan
bentuknya yang cukup compact, serta ketersediaan di pasar yang melimpah dengan harga
yang relatif murah
Pemrograman dilakukan dalam open source platform Arduino. Berikut tampilan hasil
program yang dibuat penulis.
TimeSiklus : Waktu
yang berjalan di SYNC
Ventilator selama 1
Siklus Pernapasan
Set PWM
Default
Data Terdiri dari
pressure, flowrate dan
volume
DATA ACQUISITION
NO
SEND DATA TO
GET DATA CORRECTION UPDATE MOTOR CLOSE
DISPLAY NEXTION
CHECK
ERROR
SISTEM
NO YES YES
UPDATE MOTOR
InhaleTime>TimeSiklus <=BreathTime ENCODER <= 15
OPEN
NO
MOTOR OFF GET DATA CORRECTION
Program dimulai dengan proses SYNC sebagai booting awal dari ventilator sebelum ke
proses main looping dari program. Perlu diketahaui Variabel TimeSiklus adalah waktu yang
berjalan pada program yang ditentukan oleh parameter BreathTime. Proses Selanjutnya
seperti pada flowchart adalah DATA ACQUISITION dan pengecekan perubahan setting dari
display Nextion . Apabila terdapat perubahan maka akan menjalankan UPDATE SETTING
dan waktu TimeSiklus kembali ke 0.Program Selanjutnya berlanjut ke bagian SEND DATA
TO DISPLAY NEXTION untuk mengirim data serial berupa pressure , gas flow dan volume
yang telah diproses mikrokontroller.
Program selanjutnya berfokus pada bagian TimeSiklus kurang dari InhaleTime yang
menandakan proses lengan motor menekan ambu-bag . Pada bagian ini program selalu
mengecek bacaan sesnor sesuai mode yang dipakai (pressure atau volume) , batas PIP ,
dan Batas Degree (diambil dari encoder) . Apabila belum tercapai maka akan berkanjut
Sama halnya dengan bagian InhaleTime , proses pada ExhaleTime secara dasar sama.
Hanya target batas hanya berasal dari Degree yang didapat dari Encoder. Ketika lengan
motor terdeteksi degree kurang dari 15 maka MOTOR OFF dan looping tetap sampai
dengan TimeSiklus mencapai waktu BreathTime.
Bagian akhir main looping dari program adalah KOREKSI PWM kemudian CHECK ERROR
SISTEM dan TimeSiklus kembai ke 0 . Dari proses tersebut kembali ke bagian awal program
yaitu DATA ACQUISITION seperti di awal.
Selanjutnya dari blok proses dari flowchart diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
Get Setting from Parameter yang didapatkan dari nextion display adalah mode (set PIP
Display Nextion atau TV), E ratio dan BPM.
Set PWM PWM motor di-set default ketika siklus pertama yaitu interploasi
Default terhadap waktu (0, BreathTime) dengan konstanta PWM tetap
(50,100)
DATA • Parameter yang diambil terdapat 3 , yaitu
ACQUISITION • Pressure, Flowrate dan Volume
• ExhaleTime
Nilai PWM berbeda beda ketika waktu Inhale dan Exhale
Berikut Formula yang dipakai untuk mendapatkan nilai PWM ketika
Exhale time . Berbeda dengan ketika inhale yang mendapatkan
koreksi dari Sensor Target , Exhale time mendapatkan data dari
selisih waktu holdin dan selisih derajat ke nol . Secara sederhana
PWM exhale ditargetkan agar motor berada pada waktu exhale
dengan seminimal mungkin dengan tepat 0 derajat
Secara sederhana pwm motor dapat mencapai target serta waktu hold on (waktu ketika
motor berhenti ketika mencapai target) dan sudut seminimal mungkin. Melalui
perhitungan KOREKSI PWM nilai pwm ketika InhaleTime dan ExhaleTime menyesuaikan
dengan setting yang ditetapkan sehingga gerak motor dapat senatural mungkin.
Berbeda dengan data pressure dan flow gas , data volume didapatkan dengan mengkalibrasi
bacaan encoder motor dengan menggunakan Fluke . Hal ini dapat dilakukan karena setiap
derajat penekanan lengan ventilator terhadap ambubag konsisten. Jadi , hanya diperlukan
data bacaan encoder setiap setting ventilator.
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah sebagai
berikut:
a. Telah dirancang program ventilator yang terdiri dari mode pressure dan mode
volume
b. Ventilator telah dikalibrasi dengan Fluke Gas Flow Analyzer dari BPFK dan lulus
uji dengan error bacaan minimum 10%.
4.2 SARAN
Saran dari pelaksanaan kerja paraktek ini adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan material yang lebih ringan untuk casing dan rangka sehingga dapat lebih
portable lagi dengan bobot keseluruhan sistem yang dapat dibawa dengan satu
tangan.
b. Mengembangkan mode ventilator assist atau mode ventilator yang mana parameter
RR (Respiration Rate) beradaptasi dengan nafas pasien
A. Lembar Kegiatan
Ketua Tim
Dr. rer. nat. Ir.Aulia Muhammad
Taufiq Nasution, M.Sc.
Pembimbing
Lapangan
Iwan Cony Setiadai, S.T., M.T.
Kepala Divisi
Electrical dan Kepala Divisi Divisi Publikasi dan
Programming Mekanik Desain
Purwanto Pamuji, A.md. Yogi Pratama, S.T. Lusthya Resita Zonara
Anggota 1 Anggota 1
Sapto W ahyu Sudrajat Hafid Alifianto
Anggota 2 Anggota 2
Falentin Fafa Tri Yulianto Hafrizal Tulus Adiprakoso
Anggota 3 Anggota 3
Achmad Yaseh M.A Linggar Handy Swandana
C. Teori Dasar
1. Ventilator
Ventilator mekanis adalah mesin yang digunakan untuk mengganti atau membantu
pernapasan langsung, meningkatkan ventilasi, dan mengurangi kerja otot pernapasan.
Deskripsi tentang ventilasi tekanan positif pertama kali dikemukakan oleh Vesalius sejak
400 tahun yang lalu, namun penerapan konsep tersebut dalam penatalaksanaan pasien
dimulai pada tahun 1955, saat epidemi polio terjadi hampir di seluruh dunia. Pada saat itu
dibutuhkan suatu bentuk bantuan ventilasi yang dapat bertindak sebagai tangki ventilator
bertekanan negatif yang dikenal dengan istilah iron lung. Di Swedia, seluruh pusat
pendidikan kedokteran tutup, dan seluruh mahasiswanya bekerja selama 8 jam sehari
sebagai human ventilator, yang memompa paru pada pasien-pasien dengan gangguan
ventilasi. Demikian pula di Boston, Amerika Serikat, Emerson Company berhasil membuat
suatu prototype alat inflasi paru bertekanan positif yang kemudian digunakan di
Massachusetts General Hospital dan memberikan hasil yang memuaskan dalam waktu
e. Tidal volume(TV)
g. Flow rate
2. Parameter Ventilator
Parameter yang perlu dikontrol dalam ventilator adalah sebagai berikut.
PaCO2 berhubungan dengan tidal volume dan ventilator rate. Semakin tinggi tidal
volume semakin rendah CO2 atau sebaliknya. Tidal volume normal berkisar antara
3,0 – 6,0 ml/kg. Setting awal tidal volume 4,5 ml/kg dan dapat ditingkatkan atau
diturunkan sebanyak 0,5 ml/kg, tergantung kadar PaCO2. Pada neonatus, bantuan
pernapasan dengan tekanan lebih banyak dipakai daripada bantuan volume. Grafik
ditunjukkan pada Gambar 19
Nilai normal TI 0,3 – 0,5 detik, nilai 0,7 dapat berbahaya. Waktu inspirasi bayi
prematur yang bernapas spontan dengan RDS adalah 0,3 detik. Bila waktu inspirasi
lama, bayi akan ekspirasi melawan inflasi ventilator sehingga dapat terjadi
pneumotoraks.
Nilai TI atau TE, harus berkisar antara 3-5x time constant. Peningkatan rate akan
meningkatkan minute volume dan menurunkan PaCO2, pengurangan rate akan
mengurangi minute volume dan meningkatkan PaCO2. Bayi prematur dengan paru
yang kaku mempunyai TE pendek, biasanya <0,3 detik sehingga dapat diventilasi
dengan rate 90x/menit. Bila parunya tidak kaku (misalnya: BPD, paru normal, HMD
yang perbaikan, aspirasi mekonium), TE <0,4 detik dapat menyebabkan air
trapping[9].
FiO2 adalah fraksi oksigen molar atau volumetrik dalam gas oksigen yang dihirup.
Pasien yang mengalami kesulitan bernafas membutuhkan konsenterasi oksigen yang
lebih tinggi dari atmosfer. Udara Normal dalam atmosfir mengandung oksigen
dengan konsenterasi 21 % yang setara dengan FiO2 dengan nilai 0,21. Udara yang
diperkaya dengan konsenterasi oksigen mempunyai FiO2 yang lebih tinggi dari 0,21
hingga 1, setara dengan konsenterasi oksigen 100%. Biasanya FiO2 dipertahankan di
bawah 0.5 menggunakan ventilasi mekanik untuk menghindari keracunan oksigen.
Pengaturan konsenterasi FiO2 disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita pasien
Flow rate merupakana kecepatan aliran gas yang dipompa ventilator ke dalam paru-
paru untuk mengahsilkan peak inspiration pressure (PIP). Flow rate pada manusia
normal berkisar antara 10-15 L/m. Semakin besar nilai flow rate akan semakin cepat
dalam mencapai PIP. Grafik dari flow rate ditunjukkan pada Gambar 21.
Respiratory rate adalah kecpatan bernafas pada manusia yang diukur dengan satuan
breath per minutes (BPM). RR pada manusia dikur dengan cara menghitung jumlah nafas
per satu menit yang ditandai dengan menembangnya dada. Jumlah RR tergantung pada
kondisi fisik manusia, penyakit, atau kondisi medis lainya. RR pada manusia normal
berkisar antara 10-20 BPM, sedangkan pada pasien Covid-19 dapat mencapai 30
BPM[10]. Grafik RR ditunjukkan pada Gambar 21