Anda di halaman 1dari 6

MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO.

2, DESEMBER 2005: 66-71

STRATEGI MENINGKATKAN LULUSAN BERMUTU


DI PERGURUAN TINGGI

M. Rosul Asmawi

Jurusan Ilmu Administrasi, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Islam Syekh -Yusuf , Tangerang - Banten 15118, Indonesia

E-mail: rosul@gmf-aroasia.co.id

Abstrak

Peningkatan mutu pendidikan di perguruan tinggi merupakan urgensi yang mendesak untuk segera dilakukan perbaikan.
Peningkatan mutu itu pada dasarnya dapat dilakukan dengan strategi merubah salah satu dari subsistem : manusia,
struktur, teknologi, dan proses organisasi. Kaitannya dengan kajian strategi peningkatan lulusan bermutu di perguruan
tinggi, perubahan itu dilakukan pada subsistem manusia dan teknologi, yang meliputi: (1) mahasiswa yang di didik; (2)
dosen sebagai pendidik dan pengajar; dan (3) sarana dan prasarana. Untuk mendapat mahasiswa dengan bibit yang
terbaik, dapat dilakukan dengan sistem seleksi yang hanya mempertimbangkan mutu, bukan target jumlah mahasiswa
sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat diminati dipasar bursa tenaga kerja. Dosen selain sebagai pengajar,
sekaligus sebagai pendidik yang mendidik calon ekonom menjadi manusia yang berahlak sebagaimana tujuan dari
pendidikan. Untuk melaksanakan fungsi itu, dosen harus memiliki jabatan fungsional dan meningkatkan
kemampuannya melalui pendidikan ke jenjang S2 ataupun S3 serta berbagai kegiatan seminar ataupun pelatihan.
Begitupun dengan sarana dan prasarana, yang meliputi perlengkapan praktek mahasiswa di laboratorium ataupun
komputerisasi yang memadai.

Abstract
Make-Up of education quality in college represent urgency insisting on to is immediately conducted by repair. Make-
Up of that quality basically can be conducted with fox strategy of one of the subsistem : human being, structure,
technological, and the organizational process. Its bearing with certifiable grad improvement strategy study in college,
that change is conducted at subsistem of human being of technology and, covering : (1) student which is educating; (2)
lecturer as instructor and educator; and (3) facilities and basic facilities. To get student with best seed, can be conducted
with selection system which is only considering quality, non goals of amount of student so that output yielded can be
enthused by the stock exchange labour. Lecturer of besides as instructor, at the same time as educator educating
candidate ekonom become human being which with good moral as is intention of education. To execute that function,
lecturer have to have functional position and improve its ability through education to ladder S2 and or S3 and also
various seminar activity and or training. So with facilities and basic facilities, covering practice student in laboratory
and or the adequate computerization

Keywords: Background is problem of, strategy of quality of education, process education in college, and improvement
of quality of education.

1. Latar Belakang Masalah sehingga dapat diserap oleh kalangan instansi dan pasar
tenaga kerja. Krisis ekonomi dan moneter serta pasar
Peningkatan kemampuan untuk mengelola dan bebas telah menuntut untuk lebih cermat dalam
mengembangkan perguruan tinggi sudah sangat menentukan wawasan kedepan yang didasarkan atas
dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan prinsip- pertimbangan potensi, kendala, peluang dan ancaman
prinsip manajemen modern yang berorientasi pada yang menuntut untuk lebih efektif dan efisien dalam
mutu/kualitas. Bagi para pemilik dan pengelola bertindak.
Perguruan Tinggi, sistem manajemen mutu pada
hakekatnya berinti pada perbaikan terus menerus untuk Sebagaimana diketahui bahwa era globalisasi adalah era
memperkuat dan mengembangkan mutu lulusan persaingan mutu atau kualitas dari suatu produk. Produk

66
67 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 66-71

yang bermutu akan diminati oleh konsumen, sebaliknya ditentukan oleh peran tenaga-tenaga pengajar (dosen)
apabila produk itu tidak bermutu maka akan yang berkualitas dan berbobot.
ditinggalkan oleh konsumen. Begitupun juga perguruan
tinggi di era globalisasi harus berbasis pada mutu, Mengenai mutu pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1
bagaimana perguruan tinggi dalam kegiatan jasa ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003; bahwa :
pendidikan maupun pengembangan sumber daya “Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal
manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan. Para tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
mahasiswa sebagai calon ekonom yang sedang Negara Kesatuan Republik Indinesia”. Mengenai
menuntut ilmu di perguruan tinggi sesungguhnya kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiri
mengharapkan hasil dari laboratorium itu memiliki atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
nialai ganda yaitu ilmu pengetahuan, gelar, ketrampilan, kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pengalaman, keyakinan dan perilaku luhur yang mampu pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
bersaing dipasar global. Semuanya itu diperlukan ditingkatkan secara berencana (Pasal 35 ayat 1 UU RI
sebagai persiapan memasuki dunia kerja dan atau Nomor 20 Tahun 2003).
persiapan membuka lapangan kerja dengan
mengharapkan kehidupan yang lebih baik dan Untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu
kesejahteraan lahir serta batin. bukan hanya unsur tenaga kependidikan; yakni dosen
tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas
Kenyataan yang ada pada dewasa ini menunjukkan standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan
mutu lulusan perguruan tinggi itu tidak selalu dapat prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
diterima dan mampu untuk bekerja sebagaimana yang pendidikan; yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan
diharapkan dunia kerja. Maraknya perguruan tinggi standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
berpotensi merosotnya mutu lulusan, mengingat pendidikan (Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun
standarisasi mutu lulusan tidak menjadi tujuan; tetapi 2003).
hanya dilihat dari aspek kuantitas; yakni bagaimana
mendapatkan jumlah mahasiswa sebanyak-banyaknya. Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu
Begitupun dengan diberlakukannya otonomi kampus; pendidikan inilah yang harus disiapkan oleh
dimana perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta pemerintah; sehingga mutu pendidikan itu memiliki
(PTS) memiliki kesamaan di dalam pengelolaan, kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh
sehingga ada kecenderungan untuk mencari dana yang pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan
memadai; namun terkadang mengabaikan aspek mutu pemerintah pusat.
itu sendiri.
Strategi itu lazimnya dikaitkan dengan perubahan,
Perguruan tinggi sebagai wadah untuk menggodog sehingga menjadi strategi perubahan. Mengenai strategi
kader-kader pemimpin bangsa, terutama calon ekonom mutu pendidikan berarti bagaimana mutu pendidikan itu
memerlukan suatu cara pengelolaan yang berbeda harus dirubah dengan strategi yang tepat. Mengenai
dengan pengelolaan instansi non pendidikan, karena startegi perubagahn itu ditujukan agar organisasi
dalam wadah ini berkumpul orang-orang yang berilmu menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Dalam
dan bernalar. Tanggung jawab pendidikan tidak saja rangka inilah diperlukan usaha untuk merubah
beban pemerintah namun oleh seluruh lapisan organisasi dengan memperhatikan berbagai faktor yang
masyarakat. Masalah penting yang harus diperhatikan terkait. Indrawijaya (1989 : 28) mengemukakan bahwa :
adalah bagaimana manajemen perguruan tinggi diatur “Usaha para manajer untuk memperbaiki atau merubah
dalam suatu manajemen yang rapi, efisien dan organisasi pada masa yang lampau lebih banyak
transparan serta akuntabel, sehingga memiliki arah yang dipusatkan pada perubahan : (1) subsistem teknologi;
jelas yakni mutu lulusan yang baik. (2) subsistem manajerial; atau (3) subsistem manusia”.

2. Makna Strategi Mutu Pendidikan Melakukan perubahan itu memang tidak mudah, karena
itu perlu disusun perencanaan yang matang, sihingga di
Peraturan-peraturan akademik dan manajemen hasilkan rencana, program dan kebijakannya secara
mempunyai tata kerja membentuk suatu sistem yang tepat untuk selanjutnya dilakukan penerapan secara
harus ditaati dengan desiplin dan dedikasi semua pihak. konsisten. Unsur yang dapat dirubah itu tidak selalu
Dengan sistim seperti ini maka ada jaminan penuh seluruhnya dilakukan perubahan; salah satu saja dapat
bahwa perahu akan melaju kearah yang sudah dilakukan berarti telah melakukan perubahan;
ditentukan kalaupun nakhodanya berganti ditengah sebagaimana dijelaskan oleh Robbins (dalam Udaya,
perjalanan. Prasarana dan sarana akademik harus 1994 428) bahwa : Strategi cenderung masuk salah satu
diciptakan sebagai landasan berpijak, disamping kategori dari empat kategori yang ada: manusia,
landasan mutu perguruan tinggi ini terutama sangat struktur, teknologi, dan proses organisasi. Bahwa jika
ada kekuatan yang memprakarsai perubahan, ada
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 66-71 68

seseorang yang menerima peran sebagai agen dapat diserap oleh kegiatan perekonomian dan
perubahan, dan telah ditetapkan apa yang harus pembangunan.
dibuang, maka kita perlu memperhatikan bagaimana
melaksanakan perubahan tersebut. Kita mulai melihat Mengenai penyerapan lulusan perguruan tinggi ini
dengan langkah-langkah dalam proses perubahan sampai sekarang masih menjadi perdebatan yang belum
tersebut. Keberhasilan perubahan membutuhkan selesai, yang sebenarnya itu adanya perbedaan di dalam
pencairan (unfreezing) status quo, perpindahan melakukan pendekatan. Sedikitnya itu ada dua
(moving) ke keadaan yang baru, dan pembekuan pendekatan yang berbeda; yakni pendekatan dari dunia
kembali (refreezing) perubahan tersebut agar menjadi kerja dan pendekatan kalangan perguruan tinggi.
permanen. Pedekatan pertama, menyatakan bahwa lulusan
perguruan tinggi tidak mampu bekerja sebagaimana
Proses perubahan itu membutuhkan langkah-langkah yang di inginkan dunia kerja, yakni keakhlian yang
melalui : (1) pencairan (unfreezing) status quo, yakni dimiliki masih jauh dari harapan.
dominasi kekuasaan itu harus dicairkan dengan
menerapkan aturan; (2) perpindahan (moving) ke Pendekatan pertama ini menginginkan, lulusan
keadaan yang baru, yakni adanya estapet kekuasaan perguruan tinggi itu harus memiliki keterampilan kerja
sesuai yang telah direncanakan; dan (3) pembekuan (skill) yang memadai dan siap untuk bekerja. Kalangan
kembali (refreezing) perubahan tersebut agar menjadi perguruan tinggi sebenarnya tanggap dan merespon,
permanen, yakni penetapan dengan keputusan. sehingga disiapkan berbagai sarana dan prasarana,
seperti komputerisasi; laboratorium, bengkel kerja dan
Berkaitan dengan mutu pendidikan, sebenarnya tidak pusat data. Namun pada kenyataannya dalam
hanya yang mendapat perhatian itu dosen yang membentuk keahlian itu tidaklah memadai dan tidak
berkualitas dan berbobot, tetapi aspek lainaya seperti menyebar secara merata di setiap perguruan tinggi.
standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian Pendekatan ke dua, dari kalangan perguruan tinggi yang
pendidikan, perlu perlu juga dibangun sedemikian rupa menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pendidikan
mengingat ini memiliki keterkaitan dalam rangka yakni untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
organisasi menjadi lebih efektif dan efisian. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
3. Proses Pendidikan di Perguruan Tinggi cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 4 UU RI
Perguruan tinggi merupakan wahana tenaga ahli yang Nomor 20 Tahun 2003). Kecakapan dan keterampilan
diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan kerja (skill) itu memang tidak identik, keterampilan
dan memberi sumbangan kepada pembangunan. merupakan bagian dari kecakapan yang bisa dimiliki
Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas oleh calon ekonom.
sumber daya manusia maka Departemen Pendidikan
Nasional telah menetapkan empat kebijakan pokok Pada pendekatan ke dua ini memang, tujuan pendidikan
dalam bidang pendidikan yaitu (1) pemerataan dan itu tidak disiapkan hanya untuk siap kerja, tetapi jauh
kesempatan; (2) relevansi pendidikan dengan lebih luas, yakni menyangkut pembentukan peserta
pembangunan; (3) kualitas pendidikan; dan (4) efisiensi didik menjadi manusia seutuhnya dan keterampilan
pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih merupakan hal yang penting yang dapat dimiliki oleh
diutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan seseorang. Namun demikian, seyogyanya perbedaan
dengan pembangunan yang dalam langkah dua pendekatan yang berbeda ini harus dikembangkan
pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan adanya pemahaman yang mendalam sehingga tidak
kesepadanan (link and match). saling mengklaim benarnya sendiri, minimal dapat
ditarik benang merahnya.
Hanya dengan pengetahuan yang mendalam tentang apa
yang dibutuhkan pembangunan tersebut, pendidikan Pedidikan sebagai suatu proses, pertama mengenal
akan dapat lebih mencapai hasil sesuai dengan misi, visi adanya raw-input dan instrumental input . Raw input
dan fungsinya. Upaya menciptakan keterkaitan dan merupakan peserta didik sedangkan instrumental input
kesepadanan tersebut mengacu pada Tri Dharma terdiri dari : gedung, perpustakaan, pedoman akademik,
Perguruan Tinggi, yang meliputi kegiatan-kegiatan dosen, kurikulum, metode dan lain-lain. Kedua raw
pendidikan (proses belajar mengajar), penelitian dan input dan instrumental input masuk dalam proses, yang
pengabdian kepada masyarakat. Dalam Dharma ini akan memakan waktu delapan (8) semester. Ketiga,
Pendidikan, perlu dievaluasi relevansi program dan output (hasil didik) yang sesuai dengan kriteria institusi
jurusan yang ada dalam kebutuhan pembangunan, dan siap untuk masuk kedalam persaingan sumber daya
dalam arti apakah sumber daya manusia yang dihasilkan manusia. Dosen merupakan instrumen yang sangat
menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena
69 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 66-71

dari dosenlah perpindahan ilmu dilakukan kepada 4. Peningkatan Mutu Pendidikan


peserta didik.
Agar pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan
Perguruan tinggi yang memiliki tenaga-tenaga dosen sebaik-baiknya, maka program tudi yang tersedia
yang berkualitas akan banyak diminati oleh masyarakat. seyogyanya harus sesuai dengan minat masyarakat,
Karena itu program untuk meningkatkan kualitas para selaras dengan tuntutan jaman, calon mahasiswanya
dosen adalah merupakan kewajiban yang tidak ditawar- haruslah baik, tenaga pengajarnya berbobot, proses
tawar lagi pada saat ini dan dimasa mendatang. pendidikannya harus dapat berjalan dengan baik, serta
Perguruan tinggi yang tidak mau mengikuti arusnya sarana dan prasarananya harus memadai. Untuk itu ada
perkembangan perubahan sekarang dan dimasa datang beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan
akan ditinggalkan oleh masyarakat dan lambat atau dengan strategi peningkatan mutu pendidikan di
cepat akan mengalami kemunduran, yang akhirnya akan perguruan tinggi antara lain :
mengalami keruntuhan.
4.1. Mahasiswa Yang Di Didik.
Disisi lain, kurikulum adalah seperangkat rencana dan Untuk dapat menghasilkan produk yang baik, maka
pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan harus menanam bibit-bibit yang baik. Untuk
pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang mendapatkan bibit yang baik perlu seleksi yang baik
digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan kegiatan pula. Kendalanya yang dihadapi di hampir perguruan
belajar mengajar di perguruan tinggi. Kurikulum dibagi tinggi dalam mendapatkan calon mahasiswa baru yang
dalam kurikulum inti dan krikulum lokal (institusional). mempunyai kualitas baik adalah terbentur dengan
Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum beberapa faktor misalnya dengan motto Universitas :
pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk Biaya Terjangkau Mutu Terjamin, yang harus tetap
setiap program studi, yang memuat tujuan pendidikan, dilaksanakan. Sejarah pendirian suatu perguruan tinggi
isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus swasta adalah untuk menampung calon mahasiswa yang
dicapai peserta didik, dalam penyelesaian suatu tidak bisa diterima di PTN, serta target penerimaan
program studi. Disisi lain kurikulum lokal mahasiswa baru sebanyak-banyaknya. Dengan
(institusional) adalah bagian dari kurikulum pendidikan demikian sistem seleksi yang belum
tinggi yang berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan mempertimbangkan segi mutu calon mahasiswa yang
lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang sesungguhnya, karena standar kelulusan untuk bisa
bersangkutan. diterima di suatu fakultas belum begitu ketat dilakukan.

Untuk mengembangkan kurikulum pendidikan tinggi, Penerapan seleksi yang mengedepankan mutu dan
perguruan tinggi yang bersangkutan mengacu pada target penerimaan mahasiswa baru sebanyak-banyaknya
standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. masih menjadi pertimbangan yang belum bisa
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dilaksanakan. Satu sisi penting untuk menerima calon
tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang mahasiswa yang bermutu, tetapi dari sisi yang laia
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional dihadapkan pada target minimal; yang juga sulit untuk
pendidikan untuk setiap program studi. (Pasal 38 ayat 3 menentukan jumlah minimalnya. Dengan mendapatkan
dan 4 UU RI Nomor 20 Tahun 2003). jumlah mahasiswa yang memadai, maka perguruan
tinggi itu akan memiliki dukungan dana yang kuat;
Mengenai pengembangan kurikulum ini, disusun sesuai karenanya cenderung menerima jumlah mahasiswa
dengan jenjang pendidikan dalam kerangkan Negara sebanyak-banyaknya.
kesatuan Republik indonesia dengan memperhatikan :
a. Pengikatan iman dan takwa. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, dari calon
b. Pengingkatan akhlak mulia. mahasiswa harus betul-betul dapat dijaring dengan
c. Pengingkatan potensi, kecerdasan dan minat seleksi yang ketat supaya calon mahasiswa yang
peserta didik. diterima itu mempunyai standar kualitas yang baik
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan. karena bagaimanapun Mahasiswa tidak lepas dari
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional. tanggung jawab terhadap perkembangan sebuah
f. Tuntutan dunia kerja. perguruan tinggi. Disamping itu tingkat kedisiplinan
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan mahasiswa perlu ditingkatkan, karena melalui disiplin
seni. yang tinggi ini mahasiswa benar-benar dapat mandiri
h. Agama. dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan
i. Dinamika perkembangan global, dan ilmu pengetahuan yang diterimanya.
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
(Pasal 36 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun 2003). Untuk menambah mutu serta kemampuan mahasiswa
semasih dia mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi,
maka perlu ditambah dengan kemampuan berorganisasi,
MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 66-71 70

sebab di dalam organisasi ini akan mampu biaya pendidikan dan relevansi disiplin ilmu. Pengelola
mengembangkan potensi pribadi bagi mahasiswa dan pendidikan senantiasa lebih peduli dengan peningkatan
menambah pengalaman guna menunjang ilmu kualitas dosen ini, dengan memberikan dukungan dana
pengetahuan yang diterimanya. yang memadai di dalam anggaran pendapatan dan
belanja Unversitas.
4.2. Dosen Sebagai Pendidik Dan Pengajar.
Dosen harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan Disamping itu juga dapat dilakukan melalui
bagi penyampain ilmunya kepada mahasiswa. Dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan seminar (lokal,
tenaga dosen yang berkompeten dan berkualitas akan regional dan nasional), simposium, diskusi, serta
memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan dan penataran-penataran dan lokakarya, baik di fakultas dan
teknologi sehingga apa yang disampaikan kepada universitas sendiri, maupun di perguruan tinggi
mahasiswa dapat diterima dan dikembangkan sesuai terkemuka di tanah air. Meningkatkan kegiatan
dengan kemampuan mahasiswa dengan kajian bidang kerjasama dengan dinas-dinas, dunia usaha dan dunia
ilmu yang dipilihnya. Kaitannya dengan kualifikasi ini, industri dalam kaitannya dengan program keterkaitan
seorang dosen senantiasa minimal telah mendapat dan kesepadanan sebagai penambah wawasan dan cara
penyetaraan jabatan fungsional dari Departemen berpikir serta ketrampilan bagi dosen.
pendidikan Nasioanal, dengan jabatan Asisten Ahli.
Semaikin tinggi jabatan fungsional dosen ini Dengan adanya keterkaitan secara sinerji antara
menunjukkan tingkat kualifikasi sesorang, baik dari pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha/industri;
aspek prestasi ataupun prestisenya. maka ketimpangan mutu lulusan perguruan tinggi
merupakan tanggung jawab bersama; yang sama-sama
Disamping itu dosen juga harus mempunyai disiplin harus dipikul. pemerintah memberikan fungsi
yang tinggi, juga mempunyai rasa tanggung jawab pembinaan dan pengaturan, dunia usaha/industri
terhadap ilmu yang diberikan kepada mahasiswa. menyerap lulusan dan perguruan tinggi menyiapkan
Bagaimana mungkin dapat meningkatkan mutu lulusannya dengan standasisai mutu guna mengisi dunia
pendidikan apabila dosen hanya memberikan kuliah 3 - kerja itu
4 kali pertemuan dalam setiap semesternya. Jadi dosen
harus mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap 4.3. Sarana dan Prasarana.
anak didiknya agar ia tidak hanya memberikan kuliah Untuk menghasilkan kualitas tenaga lulusan perguruan
secara asal-asalan. tinggi, maka harus bekerja sama dengan pihak dunia
usaha/industri sebagai penyerap dan pemakai tenaga
Tanpa ada upaya untuk meningkatkan kualitas dosen lulusan perguruan tinggi Hal ini dapat dilakukan dengan
yang ada sekarang, perubahan-perubahan mendasar melibatkan unsur mahasiswa, alumni dan perusahaan-
pada kurikulum dan metode belajar mengajar akan perusahaan yang mewakili dunia usaha, untuk
timpang dan bisa jadi kurang efektif. Peningkatan memberikan masukan yang berguna untuk
kualitas dosen perlu dimulai dari sistem perekrut, menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang diharapkan
peningkatan kemampuan dosen, sistem penilaian mampu berkiprah di era globalisasi. Untuk itu, maka
terhadap kemampuan dan kinerja dosen, serta sistem perlu perbaikan terhadap kurikulum dengan
peningkatan karirnya. Tentu saja upaya peningkatan menambahkan program-program baru seperti :
kualitas dosen perlu disertai dengan peningkatan penguasaan bahasa internasional, teknologi komputer,
kesejahteraannya. program magang dan etika.

Kemampuan dosen itu meliputi kemampuan dalam ilmu Laboratorium sebagai ajang latih dan praktek
pengetahuan yang akan diajarkan dan teknik dalam mahasiswa perlu dilengkapi dengan fasilitas yang cukup
memberikan pengajaran. Hal ini berarti peningkatan serta program pelatihannya harus disesuaikan dengan
kemampuan dosen perlu dilakukan dari dua aspek yaitu perkembangan dunia industri dan jasa. Sedangkan
peningkatan ilmu pengetahuan di bidangnya, dan perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi perlu
kemampuan atau ketrampilan dalam mengajar; yakni diperkaya dan dilengkapi dengan berbagai jurnal dan
menggunakan metode pembelajaran secara tepat.. literatrur yang terbaru. Sarana komputerisasi dan
perangkat yang lengkap memungkinkan mahasiswa
Disamping itu juga dapat dilihat dari klasifikasi dapat melakukan interaksi secara global; termasuk
pendidikan (S2/S3) dan jenjang jabatan akademiknya. menggali pengetahuan lewal internet.
Pengelolaan mutu dosen dapat dilakukan melalui
peningkatan pendidikan ke strata yang lebih tinggi di Demikian pula gedung atau ruang perkuliahan serta
PTN maupun PTS terbaik di dalam maupun diluar perlengkapannya sebagai penunjang proses pendidikan
negeri secara bertahap dan berencana. Masalah dan pengajaran sangat perlu mendapat perhatian dari
mendasar yang biasa dihadapi dosen di dalam segi kebersihan, keindahan serta kenyamanannya.
melanjutkan pendidikan ke S2 atau ke S3 menyangkut
71 MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005: 66-71

5. Kesimpulan 3. Guna menghasilkan output mutu yang memadai,


diperlukan input melalui seleksi penerimaan
Dari uraian sebagaimana kajian tersebut dapat ditarik mahasiswa yang baik, bukan hanya mencapai target
beberapa kesimpulan penting sebagai berikut: jumlah mahasiswa tetapi input calon mahasiswa itu
1. Pengelola perguruan tinggi perlu mendorong upaya sendiri.
peningkatan kualifikasi tenaga dosen dengan 4. Agar tercpita kerjasama yang sinerji antara
pendidikan lanjutan ke S2 dan S3 atau kegiatan pemerintah, dunia usaha/industri dan pengelola
kampus dengan fasilitas yang memadai agar kualitas pendidikan, diperlukan pendekatan sehingga dapat
sumberdaya dapat ditingkatkan sehingga secara tercipta pemahaman yang sama; bahwa tanggung
otomatis akan mendorong peningkatan mutu jawab pendidikan adalah tanggung jawab semua.
pendididkan di perguruan tinggi.
2. Tuntutan terhadap mutu pendidikan yang terus Daftar Acuan
ditingkatkan sebagai upaya untuk menciptakan
output yang berkualitas dan siap terjun kepasar kerja Artawan, Made I. 2002. Strategi Meningkatkan Mutu
serta untuk memenuhi standar nasional pendidikan. Pendidikan di Perguruan Tinggi. Website : I.Made
3. Output yang dihasilkan harus berdasarkan suatu Artawan.co. id.
proses yang matang dan didukung oleh input yang
baik pula. Asmawi, Rosul M. 2001. Peningkatan Mutu Lulusan di
4. Kerjasama yang sinerji dalam mendukung proses FISIP UNIS Tangerang. Tangerang : Fakultas Ilmu
penyelenggaraan dan sumber daya perguruan tinggi Sosial danIlmu Politik Universutas Islam Syekh-Yusuf
guna meningkatkan mutu pendidikan harus Tangerang.
mendapat perhatian pemerintah, dunia usaha/
industri dan pengelola pendidikan. Indraijaya, Adam I. 1989. Perubahan dan
Pengembangan Organisasi. Bandung : Sinar Baru.
Adapun saran yang dapat diajukan meliputi antara lain:
1. Menyususn perencanaan pengembangan pendidikan Robbins, Stephen P. Terj. Yusuf Udaya. 1994. Teori
ke jenjang S2 dan S3 serta penyediaan sarana Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi. Jakarta :
kampus dengan sarana yang memadai untuk proses Arcan.
kegiatam pembelajaran di perguruan tinggi.
2. Upaya untuk menciptakan output yang berkualitas Dokumen
dan siap terjun kepasar kerja serta untuk memenuhi
standar nasional pendidikan senantiasa perlu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
mendapat perhatian pengelola perguruan tinggi. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai