PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gejala dari anemia adalah cepat lelah, pusing kepala, letih, lemas, sesak
napas, mudah kesemutan, dan merasa mual (Astawan, 2008). Berkurangnya
jumlah hemoglobin dalam darah pada remaja dapat berdampak pada
menurunnya produktivitas kerja ataupun menurunkan kemampuan untuk
berkonsentrasi dengan baik sehingga akan menurunkan prestasi belajar
(Depkes, 2010).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
A. Pengertian Anemia
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Kadar Hb normal pada remaja perempuan adalah 12 gr/dl.Remaja
dikatakan anemia jika kadar Hb <12 gr/dl (Proverawati & Asfuah, 2009).
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), anemia adalah istilah yang menunjukkan
rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di
bawah normal. Anemia bukan merupakan pencerminaan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila
terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan. Perempuan lebih rentan anemia dibanding dengan laki-laki
Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar daripada pada
laki-laki. Perempuan setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Hal tersebut tidak terjadi
pada laki-laki. Demikian pula pada waktu kehamilan, kebutuhan akan zat besi
meningkat 3 kali dibanding dengan pada waktu 14sebelum kehamilan. Ini
berkaitan dengan kebutuhan perkembangan janin yang dikandungnya.
B. Klasifikasi Anemia
1. Klasifikasi anemia berdasarkan etiopatohenesis (Handayani dan
Hariwibowo,2008; Bakta,2013)
a. Produksi eritrosit menurun
1) Kekurangan bahan untuk eritrosit
a) Besi : anemia defisiensi besi
b) Vitamin B12 dan asam folat : anemia megaloblastik
2) Gangguan utilisasi besi
a) Anemia akibat penyakit kronik : hemoroid, infeksi cacing
tambang, menorrhagia, metrorhagia, hematuria, hemoptoe,dll.
b) Anemia sideroblastik yaitu kelompok anemia yang ditandai
oleh akumulasi deposit besi pada mitokondria sel darah merah
imatur. Sel-sel imatur abnormal ini gagal menjadi matang dan
banyakyang hancur dalam sumsum tulang sebelum mencapai
sirkulasi.
3) Kerusakan jaringan sumsum tulang
b. Kehilangan eritrosit dari tubuh
1) Anemia pasca perdarahan akut
2) Anemia pasca perdarahan kronik
c. Peningkatan penghancuran eritrosit dalam tubuh
1) Faktor ekstrakopuskuler
2) Faktor intrakorpuskuler : gangguan membran, gangguan enzim,
dan gangguan hemoglobin.
2. Berdasarkan batasan hemoglobin, WHO (2011)
Batasan hemoglobin untuk setiap klasifikasi, dapat dilihat pada
tabel 2 di bawah ini :
Klasifikasi Anemia Batasan hemoglobin
Normal 12 – 14 gr/dl
Ringan 11 – 11,9 gr/dl
Sedang 8 – 10,9 gr dl
Berat 5 – 7,9 gr/dl
Sangat Berat < 5 gr/dl
(WHO, 2001)
G. Pencegahan Anemia
1) Memberikan konseling atau penyuluhan kepada remaja tentang tanda
gejala dan dampak dari anemia serta cara mengatasinya.
2) Memastikan asupan makanan dengan gizi seimbang
Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dari sumber utama zat besi,
yaitu bahan makanan hewani (ikan, daging, hati, unggas). Selain itu,
sayur-sayuran berwarna hijau tua juga mengandung zat besi, seperti
bayam, daun kelor, daun katuk, brokoli, kangkung, atau kacang-kacangan.
3) Mempraktikkan pola hidup sehat dan bersih
Salah satu penyebab anemia adalah kecacingan. Cara mencegahnya adalah
harus selalu memakai alas kaki dan menjaga kebersihan kuku. Hal ini
penting untuk mencegah terkena cacing tambang. Cacing tersebut dalam
menyerap darah dalam saluran pencernaan kita.
4) Meminum Tablet Tambah Darah (TTD) 1x seminggu
Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen yang berisi 60 mg Besi
Elemental dan 400 mcg asam folat yang berfungsi untuk membantu
pembentukan hemoglobin darah. Tablet ini sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh para remaja usia subur, calon pengantin, ibu hamil, dan
ibu pada masa nifas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang
disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Klasifikasi anemia dibagi berdasarkan etiopatohenesis dan
berdasarkan batasan hemoglobin. Tanda gejala anemia pada remaja adalah
lemah, letih, lesu, wajah pucat, dan sering merasa sakit kepala. Penyebab
anemia pada remaja pada umumnya adalah saat menstruasi serta kurangnya
pemenuhan gizi seimbang pada makanan yang di konsumsi. Apabila tidak
ditangani, anemia pada remaja dapat berdampak menurunkan kesehatan
reproduksi serta menurunkan konsentrasi belajar pada remaja. Pengobatan
yang sering dilakukan adalah dengan pemberian suplemen zat besi dan pada
kasus tertentu dilakukan dengan transfusi darah. Anemia pada remaja bisa di
cegah yakni dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat, menjaga asupan
makanan dengan gizi seimbang serta meminum TTD (Tablet Tambah Darah)
seminggu 1 kali.
B. Saran
Anemia pada remaja perlu mendapat perhatian khusus dari tenaga
kesehatan khususnya bidan, karena usia remaja menjadi awal penentu kualitas
hidup manusia. Tenaga kesehatan harus lebih sering melakukan penyuluhan di
sekolah-sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang anemia khususnya pada
remaja putri. Serta meningkatkan sosialisasi pada remaja tentang manfaat
pemberian TTD untuk mencegah anemia
DAFTAR PUSTAKA
.
World Health Organization 2011, Haemoglobin Constentration for the Diagnosis of
Anemia and Assesment of Saverity, (World Health Organization)
Depkes RI., 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS),
Jakarta : Ditjen Gizi.
Handayani, W & Haribowo, A.S 2008, Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi, Salemba Medika, Jakarta
Mariana & Khafidhoh 2012, ‘Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri di SMK Swadaya Wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro Kota Semarang
Tahun 2013’, Jurnal Kebidanan, vol.2, no.4
Proverawati A dan Siti A. 2009. Buku Ajar untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Proverawati, A. 2012. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.