Anda di halaman 1dari 6

A.

Karakteristik Umum Peserta Didik


Karakteristik umum pada dasarnya adalah menggambarkan tentang kondisi
peserta didik seperti usia, kelas, pekerjaan, dan gender. Karakteristik siswa merujuk
kepada ciri khusus yang dimiliki oleh siswa, dimana ciri-ciri tersebut dapat
mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan belajar. Karakteristik siswa
merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh masing-masing siswa baik sebagai individu
atau kelompok sebagai pertimbangan guru dalam proses pengorganisasian
pembelajaran. Karakteristik siswa yang akan menempuh program pembelajaran, perlu
diketahui oleh guru untuk memudahkan dalam menentukan tujuan, metode, dan media
pembelajaran, serta materi pelajaran yang akan digunakan untuk memfasilitasi proses
belajar siswa. Karakteristik umum meliputi faktor-faktor kecerdasan, usia, kondisi
sosial, dan ekonomi. Faktor ini merupakan karakteristik yang bersifat umum yang
secara tidak langsung ikut memengaruhi keberhasilan siswa dalam menempuh
aktivitas pembelajaran di kelas.
Karakteristik siswa berbeda-beda antara satu dan lainnya, perbedaan
karakteristik tersebut dapat diringkas menjadi tiga macam karakteristik, yaitu
karakteristik siswa yang berkaitan dengan fisiologis, karakteristik siswa yang
berkaitan dengan psikologis, dan karakteristik siswa yang berkaitan dengan
lingkungan.
Secara umum karakteristik siswa yang perlu mendapat perhatian di dalam
perencanaan pembelajaran ialah :
1. Karakteristik yang berkenaan dengan kemampuan awal, seperti :
kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, dan kemampuan gerak.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
social budaya.
3. Karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian, seperti : sifat, sikap, perasaan, minat, dan sebagainya.
Selanjutnya, Nasution (1995) mengemukakan ada beberapa cara untuk memenuhi prinsip
individualitas dalam pembelajaran, yaitu : (1) Pengajaran individual, (2) Tugas tambahan, (3)
Pengajaran proyek, dan (4) Pengelompokan menurut kesanggupan. Dari uraian di atas jelas
terlihat bahwa karakteristik siswa harus dipertimbangkan para guru dalam memilih strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
Kalau ditinjau dari aspek media pembelajaran, karakteristik siswa tetap harus
dipertimbangkan para guru dalam pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan pada
waktu mengajar, dan para ahli media dalam perancangan media pembelajaran. Beberapa ahli
mengemukakan antara lain : Heinich, Molenda, dan Russel (1982) mengemukakan agar
media instruksional efektif digunakan, maka media tersebut harus berkaitan antara
karakteristik siswa dan isi materi dan presentasi. Dari uraian yang dikemukakan oleh
Sadiman, dkk (1986) juga terlihat bahwa karakteristik siswa atau sasaran adalah salah satu
factor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, selain dari tujuan instruksional,
jenis rangsangan belajar, keadaan latar, kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin
dilayani.
B. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekolah
Pedoman organisai dan tata kerja Satuan pendidikan berdasarkan Peraturan
Mendikbud terbaru Permendikbud nomor 6 tahun 2019.
1. Struktur organisasi SD

2. Struktur organisasi SMP

3. Struktur organisasi SMA, SMK dan SLB


4. Struktur organisasi SDLB, SMPLB, SMALB

Penjelasan :
 Kepala adalah pemimpin Satuan Pendidikan yang mempunyai tugas
melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi
kepada guru dan tenaga kependidikan atau biasa disebut KEPALA SEKOLAH
 Kelompok Jabatan Pelaksana adalah kelompok pegawai yang bertanggung
jawab untuk Pelaksanaan Administrasi (misalnya operator komputer dll)
 Kelompok Jabatan Fungsional adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu yakni guru; dan pustakawan.
 Subbagian Tata Usaha adalah Pelaksanaan Administrasi pada Satuan
Pendidikan. Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh Kepala Tata Usaha yang
membawahi Kelompok Jabatan Pelaksana. Kepala pada Subbagian Tata Usaha
merupakan jabatan eselon IV.b atau jabatan pengawas. Jadi berbeda jabatan
pelaksana biasa dengan Kepala Tata Usaha.
 Kepala Sub Bagian Tata Usaha hanya ada di SMA, SMK dan SLB, sedangkan
di SD, SMP, SDLB, SMPLB, SMALB tidak ada jabatan Kepala Sub Bagian
Tata Usaha.

C. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah


Secara umum tata tertib sekolah dapat diartikan sebagai ikatan atau aturan
yang harus dipatuhi setiap warga sekolah tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika guru,
aparat sekolah dan siswa telah saling mendukung terhadap tata tertib sekolah itu
sendiri, kurangnya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata
tertib sekolah yang diterapkan disekolah. Peraturan sekolah yang berupa tata tertib
sekolah merupakan kumpulan aturan–aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat
di lingkungan sekolah.
Adapun secara rinci tujuan tata tertib sekolah dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Bagi anak didik
a. Menuntun anak akan hal-hal yang teratur, baik dan buruk
b. Mendorong berbuat yang tertib dan baik serta meninggalkan yang baik /
buruk
c. Membiasakan akan ketertiban pada hal-hal yang baik
d. Tidak menunda pekerjaan bila dapat dikerjakan sekarang
e. Menghargai waktu seefektifitas mungkin
2) Bagi sekolah
a. Ketenangan sekolah dapat tercipta
b. Proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
c. Terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa dan antara siswa yang
satu dengan yang lain
d. Terciptanya apa yang menjadi tujuan dari sekolah tersebut

Dalam Permendikbud No 19 Tahun 2007 mengatur Pedoman Pelaksanaan


Tata Tertib dalam poin c dan d sebagai berikut :
Poin c Sekolah/SMA menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi :
a. Tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam
hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan;
b. Petunjuk, peringatan dan larangan dalam berperilaku di sekolah/SMA, serta
pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.
Poin d Tata tertib sekolah/SMA ditetapkan oleh kepala sekolah/SMA melalui rapat
dewan pendidik dengan mempertimbangkan masukan komite sekolah/SMA dan
peserta didik.
Adanya tata tertib sekolah tentu dalam pelaksanaannya harus seimbang antara
guru dan siswa, karena kedua komponen tersebut termasuk objek yang patut dan
pantas dikenai tata tertib. Tata Tertib menunjukkan pada patokan atau standart untuk
aktifitas khusus, misalnya tentang penggunaan pakaian seragam, penggunaan
laboratorium, mengikuti upacara bendera, mengerjakan tugas rumah, pembayaran
SPP dan sebagainya.

Dalam membangun landasan jati diri pendidik melalui beberapa bentuk


kegiatan di sekolah sebagai berikut.
1) Pengamatan kegiatan-kegiatan ceremonial-formal di sekolah (misalnya:
upacara bendera, rapat, briefing);
2) Pengamatan kegiatan-kegiatan rutin berupa kurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuluer; dan
3) Pengamatanpraktik-praktikpembiasaandankebiasaanpositif di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Meriyati. (2015). Memahami Karakteristik Anak Didik. Lampung: Fakta Press.


Sitanggang & Saragih.(2013).Studi Karakteristik Siswa SLTA Di Kota Medan.Jurnal
Teknologi Pendidikan.Vol 06,No 02. ISSN: 1979-6692.Universitas Negeri Medan: Medan
Situmorang, J., & Rosmawati, I. (2018). Modul Pengembangan Keproesian Berkelanjutan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
https://www.kompasiana.com/vinaameliasari8163/5dc97b26097f360a56651102/karakteristik
-peserta-didik-di-sekolah-dasar
http://digilib.uinsby.ac.id/1535/4/Bab%202.pdf
http://digilib.iainkendari.ac.id/1849/7/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai