Anda di halaman 1dari 5

Tanda klinis : hipoperfusi, CHF, edema paru akut

Penyakit dasar yang paling mungkin?

Edema paru akut Masalah Volume Masalah Pompa Masalah Aritmia

Bradikardia Takikardia
Pemberian : Pemberian :

Furosemid IV 0,5-1,0 mg/kg Cairan


Lihat guideline ACC/AHA
Morfin IV 2-4 mg Transfusi darah tentang infark miokard
dengan elevasi ST
Oksigen bila diperlukan Intervensi spesifik

Nitrogliserin sublingual, kemudian 10-20 Vasopressor


mcg/menit, bila TDS > 100 mmHg

Dopamin 5-15 mcg/kg/menit IV bila TDS Periksa tekanan darah


70-100 mmHg dan tanda/gejala syok (+)

Dobutamin 2-20 mcg/kg/menit IV bila TDS


70-100 mmHg dan tanda/gejala syok (-) TDS > 100 mmHg TDS 70-100 mmHg dan TDS 70-100 mmHg dan TDS <70 mmHg dan
tanda/gejala syok (-) tanda/gejala syok (+) tanda/gejala syok (-)

Periksa tekanan darah

Nitrogliserin 10-20 Dobutamin 2-20 Dopamin 5-15 Norepinefrin 0,5-30


TDS > 100 mmHg dan tidak kurang dari mcg/menit IV mcg/kg/menit IV mcg/kg/menit IV mcg/menit IV
30 mmHg dibawah TDS sebelumnya

Diberikan ACE inhibitor


golongan kerja pendek, ex :
Captopril 6,25 mg
Langkah Penatalaksanaan Syok Kardiogenik

CVCU IGD

Penatalaksanaan di IGD + Observasi : Terapi 02

EKG → etiologi syok kardiogenik Jika TDS <70mmHg, tanda syok (+) → norepinefrin 0,5-30 mcg/menit

Foto Rontgen dada → (kardiomegali? Tanda kongesti paru? Edem Jika TDS <90mmHg, tanda syok (+)→ dopamine 5-15 µg/kgBB/menit
paru pada gagal ventrikel kiri?)
Jika TDS <90mmHg, tanda syok (-)→ dobutamin 2-20 µg/kgBB/menit
Ekokardiografi → (penilaian fungsi ventrikel kanan dan kiri, katup
Tatalaksana pasien yang dicurigai STEMI :
jantung stenosis/regurgitasi)

Pemantauan hemodinamik →kateter Swan Ganz Mengurangi/ menghilangkan nyeri dada

Identifikasi cepat pasien yang merupakan kandidat terapi reperfusi


Jika STEMI :

Revaskularisasi arteri koroner (Elevasi ST/LBBB) (PCI / CABG) Menghindari pemulangan cepat pasien dengan STEMI

Terapi trombolitik (jika terapi invasive tidak ideal)

Intra Aortic Balloon (apabila syok kardiogenik tidak membaik dengan


segera)
Algoritma penatalaksanan

Pasien datang Dilakukan pengkajian nyeri, pemeriksaan EKG


dengan keluhan dan pemeriksaan biokimia (enzim jantung)
nyeri dada

- EKG non diagnostik - EKG menunjukkan - EKG menunjukkan - EKG menunjukkan


- Pemeriksaan depresi segmen ST depresi segmen ST elevasi segmen ST
biokimia (-) dan inversi dan inversi - Pemeriksaan
- Nyeri dada menetap gelombang T gelombang T biokimia (+)
- Pemeriksaan - Pemeriksaan
biokimia (-) biokimia (+)
- Nyeri dada berulang - Nyeri dada menetap STEMI

Observasi pasien
- Lakukan pemeriksaan UAP Tatalaksana awal
EKG dan biokimia
(MONA):
kembali setelah 6-9
jam Beri mofin IV (2,5-
Tatalaksana:
NSTEMI resiko 5 mg)
- Beri oksigen (SaO2> tinggi/ sedang Beri oksigen 4L/
90%) menit ( SaO2 >
- Beri obat anti 90%)
iskemik: nitrat, Beri tablet nitrat 5
beta,bloker mg sublingual
- Beri anti platelet oral:  Beri aspirin 160
aspirin, tiklopidin mg dikunyah
-

Tatalaksana lanjut:
-EKG non diagnostic - EKG menunjukkan depresi Beri obat antiiskemik: beta
-Pemeriksaan segmen ST dan inversi bloker, nitrat vena, atau Ca
biokimia (-) gelombang T bloker.
-Nyeri dada tidak - Pemeriksaan biokimia (+) Beri anti platelet oral: aspirin,
berulang - Nyeri dada menetap clopidogrel
Beri anti platelet iv: penghambat
reseptor GpIIb/IIIa
Tatalaksana: Beri obat anti koagulan atau
antitrombin: heparin
NSTEMI resiko rendah Diberikan aspirin dan beta bloker  Revaskularisasi koroner
 Dapat dipulangkan setelah
observasi di UGD
Terapi Mekanikal :

IABP (Intra-aortic balloon pump) Intra-aortic ballon pump merupakan terapi mekanik yang sudah sejak
lama digunakan pada syok kardiogenik. IABP dapat memperbaiki perfusi koroner dan perifer melalui
deflasi balon pada saat sistole dan inflasi balon saat diastol sehingga afterload menjadi sangat berkurang
dan aliran ke koroner menjadi semakin baik. Namun tidak semua pasien dapat memberikan respon
hemodinamik terhadap pemasangan IABP, hal ini selanjutnya menjadi salah satu faktor prognostik. IABP
semestinya dilakuan secepatnya bahkan jika ada operator yang terlatih dan prosedur memungkinkan
untuk dilakukan secepatnya, maka IABP dapat dilakukan sebelum pasien dikirim untuk tidakan
revaskularisasi. Komplikasi dari tindakan ini semakin jarang sejalan dengan dengan kemajuan zaman
yakni sebesar 7,2% untuk komplikasi secara keseluruhan dan 2,8%.

Reperfusi

Reperfusi koroner dapat dilakukan dengan fibrinolisis, PCI (percutaneous coronary intervention),
atai CABG (coronary artery grafting baypass). Semakin cepat reperfusi dilakukan, maka hasil
yang didapat semakin baik. Keuntungan tindakan revaskularisasi dini pada syok kardiogenik
jelas terlihat pada beberapa studi observasional terutama pada SHOCK trial yakni sebesar
peningkatan angka keselamatan pada 1 tahun pertama sebesar 13% pada pasien syok kardiogenik
yang menjalani reperfusi dini. ACC/AHA merekomendasikan dalam guideline agar
revaskularisasi dilakukan pada pasien syok kardiogenik dengan usia > 75 tahun. Terapi
trombolitik kurang efektif dibanding PCI namun dapat diindikasikan jika transport pasien menuju sarana
PCI tidak memungkinkan ataupun membutuhkan waktu yang lama dan jika onset infark miokard dan
syok kardiogenik terjadi dalam rentang waktu kurang dari atau sama dengan 3 jam. Waktu yang terbaik
untuk PCI dini adalah 0-6 jam sejak onset. CABG diindikasikan pada pasien dengan oklusi pada arteri left
main atau sembatan terjadi pada 3 pembuluh darah. Stenting dan pemberian obat golongan glikoprotein
IIb/IIIa inhibitor memperlihatkan peningkatan akan keberhasilan pada beberapa studi. Algoritma rencana
revaskularisasi pada syok kardiogenik.
Dapus : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/63387/1/041%20.pdf

https://id.scribd.com/document/353673632/1-Tatalaksana-Syok-Kardiogenik

https://id.scribd.com/document/344948739/algoritma

Anda mungkin juga menyukai